1. Epistemologi
Sering juga disebut theory of knowledge. Epistemologi secara harfiah
berarti ilmu tentang pengetahuan, yang diasalkan dari akar katanya Episteme
= pengetahuan; dan logos = ilmu. Epistemologi mempelajari asal muasal/
sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan, yang kesemuanya bisa
dikembalikan untuk menjawab pertanyaan : “Apa yang dapat saya ketahui?”.
Beberapa hal yang dibahas oleh epistemologi :
1) Bagaimana manusia dapat mengetahui sesuatu
2) Perbedaan pengetahuan apriori dengan pengetahuan asposteriori
3) Pemakaian dan validitas metode dalam penelitian ilmiah
4) Pohon keilmuan
1. Logika
Logika berasal dari akar kata logos yang bermakna nalar, kata, teori,
uraian dan ilmu. Secara singkat logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk
berpikir secara lurus. Oleh karena itu, logika terkait erat dengan hal-hal
seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme, logika induksi dan
deduksi, logika material dan formal. Beberapa hal yang dibahas logika :
1) Bagaimana manusia berpikir
2) Perbedaan logika material dan formal
3) Penerapan logika induksi dan deduksi
4) Macam-macam sesat piker
1. Etika (Filsafat Moral)
Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos = watak. Objek
material etika adalah perbuatan dan perilaku manusia secara sadar dan bebas;
sedangkan objek formalnya adalah baik dan buruk atau bermoral dan tidak
bermoral dari tingkah laku tersebut. Persoalan-persoalan dalam etika
diantaranya :
1) Syarat baik buruknya perilaku
2) Hubungan kebebasan berkehendak dengan perbuatan susila
3) Kesadaran moral, hati nurani
4) Pertimbangan moral dan pertimbangan yang bukan moral
Beberapa definisi filsafat ilmu yang diringkas dari The Liang Gie (2000: 57-
61) :
1. Filsafat ilmu merupakan cabang filsafati yang merupakan telaah
sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode-metodenya,
konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapannya serta letaknya
dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual (A.
Cornelius Benjamin).
2. Penelaahan tentang logika intern dari teori-teori ilmiah, dan hubungan-
hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah
(Michael V. Berry).
3. Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi
ilmu apa yang dilakukan filsafat pada seluruh pengalaman manusia. Di
satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta,
dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan
tindakan; dipihak lain filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang
dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakianan dan tindakan,
termasuk teorinya sendiri , dengan harapan terhapusnya ketakajegan dan
kesalahan (Peter Caws).
4. Ilmu pada garis besarnya bersangkutan dengan apa yang dapat dianggap
sebagai fakta tentang dunia yang kita diami. Filsafat ilmu di pihak lain
dalam garis besarnya bersangkutan dengan sifat dasar fakta ilmiah atau
dengan kata lain, bersangkutan dengan fakta-fakta mengenai fakta-fakta
tentang dunia (D. W. Theobald).
5. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia (The Liang Gie).
Filsafat ilmu dapat mensistematisasikan, meletakkan dasar dan member
arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha penelitian bagi para
ilmuwan untuk mengembangkan ilmu. Dengan mempelajari filsafat ilmu,
proses pendidikan, pengajaran dan penelitian dalam suatu bidang ilmu
menjadi lebih mantap dan tidak kehilangan arah.