Dosen Pembimbing
DISUSUN OLEH:
NAMA
KELOMPOK :
Agustina
(1307035841)
(1307035803)
(1307035722)
VIII (DELAPAN)
ABSTRAK
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor adalah energi yang
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah ketika kedua benda bersentuhan.Kalor bisa diibaratkan seperti air yang
secara spontan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah tanpa
peduli berapa banyak air yang sudah berada di bawah.Panas juga mengalir secara
spontan dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah
tidak peduli seberapa besar ukuran kedua benda itu (ukuran benda menentukan
banyaknya kandungan kalor) (Kern, 1965).
Suatu zat menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan
yang terjadi.Dua kemungkinan tersebut adalah kalor sensibel (sensible heat) dan
kalor laten (latent heat). Kalor sensibel (sensible heat) adalah kalor yang
dihasilkan pada peristiwa perubahan temperatur dari zat yang menerima atau
melepaskan kalor. Apabila suatu zat menerima kalor sensibel maka akan
mengalami peningkatan temperatur dan jika zat tersebut melepaskan kalor
sensibel maka akan mengalami penurunan temperatur. Yang kedua adalah terjadi
perubahan fase zat. Kalor jenis ini disebut dengan kalor laten (latent heat). Jika
suatu zat menerima atau melepaskan kalor, pada awalnya akan terjadi perubahan
temperatur, namun demikian hal tersebut suatu saat akan mencapai keadaan jenuh
dan menyebabkan perubahan fase. Kalor yang demikian itu disebut sebagai kalor
laten. Pada suatu zat terdapat dua macam kalor laten, yaitu kalor laten peleburan
atau kalor laten penguapan (pengembunan). Kalor laten suatu zat biasanya lebih
besar dari kalor sensibelnya, hal ini karena diperlukan energi yang besar untuk
merubah fase suatu zat (MC Cabe, 1985).
Suhu adalah ukuran rata - rata energi kinetik partikel dalam suatu benda.
Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu
untuk merubah wujud benda dan untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor
yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
1. kalor jenis benda
2. perbedaan suhu kedua benda
3. massa benda
(Rudiwarman, 2011).
Bila dua buah benda atau zat yang suhunya berbeda berada dalam kontak
termal,maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.Dalam proses perpindahan energi
tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadiatau yang lebih dikenal
dengan laju perpindahan panas.Perpindahan energi kalor ini akan terus berlangsung
Tpanas
Tdingin
W/m.C
Btu/h . ft . F
Perak ( murni )
410
237
Tembaga ( murni )
385
223
Aluminium ( murni )
202
117
Nikel ( murni )
93
54
Besi ( murni )
73
42
Baja karbon, 1% C
43
25
Timbal (murni)
35
20,3
(K)
Baja karbon-nikel
16,3
9,4
41,6
24
Magnesit
4,15
2,4
Marmar
2,08-2,94
1,2-1,7
Batu pasir
1,83
1,06
Kaca, jendela
0,78
0,45
0,17
0,096
Serbuk gergaji
0,059
0,034
Wol kaca
0,038
0,022
Air-raksa
8,21
4,74
Air
0,556
0,327
Amonia
0,540
0,312
0,147
0,085
0,073
0,042
Hidrogen
0,175
0,101
Helium
0,141
0,081
Udara
0,024
0,0139
0,0206
0,0119
Karbon dioksida
0,0146
0,00844
Sumber:Rudiwarman, 2011.
Konduktivitastermal
menunjukkan
merupakan
suatubesaran
kemampuanuntuk menghantarkan
panas
intensifbahan yang
(Anonim
2,
T1
T2
x1
x2
diganti dengan nilai rata-rata . Nilai dapat dihitung dengan mencari rata-rata
aritmetik dari k pada kedua suhu permukaan, T1 dan T2, atau dengan menghitung
rata-rata aritmetik suhu dan menggunakan nilai k pada suhu itu.
Persamaan (4) dapat dituliskan dalam bentuk :
(5)
dimana R adalah tahanan termal zat padat antara titik 1 dan titik 2 (Tim
Penyusun,2014).
kb
kc
TI
TO
xa
xb
xc
(7)
atau
(
(8)
dimana
(9)
U adalah overall heat transfer coefficient2014).
Koefisien
perpindahan
panas
menyeluruh
(overall
coefficient,
heat
transfer
U)
merupakanaliranpanasmenyeluruhsebagaihasilgabunganproseskonduksidankonve
ksi.KoefisienperpindahanpanasmenyeluruhdinyatakandenganW/m2oC. Koefisien
perpindahan panas menyeluruh menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah
dari fluida panas ke fluida dingin. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu
pada proses konduksi ini tergantung pada :
c. Berbanding lurus dengan luas penampang batang
d. Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
e. Berbanding terbalik dengan panjang batang
(Anonim 2, 2014).
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat
Alat alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
Pada HT11, selipkan Brass Section atau Stainless Steel Section atau
aluminium antara heated section dan cooled section
b. Prosedur Percobaan
Alirkan air pendingin atau atur Flow Control valve pada 1,5 liter/menit
dan set heater voltage pada 2 volt (pembacaan pada voltage control
potentiometer dan top panel meter diset ke posisi V)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan dengan tiga bahan yang berbeda
pada HT11, yaitu brass, stainless steel, dan aluminium beserta satu alat HT12.
Tabel 3.1 Pada Lempeng Aluminium
No.
1
2
V
(Volt)
1
2
I (Ampere)
R(ohm)
Q (Watt)
0,00004
0,00009
25000
22222,2
0,00004
0,00005
K(W/mC) U(W/mC)
-0,00103
0,00108
0,072
0,0917
0,00013
23076
0,00004
3
3
0,00017
223529,4 0,00004
4
4
Tabel 3.2 Perhitungan Pada Lempengan Brass.
V
I (Ampere)
R(ohm)
Q (Watt)
(Volt)
0,00004
25000
0,00004
1
1
0,00009
22222,2
0,00003
2
2
0,00013
23076
0,00004
3
3
0,00017
223529,4
0,00008
4
4
Tabel 3.3 Perhitungan Pada Lempengan Stainless Steel.
No.
No.
1
2
3
4
V
(Volt)
1
2
3
4
I (Ampere)
R(ohm)
0,00008
0,00009
0,00013
0,00017
12500
22222,2
23076
223529,4
0,00134
0,00179
-0,00888
-0,08
K(W/mC)
U(W/mC)
0,00093
0,00118
0,004
0,0027
-0,4
-0,5
-0,4
-0,4
0,0026
0,0011
0,0009
0,010
-0,16
-0,1
-0,08
-0,088
V
(Volt)
1
2
3
4
I (Ampere)
R(ohm)
Q (Watt)
K(W/mC)
U(W/mC)
0,00004
0,00009
0,00013
0,00017
25000
22222,2
23076
223529,4
0,00001
0,00011
0,00016
0,00025
0,00059
0,0056
0,0073
0,039
-0.0815
-0,088
-0,0084
-0,084
3.2. Pembahasan
Percobaan Perpindahan Panas Secara Konduksi ini bertujuan untuk
menentukan laju aliran kalor dan menentukan overall heat transfer coefficient
aliran kalor pada setiap bahan yang digunakan.Nilai voltage yang digunakan pada
setiap bahan adalah sama. Voltage yang digunakan adalah 1 v, 2 v, 3 v, dan 4 v.
Namun, hasil kuat arus yang didapat memiliki variasi yang berbeda walaupun ada
beberapa yang memiliki kuat arus yang sama.
Setelah percobaan ini dilakukan, hasil nilai konduktivitas thermal,
koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran kalor memiliki nilai
yang cukup kecil bahkan menyentuh nilai minus.Nilai konduktivitas thermal,
koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran kalor yang didapat dari
bahan brass adalah 0,00220W/moC, -0,36 W/m2oC, dan 0,0000475 Watt. Nilai
konduktivitas thermal, koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan laju aliran
kalor yang didapat dari bahan stainless steel adalah 0,00135W/moC, -0,107W/m2
o
keseluruhan, dan laju aliran kalor yang didapat dari bahan aluminium adalah
0,000795W/moC, 0,019 W/m2 oC, dan 0,0000425Watt. Nilai untuk alat HT12
pada masing masing besaran, adalah 0,00668W/moC, 0,07W/m2 oC, dan
0,0013025Watt.
Nilai voltage dan kuat arus yang berbeda beda, akan berpengaruh pada
hasil nilai hambatan. Nilai hambatan yang besar, bila dihubungkan dengan laju
aliran kalor, maka akan menghasilkan laju aliran kalor yang kecil. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar nilai hambatan yang didapat, maka akan
semakin kecil nilai laju aliran kalor. Besar nilai kalor juga mempengaruhi nilai
konduktivitas thermal. Bila nilai laju aliran kalor dihubungakn dengan jarak benda
yang konstan, luas penampang yang konstan, dan perubahan suhu yang konstan,
makan akan menghasilkan nilai konduktivitas thermal yang besar juga. Sama
halnya dengan koefisien perpindahan panas keseluruhan yang berbanding lurus
dengan laju aliran kalor.
Berdasarkan literature, semakin tinggi nilai konduktivitas thermal suatu
benda, maka semakin cepat benda tersebut mengalirkan panas yang diterima dari
satu sisi ke sisi yang lain. Bahan brass menghasilkan nilai konduktivitas
thermalyang tertinggi pada percobaan ini yaitu 0,00220 W/moC dan nilai
konduktivitas thermal yang terkecil diperoleh dari bahah stanless steel,
yaitu0,000795W/moC.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
bahan
brass
dan kuat arus.Selain itu, faktor umur alat yang sudah cukup lama juga menjadi
salah satu penyebab kurang akuratnya hasil pengukuran.
Perbandingan laju aliran kalor terhadap voltage pada bahan yang bebeda
1.2
1
0.8
Brass
Stainless Steel
0.6
Aluminium
0.4
0.2
0
0
Grafik 3.1:
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Laju aliran kalorrata rata yang diperoleh dengan bahan brass yaitu
0,0000475watt. Pada bahan stainless steel laju aliran kalor rata rata yang
diperoleh 0,0002925watt. Pada bahan aluminium laju aliran kalor rata
rata yang diperoleh 0,0000425watt. Sedangkan pada alat HT12 laju aliran
kalor rata rata yang diperoleh adalah 0,001325 watt.
2. Overall heat transfer coefficientrata rata yang diperoleh dengan bahan
brass yaitu -0,36 W/m2oC. Pada bahan stainless steelOverall heat transfer
coefficientrata rata yang diperoleh-0,107W/m2
C. Pada bahan
aluminiumOverall heat transfer coefficientrata rata yang diperoleh 0,019 W/m2 oC. Sedangkan Overall heat transfer coefficientrata rata
pada alat HT12 diperoleh 0,07W/m2 oC.
3. Konduktivitas termal rata rata untuk bahan brass adalah 0,0022W/moC.
Untuk bahan aluminium diperoleh rerata 0,00135W/moC. Untuk bahan
stanless steel 0,000795W/moC. Sedangkan pada alat HT12 adalah
0,00668W/moC.
4. Bahan brass merupakan bahan yang paling baik dalam mengalirkan kalor
dibandingkan dengan aluminium dan stainless steel.
4.2 Saran
Sebaiknya alat yang digunakan pada percobaan tersebut harus benar-benar
efisien, agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan sesuai terhadap literature yang
ada.
LAPORAN SEMENTARA
: VIII
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
Fw
0,04
33,5
32,9
33,2
33,3
33,4
32,5
1,5
0,09
34,5
34,1
34,2
34,3
34,4
33,9
1,5
0,13
36,4
35,2
37,7
32,5
31,8
35,4
1,5
0,17
37,4
34,9
36,0
36,8
35,5
35,4
1,5
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
Fw
0,04
32,9
31,7
30,1
30,4
30,2
31,8
1,5
0,09
33,0
31,8
30,4
30,3
30,1
31,8
1,5
0,13
33,1
31,9
31,3
30,3
30,1
32,2
1,5
0,17
33,2
32,0
32,7
30,3
30,1
32,2
1,5
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
Fw
0,08
33,5
32,4
34,6
30,7
30,2
32,5
1,5
0,09
33,8
32,6
36,0
31,2
30,6
32,8
1,5
0,13
34
32,8
38,3
31,8
31,2
33,1
1,5
0,17
34,1
32,9
40,4
32,3
31,7
33,2
1,5
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Fw
0,04
30,8
31,1
30,4
30,7
29,9
30,5
1,5
0,09
33,0
32,7
31,2
31,3
30,1
30,5
1,5
0,13
34,7
33,8
32,0
31,9
30,6
30,9
1,5
0,17
37,5
36,8
34,0
33,6
31,8
31,6
1,5
LAMPIRAN I (PERHITUNGAN)
Xhot
= 0,0375 m
Xint
= 0,030 m
Xcold = 0,0375 m
D
= 0,025 m
Heat Flow
=0.00004 watt
)(
= 0.0005m2
=0,001 W/moC
Tcold = T6 T8
= 30,4 oC 31,8oC
= -1,4oC
= -0,0021W/moC
)
(
= 29,3oC
Temperature at coldface of specimen
(
)
(
= 30,5oC
= Thotface Tcoldface
= 29,3oC 30,5oC
= -1,2oC
(
o
= -0,002W/m C
=-0,00103 W/moC
)
(
= 0,072W/m2 oC
Heat Flow
=0,00005 watt
)(
= 0,0005 m2
= 0,0014W/moC
= -0,0025W/moC
)
(
= 29,7oC
)
(
= 30,4oC
= 29,7oC 30,4oC
= 0,7oC
= 0,0042 W/moC
)
(
= 0,00108 W/moC
)
(
= 0,0917 W/m2 oC
Heat Flow
=0,00004 watt
)(
= 0,0005 m2
= 0,0016W/moC
= -0,00157 W/moC
)
(
=31oC
= 30,4 oC
= Thotface Tcoldface
= 31oC 30,4oC
= 0,6oC
=0,004W/moC
= 0,00134W/moC
)
(
= -0,0888 W/m2 oC
Heat Flow
=0,00004 watt
)(
= 0,0005m2
= 0,006W/moC
= -0,00157 W/moC
)
(
=33,05oC
)
(
= 30,55oC
= Thotface Tcoldface
= 33,05oC 30,55oC
= -2,5oC
=0,00096 W/m C
= 0,00179 W/moC
)
(
= -0,08W/m2 oC
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Holman, J.P. Perpindahan Panas, edisi keenam. 2001. Erlangga : Jakarta.
Kern, DQ. 1965. Process Heat Transfer. New York : Mc.Graw-Hill.
MC. Cabe, W.L, Smith, JC, Harriot, P. 1985. Unit Operation of Chemical
Enginering 4th ed. New York : Mc.Graw-Hill.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia I. Pekanbaru :
Universitas Riau.
Sumber internet :
Anonim 1. 2014. Thermal Conductivity Measurement. http://en.wikipedia.org
/wiki/Thermal_conductivity_measurement. (diakses pada 5 Oktober 2014)
Anonim 2. 2014. Heat Conduction. http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_conduction.
(diakses pada 5 Oktober 2014).
Anonim
3.
2014.
Koefisien
Pindah
Panas.
http://id.wikipedia.org/