Anda di halaman 1dari 9

JENIS JENIS KARET DAN MANFAATNYA

JENIS JENIS KARET DAN MANFAATNYA

A.

Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis


Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah
karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat
digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit
ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam
dibanding karet sintetis adalah.

Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,

Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,

Mempunyai daya aus yang tinggi,

Tidak mudah panas, dan

Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.


Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai
zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun
bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam tetap mempunyai pangsa pasar yang
baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan
karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.
Beberapa jenis ban seperti ban radikal walaupun dalam pembuatannya dicampur
dengan karet sintetis, tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap besar, yaitu dua kali lipat
komponen karet alam untuk pembuatan ban non-radial. Jenis-jenis ban yang besar kurang
baik bila dibuat dari bahan karet sintetis yang lebih banyak. Porsi karet alam yang dibutuhkan
untuk ban berukuran besar adalah jauh lebih besar. Ban pesawat terbang bahkan dibuat
hampir semuanya dari bahan karet alam.

B.

Jenis-Jenis karet Alam


Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan.
Bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang
diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah

Bahan olah karet ( lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar )

Karet konvensional ( ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe, estate brown crepe,
compo crepe )

Lateks pekat,

Karet bongkah atau block rubber,

Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber,

Karet siap olah atau tyre rubber, dan

Karet reklim atau reclaimed rubber.


Di bawah ini disajikan keterangan mengenai jenis-jenis karet di atas beserta standar
mutunya.

1.

Bahan Olah karet


Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari
pohon karet Hevea brasiliensis. Beberapa kalangan menyebut bahan olah karet bukan
produksi perkebunan besar, melainkan merupakan bokar ( bahan olah karet rakyar ) karena
biasanya diperoleh dari petani yang mengusahakan kebun karet.
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : Lateks kebun,
sheet angin, slab tipis, dan lump segar.

a.

Lateks kebun
Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan
getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan
pemantap. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.

Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh.

Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu.

Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, ataupun serum lateks.

Warna putih dan berbau karet segar.

Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2
mempunyai kadar karet kering 20%.

b.

Sheet angin
Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan
digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.
Sheet angin yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau serumnya.

Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir.

Kotoran tidak terlihat.

Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung.

Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2
memepunyai kadar karet kering 80%.

c.

Slab tipis
Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan
dengan asam semut. Slab tipis yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar.

Air atau serum harus dikeluarkan entah dengan cara digiling atau dikempa.

Tidak terlihat adanya kotoran.

Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.

Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm.

d. Lump segar
Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun
yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yamg baik harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut,
-

Tidak terlihat adanya kotoran.

Selama penyimpanan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.

Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2
mempunyai kadar karet kering 50%.

2.

Tingkat ketebalan pertaman 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60 mm.

Karet Alam Konvensional


Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu
pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Menurut buku Green Book,
Karet alam konvensional dimasukkan dalam beberapa golongan mutu. Daftar yang dibuat
Green Book ini merupakan pedoman pokok para produsen karet alam konvensional di
seluruh dunia.
Jenis-jenis karet alam olahan yang tergolong konvensional beserta standar mutunya
menurut Green Book adalah sebagai berikut:

a.

Ribbed smoked sheet


Ribbed smoked sheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet
yang mendapat proses pengasapan dengan baik. Ribbed smoked sheet terdiri atas beberapa
kelas seperti di bawah ini.

X RSS
Mutu nomor 1 dari semua jenis RSS adalah X RSS. Karet yang dihasilkan betul-betul
kering, bersih, kuat, bagus, dan pengasapannya merata. Cacat, noda-noda, karet, melepuh,
dan tercampur pasir atau benda-benda kotor tidak boleh ada. Juga tidak diperkenankan
terdapat garis-garis bekas oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlampau tinggi,
pengasapan berlebihan, terbakar, dan warnanya terlalu tua. Gelembung kecil seukuran kepala
jarum pentul boleh terdapat, tetapi harus tersebar merata.
RSS 1
Kelas ini masih di bawah kelas X RSS. Sheet yang dihasilkan kriterianya hampir sama.
Hasilnya benar-benar kering, bersih, kuat, bagus, tidak cacat, tidak berkarat, tidak melepuh,
serta tidak ada benda-benda yang mengotorinya, Jenis RSS 1 tidak boleh ada garis-garis
karena pengaruh oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar
kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua, serta terbakar. Bila terdapat gelembunggelembung kecil seukuran kepala jarum pentul, asalkan letaknya tersebar merata, masih
diperkenankan.
b.

White crepe dan pale crepe


Jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda. White crepe dan pale crepe
juga ada yang tebal dan tipis. Standar mutu untuk kelas-kelas white crepe dan pale crepe
adalah sebagai berikut.
No. 1 X thin white crepe
Karet harus kering, kokoh, warnanya merata, dan benar-benar putih. Jenis ini tidak
menerima luntur, bau asam atau bau yang tidak enak, debu, noda-noda, pasir atau bendabenda asing lain, minyak atau bintik-bintik lain, dan bekas-bekas oksidasi atau panas.
No. 1 X thin pale crepe
Karet harus kering, kokoh, pewarnaannya rata, dan berwarna muda. Luntur, bau asam
atau bau yang tidak enak, debu, noda-noda, pasir atau benda-benda asing lain, minyak atau
bintik-bintik lain, dan bekas oksidasi serta panas tidak diperbolehkan.

c.

Estate brown crepe


Jenis ini merupakan crepe yang berwarna cokelat. Disebut estate brown crepe karena
banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate. Jenis ini juga dibuat dari
bahan yang kurang baik atau jelek seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta
dari sisa lateks, lump atau koagulum yang berasal dari prakoagulasi, dan scrap atau lateks
kebun yang sudah kering di atas bidang penyadapan.

d. Compo crepe

Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potonganpotongan sisa dari RSS, atau slab basah. Untuk pembuatan compo crepes, scrap tanah tidak
boleh digunakan.

3.

Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran
atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang di buat melalui proses
pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks.
Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan
bermutu tinggi.

4.

Karet bongkah atau block rubber


Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna
muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.

5.

Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber


Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan oleh sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian fisual
yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks
pekat tidak berlaku untuk jenis yang satu ini. Persaingan karet alam dengan karet sintetis
merupakan penyebab timbulnya karet spesifikasi teknis.

6.

Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah
jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang
yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Dibandingan dengan karet konvensional,
tyre rubber adalah bahan pembuat yang lebih baik untuk ban atau produk karet lain. Tyre
rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabungkan
dengan karet sintetis.

7.

Karet reklim atau reclaimed rubber

Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama
ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya, boleh dibilang karet reklim
adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir.
Biasanya

karet

reklim

banyak

digunakan

sebagai

bahan

campuran

sebab

bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.
Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan
sifatnya sebagai karet bekas pakai. Itulah sebabnya karet reklim kurang baik digunakan untuk
membuat ban.

C.

Karet Sintetis dan Standar Mutunya


Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman perang dunia II.
Negara negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis.
Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri
yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara,
dan bahkan ada yang kedap air. Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, ada dua macam karet
sintetis yang dikenal, yaitu karet sintetis yang digunakan secara umum serta karet sintetis
untuk kegunaan umum di antaranya sebagai berikut :

1.

Karet sintetis untuk kegunaan umum


Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak fungsi
karet alam yang dapat digantikannya. Jenis-jenis karet sintetis untuk kegunaan umum di
antaranya sebagai berikut.

a.

SBR ( styrena butadiene rubber )


Jenis SBR merupakan jenis karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan
digunakan. Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas yang
ditimbulkan juga rendah.

b.

IR ( isoprene rubber )
Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama-sama merupakan polimer isoprene.
Dapat dikatakan, banyak sifat IR yang mirip sekali dengan karet alam, walaupun tidak secara
keseluruhannya. Jenis IR memiliki kelebihan lain dibanding karet alam, yaitu lebih murni
dalam bahan dan viskositasnya lebih mantap.

2.

Karet sintetis untuk kegunaan khusus


Jenis karet sintetis ini tidak terlalu banyak digunakan dibanding karet sintetis yang
pertama. Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus yang tidak
dipunyai karet sintetis jenis pertama. Sifat yang menjadi kelebihannya ini adalah tahan
terhadap minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi, serta kedap terhadap gas. Beberapa jenis
karet sintetis untuk kegunaan khusus yang banyak dibutuhkan di antaranya sebagai berikut :

a.

IIR ( isobutene isoprene rubber )


IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga
membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga dikenal karena kedap gas.
IIR yang divulkanisir dengan damar fenolik menjadikan bahan tahan terhadap suhu tinggi
serta proses pelapukan/penuaan.

b.

NBR ( nytrile butadiene rubber )


NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan.
Sifatnya yang sangat baik adalah tahan terhadap minyak. Sekalipun di dalam minyak, karet
ini tidak mengembang. Sifat ini disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril di dalamnya.

D.

Manfaat karet

1.

Manfaat karet alam


Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang
dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha
industri seperti mesin-mesin penggerak.
Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan

( dari

sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang ), sepeda karet, sabuk penggerak mesin
besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam.
Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau
tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran. Misalnya shockabsorbers. Karet bisa juga
dipakai untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca
mobil, dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak
tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet.

2.

Manfaat karet sintetis

Karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam, maka dalam
pembuatan beberapa jenis barang banyak digunakan bahan baku karet sintetis.
Jenis NBR ( Nytrile Butadiene Rubber ) yang memiliki ketahanan tinggi terhadap
minyak biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran,
seal, gasket, serta barang lain yang banyak dipakai untuk peralatan kendaraan bermotor atau
industri gas.
Jenis CR ( Chloroprene rubber ) yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan
dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket, dan sabuk pengangkut. Perekat
kadang-kadang dibuat dengan menggunakan jenis CR tertentu.
Sifat kedap terhadap gas yang dimiliki oleh jenis IIR dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan ban kendaraan bermotor, juga pembalut kawat listrik, serta pelapis bagian dalam
tangki penyimpan lemak atau minyak. Jenis EPR juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
kabel listrik.

E. Kegunaan Lain Tanaman Karet


Selain dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan
manusia, sebenarnya karet masih memiliki manfaat lain. Manfaat ini walaupun sekadar
sampingan, tetapi memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi para pemilik perkebunan
karet.
Hasil sampingan lain dari tanaman karet yang memberikan keuntungan adalah kayu
atau batang pohon karet. Biasanya tanaman karet yang tua perlu diremajakan dan diganti
dengan tanaman muda yang masih segar dan berasal dari klon yang lebih produktif. Tanaman
tua yang ditebang dapat dimanfaatkan batangnya atau diambil kayunya.
Hasil sampingan lain dari perkebunan karet yang selama ini kurang dimanfaatkan
hingga nyaris terbuang-buang begitu saja adalah biji karet, padahal bila dimanfaatkan akan
cukup menguntungkan sebab jumlahnya melimpah ruah.
Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata kandungan protein biji karet terhitung tinggi.
Selain kandungan proteinnya cukup tinggi, pola asam amino biji karet juga sangat baik.
Semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh terkandung di dalamnya. Agar biji karet
dapat dimanfaatkan, maka harus diolah terlebih dahulu menjadi konsentrat. Kosentrat adalah
hasil pemekatan fraksi protein biji karet yang kadar sebenarnya sudah tinggi menjadi lebih
tinggi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis PS, 1994. Karet, Strategi Pemasaran Tahun 2000, Budidaya dan
Pengolahan , Penebar swadaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai