(V. Darsono)
Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob
V. Darsono
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jay
a Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Yogyakarta 55281
E-mail: cinde@mail.uajy.ac.id.
Abstract
There are many soybean curd small scale industries in Yogyakarta which have no w
aste
water treatment system. Since medium and small scale industries correlated with
small
capital and low technology, the need of simple waste water treatment system is o
bvious.
The aim of this researh is to produce cheap waste water treatment system. The ch
eap waste
water treatment system is carried out in anaerobic aerobic process. The proposed
waste
water treatment system need 80.5 hours to treat the water.
Keywords: soybean curd waste, anaerobic, aerobic
1. Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
Industri tahu merupakan industri rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang
berbentuk usaha perumahan atau industri rumah tangga. Walaupun sebagai industri
rumah
tangga dengan modal kecil, industri ini memberikan sumbangan perekonomian negara
dan
menyediakan banyak tenaga kerja. Namun pada sisi lain dihasilkan limbah cair yan
g sangat
berpotensi merusak lingkungan.
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang
degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun karena
sebagian
besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-orang yang hanya
mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri ter
sebut sangat
kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama
sekali dan
langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus
mendapat
perhatian yang serius.
Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang kebanyakan hanya
menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu dibuang ke sungai. C
ara ini
memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang sangat besar. Terlebih lagi ap
abila
kapasitas industri tahu cukup besar, maka dihasilkan limbah cair industri tahu y
ang sangat
banyak.
I, dan IV.
Golongan I merupakan standar limbah yang paling baik, sehingga pengolahannyapun
paling
sulit, dan golongan IV adalah golongan limbah yang paling jelek, sehingga apabil
a suatu
kegiatan dituntut untuk mengolah limbah sesuai dengan golongan IV, maka tuntutan
itu
adalah yang paling ringan.
2)
Stream standard
Stream standard adalah batas kadar maksimum atau minimum parameter suatu badan a
ir.
Badan air seperti sungai dibedakan menjadi
a) Badan air golongan A: yaitu badan air yang airnya digunakan sebagai air minum
tanpa
pengolahan yang berarti.
b)
Badan air golongan B: yaitu badan air yang airnya dapat digunakan sebagai air ba
ku
untuk diolah sebagai air minum, dan dapat digunakan untuk keperluan lain, tetapi
tidak
memenuhi golongan A
1) Secara anaerob
Pengolahan limbah cair secara anaerob berarti yang bekerja atau yang hidup adala
h bakteri
anaerob yang tidak memerlukan oksigen bebas. Bakteri ini dapat bekerja dengan ba
ik pada
suhu yang semakin tinggi sampai 40 derajat celcius, pada pH sekitar 7. Bakteri i
ni juga akan
bekerja dengan baik pada keadaan yang gelap dan tertutup.
2) Secara aerob
Pengolahan limbah secara aerob berarti yang dipergunakan adalah bakteri aerob ya
ng
memerlukan oksigen bebas. Bakteri ini akan bekerja dengan baik pada pH sekitar 7
dengan
suhu yang semakin tinggi sampai pada 40 derajat celcius. Oleh karena itu dalam p
engolahan
1
2
1
2
1 1 1
ln ln
ln ln
(3)
n
y B x
A
n
i
i
n
i
. i .
. .
.
. 1 1
ln
(Walpole, 1997) (4)
3. Metodologi penelitian
a. Asal Limbah.
Untuk penelitian ini digunakan limbah tahu yang berasal dari Bumijo, Jetis Yogya
karta,
dan data yang dipergunakan adalah data primer.
b. Data yang diperlukan
Untuk keperluan ini diperlukan data BOD dengan derajat keasaman (pH) dijaga seki
tar 7
agar bakteri dapat bekerja dengan baik. Untuk mendapatkan pH limbah cair sekitar
7
dipergunakan kapur.
c. Jalanya percobaan
1) Persiapan
a) Menyiapkan media untuk meletakkan bakteri berupa 2 buah ember dengan kapasita
s 10
liter untuk proses anaerob dan aerob.
b) Limbah cair dinetralkan pada pH sekitar 7
c) Limbah cair sebanyak 5 liter diletakkan pada ember anaerob. Setiap hari (sela
ma 15
hari) diambil 1 liter limbah dari ember anaerob kemudian ditambah limbah segar 1
liter
ke dalam ember anaerob, sehingga volume limbah dalam ember tersebut konstan.
5 112
6 65
7 51
2
1 1 1
ln ln
ln ln
n
y B x
A
n
i
i
n
i
. i .
. .
.
. 1 1
ln
Tabel 3: Perhitungan untuk menentukan A dan B pada proses anaerob
x x2 Y lny lnx ln2 x lnx. lny y.lnx F e2
1 1 2759 7,92 0 0 0 0 2742 289
2 4 1992 7,59 0,69 0,48 5,24 1374 1968 576
3 9 1496 7,31 1,09 1,19 7,97 1631 1516 400
4 16 1166 7,06 1,39 1,93 9,81 1620 1145 441
5 25 918 6,82 1,61 2,59 10,98 1478 946 784
6 36 732 6,59 1,79 3,20 11,79 1310 742 100
7 49 620 6,43 1,95 3,81 12,54 1209 570 2500
8 64 422 6,04 2,08 4,33 12,56 878 421 1
36 204 10.105 55,76 10,6 17,53 70,89 9500 5091
2742 23 .
.
x = 11,5 hari
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka limbah cair industri tahu harus diolah mi
nimum 11,5
hari supaya memenuhi persyaratan yang berlaku, apabila pengolahan dilakukan deng
an proses
anaerob. Karena data limbah segar diberi waktu 1 hari, padahal seharusnya 0 hari
, maka waktu
yang diperlukan adalah 10,5 hari.
2) Proses Aerob
Berdasarkan pada tabel 2, dibuat grafik untuk memperkirakan persamaan regresi ya
ng
dapat digunakan.
A
1
2
1 1 1
. ln ln
N
A x
N
y
B
n
i
n
i
i . ..
.
. ..
.
. .
. .
.1 .1
ln
ln
Tabel 4: Perhitungan untuk menentukan A dan B pada proses aerob
x x2 y lny lnx ln2 x y.lnx x ln y F e2
1 1 1166 7.06 0 0 0 7.06 1202 1296
2 4 753 6.62 0,69 0,48 519 13.24 802 2401
3 9 480 6.17 1,09 1,19 523 18.51 475 25
4 16 317 5.76 1,39 1,93 441 23.04 299 324
5 25 202 5.31 1,61 2,59 325 26.55 187 225
6 36 112 4.72 1,79 3,20 200 28.32 118 36
7 49 65 4.17 1,95 3,81 127 29.19 74 81
8 64 51 3.93 2,08 4,33 106 31.44 77 676
36 204 3146 43.74 10,6 17,53 2241 177.35 5064
0,464
4,4198878
.
.
= 9,5
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka limbah cair industri tahu harus diolah mi
nimum 9,5
jam, supaya memenuhi persyaratan yang berlaku, apabila pengolahan dilakukan deng
an proses
aerob. Karena data limbah segar diberi waktu 1 hari, padahal seharusnya 0 hari,
maka waktu
yang diperlukan adalah 8,5 hari.
3). Proses anaerob dan aerob
Untuk menentukan waktu proses minimum, maka limbah cair industri tahu harus dipr
oses
secara anaerob dan aerob.
Waktu yang diperlukan
= 3 hari + 8,5 jam
= 80,5 jam
Yogyakarta, Yogyakarta.
Ginting, P., 1992, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri , Muliasari, Jaka
rta
Sugiarto, 1987, Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah , Universitas Indonesia, Jakarta
.
Walpole, E. W., 1997, Pengantar Statistika PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta