2. Pengertian Iklim : Secara singkat, iklim adalah pola jangka panjang cuaca
yang terjadi pada suatu daerah. Beberapa ahli mendefinisikan iklim sebagai ratarata cuaca yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Iklim
biasanya dipengaruhi oleh rata-rata curah hujan, suhu, sinar matahari,
kelembaban, kecepatan angin, dan fenomena alam lainnya.
PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya
dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya. Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa
hubungan antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku
dapat diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan
perilaku tersebut terjadi.
Perilaku mempunyai beberapa dimensi:
1. Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan
intensitasnya.
2. Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun
sosial) dimana perilaku itu terjadi.
3. Waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa
yang akan datang.
HUBUNGAN ANTARA CUACA, IKLIM DAN PERUBAHAN PERILAKU
1. Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas dari suatu benda atau keadaan. Suhu udara
misalnya, menunjukkan seberapa panas kondisi udara tersebut. Suhu udara sendiri
berbeda-beda di tiap wilayah. Di daerah pegunungan atau daerah yang tinggi misalnya,
relatif lebih dingin dibanding daerah pantai atau daerah lain yang letaknya di dataran
rendah. Begitu pula suhu udara di musim dingin yang tentunya lebih rendah dibanding
suhu udara pada musim panas. Tubuh manusia sendiri sekitar 37 derajat Celcius.
Sedangkan suhu terekstrim yang pernah tercatat adalah -89,2 derajat Celcius yaitu suhu
di stasiun Vostok Antartika pada 21 Juli 1983. Sedangkan suhu terpanas yang pernah
terjadi adalah 57,8 derajat Celcius pada 13 September 1922 di wilayah El Azizia
Sahara.
Manusia sendiri memiliki batas kemampuan bertahan dalam suhu tertentu.
Tubuh manusia hanya bisa mentolerir suhu maksimal 180 derajat Fahrenheit atau
sekitar 82 derajat Celcius selama lima puluh menit. Pada suhu 110 derajat Fahrenheit
sendiri reseptor tubuh sudah mengalami gangguan. Sedangkan pada suhu di bawah 60
derajat Fahrenheit atau sekitar 15 derajat Celcius sendiri saraf motorik manusia juga
sudah mulai terganggu (Veitch & Arkkelin, 1995).
Beberapa psikolog meyakini adanya hubungan antara suhu udara dengan
kecenderungan perilaku seseorang. Suhu udara yang panas misalnya dipercaya sebagai
faktor pendorong muculnya agresivitas (Jamridafrizal, 2010; Proshansky, Ittelson, &
Rivlin, 1970). Di sisi lain suhu yang sangat ekstrim dipercaya dapat mengurangi
perilaku agresivitas (Veitch & Arkkelin, 1995). Hal itu dapat dijelaskan dari proses
biologis yang terjadi. Ketika suhu meningkat, maka suhu tubuh juga akan meningkat
aliran darah membesar sehingga darah menjadi lebih dingin dan mengalir ke permukaan
kulit, kulit menjadi berwarna merah muda dan berketingat serta detak jantung
meningkat. Ini menyebabkan manusia menjadi lebih mudah emosi, meledak-ledak, dan
membabi buta (Veitch & Arkkelin, 1995). Perilaku semacam ini dipercaya
memperpendek usia individu.
kandungan ion-ion dalam udara. Selain itu ada jujga tekanan udara. Semua ini memiliki
pengaruh masing-masing terhadap perilaku kita.
Komposisi dan keadaan udara ini sendiri tentunya memiliki pengaruh terhadap
perilaku kerja (Gifford, 1987). Angin misalnya memiliki pengaruh langsung dalam
kehidupan kita. Teknologi kita banyak menggunakan angin dalam aktivitasnya misalnya
untuk melaut, pembangkit listrik, penerbangan, dsb. Efek yang secara langsung dapat
kita lihat adalah manusia cenderung enggan melaut atau terbang apabila kondisi angin
sedang tidak bersahabat.
Selain angin, tekanan udara juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap diri kita.
Sebuah penelitian di Jepang menyebutkan bahwa individu cenderung lebih mudah lupa
pada hari yang memiliki tekanan udara yang rendah (Proshansky, Ittelson, & Rivlin,
1970).
Kelembaban juga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap psikologis manusia
dalam hal ini justifikasi. Angin kering (kelambaban udara yang rendah) berpengaruh
pada rational judgement yang negatif terhadap seseorang (Veitch & Arkkelin, 1995).
Sehingga jika seseorang berkenalan dengan orang asing pada kondisi tersebut, orang
tersebut akan cenderung dinilai negatif dibanding ketika berkenalan dalam kondisi
kelembaban yang tinggi.
Komposisi udara lain yang turut berpengaruh pada perilaku manusia adalah
konsentrasi ion. Konsetrasi ion positif dapat meningkatkan depresi, insomnia, dan
migraine. Orang yang berada dalam kondisi ion positif cenderung memiliki mood yang
buruk dan berperilaku aneh (Veitch & Arkkelin, 1995). Lain halnya dengan individu
yang banyak menghirup ion negatif cenderung dapat meningkatkan fungsi kognitif,
kapasitas kerja, dan efisiensi dalam bekerja. Konsep yang sama yang diadopsi dalam
minuman-minuman isotonik yang mengandung banyak ion negatif. Tujuannya adalah
meningkatkan konsentrasi dan semangat dalam beraktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Gifford, R. (1987). Environnmental Psychology: Principle and Practice. Boston: Allyn
& Beacon.
Jamridafrizal. (2010, september 18). Agresivitas dan kecemasan. Retrieved october 26,
2010, from Scribd: http://www.scribd.com/doc/17376693/Agresivitas-DanKecemasan
Proshansky, H. M., Ittelson, W. H., & Rivlin, L. G. (1970). Environmental Psychology:
People and Their Physical Settings. New York: Holt, Rinehalt, and Winston.
Veitch, R., & Arkkelin, D. (1995). Environmental Psychology: An Interdiciplinary
Perspective. New Jersey: Prentice Hall.
hari-hari terpanas . Rupanya , beberapa siswa menderita lebih dari yang lain ketika
gelombang panas melanda kelas ! dukungan untuk temuan ini telah dilaporkan oleh
benson dan Zieman ( 1981) , yang menemukan panas yang melukai kinerja kelas dari
beberapa anak tapi benar-benar membantu kinerja orang lain ( lihat juga Griffiths ,
1975; angka 6-4 ) .
Military Settings
Jika panas ambien mempunyai efek merugikan pada kinerja , konsekuensi dari
bergerak pasukan unacclimatized intoa daerah tropis ( misalnya , dari nort amerika atau
eropa ke Teluk Persia ) Bisa menjadi bencana . adam ( 1967 ) telah reviwev sejumlah
studi militer Inggris yang umumnya menemukan bahwa 20 sampai 25 persen dari
pasukan diterbangkan ke daerah tropis dari iklim yang lebih moderat mengalami iklim
penurunan efektivitas tempur dalam waktu tiga hari dan menjadi berlaku " korban panas
. " solutins untuk masalah ini termasuk memungkinkan beberapa hari untuk aklimatisasi
atau memperluas jumlah pasukan yang tersedia untuk memungkinkan korban panas.