Anda di halaman 1dari 63

OLEH

Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur

Dasar Hukum
UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan

ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja


UU No. 1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1980
tentang Syarat syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
Dll.

API

suatu reaksi kimia yang berlangsung secara tepat


antara bahan bakar , oksigen dan sumber panas
dengan perbandingan yang tepat dalam menghasilkan
energi panas dan cahaya.

Kebakaran
suatu musibah yang menimbulkan berbagai macam
kerugian yang bersifat ekonomi (harta benda) dan
non ekonomi (korban jiwa), dimana dari kebakaran
tersebut dapat menjadi bahaya. Bahaya kebakaran
sendiri adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya
nyala api yang tidak terkendali.

PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
memberantas kebakaran.

INTENSITAS

Curva
Phenomena kebakaran
3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME

Source

Awal terjadinya api/kebakaran tidak diduga waktu dan


tempatnya;
Api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media
penghantarnya;
Intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability dan
quantities jenis material yang terbakar;
Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan
reaksinya tidak seimbang.

The Potential Effect of Fire on People and Property


Smoke

Temperature
Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide

Oxygen
FUEL

TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN

RINGAN
Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api
lambat
Contoh:
Perumahan, perkantoran, perhotelan, penjara, rumah
sakit, museum, sekolah, tempat ibadah dll.

SEDANG KELOMPOK 1

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan


terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m, dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sedangsehingga menjalar api sedang.
Contoh:
Pabrik mobil, pabrik roti, parik minuman,
pengalengan, pabrik elektronika dll.

SEDANG KELOMPOK 2

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan


terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m, dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas sedangsehingga
menjalar api sedang.
Contoh:
Pabrik tekstil, pabrik tembakau, penggilingan padi,
gudang pendinginan, gudang perpustakaan, pabrik
perakitan kendaraan bermotor

SEDANG KELOMPOK 3

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan


kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga api
menjalar cepat.

Contoh:
Pabrik ban, bengkel mobil/motor, pabrik makanan
dari bahan tepung, pabrik plastik

BERAT

Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan


kemudahan terbakar tinggi, penyimpanan cairan
yang mudah terbakar, serat atau bahan lain yang
apabila terbakar apinya cepat menjadi besar
dengan melepaskan panas tinggi sehingga
menjalarnya api menjadi cepat.
Contoh:
Pabrik cat, pabrik kembang api, penyulingan
minyak bumi, pabrik bahan kimia flammable dll.

SEBAB TERJADINYA KEBAKARAN


Listrik

Mechanical spark

Rokok

Pengelasan

Gesekan mekanik

Listrik statis

Pemanasan lebih

Sambaran petir

Api terbuka

Reaksi kimia

Permukaan panas

radiasi

Letikan bara

pembakaran

IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA

Melakukan pengawasan meliputi pemeriksaan dan


pengujian dengan menggunakan ketentuan ketentuan
dan standar yang berlaku.

KLASIFIKASI DAN APLIKASI


MEDIA PEMADAM

Klas A
Kebakaran dari jenis bahan padat kecuali logam,
unsur bahan yang terbakar biasanya mengandung
carbon.
Pemadam yang cocok: AIR
Prinsip kerja air dalam pemadaman:
menyerap panas dan dapat menembus sampai bagian
dalam

Klas B
Kebakaran dari jenis bahan cair dan gas, klas ini terdiri
unsur bahan yang mengandung hydrocarbon dari produk
minyak bumi dan turunan kimianya.
Pemadam yang cocok: BUSA (cair), Tepung kimia kering,
gas CO2 (gas)
Prinsip kerja busa dalam pemadaman:
Menutup permukaan cairan yang akan mengapung pada
permukaan

Klas C

Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan.


Pemadam yang cocok: Tepung kimia kering, gas
CO2

Prinsip kerja Tepung kimia kering, gas CO2 :


Subtitusi oksigen dan atau memutuskan reaksi
berantai

Klas D
Kebakaran dari bahan logam
Pemadam yang cocok: Tepung kimia kering

Fenomena Kebakaran
Awal pencetusnya (source energy)
energi yang tidak terkendali

adanya potensi

Kontak dengan zat yang dapat terbakar


Terjadi penyalaan tahap awal (initiation) sumber api/ nyala

relatip kecil
Intesitas nyala api meningkat secara konduksi, konveksi
dan radiasi hingga 3 s/d 10 menit atau temperatur
mencapai 3000C, terjadi penyalaan serentak (flashover)
Setelah flashover, nyala api akan membara yang disebut
periode kebakaran mantap (steady/ full development fire),
temperatur dapat mencapai 600- 10000 C .
Setelah puncak pembakaran, intesitas nyala api akan
berkurang/ surut atau padam (decay)

INTENSITAS

Curva
Phenomena kebakaran

3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME
Source
Energi

PERPINDAHAN SECARA RADIASI


Perpindahan panas dengan paparan langsung kearah tegak lurus
dan horizontal mengingkuti gelombang elektro maknetik

PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI


Perpindahan panas memalui gerakan udara seperti cerobong,
melewati lubang atau celah-celah

PERPINDAHAN SECARA KONDUKSI


Perpindahan panas melalui media, seperti dibalik ruangan yang
terbakar membakar material di ruangan sebelahnya melalui tembok

PANAS

CO2

H2 O

4.Reaksi Berantai
Dalam siklus nyala api adalah reaksi
kimia oksidasi eksotermal secara
berantai (gejala kimia)

3.Fire Point

Rantai reaksi
Flammable
range.
VAPORIZATION

FUEL

Cx Hx
SOURCE ENERGY

Reaksi nyala akan kontinyu apabila


ada siklus panas yang sanggup
menghasilkan uap terus menerus.

2.Flammable Range
Kadar uap bahan bakar di udara harus
dalam campuran yang seimbang.

1.Vaporization
Diperlukan energi awal untuk merubah
bahan bakar kedalam bentuk uap.
Suhu yang dibutuhkan disebut flash

point

Terjadi mata rantai reaksi yang panjang


Mata rantai reaksi terus berlangsung panjang,
nyala api belum padam

Terdapat unsur penting bersenyawa dengan


oksigen (oksidasi)
Reaksi kimia menyebabkan beberapa molekul

benda menjadi radikal bebas dan kembali


oksidasi

Rantai reaksi pembakaran


Ethane ( C2 H6)

CH3
| + Heat
CH3

CH3 + O
2
|
CH2*
+
+ O2
H*

H +O2

HO*
+
O*
*) Free
Radicals

CH2
+|
CH2
CH3
|
CH2 OO*
+ H2
HO*
+
O* + H2

CH2
2 || + H2 O + HO*
CH2

CH3
|
CHO

+ HO*

H2O + H*
HO*
+
+O2
H*

+O2

HO*
+
O*

HO*
+
O*

MENCEGAH KEBAKARAN: segala upaya untuk


menhidarkan terjadinya kebakaran
RESIKO KEBAKARAN: perkiraan tingkat keparahan
apabila terjadi kebakaran dengan besaran
a.Tingkat kemudahan terbakar dari bahan
(Flammability)
b.Jumlah dan kondisi bahan, gambaran laju
menjalarnya api, seberapa besar tingkat paparan,
dan ancaman kerugian
c.Tingkat paparan, nilai material yang terancam/
berapa orang yang terancam

Mengurangi resiko kebakaran: pertimbangan syarat


K3 untuk dapat menekan resiko sampai tingkat level
yang rendah

Memadamkan kebakaran: adalah suatu tehnik


menghentikan reaksi pembakaran

Jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


(means of escape): sarana berbentuk konstruksi
permanen pada bangunan yang dirancang aman,
untuk waktu tertentu sebagai jalan atau rute
penyelamatan apabila terjadi keadaan darurat
kebakaran.

TITIK NYALA (Flash Point)


Temperatur terendah cairan mudah terbakar
(flammable liquid), menghasilkan uap yang cukup,
sehingga mudah terbakar pada permukaan cairan

TITIK DIDIH (BOILING POINT)


Temperatur cairan mudah terbakar (flammable liquid)
yang sedikit lebih tinggi dari temperatur flash point,
dimana cairan di tempat terbuka akan mengeluarkan
uap yang cukup banyak untuk terbakar

BATAS MELEDAK/ TERBAKAR


Konsentrasi dari campuran uap/ gas mudah
terbakar di udara (disebutkan dalam prosen
volume)
Pada umumnya cairan/ gas mudah terbakar
memiliki Explosive Range yang berbeda,
contoh: Carbon Disulfide (1 50% by volume),
sedang Hydrogen (4 7% by volume)
Pada prosentase terendah dimana ledakan,
kebakaran akan terjadi disebut sebagai Batas Bisa
Meledak Bawah (Lower Explosive Limits/ LEL) dan
prosentasi tertinggi disebut sebagi Batas Bisa
Meledak Atas (Upper Explosive Limits/ UEL)

TEMPERATUR NYALA SENDIRI


Definisi:
Temperatur terendah suatu zat (padatan, cairan,
atau gas) yang bisa menyebabkan zat itu terbakar
dengan sendirinya tanpa ada suatu penyalaan
sumber api
Contoh:
Uap dan beberapa cairan mudah terbakar pada
umumnya dapat terbakar pada temperatur
dibawah 5000 F

BERAT JENIS SPESIFIK


Pada umumnya cairan mudah terbakar (flammable
liquid) terapung diatas air dan akan terbakar bebas
dan bergerak mengalir secara cepat
Apabila lebih berat dari air, maka air akan mengapung
dan dengan sendirinya dapat memadamkan api
Berat jenis spesifik dari cairan mudah terbakar adalah
penting, karena untuk menentukan jenis bahan
pemadam api yang diperlukan bila terjadi tumpahan
(overflow) pada tangki bahan mudah terbakar.

BERAT JENIS UAP


Berat jenis uap dari semua cairan mudah terbakar
adalah lebih berat dari udara.
Titik nyala dari uap mudah terbakar sering
menutup daerah yang luas dan bergerak
sepanjang lantai atau permukaan, karena itu perlu
dibuat ventilasi dibawah dekat dengan
permukaan lantai
Beberapa gas mudah terbakar, biasanya lebih
ringan dari udara dan memerlukan ventilasi dekat
atap atau langit-langit

Berat Jenis Uap

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA


(KEPMEN 187/ MEN/ 1999)
Bahan beracun
Bahan sangat beracun
Cairan mudah terbakar (flash point >21oC >55oC)
Cairan sangat mudah terbakar (flash point <
21o C)
Gas mudah terbakar (boiling point < 20o C)
Bahan mudah meledak
Bahan reaktif -----> + air
-----> + asam
Bahan oksidator

AWAN API
UAP FLAMMABLE
FLARE

AKIBAT KEBOCORAN GAS


TANGKI, PIPA, ATAU DALAM PROSES
BAHAN MUDAH TERBAKAR

KLASIFIKASI KEBAKARAN
NFPA/ PERMENAKER No. 04/ MEN/ 1980
KLAS A
Kebakaran bahan padat, kecuali logam seperti katu,
kertas plastik dll

KLAS B
Kebakaran bahan cair dan gas seperti bensin, solar,
minyak tanah, alkohol, gas LPG dll

KLAS C
Kebakaran pada peralatan listrik yang bertegangan

KLAS D
Kebakaran logam seperti magnesium, aluminium,
kalium dll

Flammability

sangat mudah menyala

mudah terbakar tanpa pemanasan

dapat terbakar setelah sedikit dipanaskan

dapat terbakar setelah dipanaskan

tidak dapat terbakar

BACK DRAFT

PRINSIP TEKNIK PEMADAMAN API

1. Pemahaman pertama

Berdasarkan teori Triangle of Fire, 3 elemen pokok

Bahan bakar
Oksigen dan
Panas/ Sumber nyala

2. Pemahaman kedua
Dari ketiga unsur pokok menuntut adanya persyaratan
besaran fisika yangmenghubungkan sisi sisi segitiga api
yaitu : Flash point, Flammable range, Fire point, dan
Ignition point
3. Pemahaman ketiga
Dalam teori Piramida bidang empat (Tetrahedron of
Fire) terdapat elemen/ unsur lain yang mempunyai
peranan besar yaitu REAKSI RADIKAL BEBAS

Prinsip mendinginkan (cooling) Menurunkan panas


shg sampai temperatur Bahan bakar yang terbakar
turun sampai dibawah titik nyala.
Prinsip mengurangi bahan (starvation)
Prinsip menutup bahan yang terbakar (smoothering)
Prinsip mengurangi oksigen (dilution)
Menurunkan kadar O2 sampai dibawah 12%/mencegah
reaksi dg O2.
Prinsip memutus rantai reaksi api (Breaking Chain

Reaction)

Teknik dan Taktik


Teknik = mampu menggunakan alat dan perlengkapan
pemadam dengan baik.
Taktik = mampu menganalisa situasi shg dpt
melakukan tindakan dengan cepat & tepat tanpa
timbul korban/rugi yang lebih besar.
Syarat2 menguasai teknik pemadaman
1. Menguasai pengetahuan pencegahan &
penanggulangan kebakaran.
2. Dpt menggunakan peralatan & perlengkapan
pemadam dg cepat & benar.
3. Sudah terlatih dg baik menghadapi situasinya.

Peralatan Pemadam Api Instalasi Tatap


Sistem otomatis. Deteksi bahaya api selain mengaktifkan alarm
bahaya, juga langsung mengaktifkan alat2 pemadam.

Sistem semi otomatis.


Sebagian peralatan yang bekerja secara otomatis, sebagian
peralatan yang lain masih diperlukan tenaga manusia.
Sistem deteksi awal bahaya kebakaran
1. Alat deteksi asap (smoke detector). Akan memberikan alarm bila
terjadi asap disuatu ruangan, dimana alat ini dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (flame detector). Akan memberikan alarm
bahaya bila menangkap sinar ultraviolet yg dipancarkan oleh
nyala api.
3. Alat deteksi panas (heat detector)
dapat mendeteksi bahaya kebakaran dengan adanya kenaikan
temperatur (panas) yg terjadi di suatu ruangan. Misal, bila
temperatur ruangan naik dari 50 oC menjadi 60 oC.

SEMI OTOMATIS

OTOMATIS

ALAT DETEKSI

ALAT DETEKSI

PANEL ALARM

PANEL ALARM

MANUSIA
SISTEM START
APA (Alat Pemadam Api)

SISTEM START
APA (Alat Pemadam Api)

(SEBELUM)

(SELAMA)

PENGENDALIAN
ENERGI

INVESTIGASI

SISTEM PROTEKSI

DETEKSI ALARM

PASSIF
KOMPARTEMENISASI
SARANA EVAKUASI
AKTIF
FIRE SAFETY
EQUIPMENT

PEMADAMAN

FIRE EMERGENECY
RESPONS PLAN
PEMBINAAN &
LATIHAN

(SESUDAH)

EVAKUASI

PENGAMANAN

ANALISIS
REKOMENDASI
REHABILITASI

ELEMEN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Pengendalian setiap bentuk energi al. :


-

Penyimpanan dan penanganan bahan


mudah terbakar/meledak
Sistem pengamanan peralatan, mesin

Pengadaan system proteksi kebakaran

Passive Fire Protection


Active Fire Protection

Manajemen Penanggulangan kebakaran

Organisasi & personel


Procedure Work Permit &

Procedure tanggap darurat

AKTIF

PASSIF

DETEKSI
ALARM
APAR
SPRINKLER
HYDRAN
MEANS OF ESCAPE
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER

SMOKE

CONTROL FIRE
INDIKATOR

ALARM
DISCHART
CONTROL
PANEL

VALVE

HEAT

Media pemadam Halon


(F, Cl, Br)

!!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
keracunan
HARUS MEMILIKI IJIN K3

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

1> Manusia sebagai faktor penyebab kebakaran dan peledakan antara lain :
Tidak mau tahu atau kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan
kebakaran dan peledakan
Menempatkan barang atau menyusun yang mudah terbakar tanpa
menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran dan peledakan
Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, melebihi kapasitas yang
telah ditentukan
Kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin
Adanya unsur-unsur kesengajaan
2 > Pengelola
Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja
Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dengan baik, terutama dalam
bidang
kegiatan penentuan bahaya, penerangan bahaya dan lain-lain
Tidak adanya standard yang dapat diandalkan atau penerapan tidak tegas,
terutama yang menyangkut bagian kritis dari peralatan
Sistem penanggulangan bahaya kebakaran baik sistem tekanan udara dan
instalasi pemadam kebakaran tidak diawasi secara baik.

Faktor teknis sebagai penyebab kebakaran dan peledakan


Melalui proses fisik/mekanis dimana 2 faktor penting yang
menjadi peranan dalam proses ini adalah timbulnya panas akibat
kenaikan suhu atau timbulnya bunga api akibat dari pengetesan
benda-benda, maupun adanya api terbuka
Melalui proses kimia yaitu terjadi sewaktu-waktu pengangkutan
bahan bahan kimia berbahaya, penyimpanan dan penanganan (
handling) tanpa memperhatikan petunjuk -petunjuk yang ada
Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena hubungan
pendek sehingga menimbulkan panas atau bunga api dan dapat
menyalakan atau membakar komponen yang lain.
Faktor alam sebagai penyebab kebakaran dan peledakan.
Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran dan
peledakan akibat dari faktor alam
Gunung meletus, bisa menyebabkan kebakaran hutan yang luas,
juga perumahan- perumahan yang dilalui oleh lahar panas

Selain cara pencegahan penguraian, isolasi dan pedinginan,


sebenarnya masih ada aspek-aspek penting untuk mencegah
terjadinya kebakaran yaitu :
Aspek Normatif
Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan untuk mencegah
bahaya kebakaran yang biasanya berupa hal-hal normal yang
harus dipenuhi untuk mencegah kebakaran, seperti: adanya
sistem proteksi kebakaran, tersedianya pintu darurat, dsb.
Aspek Administratif
Aspek - aspek yang ada disini berhubungan erat dengan
komitmen pihak manajemen perusahaan untuk peduli
terhadap pencegahan bahaya kebakaran dalam perusahaan.
Seperti penyediaan tenaga ahli khusus proteksi kebakaran dan
perlengkapannya.

Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang sangat penting, karena
aspek ini berkaitan erat dengan cara penggunaan sarana
proteksi yang ada dalam perusahaan. Sehingga untuk
menggunakannya dengan cara yang benar dan sesuai dengan
prosedur, diperlukan pelatihan-pelatihan khusus bagi petugas
proteksi kebakaran dalam suatu perusahaan.

Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Jika ternyata kebakaran tetap saja terjadi meskipun dengan ,
maka dibutuhkan teknik penanggulangan kebakaran yaitu:
SER (Self Emergency Response)
Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran dengan cara
memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia seperti
hydrant, APAR, sprinkler dan lain-lain. Jika sarana dan
prasarana ini tidak tersedia atau kurang memadai maka
terkadang kebakaran akan sulit ditanggulangi.

CER (Community Emergency Response)


Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran dengan cara
meminta bantuan kepada masyarakat sekitar dan juga kepada
departemen pemadaman kebakaran. Hal ini sering dilakukan
karena pada bangunan yang terbakar tidak memiliki sarana dan
prasarana penanggulangan kebakaran yang memadai.
Namun, Community Emergency Response ini terkadang

JENIS MEDIA PEMADAM


JENIS PADAT, misalnya: pasir, tanah, selimut
api, tepung kimia
JENIS CAIR, misalnya: air, busa, cairan
mudah menguap
JENIS GAS, misalnya: gas CO2, gas lemas
(N2), argon, dan sebagainya

MEDIA PEMADAM
AIR Sistem Jet, Fog,

Spray,Tirai
Serbuk kimia kering
Halon
Gas
Clean agent

1.
2.
3.
4.

Mudah didapat dalam jumlah besar dan


murah
Mudah disimpan,diangkut dan dialirkan
Mempunyai daya serap panas maksimum
Dapat dipergunakan dengan berbagai
macam cara

Jet (jet stream)

Setengah tirai (coarse spray stream)

Tirai (spray stream)

Kabut (fog)

Media pemadam jenis ini bekerja dengan cara

memutus reaksi api dan mendesak udara


(dilusi sistem)
Nama media ini adalah Halon atau
Halogenated Hydrokarbon yaitu ikatan metan
dan halogen (yodium, fluor, chlor, dan brom)
Halon 1211 BCF, halon 104 CTC, Halon 1301
BTM dll
Perjanjian Montreal terhitung 1 Januari 1994
gas halon dilarang

BUSA REGULER hanya mampu memadamkan api dari bahan


hidrokarbon atau bahan cair bukan pelarut
2.
BUSA ALL PURPOSE mampu memadamkan kebakaran dari
bahan cair pelarut contoh alkoho, ether
a) Busa kimia

Tepung tunggal (bila bercampur air terbentuk busa)

Tepung dual terdiri dari tepung alumunium sulfat dan


tepung natrium karbonat kedua tepung jika dilarutkan
dalam air akan menjadi busa
b) Busa mekanik

terjadi kerena proses mekanik dari bahan-bahan cairan


busa dan udara
1.

Media jenis gas pemadaman

dengan metoda FISIS yaitu


cooling, smoothering, dan
dilusi
Jenis CO2 dan N2
Keuntungan murah, bersih,
mudah didapat di pasaran,
dapat memadamkan api jenis
listrik
Kerugian memerlukan wadah
yang berat, sulit bergerak
Berbahaya untuk ruangan
tertutup

JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA


Klasifikasi

Jenis media pemadam kebakaran


Tipe basah
Tipe kering
Air
Busa
Powder
Clean
Agent
VVV
V
VV
VVV*)

Jenis kebakaran

Bahan padat seperti kayu


Klas A

Bahan berharga atau penting

XX

XX

VV**)

VVV

Bahan cair

XXX

VVV

VV

VVV

Klas B

Bahan gas

VV

VVV

Klas C

Panel listrik,

XXX

XXX

VV

VVV

Klas D

Kalium, litium, magnesium

XXX

XXX

Khusus

XXX

Keterangan :
VVV :

Sangat efektif

Tidak tepat

VV

Dapat digunakan

XX

Merusak

Kurang tepat / tidak dianjurkan

XXX :

Berbahaya

*)

Tidak efisien

**) :

Kotor / korosif

Anda mungkin juga menyukai