INDAH ROSULVA
RINGKASAN
INDAH ROSULVA. C34104038. Pembuatan Agar Bakto dari Rumput Laut
Gelidium sp. dengan Khitosan sebagai Absorben. Dibawah bimbingan PIPIH
SUPTIJAH dan RUDDY SUWANDI
Rumput laut dari golongan Rhodophyceae (Gracilaria dan Gelidium)
biasa dipakai sebagai sumber agar-agar. Salah satu pemanfaatan agar-agar yaitu
sebagai media pertumbuhan bakteri. Agar bakto banyak digunakan sebagai media
kultur karena sifatnya yang lebih murni dibandingkan agar biasa. Namun pada
umumnya, harga agar bakto di pasaran cukup mahal.
Khitosan biasa digunakan sebagai bagian dari proses filtrasi. Khitosan
mengikat endapan partikel dan menghilangkan sedimen-sedimen seperti fosfor,
logam berat, dan minyak dalam air selama proses filtrasi (Anonim 2007). Dengan
adanya sifat mengabsorpsi tersebut, maka khitosan dapat dimanfaatkan dalam
proses pemurnian agar-agar yang kemudian digunakan sebagai agar bakto untuk
media kultur mikroorganism.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
khitosan sebagai absorben pada agar bakto dari rumput laut Gelidium sp. dan
membandingkan karakteristik hasil yang optimum sesuai dengan kontrol agar
bakto difco. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan khitosan sebanyak 0%;
0,5%; 1%; 1,5%.
Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan jumlah air pengekstrak serta
konsentrasi NaOH dan H2O2 terbaik. Pada penelitian pendahuluan juga dilakukan
analisis CAW (Clean Anhydrous Weed) pada rumput laut Gelidium sp. sebelum
proses ekstraksi. Penelitian utama dilakukan pembuatan agar bakto dengan
penambahan khitosan dalam berbagai konsentrasi. Selanjutnya dilakukan analisis,
meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar sulfat, viskositas, kekuatan gel,
derajat putih, dan pH. Agar bakto hasil penelitian kemudian diuji sebagai media
pertumbuhan bakteri dengan metode total plate count atau metode hitungan
cawan.
Berdasarkan hasil Karakteristik fisika kimia agar bakto hasil penelitian
didapatkan bahwa perlakuan penambahan konsentrasi khitosan 1,5% merupakan
konsentrasi terbaik yang menghasilkan nilai kadar air 17,72%, kadar abu 3,41%,
derajat putih 35,59%, pH 8,1, kekuatan gel 118,97 g/cm2. Sedangkan untuk
perlakuan penambahan khitosan konentrasi 1 % terbaik pada nilai rendemen
sebesar 35,76% dan untuk kadar sulfat 2,15%. Untuk nilai viskositas terbaik pada
perlakuan penambahan konsentrasi khitosan 0,5% sebesar 12,63 cPs.
Berdasarkan hasil uji karakteristik fisik pada media kultur, didapatkan agar
bakto hasil penelitian berwarna sedikit keruh dibandingkan dengan agar bakto
komersil. Sedangkan pada uji Total Plate Count (TPC), didapatkan bahwa agar
dengan perlakuan penambahan konsentrasi khitosan 1,5% merupakan konsentrasi
terbaik yang dapat menumbuhkan bakteri sebanyak 5x108 koloni/ml (paling
mendekati kontrol agar bakto komersil). Hal ini menunjukkan bahwa agar bakto
dari Gelidium sp. baik digunakan sebagai media kultur bakteri.
INDAH ROSULVA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
Nama
: Indah Rosulva
NRP
: C34104038
Program Studi
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Tanggal Lulus
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 5 Agustus 1986.
Penulis merupakan anak pertama dari enam bersaudara dari
Bapak A. Munir Djalil dan Ibu Soraya.
Tahun 1995 penulis lulus dari SDN Kayumanis I,
kemudian pada tahun 1998 penulis menyelesaikan studi di
SLTPN 12 Bogor. Sejak di SLTP penulis aktif sebagai anggota
PASKIBRAKA Kencana Muda 12. Selanjutnya penulis lulus dari SMUN 2 Bogor
pada tahun 2004. Selama di SMU, penulis aktif sebagai bendahara OSIS/MPK
dan aktivis DKM (Dewan Keluarga Masjid).
Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama
menjadi mahasiswa penulis aktif di berbagai kelembagaan dan kepanitiaan,
diantaranya BEM TPB-IPB periode 2004-2005, DPM FPIK periode 2005-2006,
MPM-KM IPB periode 2005-2006, dan sebagai bendahara KPR pada PEMIRA
KM IPB 2006-2007. Selain itu penulis juga pernah menjabat sebagai sekretaris
Asrama Putri Darmaga periode 2005-2006 dan Ketua Dies Asrama Putri Darmaga
periode 2006-2007.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga mendedikasikan ilmunya sebagai
asisten luar biasa mata kuliah Fisiologi Hewan Air Departemen Manajemen
Sumber Daya Perairan tahun ajaran 2006-2007 dan 2007-2008. Penulis juga
menjadi asisten mata kuliah Fisiologi, Farmasi dan Degradasi Metabolit Hasil
Perairan, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan tahun ajaran 2006-2007 serta
asisten mata kuliah Teknik Penanganan dan Transportasi Biota Perairan, Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan tahun ajaran 2006-2007. Tugas akhir dalam
pendidikan tinggi diselesaikan penulis dengan menulis skripsi yang berjudul
Pembuatan Agar Bakto dari Rumput Laut Gelidium sp. dengan Khitosan sebagai
Absorben. Dibimbing oleh Dra. Pipih Suptijah, MBA dan Dr. Ir. Ruddy
Suwandi, MS, Mphil. Penulis dinyatakan lulus pada tanggal 28 Oktober 2008
sebagai sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya bagi seluruh ciptaan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan pada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW dan seluruh
umatnya yang senantiasa istiqamah sampai akhir jaman, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Mamaku tersayang (Soraya) atas limpahan kasih sayang, dukungan moril,
persahabatan, yang selalu siap mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu
memberikan kasihnya setiap saat serta doa tulusnya. Bapak (A. Munir Djalil)
atas limpahan kasih sayang, dukungan moril dan finansial yang tidak terhitung
jumlahnya, dorongan dan motivasi serta doa tulus yang diberikan kepada
penulis selama ini. Adik-adikku tercinta (Fauziah Fajrin, Ainun Fuadi, M.
Ilham Salim, Rahmawati, Madiana Syifa), terima kasih atas canda dan
tawanya serta kasih sayang yang tiada habis, Raihlah cita-cita kalian setinggi
mungkin. Bibiku tersayang (Drs. Halma Djalil), atas kasih sayang, perhatian,
bimbingan, dukungan moril dan financial.
2. Ibu Dra. Pipih Suptijah, MBA dan Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi,MS.MPhil
sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran kepada
penulis selama ini.
3. Bapak Dr. Ir. rer. nat. Agoes M. Jacoeb, Dipl. Biol. dan Ibu Ir. Anna C.
Erungan, MS sebagai dosen penguji sidang serta kepada Bapak Ir. Djoko
Poernomo sebagai pembimbing akademik.
4. Seluruh staf dosen dan TU THP (Mas Ipoel, Mas Mail, Pak Ade, Pak Jamhuri,
Pak Tatang, Mba Heni, Mas Zaki, dan Umi), terima kasih atas bantuannya
kepada penulis.
5. Ibu Ema, Pak Taufik, Mas Edy, Ibu Rubiah, mba Icha serta teknisi
laboratorium Techno Park atas bantuan dan bimbingannya selama penelitian.
6. Sahabat pelor tercinta (LaJax, LaChap, LaChi, LaNuq, LaDjo, LaNoom,
LaGoon) atas persahabatannya selama ini. Serta kepada alumni APD (Mpok,
Mba Ningrum, Teh Elih, KNovi, Mba Rita, dan alumni lain yang tidak
mungkin saya sebutkan satu-persatu) terima kasih atas bimbingannya.
7. Keluarga besar Asrama Putri Darmaga (missALL, missCOMP, missGYM, ElMile, El-Lhot, El-Sorr, El-One, El-Ment, El-Mai, El-Yius) serta kepada adikadik angkatan TENGSIN yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
8. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu menemani Penulis dalam suka dan
duka (Vera, Anez, Syeni, Ima). Terima kasih atas persahabatannya selama ini,
friendship forever. Skripsi ini takkan ada tanpa kalian.
9. Teman-teman THP 41 yang selalu bersama dalam suka dan duka : Glory, Ari,
Haris, Yudha, Dede Saputra, Rijal, Dery, Wahyu, Rijan, Alim, Nuzul, Andi,
Serel, Theta, Eka, Nia, Ulfah, Amel, Iis, Dwi, Yayan, Santi, D-boy, Anang,
Anim, Laler, Afie, Yugha serta seluruh teman THP 41 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
10. Kakak THP 40 serta adik-adik THP 42, 43, dan 44 serta Hartantio Nugraha
(Komunikasi 44) yang telah banyak membantu selama ini.
11. Teman-teman asisten Fisiologi Hewan Air (FHA) atas persahabatan dan
semua kenangan manis yang diberikan kepada penulis.
12. Teh Ade Ranti dan Aa Deden, terima kasih atas dukungan moril dan financial
yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
13. Sulfan Ardiansyah, S.Hut atas segala waktu, kesabaran, dukungan, semangat,
perhatian, kasih sayang, dan doa yang telah diberikan kepada penulis.
14. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan disini, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas semua dukungannya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan saran dan bantuan dari semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini.
Indah Rosulva
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................ix
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1. 2. Tujuan......................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3
2. 1. Klasifikasi dan Identifikasi Gelidium sp. .................................................. 3
2. 2. Agar-agar ................................................................................................. 5
2. 3. Sifat Fisik dan Kimia Agar-agar ............................................................... 6
2. 4. Agar Bakto ...............................................................................................7
2. 5. Khitosan...................................................................................................8
2.5.1. Sifat khitosan ..................................................................................9
2.5.2. Pemanfaatan khitosan.................................................................... 10
3. METODOLOGI............................................................................................. 12
3. 1. Waktu dan Tempat ................................................................................. 12
3. 2. Bahan dan Alat....................................................................................... 12
3. 3. Metode Penelitian................................................................................... 13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 23
4. 1. Rendemen.............................................................................................. 23
4. 2. Kadar air................................................................................................ 24
4. 3. Kadar abu .............................................................................................. 25
4. 4. Derajat putih .......................................................................................... 27
4. 5. Viskositas .............................................................................................. 28
4. 6. Nilai pH (derajat keasaman)................................................................... 29
4. 7. Kadar Sulfat........................................................................................... 30
4. 8. Kekuatan gel.......................................................................................... 31
4. 9. Aplikasi agar bakto sebagai media kultur ............................................... 32
vii2
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kandungan agar dari beberapa spesies Gelidium berdasarkan berat kering... 4
2. Komposisi kimia Gelidium berdasarkan berat kering.................................... 5
3. Kandungan kimia rumput laut kering dan agar-agar ..................................... 7
4. Standar mutu agar bakto difco...................................................................... 8
5. Standar mutu khitosan................................................................................ 10
6. Jumlah bakteri dan nilai log ....................................................................... 34
viii3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gelidium sp.................................................................................................. 3
2. Struktur kimia khitosan ................................................................................ 9
3. Skema proses pembuatan agar bakto ......................................................... 16
4. Rendemen agar dengan perlakuan penambahan khitosan............................ 24
5. Histogram kadar air.................................................................................... 25
6. Histogram kadar abu .................................................................................. 27
7. Histogram derajat putih.............................................................................. 28
8. Histogram viskositas agar .......................................................................... 29
9. Histogram pH agar. .................................................................................... 31
10. Histogram kadar sulfat ............................................................................. 32
11. Histogram kekuatan gel agar .................................................................... 33
ix
4
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil analisis mutu agar bakto.......................................................................... 39
2. Hasil uji statistika agar bakto............................................................................ 40
a. Tabel analisis ragam mutu agar bakto ........................................................... 40
b. Uji lanjut wilayah Duncan untuk nilai kadar air ........................................... 40
c. Uji lanjut wilayah Duncan untuk nilai derajat putih ...................................... 41
3. Jumlah koloni bakteri ...................................................................................... 42
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia telah dikenal sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya
adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang dunia yaitu 80.791,42 km
(Putra 2006), serta memiliki potensi besar sebagai penghasil rumput laut. Menurut
data, pada 2007 produksi rumput laut Indonesia mencapai 94.000 ton dan
diharapkan pada 2010 Indonesia ditargetkan menjadi produsen rumput laut
terbesar di dunia (Anggadiredja 2008). Sedangkan menurut DKP (2007), Rumput
laut mengalami kenaikan dari tahun 2002-2006 yaitu, sekitar 62,01% per tahun,
pada tahun 2002 mencapai 223.080 ton, pada tahun 2003 mencapai 231.927 ton,
pada tahun 2004 mencapai 397.964 ton, pada tahun 2005 mencapai 866.388 ton,
dan meningkat menjadi 1.341.141 ton pada tahun 2006. Potensi rumput laut
Indonesia diperkirakan sebesar 480.850 ton/tahun dengan potensi rumput laut
Gracilaria sp. sebesar 23.300 ton/tahun dan Gelidium sp. 4.500 ton/tahun.
Beberapa jenis rumput laut dari golongan Rhodophyceae (Gracilaria dan
Gelidium) biasa dipakai sebagai sumber agar-agar. Kualitas agar-agar yang
berasal dari Gelidium/Gelidiella lebih tinggi dibanding Gracillaria (DKP 2004).
Agar merupakan kompleks polisakarida linear yang mempunyai berat
molekul 120.000 dalton, tersusun dari beberapa jenis polisakarida, antara lain:
3,6-anhidro-L-galaktosa, D-galaktopiranosa, dan sejumlah kecil metil D-galaktosa
(Glicksman 1983). Salah satu pemanfaatan agar-agar yaitu sebagai media
pertumbuhan bakteri. Media agar atau kultur media adalah berbagai cairan atau
padatan dengan beberapa nutrisi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Medium tersebut dibuat mirip dengan kondisi lingkungan
dimana mikroorganisme biasanya tumbuh. Agar bakto banyak digunakan sebagai
media kultur karena sifatnya lebih murni dibandingkan agar biasa. Namun pada
umumnya, harga agar bakto di pasaran cukup mahal (Poncomulyo dkk. 2006).
Khitosan adalah satu polisakarida linier yang tersusun dari
-(1-4)-D-
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
khitosan sebagai absorben pada agar bakto dari rumput laut Gelidium sp. dan
membandingkan karakteristik hasil yang optimum sesuai dengan kontrol agar
bakto difco.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
Gelidium sp. dapat ditemukan pada kedalaman laut 2-20 m (McHugh 2003).
Habitat dan sebaran Gelidium di Indonesia pada umumnya di perairan pantai
berbatu dan terbuka yang kebanyakan di daerah pantai Samudera India. Sebanyak
empat puluh jenis Gelidium dikenal dari berbagai negara dan delapan jenis
diantaranya terdapat di perairan Indonesia, yaitu Gelidium latifolium, G. rigidium,
G. cartilageneum, G. corneum, G. crinale, G. cologlossum, G. pussilum, dan G.
panosum. Gelidium di Indonesia dikenal sebagai kades dan intip kembang karang
(di Jawa Barat), bulung merak dan bulung ayam (di Bali), dan sayur laut (Ambon)
(Kadi dan Atmadja 1988). Klasifikasi Gelidium sp. menurut Armisen dalam
Phillips dan Williams (2002) adalah sebagai berikut :
Phylum
: Rhodophyta
Class
: Rhodophyceae
Order
: Gelidiales
Family
: Gelidiaceae
Genus
: Gelidium
Kandungan Agar
25 - 30%
25 - 31%
25 - 35%
20 - 24%
43%
41%
50%
25.4%
27%
40 - 45%
24%
33%
21 - 40%
Sumber: Doty MS, Caddy JF, dan Santelices B (1987) dalam www.fao.org (2008)
Secara umum, rumput laut memiliki komponen utama karbohidrat (gula
atau vegetable gum), protein, lemak, dan abu yang merupakan mineral. Selain itu
Gelidium sp. juga mengandung beberapa pigmen (pikoeritrin r, klorofil a, karoten
b, pikosianin r) yang terkandung dalam dinding selnya (Yunizal 2002). Komposisi
kimia rumput laut Gelidium dapat dilihat pada tabel 2. Selain itu Gelidium juga
mempunyai kandungan vitamin B12, kolesterol dan beberapa sterol, protein
sebagai antikoagulan dan ektrak lipid larut air sebagai anti-inflamatory.
Nitrogen
2,01
Protein kasar
12,5
Galaktan
23,7
Pentosan
2,03
Serat
17,89
Abu
4,23
Gula pereduksi
23,2
Metil pentosan
0,93
Magnesium
0,52
Kalsium
0,28
Agar-agar
Agar-agar adalah produk ekstraksi rumput laut merah (agarophyte)
(Winarno 1990). Agarophyte yang paling penting adalah jenis Gelidium sp.,
Gracilaria sp., Pterocladia sp., Acanthopeltis japonica dan Ahnfeltia plicata
(Chapman dan Chapman 1980). Agar berkualitas tinggi dihasilkan dari rumput
laut Gelidium karena tingginya kekuatan gel dan rendahnya kandungan sulfat
(Sharon dan Komarow 1999). Agar merupakan kompleks polisakarida linear yang
mempunyai berat molekul 120.000 dalton, tersusun dari beberapa jenis
polisakarida, antara lain:3,6-anhidro-L-galaktosa, D-galaktopiranosa dan sejumlah
kecil metil D-galaktosa (Glicksman 1983). Agar mengandung agarose yang
merupakan polisakarida netral (tidak bermuatan) dan agaropektin yang merupakan
polisakarida bermuatan sulfat (Araki 1966 dalam Istini S dkk. 2001). Agar-agar
sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding
sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang
tersusun dari monomer galaktosa (Anonim 2006).
2. 3.
yang tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas dan membentuk gel
(Sri Istini dkk. 1985 dalam Deptan 1991), dengan kemurnian tinggi agar-agar
larut dalam air panas, etanol amida dan formida (Winarno 1990). Agar-agar pada
suhu 32-390C berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair pada suhu di bawah
85 0C (Soegiarto dkk. 1978 dalam Deptan 1991).
Agar-agar merupakan agen pembentuk gel terefektif yang pernah
diketahui. Gel agar-agar dapat terbentuk dalam larutan yang sangat encer, yaitu
fraksi agar-agar sebesar 1%. Gel agar-agar bersifat reversibel terhadap suhu, yaitu
pada suhu di atas titik leleh maka fase gel akan berubah menjadi fase sol dan
sebaliknya, tetapi fase transisi dari gel ke sol atau sebaliknya tidak berada pada
suhu yang sama (Glicksman 1983). Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di
air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekulmolekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang
mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair
(Anonim 2006).
Karakteristik gel agar-agar bersifat rigid, rapuh, mudah dibentuk dan
memiliki titik cair tertentu. Keasaman (pH) sangat mempengaruhi kekuatan gel
agar-agar, pH semakin menurun kekuatan gel agar-agar semakin lemah sampai
dengan pH 2,5. Kandungan gula menghasilkan gel yang lebih keras tetapi
menghasilkan tekstur yang kurang kohesif (Glicksman 1983).
Mekanisme pembentukan gel agar-agar adalah sebagai berikut, tiga buah
atom
hidrogen
pada
residu
3,6-anhidro-L-galaktosa
memaksa
molekul
Agar-agar
Kalori (kcal)
312
55
Protein (gram)
1,3
0,2
Lemak (gram)
1,2
0,1
83,5
15,0
Serat (gram)
2,7
0,1
Abu (gram)
4,0
0,4
Kalsium (miligram)
756
119
Fosfor (miligram)
18
Besi (miligram)
7,8
2,9
Natrium (miligram)
115
10
Kalium (miligram)
107
20
Thiamin (miligram)
0,01
0,01
Riboflavin (miligram)
0,22
0,04
Niacin (miligram)
0,2
0,1
Agar Bakto
Salah satu fungsi agar-agar yang penting yaitu peranannya sebagai media
pertumbuhan bakteri dan jamur. Agar yang dipergunakan untuk pembuatan media
kultur terutama kultur mikroba tertentu adalah agar murni yang harus memenuhi
persyaratan tertentu. Penambahan agar ke dalam media kultur akan berpengaruh
terhadap kondisi fisik dan kimia media yang disebabkan oleh sifat fisik dan kimia
agar (Zatnika dkk.,1977 dalam Istini S dkk. 2001). Agar-agar untuk pertumbuhan
bakteri diharapkan masih tetap cair bila didinginkan hingga suhu 42oC dan tetap
kuat bila digunakan pada suhu 37oC, yaitu suhu inkubator (Winarno 1990).
Agar bakto merupakan agar-agar yag telah dimurnikan dengan mereduksi
kandungan pengotor yang ada di dalamnya, seperti pigmen-pigmen, kandungan
garam (NaCl), dan kandungan bahan-bahan asing (organik dan inorganik)
serendah mungkin sehingga dapat mendukung pertumbuhan mikroba secara
umum (Gelrite 2003). Dalam bidang mikrobiologi, agar bakto sering digunakan
untuk pertumbuhan mikroba, karena agar bakto lebih murni dibandingkan dengan
agar-agar sehingga lebih transparan sehingga sel-sel mikroba yang tumbuh dapat
dengan mudah dilihat (Wassenaar 2001). Standar mutu agar bakto menurut
Gelrite (2003) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Standar mutu agar bakto difco
Karakteristik Mutu
Kekuatan gel (g/cm2,
konsentrasi 1,5%)
613
343,75
20
25,24
6,5
4,65
0,05
pH
6,9
6,27
Sulfat (%)
0,367
1,03
Garam (NaCl)
Khitosan
Khitosan adalah suatu polisakarida linier yang tersusun dari -(1-4)-D-
dan membentuk suatu matriks seperti resin sehingga cocok sebagai absorben.
Senyawa tersebut dapat dipadukan dengan komponen lain sehingga membentuk
campuran yang mempunyai kemampuan mengabsorpsi lebih kuat dan digunakan
dalam absorpsi logam berat (Kawamura 1993 dalam Suptijah dkk. 2006).
2.5.1. Sifat khitosan
Khitosan merupakan produk deasetilasi dari khitin dengan menggunakan
larutan alkali (Johnson et al. dalam Abdullah 2004). Proses pembuatan khitosan
dan khitin disebut proses deasetilasi, yaitu penghilangan gugus asetil (-COCH3)
yang terdapat pada struktur molekul khitin (Suptijah dkk.1992). Semakin banyak
gugus asetil yang hilang dari polimer khitin, interaksi antara ion dengan ikatan
hidrogen dari khitosan akan semakin kuat. Bahan-bahan seperti protein, anion
polisakarida dan asam nukleat yang bermuatan negatif akan berinteraksi kuat
dengan khitosan membentuk ion netral. Gambar 2 menunjukkan struktur kimia
khitosan.
10
< 200
Sedang
200-799
Tinggi
800-2000
Sangat Tinggi
>2000
Pemanfaatan khitosan
Khitosan banyak bermanfaat dalam bidang kesehatan berkaitan dengan
11
digunakan pada industri kertas dan tekstil, industri pembungkus makanan berupa
film khusus, industri metalurgi sebagai absorben untuk ion-ion metal, fotografi,
industri cat sebagai koagulan, pensuspensi dan flokulan, dalam industri makanan
sebagai zat tambahan (Murti 2007).
12
3.
3. 1.
METODOLOGI
13
viskometer, vortex, pipet, inkubator, magnetic stirrer, standar bloom jars, jangka
sorong dan autoclave.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan jumlah air pengekstrak serta
konsentrasi NaOH dan H2O2 terbaik. Pada penelitian pendahuluan juga dilakukan
analisis CAW (Clean Anhydrous Weed) pada rumput laut Gelidium sp. sebelum
proses ekstraksi. Penelitian selanjutnya adalah pembuatan agar bakto dengan
penambahan khitosan dalam berbagai konsentrasi. Selanjutnya dilakukan analisis,
meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar sulfat, viskositas, kekuatan gel,
derajat putih, dan pH. Agar bakto hasil penelitian kemudian diuji sebagai media
pertumbuhan bakteri dengan metode total plate count atau metode hitungan
cawan.
3.3.1. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan: jumlah air
pengekstrak dan konsentrasi NaOH dan H2O2 terbaik. Pada penelitian
pendahuluan juga dilakukan analisis CAW (Clean Anhydrous Weed) pada rumput
laut Gelidium sp. sebelum proses ekstraksi.
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan formulasi konsentrasi NaOH
dan H2O2 terbaik yang mengakibatkan perubahan warna pada rumput laut
Gelidium sp. dari warna coklat dan kusam menjadi cokelat muda. Formulasi
didapatkan dengan cara sebagai berikut : 50 gram rumput laut disortasi dan
dibersihkan dari kotoran dan karang yang melekat. Setelah dibersihkan, rumput
laut dipucatkan dengan merendamnya di dalam larutan NaOH dan H2O2 dengan
konsentrasi formulasi berbeda yaitu untuk NaOH sebesar 0%, 0,1%, 0,25% dan
0,5%, untuk konsentrasi H2O2 sebesar 0%, 0,1%, 0,25%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%,
2,5%, 3%, 3,5%, 4%, 4,5% dan 5%. Perendaman dilakukan selama 12 jam dalam
suhu ruang.
Sedangkan
untuk
mencari
jumlah
air
pengekstrak
yang
dapat
14
dengan perbandingan rumput laut : air sebesar 1:20, 1:30, 1:40, suhu 850-950C
pada pH 6-7 selama 1,5-2 jam.
Perlakuan konsentrasi NaOH 0,25% dan H2O2 2% pada pra ekstraksi agar
dipilih sebagai perlakuan pra ekstraksi alkali dan pemucat pada penelitian utama
karena menghasilkan perubahan warna rumput laut yang signifikan dengan
perubahan pH yang tidak terlalu jauh (mendekati netral). Untuk perbandingan
jumlah air pengekstrak dipilih air:berat rumput laut kering sebesar 1:30. Hasil ini
dipilih karena menghasilkan agar-agar yang tidak rapuh dengan rendeman tinggi.
Kadar CAW memberikan informasi mengenai kebersihan rumput laut dari
kotoran, pasir, dan batu karang yang melekat. Kadar CAW dihitung dari berat
rumput laut kering yang telah dicuci dan dibersihkan dibandingkan dengan berat
rumput laut kering sebelum dibersihkan. Kadar CAW rata-rata rumput laut kering
Gelidium sp. sebesar 80%.
3.3.2. Penelitian utama
Penelitian utama adalah proses pembuatan agar bakto yang mengacu pada
modifikasi dari Rifai (2005) dengan penambahan khitosan berbagai konsentrasi.
Proses pembuatan agar bakto bertujuan untuk membuat agar bakto dan
membandingkan pengaruh penambahan berbagai konsentrasi khitosan sebagai
absorben komponen lain. Kitosan yang ditambahkan terdiri dari 3 kombinasi
perlakuan yaitu pada konsentrasi 0,5% ; 1 % ; 1,5 % dan 0 % sebagai kontrol.
Proses pembuatan agar bakto adalah sebagai berikut: rumput laut
(Gelidium sp.) kering dibersihkan dan disortir dari kotoran-kotoran yang
menempel dan dicuci berulang-ulang hingga bersih. Selanjutnya Gelidium
direndam dan dipucatkan selama semalam dengan menggunakan NaOH 0,25 %
dan H2O2 2%. Penetralan dilakukan dengan mencuci di air mengalir sampai pH
netral (pH=7). Setelah dicapai pH netral kemudian dilakukan pencacahan dan
penghancuran dengan blender sampai cukup homogen untuk memudahkan proses
pengekstraksian Gelidium sp.
Proses ekstraksi dilakukan dengan suhu 850-950 C selama 1,5-2 jam
dengan perbandingan antara air dengan berat kering Gelidium sp. adalah 30:1.
Setelah proses ekstraksi
selesai
dilakukan
proses
penyaringan
dengan
15
0,5%; 1%; 1,5% dan 0% sebagai kontrol dan kemudian dilakukan proses absorpsi
selama 45 menit supaya khitosan benar-benar bekerja efektif. Penambahan
khitosan bertujuan untuk mengikat pengotor yang ada selama proses ekstraksi
berlangsung.
Penyaringan atau filtrasi dilakukan dengan menggunakan kain nilon mess
pada saat campuran tersebut masih panas. Penyaringan dimaksudkan untuk
memisahkan agar-agar murni dengan residu yang berisi butiran khitosan. Filtrat
yang didapat dibiarkan menjendal dalam cetakan plat, kemudian setelah agar
menjendal, dilakukan proses pengepresan semalam. Kemudian proses dilanjutkan
dengan pengeringan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.
Lembaran agar bakto yang telah kering dihaluskan untuk mendapatkan bentuk
serpihan atau hingga meyerupai tepung. Gambar 3. menunjukkan tahap
pembuatan agar bakto.
3. 4.
Analisis Sampel
Analisis yang dilakukan pada penelitian pendahuluan ini yaitu analisis
clean anhydrous weed untuk rumput laut Gelidium sp. Sedangkan untuk analisis
pada penelitian utama meliputi kadar air, kadar abu, kadar sulfat, viskositas,
kekuatan gel, derajat putih, serta nilai pH (derajat keasaman). Agar bakto hasil
penelitian kemudian diuji sebagai media pertumbuhan bakteri dengan metode
total plate count atau metode hitungan cawan. Agar bakto diuji kejernihan, dan
titik gelifikasi.
3.5.
Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian pada penelitian ini meliputi uji clean anhydrous weed
untuk rumput laut Gelidium sp. serta rendemen agar, viskositas, kadar sulfat,
kadar air, kadar abu, derajat keasaman, derajat putih, pengukuran kekuatan gel
dan total mikroba (TPC) untuk agar bakto yang dihasilkan.
16
Ekstraksi 1,5-2 jam pH 6-7 pada suhu 85o-95oC Perbandingan air:rumput laut 30:1
Filtrat
Penambahan Khitosan 0%, 0,5%, 1%, !,5% pada waktu absorbsi 45 menit
Pengepresan semalam
Agar bakto
Keterangan :
masukan input
Proses
Hasil
17
a)
b)
Wa
x 100%
Wr
100o-105 oC,
kemudian
didinginkan
dalam
desikator
untuk
CA
x100%
BA
18
Keterangan:
d)
CA
x100%
BA
e)
19
f)
g)
h)
20
P x 0,4116
x 100%
Ws
Keterangan:
P
= bobot endapan
Ws
= bobot sampel
j)
21
koloni
fp
22
Keterangan :
3. 6.
= faktor pengenceran
Rancangan Percobaan
Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari satu jenis perlakuan yaitu
ij
ij =
i = 1, 2, 3, 4 (konsentrasi khitosan)
j = 1, 2 (ulangan)
Data yang diperole dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). Jika
analisis menunjukkan adanya pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan uji
beda nyata jujur (BNJ). Formula uji BNJ menurut Steel dan Torrie (1991) adalah :
= q (p, fe) SY
Keterangan : q = ditentukan dari tabel
p = jumlah perlakuan
fe = derajat bebas galat
SY =
KTG
r
23
4.
Penelitian
utama
untuk
menguji
pengaruh
perlakuan
rendem en (% )
35,8
32,9
29,2
kontrol
29,1
khit 0,5%
khit 1%
khit 1,5%
perlakuan
24
kandungan agar yang terdapat dalam rumput laut dipengaruhi oleh musim
(Armisn dan Galatas 2000). Pada penelitian ini, rumput laut yang digunakan
tidak dapat ditentukan umur panennya, sedangkan umur panen merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi rendemen. Nilai rendemen agar cenderung
berfluktuasi. Namun rendemen yang dihasilkan dari ekstraksi rumput laut jenis
Gelidium sp. ini dapat dikatakan baik karena berdasarkan BSN (1998), SNI untuk
rumput laut kering Gelidium sp. dapat dianggap bagus jika kandungan agarnya
lebih dari 25%.
4. 2. Kadar Air
Pengamatan kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air dalam
agar bakto penelitian. Nilai kadar air dari agar bakto dapat dipengaruhi oleh
proses pengeringannya, baik yang menggunakan oven (secara mekanik) atau
menggunakan sinar matahari (Winarno 1991). Histogram nilai kadar air dapat
dilihat pada Gambar 5.
19.5
19
18.5
kadar air (%)
18.5
18.1
18.1
18
17.7
17.5
17
16.5
16
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
khit 1,5%
perlakuan
25
menunjukkan bahwa
penambahan
khitosan
berpengaruh secara nyata terhadap nilai kadar air pada agar bakto. Hasil uji lanjut
Duncan menyatakan bahwa hanya agar bakto dengan penambahan khitosan 1,5%
yang berbeda nyata dengan agar tanpa penambahan khitosan (khitosan 0%).
Terjadi fluktuasi nilai yang cenderung menurun bersamaan dengan peningkatan
konsentrasi khitosan. Hal tersebut disebabkan karena senyawa pengotor yang ada
pada filtrat agar-agar telah terserap secara maksimal oleh khitosan. Senyawa
pengotor pada agar bakto dapat mengikat air bebas. Oleh karena itu dengan
terserapnya senyawa pengotor ini maka semua air bebas dalam agar bakto dapat
diuapkan atau dikeringkan pada saat proses pengeringan agar bakto. Akibat proses
ini maka kadar air agar bakto akan mengalami penurunan. Selain itu terjadinya
penurunan kadar air ini dapat disebabkan akibat adanya gugus hidrofilik pada
khitosan yang mampu mengikat air dan bahan-bahan tersuspensi dalam air.
4. 3.
Kadar Abu
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan
organik terbakar tetapi zat anorganik tidak, sehingga disebut abu (Winarno 1997).
Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil
pembakaran bahan organik (Apriyantono, dkk. 1989). Elemen mineral yang
paling banyak dalam jaringan tumbuhan bervariasi mulai dari 0,1%-5% dari berat
basah. Elemen mineral yang paling banyak dalam tanaman ialah K, Cl, Mg, Fe, P,
S, dan N (Larry, dkk. 1990). Sedangkan menurut Anggadireja, dkk. (2006),
elemen mineral yang paling banyak dalam rumput laut adalah kalium, kalsium,
fosfor, zat besi dan iodium. Beberapa jenis rumput laut mengandung lebih banyak
vitamin dan mineral penting, seperti kalsium dan zat besi bila dibandingkan
dengan sayuran dan buah-buahan. Histogram nilai kadar abu dapat dilihat pada
Gambar 6.
26
8
7
k.abu(% )
4,6
4,4
3,4
4
3
2
1
0
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
khit 1,5%
perlakuan
27
4. 4.
Derajat Putih
Nilai derajat putih agar bakto yang diperoleh berkisar antara 29,2%
(std=0,9) sampai dengan 35,6% (std=7,1). Nilai derajat putih tertinggi diperoleh
pada perlakuan khitosan 1,5% dan nilai derajat putih terendah diperoleh pada
perlakuan 0%. Apabila dibandingkan dengan derajat putih komersil rata-rata
(skala 0-110) sebesar 50%, maka dibandingkan dengan standar BaSO4 agar bakto
komersil 45,45%. Histogram nilai derajat putih dapat dilihat pada Gambar 7.
45
40
35
30
33,6
33,7
khit 0,5%
khit 1%
35,6
29,2
25
20
15
10
5
0
kontrol
khit 1,5%
perlakuan
28
(1997), mengemukakan bahwa warna suatu bahan dapat dipucatkan dengan suatu
bahan pemucat melalui proses fisika dan kimia. Proses ini melibatkan proses
oksidasi, reduksi atau absorbsi yang membuat suatu benda berwarna atau kotoran
menjadi lebih mudah dilepaskan dan dihilangkan selama proses pemucatan.
4. 5.
Viskositas
Viskositas didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan geser suatu
cairan. Suspensi koloid dalam larutan dapat meningkat dengan cara mengentalkan
cairan sehingga terjadi absorbsi dan pengembangan koloid (Glicksman 1983).
Viskositas dipengaruhi oleh jenis rumput laut penghasil agar dan kondisi selama
proses panen. Umur panen mempengaruhi kandungan sulfat yang bertanggung
jawab terhadap kekentalan. Kadar air yang tinggi menurunkan kekentalan larutan.
Histogram nilai viskositas agar bakto hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 8.
25
viskositas (cp)
20
15
12,3
12,6
10
5,8
5
4,5
0
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
khit 1,5%
pe rlakuan
29
9,2
8,9
8,7
8,1
nilai pH
8
6
4
2
0
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
perlakuan
khit 1,5%
30
2.5
2.5
2.3
2.2
2
1.5
1
0.5
0
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
perlakuan
khit 1,5%
31
32
180
kekuatan gel
160
140
118,9
120
91,9
100
80
60
56
38,9
40
20
0
kontrol
khit 0,5%
khit 1%
khit 1,5%
perlakuan
total bakteri pada nutrient agar. Agar bakto hasil penelitian memiliki karakteristik
berbentuk serpihan dan berwarna kekuningan. Pada saat diaplikasikan sebagai
media pertumbuhan bakteri, larutan agar bakto dari Gelidium sp. berwarna kuning
agak keruh bila dibandingkan dengan agar bakto difco yang berwarna kuning
jernih. Hal ini diduga karena pada saat penyaringan ada sebagian zat pengotor
yang ikut masuk ke dalam filtrat. Filtrasi membutuhkan perhatian khusus karena
tahap ini menentukan kemurnian produk agar-agar. Kemampuan pembentukan gel
33
agar bakto Gelidium sp. dan agar bakto difco adalah pada suhu 420C. Uji media
kultur bakteri adalah uji mikrobiologi yaitu uji total bakteri. Jumlah bakteri yang
mampu tumbuh dan nilai log jumlah bakteri dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah bakteri dan nilai log
Jenis sample
Khitosan 0%
Khitosan 0,5%
Khitosan 1%
Khitosan 1,5%
Agar bakto difco
5,2x10
8
5,5x10
8
5,6x10
8
5x10
8
4,5x10
8,72
8,74
8,75
8,70
8,65
34
5.
5. 1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Karakteristik fisika kimia agar bakto hasil penelitian
Saran
Sebagai kelanjutan dari penelitian ini penulis menyarankan untuk
35
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A. 2004. Pengaruh Penambahan Khitosan Terhadap Mutu Agar Bakto
(Bacto Agar). [Skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Anggadiredja JT. 1993. Nilai Protein dan Asam Amino Beberapa Jenis MakroAlgae Laut. 12 hal. Jakarta : BPP Teknologi/ Kantor Negara Riset dan
Teknologi, Direktorat Pengkajian Ilmu Kehidupan.
Anggadiredja JT. 2008. Indonesia Produsen Rumput Laut Terbesar.
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/9/indonesia-produsen-rumput-lautterbesar/. [4 November 2008]
Angka SL, Suhartono MT. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: IPB, Pusat
Kajian Sumberdaya dan Pesisir Lautan.
Anonim. -. http://www.iptek.net.id/ind/pd_alga/index.php?mnu=2&alga=merah.
[11 November 2008]
Anonim. 1987. Catyonal Polimer for Recovering Valuable by Products from Food
Processing Waste. Burgees: Protein Laboratories.
Anonim. 2006. Agar-agar. http://wapedia.mobi/id/Agar-agar. [3 Pebruari 2008]
Anonim. 2007. Chitosan. http://en.wikipedia.org/Chitosan. [19 Pebruari 2008]
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 1995. Official Methods of
Analysis 16th edition. New York: Arlington, Inc.
Apriyantono A, Fardiaz D, S Budiyanto dan NL Puspitasari. 1986. Penuntun
Analisa Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Bogor.
Armisn R, Galatas F. 2000. Agar. Di dalam Phillips GO, Williams PA (eds).
Handbook of Hydrocolloids. England: Woodhead Publishing Limited.
Austin PA. 1984. Chitin Solven and Solubility Parameters. Delaware: US
Department of Commerce, the University of Delaware.
Bastaman S. 1989. Studies on degradation an extraction of chitin and chitosan
from prawn shell (Nephrops norregicus). [Tesis]. Belfast: The Department
of Mechanical, Manufacturing, Aeronautical and Chemical Engineering,
Faculty of engineering, Queen University.
Bough WA. 1975. Coagulation with chitosan and aid to recovery of by-products
from egg breaking wastes. J. Poultry Sci. 54 : 1904-1912.
British Standard 757. 1975. Sampling and Testing of Agar.
36
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. Standar Nasional Indonesia 01-26901998: Rumput Laut Kering. Jakarta : Dewan Standardisasi Nasional.
Chapman VJ, Chapman DJ 1980. Seaweeds and Their Uses. London. New York.
Cotrel IW, Kovacs P. 1980. Alginates. Di dalam Davidson RL (ed). Handbook of
Water Soluble Gum and Resin. New York: McGraw-Hill Book Co.
[Deptan] Departemen Pertanian. 11-12 Maret 1991. Prosiding Temu Karya
Ilmiah, Teknologi Pasca Panen, Rumput Laut. Subbalai Penelitian dan
Perikanan Laut Slipi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Riset Pengembangan Produk
Agarosa dari Rumput Laut. www.dkp.go.id. [3 Pebruari 2008].
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Buku Saku Statistik Perikanan
Budidaya Tahun 2005. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.
[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Station. 1987. The Wild
Harvest and Culture of the Economically Important Species of Gelidium in
Chile. www.fao.org. [4 November 2008].
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
.1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Penerbit PAU-Pangan dan
Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gelrite. 2003. Gellan-Gum. Kelco Division. USA.
Glicksman, M. 1983. Food Hydrocolloid Vol II. CRC Press, Inc. Boca Raton.
Florida. 199 hlm.
Istini S, Abraham S, dan Zatnika A. Desember 2001. Proses Pemurnian Agar dari
Gracilaria sp. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 3(9) : 89-93.
Kadi A dan WS Atmadja. 1988. Rumput Laut, Jenis, Reproduksi, produksi,
budidaya dan pasca panen. Seri Sumberdaya Alam. P3O-LIPI. Jakarta
Kett Electric Laboratory. 1981. Operating Instruction Kett Digital Whiteness
Meter. Unpublished
Knorr D. 1984. Function properties chitin and chitosan. J. Food Sci. 48 : 36-41.
Larry BA, Davidson PM, Salminen S. 1990. Food Additives. New York and
Basel: March Dekker R, Inc.
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Penerjemah Thenawidjaja M.
Principles of Biochemistry. Jakarta : Erlangga.
37
38
39
Khit 0%
ulangan
Rendeman
Kadar
Kadar
Derajat
Viskositas
(%)
air (%)
abu
putih
(cps)
(%)
(%)
pH
Kadar
Kekuatan
sulfat
gel
(%)
(g/cm )
27,9
18,876
6,346
28,5
19,1
8,85
3,03
41,28
37,98
18,185
6,187
29,82
5,55
9,56
2,05
46,445
24,15
18,06
5,197
33,865
20
8,66
2,30
59,24
34,29
18,062
4,995
33,595
5,25
9,14
2,34
72,77
39,49
17,891
3,47
33,685
9,22
2,16
103,65
32,02
18,3255
3,403
33
5,5
8,19
2,15
100,15
32,52
18,1715
4,221
25,45
6,79
2,37
122,695
25,73
17,2705
4,252
25,64
9,42
2,72
115,245
2
Khit 0,5%
2
Khit 1%
1
2
Khit 1,5%
40
Rendeman
Sum of Squares
61,495
153,166
df
3
4
214,660
0,957
0,443
1,400
Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Within Groups
Total
Kadar air
Mean Square
20,498
38,291
F
0,535
Sig.
0,683
0,319
2,879
0,167
4
7
0,111
2,796
932
1,021
0,472
3,650
913
6,447
44,553
14,851
64,676
0,001
0,919
0,230
0,713
0,593
Between Groups
Within Groups
Total
Kadar abu
Derajat putih
Between Groups
Within Groups
Total
45,472
Between Groups
109,698
36,566
Within Groups
205,208
51,302
Total
314,905
Between Groups
6,438
2,146
Within Groups
0,249
0,062
Total
6,686
Between Groups
0,215
0,072
Within Groups
0,536
0,134
Viskositas
pH
Kadar sulfat
Total
Kekuatan gel
Between Groups
Within Groups
Total
0,752
7754,94
2584,98
3630,995
907,749
11385,936
N
2
1
17,5808
2
2
18,0610
18,2485
18,0610
18,2485
0,120
18,5305
0,237
34,525
0,003
0,534
0,683
2,848
0,169
41
N
2
2
1
29,1600
33,5950
2
2
33,6850
35,5900
1,000
0,860
1,000
42
Pengenceran Agar
Khit 0%
Khit 0,5%
Khit 1%
Khit 1,5%
bakto
1, Ulangan I
Ulangan II
2,Ulangan I
Ulangan II
3, Ulangan I
Ulangan II
4, Ulangan I
Ulangan II
5, Ulangan I
Ulangan II
6, Ulangan I
Ulangan II
7, Ulangan I
Ulangan II
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
385
378
443
450
474
360
392
443
421
460
47*
47*
63*
51*
45*
42*
56*
48*
61*
54*