OLEH :
BAYU MUNANDAR
26020212130066
ASISTEN :
ARINTIKA WIDHAYANTI
26020211130064
BAB 1. PENDAHULUAN
praktikum
ini
kita
menggunakan
instrumen
Spektrofotometer.
Spektrofotometer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa
baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi
dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Konsentrasi fosfat dihitung
berdasarkan persamaan garis regresi menggunakan Ms. Excel. Semakin nilai regresi
mendekati 1 maka nilainya semakin akurat.
1.2 Tujuan
1. Membuat analisis larutan yang dibutuhkan dalam analisis Posfat
2. Menganalisis kandungan posfat inorganik terlarut dalam sampel air dengan
menggunakan spektofotometer
Waktu
: 07.30- 13.00
Tempat
2.1 Fosfat
2.1.1 pengertian fosfat
Fosfor merupakan salah satu unsur hara (nutrien) yang dibutuhkan oleh
organisme perairan (nybakken, 1985 dalam ahmad, 2004). Fosfor yang berada
di alam tidak dijumpai dalam keadaan bebas, akan tetapi dapat kita jumpai
dalam bentuk terikat dengan unsur lain membentuk senyawa. Di laut, fosfor di
jumpai dalam keadaan terlarut dan tersuspensi atau terikat di dalam sel
organisme dalam air (ahmad, 2004).
Fosfat merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Indranuda (1994) fosfor
merupakan bagian integral tanaman di bagian penyimpanan (storage) dan
pemin-dahan (transfer) energi.
Sifat Kimia Unsur Fosfor pada unsure fosfat adalah :
Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar
di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan
asam fosfat di industri.
Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek
korek api.
(Millero, 1996 dalam Fonny dan Hanif, 2011)
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT)
dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis
mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
b)
Fosfor dapat digunakan untuk pembuatan korek api setelah dicampur dengan
karbon dan belerang.
c)
d)
Fosfor putih ternyata digunakan dalam barang konsumsi yang kita gunakan seharihari, seperti minuman bersoda dan pasta gigi. Secara luas, fosfor putih dipakai
dalam industri untuk membuat asam fosfat atau bahan kimia lain untuk dijadikan
pupuk, bahan pengawet makanan, dan zat pembersih.
e)
f)
Dalam jumlah kecil, zat ini juga digunakan dalam pestisida dan kembang api.
Asam fosfat jenuh, mengandung 70-75% P2O5, yang mana P2O5 merupakan
bahan penting dalam bidang pertanian tembak.
g)
Fosfat juga dipakai dalam pembuatan kaca khusus, seperti yang digunakan dalam
lampu sodium.
h)
Fosfor penting untuk otot-otot. Tanpa fosfor didalam tubuh, anda tidak dapat
mengangkat kening atau menggerakkan jari sekalipun. Fosfor menolong juga
dalam memelihara keseimbangan asam basa yang normal di dalam tubuh dan
perlu sekali dalam pembentukan gigi yang sehat dan tulang yang kuat.
i)
Fosfor bekerja dengan kalsium untuk membangun tulang dan gigi. Zat ini
membantu mempertahankan jaringan otak dan syaraf yang normal. Kekurangan
fosfor dapat menyebabkan berkurangnya berat badan, kehilangan nafsu makan,
pernafasan tidak teratur dan kelelahan. Sumber makanan yang mengandung
fosfor mencakup: jagung, produk-produk susu ( yang rendah lemak ), buahbuahan yang dikeringkan, kuning telur. Tumbuhan polong. Kacang-kacangan,
biji-bijian dan padi-padian.
j)
k)
Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai
alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di
dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di
dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan
interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air,
diangkut di dalam
fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang
dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
l)
P2O5 yang dapat bereaksi dengan air membentuk larutan asam dapat digunakan
sebagai bahan pengering
m) Fosfor putih digunakan sebagai bahan racun tikus dan bom asap
n)
Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produkproduk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai
pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.
o)
Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan
tulang.
p)
bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain
itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk
menghasilkan cahaya putih.
q)
Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme
untuk energi dan pertumbuhan
fosfor
menjadi
Bom
yang
sangat
mengerikan.
Fosfor
bom memiliki sifat utama membakar. Zat fosfornya biasanya akan menempel di
kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar
dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom
ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir
b) membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun yang
paling berbahaya yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil
pembakaran fosfor bukan pada ledakannya
c) Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat eksotermis yaitu menghasilkan
suhu sekitar 800C. Suhu yang tinggi inilah yang akan merusak jaringan tubuh
seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ tubuh. Sedangkan hasil
pembakaran fosfor putih yaitu berupa P2O5 dalam bentuk asap. Asap yang
dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun bersifat korosif
atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu jika
fosfor ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika terbakar akan
merusak sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan
menyebabkan kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paruparu jika dalam jumlah yang lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan
menyebabkan luka bakar dan akan lebih parah lagi jika terkena dalam jumlah
banyak.
d) Biji fosfat mentah mengandung 2 4 % F. Sewaktu bijih fosfat diubah menjadi
fosfat yang larut dalam air, fluorida dilepas ke udara sehingga menyebabkan
rusaknya tanaman dan keracunan pada ternak. Proses juga menghasilkan limbah
fosfogipsum putih yang bersifat radioaktif karena bijih fosfat mengandung
uranium dari produk peluruhnya.
e) Pemanfaatan unsur P pada detergen dan pupuk telah menyebabkan eutrofikasi,
yakni suburnya tanaman air fitoplankton. Hal ini menyebabkan kadar dalam air
berkurang, sehingga organisme air lainnya akan mati.
laut. Setelah itu fosfat yang dari batuan itu akan terkikis lalu akan terserap lagi
oleh tumbuhan (Harper, 1992).
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat
organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air
dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.
Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah
dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai
Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam
siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas,
dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter
aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman (Indranuda,
1994).
Gelombang Laut
mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai (Aziz, 2006). Gelombang laut pada
umumnya timbul oleh pengaruh angin, walaupun masih ada faktor-faktor lain yang
dapat menimbulkan gelombang di laut seperti aktivitas seismik di dasar laut (gempa),
letusan gunung api, gerakan kapal, gaya tarik benda angkasa (bulan dan matahari)
(Nining, 2002). Gelombang laut juga dapat terjadi di lapisan dalam (pada bidang
antara dari dua lapisan air yang mempunyai densitas berbeda). Gelombang ini disebut
gelombang dalam (internal waves) (Aziz, 2006).
2.2.3
Pasang Surut
Menurut Nontji (1993), pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka laut
secara berirama yang di sebabkan gaya tarik bulan dan matahari, adanya gerakan dari
benda- benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi
bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari.
Pada jenis harian tunggal hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap
hari. Pada pasang surut harian ganda terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang
tingginya masing- masing sama. Pada pasang surut campuran condong ke harian
ganda (mixed tide, prevailing semi diurnal) terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari, tetapi berbeda dalam tinggi dan waktunya. Terakhir adalah pasang surut
campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevelling diurnal ). Pada jenis ini
tiap hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi kadang- kadang pula untuk
sementara dengan dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan waktu yang
sangat berbeda (Nontji, 1993).
2.2.4
Suhu Perairan
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses
kehidupan dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut
proses metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit.
Biasanya berkisar antara 00C-40C (Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008).
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air
normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan
metabolism dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting
di air (Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009).
2.2.5
DO
Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Untuk
mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati
beberapa parameter kimia seperti aksigen terlarut (DO) (SALMIN. 2000).
Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen) maka kualitas air semakin
baik, jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang
tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO
dinyatakan dalam persentase saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad
hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi
dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut
(SALMIN. 2000).
2.3
Spektrofotometer
Gambar 2. spektrofotometer
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
Warna
Warna pelengkap
ungu
hijau kuning
400 - 435
biru
kuning
435 - 480
biru hijau
oranye
480 - 490
hijau biru
merah
490 - 500
hijau
merah lembayung
500 - 560
hijau kuning
ungu
560 - 580
kuning
biru
580 - 595
oranye
biru hijau
595 - 610
merah
hijau biru
610 - 750
2.
III.
MATERI METODE
3.1 Materi
3.1.1 Alat
Tabel 2. Alat
Nama
Gambar
Kegunaan
Spektrofotomete
Untuk mengukur
absorbansi larutan
yang dianalisa
Labu Ukur
Sebagai wadah
untuk
mengencerkan
larutan
Pipet Gondok
Untuk mengambil
larutan dalam
jumlah tertentu
Gelas Beaker
Sebagai wadah
larutan sampel
diletakkan
Cuvet
Tempat meletakkan
larutan sampel
yang akan diukur
absorbansinya
Tabung
Sebagai wadah
larutan sampel
Tabung Reaksi
Sebagai
wadah larutan
sampel
diletakkan
Vacum Pump
Untuk
mempercepat
proses
pengeringan
Ember
Untuk tempat
sisa
larutan
yang
sudah
dipakai
Kertas saring
Digunakan
untuk
menyaring
pada
saat
penyaringan
dengan
filter
holder
Kertas tissue
Untuk
membersihka
n alat setelah
dicuci
3.1.2 Bahan
Tabel 3. Bahan
Nama
Gambar
Air sample
Kegunaan
Sebagai
larutan
baku
Larutan
standar
Phosfat
Sebagai
sampel
Air AC
Untuk
mengencerkan
larutan
dan
mencuci
alat
Mix
Reagen
Untuk
memberikan
warna
larutan
pada
sehingga
absorbansi
dapat
diukur
3.2
Metode
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat mix reagen dengan bahan ; ammonium molibdate, larutan asam sulfat,
larutan sam ascorbit, larutan potassiun antimonyltatrat dengan perbandingan 2 ; 5;
2 ;1
3. Encerkan larutan fosfat 500 ppm menjadi 0.2;0.4;0.6 untuk membuat larutan
standar 1,2,3
IV.
4.1 Hasil
4.1.1
Peta 10 Stasiun
Gambar 3. Peta lokasi pengambilan sample
4.1.2
Kadar Fosfat
Tabel 4. Tabel Kadar Fosfat
No
Lokasi Sampel
1.
Stasiun 1
0.077
2.
Stasiun 2
0.55
3.
Stasiun 3
0.056
4.
Stasiun 4
0.147
5.
Stasiun 5
0.4
6.
Stasiun 6
0.05081
7.
Stasiun 7
0.064
8.
Stasiun 8
0.0063
9.
Stasiun 9
0.00193
10
Stasiun 10
0.178
Stasiun 1
Tabel 5. Stasiun 1
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.082
885
0.2
Larutan standar 2
0.123
885
0.4
Larutan standar 3
0.167
885
0.6
Larutan Sampel
0.034
885
R2
0.969
Persamaan garis
y = 0.271 x + 0.11
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.271x+0.11
0.034 =0.271x+0.11
X
=0.077 ppm
Stasiun 2
Tabel 6. Stasiun 2
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.096
885
0.2
Larutan standar 2
0.13
885
0.4
Larutan standar 3
0.201
885
0.6
Larutan Sampel
0.181
885
R2
0.969
Persamaan garis
y = 0.318x + 0.011
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.318x+0.011
0.034 =0.318x+0.011
X
=0.55 ppm
Stasiun 3
Nilai
Panjang
Konsetrasi
Absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.097
885
0.2
Larutan standar 2
0.119
885
0.4
Larutan standar 3
0.178
885
0.6
Larutan Sampel
0.056
885
R2
0.935
Persamaan garis
y = 0.202x + 0.050
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.202x+0.050
0.034 =0.202x+0.050
X
Tabel 7. Stasiun 3
=0.147 ppm
Stasiun 4
Tabel 8. Stasiun 4
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
Absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.112
885
0.2
Larutan standar 2
0.247
885
0.4
Larutan standar 3
0.375
885
0.6
Larutan Sampel
0.018
885
R2
0.998
Persamaan garis
y = 0.63x - 0.005
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.63x-0.005
0.018 =0.63x-0.005
X
= 0.055 ppm
Stasiun 5
Tabel 8. Stasiun 5
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.118
885
0.2
Larutan standar 2
0.258
885
0.4
Larutan standar 3
0.378
885
0.6
Larutan Sampel
0.0755
885
R2
0.998
Persamaan garis
y = 1.568x + 0.004
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
=1.568x+0.004
0.4
=1.568x+0.004
=0.4 ppm
Stasiun 6
Tabel 9. Stasiun 6
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.087
885
0.2
Larutan standar 2
0.233
885
0.4
Larutan standar 3
0.358
885
0.6
Larutan Sampel
0.018
885
R2
0.990
Persamaan garis
y = 0.61x - 0.013
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.61x-0.013
0.018 =0.61x-0.013
X
= 0.05081 ppm
Stasiun 7
Tabel 10. Stasiun 7
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.095
885
0.2
Larutan standar 2
0.24
885
0.4
Larutan standar 3
0.368
885
0.6
Larutan Sampel
0.006
885
R2
0.998
Persamaan garis
y = 0.682x - 0.038
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.682x-0.038
0.006 =0.682x-0.038
X
=0.064 ppm
Stasiun 8
Tabel 11. Stasiun 8
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.101
885
0.2
Larutan standar 2
0.245
885
0.4
Larutan standar 3
0.372
885
0.6
Larutan Sampel
0.005
885
Persamaan garis
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.63x-0.009
0.005 =0.63x-0.009
X
= 0.0063 ppm
0.995
y = 0.63x - 0.009
Stasiun 9
Tabel 12. Stasiun 9
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
(30 m)
Absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.117
885
0.2
Larutan standar 2
0.268
885
0.4
Larutan standar 3
0.294
885
0.6
Larutan Sampel
0.013
885
R2
0.941
Persamaan garis
y = 0.516x + 0.014
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.516x+0.014
0.013 =0.516x+0.014
X
= 0.00193 ppm
Stasiun 10
Tabel 13. Stasiun 10
Larutan yang diamati
Nilai
Panjang
Konsetrasi
(30 m)
Absorbansi
gelombang (nm)
(ppm)
Larutan Blank
885
Larutan standar 1
0.102
885
0.2
Larutan standar 2
0.27
885
0.4
Larutan standar 3
0.351
885
0.6
Larutan Sampel
0.003
885
R2
0.983
Persamaan garis
y = 0.610x - 0.002
regresi
Konsentrasi Fosfat Sampel :
Y
=0.610x-0.002
0.003 =0.610x-0.002
X
= 0.178 ppm
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kondisi Perairan Semarang
Pada praktikum kali ini mengenai posfat. Air sample yang digunakan dalam
praktikum ini diambil diddaerah pantai semarang. Dimana sudah kita ketahui bahwa
pantai semarang berada di perairan pantai utara jawa. Dimana di perairan tersebut
memiliki dasar laut yang landai sehingga faktor oseanografi seperti gelombang, arus
energinya relatif kecil. Didaerah pantai utara jawa banyak sungai yang bermuara di
tempat itu, dan banyak limbah pabrik dan rumah tangga yang dibuang di sungai,
karena gelombangnya relatif kecil maka limbah yang masuk pantai akan menumpuk
di suatu daerah karena tidak ada pengadukan yang energinya besar. Dengan adanya
hal tersebut, perairan pantai utara jawa digolongkan perairan yang kurang baik.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa perairan pantai
Semarang memiliki suhu 34.50 - 39.60 C. Dimana suhu terendah terdapat pada titik 1
dan suhu tertinggi terletak pada titik 7. Salinitas pada perairan ini juga bersifat variatif
yaitu dari rentang 5 26. Dimana salinitas terendah terdapat di dekat muara sungai.
Oksigen terlarut (DO) pada perairan tersebut juga sangat bervariatif yaitu 2.6 - 4.9.
Dimana DO terendah terdapat di dekat muara sungai. Hal ini disebabkan oleh adanya
sedimen tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan pada perairan tersebut sehingga
organisme autotrof tidak dapat berfotosintesis dengan baik dan kurang menghasilkan
oksigen. DO menjadi parameter terpenting dalam analisa fosfat dimana semakin
rendah konsentrasi fosfat maka semakin tinggi DO karena fosfat telah digunakan
untuk
fotosintesis
biota
autrotrof
(fitoplankton)
dimana
hasil
fotosintesis
pengukuran fosfat disuatu perairan dapat menjadi parameter tentang jumlah limbah
yang dibuang dilaut dan cara mencegah serta membatasi limbah yang masuk ke
perairan agar kualitas perairan terjaga dengan baik.
Berdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
perairan dengan tingkat kesuburan rendah yang memiliki kadar fosfat total berkisar
antara 0 0.02 mg/liter; perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar
fosfat 0.021 0.05 mg/liter; dan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi,
memiliki kadar fosfat total 0.051 0.1 mg/liter.
Dimana dari hasil pengukuran fosfat di pantai Semarang tingkat
kesuburannya sangat bervariatif dimana tingkat kesuburan tertinggi terletak pada
stasiun 2 dan kesuburan terendah terdapat pada stasiun 9 karena DO yang paling
besar.
4.2.4 distribusi fosfat di laut hubungannya dengan data parameter
oseanografi fisika
Distribusi fosfat dilaut sangat berhubungan dengan parameter oseanografi
fisika. Arus dan gelombang sangat berpengaruh dimana pada stasiun 1 dan stasiun
2 terletak di dekat muara yang arusnya cenderung lebih kecil dibanding stasiun
yang terletak menjorok kea rah pantai sehingga fosfat cenderung terakumulasi di
daerah muara. Sedangkan gelombang membawa fosfat dari daerah muara menuju
ke pantai. Hal ini disebabkan oleh adanya lintasan partikel air gelombang perairan
dangkal yang bergerak maju mundur membawa transport air dan sedimen yang
mengandung fosfat.
DO juga mempengaruhi konsentrasi fosfat, dimana semakin tinggi fosfat
maka DO semakin rendah karena fosfat cenderung terdapat di perairan yang
banyak
mengandung
sedimen
tersuspensi,
sehingga
organisme
autotrof
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar nilai DO maka nilai konsentrasi fosfat diperairan akan semakin
kecil.
2. Hasil konsentrasi fosfat tertinggi pada stasiun 2 sebesar 0.55 ppm
3. Hasil konsentrasi fosfat terendah pada stasiun 9 sebesar 0.00193 ppm
4. Semua stasiun tingkat kesuburannya tinggi kecuali stasiun 8 dan 9.
5. semakin kecil pengaruh dari parameter oseanografi maka konsentrasi fosfat akan
terakumulasi pada suatu daerah karena tidak ada pengadukan.
5.2 Saran
1. Hendaknya praktikan teliti dalam preparasi larutan sehingga didapatkan hasil
analisa fosfat yang valid.
2. Hendaknya praktikan praktik langsung dalam pembuatan reagen.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
F,
Harry.
2004.
Penentuan
Fosfat
Berdasarkan
Panjang
Pita
Warna
Bromida.IPB.
Bogor
Effendi, H. 2003.TelaahKualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. PenerbitKanisius. Yogyakarta.
Indonesia: Jakarta
Nontji, A. 1984.BiomassadanProduktivitasFitoplankton di PerairanTeluk Jakarta
sertaKaitannyadenganFaktor-faktorLingkungan.Tesis.Pascasarjana.IPB. Bogor
Roe, S. 2001. Protein Purification Techniquues: A Praactial Approach. Oxford: Oxford
University Press.
SALMIN. 2000. Kadar Oksigen Terlarut diperairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan
Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di
Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan
S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 - 46
Underwood, A.L. 2001. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama