Food Day
Food Day
Oleh :
Nama
NRP
: Nurul Hikmah
: 123020181
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah Talk Show Food Day dengan tema Memanfaatkan Hasil
Agrikultur Keluarga Untuk Ketahanan Pangan
Meskipun dalam penyusunannya tak jarang menemui rintangan,
tapi berkat bantuan semua pihak makalah ini akhirnya bisa selesai. Maka
penyusun juga tak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama
kepada :
1. Dr. Ir. Leni. H. Afrianti, MP selaku dosen mata kuliah Teknologi
Pengawetan.
2. Orang tua yang telah mendukung baik moral maupun materil penyelesaian
makalah ini.
3. Teman-teman yang turut serta membantu penyelesaian makalah ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penyusun sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih
terdapat kekurangan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, penyusun harapkan
saran dan kritik dari para pembaca. Dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini
bisa bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.2.
1.3.
Tujuan ............................................................................................................. 3
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
a.
Ketersediaan ................................................................................................... 6
b.
Akses .............................................................................................................. 6
c.
Pemanfaatan ................................................................................................... 7
d.
Stabilitas ......................................................................................................... 7
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.
Kesimpulan ................................................................................................... 12
3.2.
Saran ............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pertanian berbasis keluarga demikian eratnya dengan ketahanan pangan
global. Karena itu, peranan pertanian berbasis keluarga harus diperhatikan dunia,
di antaranya untuk mengurangi kelaparan dan kemiskinan. Hal itu disampaikan
FAO berkaitan dengan ditetapkannya 2014 sebagai Tahun Internasional Pertanian
Keluarga. penetapan tahun ini bertujuan untuk mengangkat profil pertanian
berbasis keluarga dan pertanian skala kecil dengan memfokuskan peran
pentingnya. Pertanian berbasis keluarga dan skala kecil demikian erat
hubungannya dengan ketahanan pangan global. Segala peraturan telah tertuang di
UU No. 18 Tahun 2012.
1.2. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan agrikultur keluarga
2. Apa saja yang dapat dilakukan dalam agrikultur keluarga
3. Hubungan ketahanan pangan dengan agrikultur
4. Mewujudkan mandiri pangan
5. Makanan diversifikasi karbohidrat
6. Teknologi dalam agrikultur keluarga
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah adalah :
1. Untuk menjelaskan agrikultur keluarga
2. Penerapan agrikultur keluarga
3. Memaksimalkan bahan makanan lokal
4. Mengetahui teknologi yang digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Agrikultur Keluarga
Agrikultur keluarga adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan
pertanian melalui unti terkecil yaitu keluarga.
Tujuan dari agrikultur keluarga adalah untuk mewujudkan masyarakat
yang sehat karena produk pangan yang ditaman merupakan tanaman yang mereka
tanam, maksudnya adalah makanan yang ditanam sehat atau organik karena tanpa
adanya pengawetan secara kimia ataupun pemberian pupuk kimia serta pestisida.
2.2. Pengertian Ketahan Pangan
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang
untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan
jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui
ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap
gangguan di masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat
berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan
bakar, ketidakstabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya.
Penilaian
ketahanan
pangnan
dibagi
menjadi
keswadayaan
atau
serangkaian
faktor
risiko.
perorangan
Meski
untuk
risiko
kegagalan transportasi, namun hal ini sulit dicapai di negara maju karena profesi
masyarakat yang sudah sangat beragam dan tingginya biaya produksi bahan
pangan jika tidak diindustrialisasikan. Kebalikannya, keswadayaan perorangan
yang tinggi tanpa perekonomian yang memadai akan membuat suatu negara
memiliki kerawanan produksi.
memiliki lahan lebih untuk melakukan pertanian keluarga namun ada solusi yaitu
dengan menanam sayuran atau buah didalam pot, polybag, konsep tanaman
hidrofonik dan hidrofobik. Media tanaman tersebut dapat diaplikasikan oleh
masyarakat urban untuk mewujudkan pertanian keluarga.
2.6. Perbandingan Jenis Komoditas Yang Ditanam Dalam Agrikutur
Keluarga
Jenis komoditas yang ditanam pada pertanian keluarga misalnya tomat,
cabai, stroberi. Hal tersebut tidak dapat dibandingkan berdasarkan hasil
komoditasnya karena kita tidak dapat menentukan mana yang lebih baik
komoditasnya karena
yang dapat
bahan
pangan
sudah
didapatkan,
maka
berbagai
faktor
mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga.
Bahan pangan yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis
suatu individu. Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat
dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu
komunitas atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga
mempengaruhi
pemanfaatan
pangan
karena
kesehatan
suatu
individu
mengurangi
kualitas
pemanfaatan
mempengaruhi
keberadaan
pangan
dan
oleh
persebaran
b. Cantel
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial
untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal
dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input
lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman
pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi,
sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan
ternak alternatif. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani
Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal
dengan namaCantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari
dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah,
bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar.
Di banyak negara biji sorgum digunakan sebagai bahan pangan, pakan
ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan dunia, sorgum berada pada
urutan ke-5 setelah gandum, padi, jagung dan barley (ICRISAT/FAO, 1996). Di
negara maju biji sorgum digunakan sebagai pakan ternak unggas sedang batang
dan daunnya untuk ternak ruminansia. Biji sorgum juga merupakan bahan baku
industri seperti industri etanol, bir, wine, sirup, lem, cat dan modifikasi pati
(modified starch). Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika,
India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan
bakar etanol (bioetanol). Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi
dari molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugarcane). Walaupun harga
molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum dapat berkompetisi.
adalah
nama
buah
yang
dan
pohon
menghasilkan
dari
minyak
beberapa
lemak
yang
2.10.
pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun
relative terhadap total energy baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi
pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengan mempetimbangkan aspekaspek social, ekonomi, budaya, agama, cita rasa.
Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran
untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai
mutu pangan berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Konsumsi pangan
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, yang pada tingkat makro ditunjukkan oleh
tingkat produksi nasional dan cadangan pangan yang mencukupi dari pada tingkat
regional dan lokal ditunjukkan oleh tingkat produksi dan distribusi pangan.
Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya
terjangkau sangatmenentukantingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga.
Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada
komposisi komsumsi pangan (Depkes RI , 2005). Tujuan Secara umum tujuan
Pola pangan harapan adalah untuk menghasilkan suatu komposisi standar pangan.
2.11.
Kebutuhan Teknologi
Teknologi yang dibutuhkan pada pengolahan pangan bertujuan untuk
memperpanajang umur simpan maupun menambah cita rasa. Dalam hal ini
teknologi yang dibutukan dalam pertanian misalnya adalah teknologi pengawetan
yang dapat memperpanjang umur simpan dari suatu bahan pangan supaya dapat
dimanfaatkan lebih maksimal.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan dari bab sebelumnya adalah untuk
mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan cara pertanian keluarga. Hal ini
dapat dilakukan dengan mudah dan murah karena kebutuhan pangan keluarga
dapat tercukupi dari segi jumlah maupun gizinya.
3.2. Saran
Masyarakat diwajibkan melakukan pertanian keluarga untuk mendorong
terwujudnya ketahanan pangan dalam suatu Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Jewawut. http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1763/. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2014.
Suryaningsih. 2007. Mengenal Bumi Seri 2 Untuk Kelestarian Bumi. CV Graha
Mulia : Jakarta.
Soeranto. Cantel. http://www.batan.go.id/patir/_berita/pert/sorgum/sorgum.html .
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014
Zain, Muhammad. Pola pangan harapan. http://polapanganharapanmuhammadzainal.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014