TEKNOLOGI PENGALENGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pengawetan Yang
Diberikan Oleh Dr. Ir. Leni Herliani Afrianti, MP.
Oleh :
Nama
NRP
: Nurul Hikmah
: 123020181
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah teknologi pengawetan dengan bahasan teknologi
pengalengan.
Meskipun dalam penyusunannya tak jarang menemui rintangan, tapi
berkat bantuan semua pihak makalah ini akhirnya bisa selesai. Maka penyusun
juga tak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Dr. Ir. Leni. H. Afrianti, MP selaku dosen mata kuliah Teknologi
Pengawetan.
2. Orang tua yang telah mendukung baik moral maupun materil penyelesaian
makalah ini.
3. Teman-teman yang turut serta membantu penyelesaian makalah ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penyusun sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih
terdapat kekurangan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, penyusun harapkan
saran dan kritik dari para pembaca. Dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini
bisa bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Bandung, Oktober 2014
Penyusun
Page 1
DAFTAR ISI
1.2.
1.3.
Tujuan ............................................................................................................. 4
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengalengan adalah
memanaskannya
metode pengawetan
akan
makanan dengan
membunuh mikroorganisme,
dan
Page 3
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyiapan Bahan Baku
2.1.1. Pengadaan Bahan baku
1) Memilih varietas yang sesuai, dilihat dari bentuk, ukuran, keseragaman,
sifat organolpetik, nilai gizi komoditas.
2) Menetukan tingkat kematangan optimal dari pemanenan. Nuah diapnen
saat matang penuh atau masak. Tingkat kematangan ditentukan
berdasarkan warna, rasa, flavor, tekstur. Secara kimia rasio gula/asam,
pectin larut/pectin total, kadar antosianin. Cara fisik dengan indeks
refraksi, kekerasan dengan tenderometer.
3) Penyiapan hasil panen sebelum diolah. Dilakukan pendinginan,
pencucican dengan air hangat.
2.1.2. Trimming Bahan Baku
Trimming adalah membuang bagian-bagian yang tidak diperlukan seperti
daun, akar, dan tangkai.
2.1.3. Penyiapan Bahan
1) Grading/Sortasi ; untuk mendapatkan kualitas dari keseragaman bahan
makanan yang akan dikalengkan, diperlukan tahap pemilihan (sortasi dan
grading) dari bahan yang terlalu muda atau tua, bahan yang rusak, bahan
yang terkena serangan hama atau serangga. Bahan harus dipisah-pisahkan
menurut ukuran dan kemasakannya. Bahan yang sangat masak dapt dibuat
produk jeli, jam, sari buah tau jus. Bahan yang terlalu besar ukurannya dan
Page 5
Page 6
atau
NaOH
2,5%.
Larutan
tersebut
pengupasan
ini
apabila
dilakukan
dengan
Page 7
4) Blansing dengan uap atau air panas sebelum pengalengan, pembekuan dan
pengeringan. Blansing dengan air mendidih 88-99C selama 1,5-2 menit
atau blansing dengan uap panaspada tekanan 1 atmdan suhu 100C.
2.2. Proses Pengalengan
Pengisian (Filling) kaleng atau botol. Penggunaan kemasan bertujuan mencegah
terjadinya kontaminasi kembali dan mencegah terjadinya kerusakan oleh faktor
lingkungan. Dalam pengalengan buah-buahan kaleng diisi dengan buah dulu,
ditambah larutan gula yang konsentrasinya tergantung dari jenis buah dan kualitas
produk.
Pada pengisian kemasan ada factor yang mempengaruhi antara lain :
Drained weight (berat isi setelah ditiriskan). Drained weight adalah berat
bahan padat yang mengisi kemasan, biasanya 50-65% dari berat air yang
diperlukan untuk mengisi kemasan tersebut.
Berat netto, meliputi padatan dan cairan dalam kemasan. Berat netto harus
sesuai dengan apa yang tercantum pada label.
Keseragaman pengisian kaleng. Faktor ini dipengaruhi oleh berat netto dan
head space. Head space adalah jarak antara tutup kaleng atau botol dan ini
kaleng atau bahan. Pengisian bahan dilakukan dengan tangan atau mesin.
Besar head space dalam wadah sangat penting. Bila terlalu kecil akan
sangat berbahaya, karena ujung kaleng akan pecah akibat pengembangan
Page 8
Medium pengisi kaleng, dapat digunakan larutan garam. Sirup, kaldu, dan
lain-lain.larutan harus diisikan kedalam kaleng pada saat tahap pengisian
kaleng dengan bahan larutan garamdigunakan sebagai larutan pengisi
untuk bahan makanan yang pH-mya tinggi atau non acid food .Medium
sirup untuk buah-buahan, kaldu untuk daging, minyak untuk ikan.
Dalam pengalengan buah-buahan, kaleng diisi dengan buah-buahan
Bahan pemanis
Pemberi flavor
Page 9
ke dalam wadah dapat berbentuk larutan garam atau tablet garam, kemudian
ditambahkan air secukupnya untuk memperoleh konsentrasi yang diinginkan.
2.3. Proses Pengepakkan
2.3.1. Penghampaan/Exhausting
Sebelum wadah ditutup, biasanya dilakukan penghampaan/exhausting
untuk memperoleh keadaan vakum parsial. Semua udara dan gas harus
dikeluarkan dari bahan dan kaleng sebelum dilakukan penutupan kaleng. Tujuan
penghampaan untuk memperoleh keadaan vakum dalam wadah yaitu dengan jalan
mengeluarkan udara terutama oksigen (O2) yang ada dalam head space. Maksud
penghampaan :
Udara dan gas yang dikeluarkan dari isi kaleng ditampung dalam head space yaitu
ruangan antara tutup wadah dan permukaan bahan. Head space ini perlu untuk
Page 10
menampung gas-gas yang timbul akibat reaksi-reaksi kimia dalam bahan dan juga
agitasi (pengadukan) serta isi kaleng selama sterilisasi.
Penghampaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
Exhausting termal
Wadah yang telah diisi bahan dipanaskan untuk mengeluarkan gas-gas, baru
ditutup. Hal ini dimungkinkan karena daya larut udara pada suhu tinggi dalam
head space rendah, sehingga akan keluar bersama-sama dengan uap air. Wadah
akan diisi oleh uap air. Pada pendinginan kembali, uap air dalam head space akan
mengembun kembali, dan terjadilah keadaan vakum.
Dengan cara menginjeksikan uap air panas ke dalam head space untuk
menggantikan udara dan gas-gas, selanjutnya wadah ditutup, lalu didinginkan agar
uap air mengembun dan terjadi keadaan vakum.
Metode mana yang dipilih, tergantung dari sifat-sifat produknya, untuk sayursayuran biasanya digunakan exhausting termal, sedangkan untuk juice tomat
digunakan cara pengisian panas-panas.
Page 11
Page 12
tergantung dari jenis bahan makanan. Setiap jenis bahan pangan mempunyai suhu
dan lama sterilisasi yang berbeda, tergantung dari :
Suhu prosesing
Faktor ini ditentukan oleh jenis bakteri, jumlah bakteri pada saat akan
dilakukan sterilisasi dan pH dari bahan pangan
Pada umumnya suhu sterilisasi yang biasa dilakukan pada sayur-sayuran, daging,
atau unggas di atas 100C ( pada 121C), sedangkan untuk buah-buahan pada suhu
100C.
2.3.4. Pendinginan /Cooling
Tujuan Pendinginan mencegah lewat pemasakan (over cooking) dari bahan
pangan mencegah tumbuhnya spora-spora dari bakteri perusak bahan pangan yang
belum mati. Cara Pendinginan yaitu kaleng atau wadah yang sudah dipanaskan
kemudian didinginkan dengan air dingin sampai suhunya 38 43C. Pendinginan
dapat dilakukan di dalam otoklaf sebelum autoklaf dibuka atau di luar otoklaf
Page 13
Suhu rendah
RH rendah
Page 14
A. Perubahan Warna
Page 15
Page 16
Diamana bakteri pembentuk spora kana tumbuh pada makanan yang termasuk
non acid food yang tidak diproses secara sempurna. Suhu pertumbuhan bakteri
tersebut 50-100F. sporanya tahan terhadap panas dan dapat hidup dalam
waktu yang lama pada air mendidih. Karena itu makan non acid food
sebaiknya diproses pada suhu diatas 240F atau lebih tinggi.
H. Lain-lain
Hal ini disebabkan adanya kebocoran kaleng, sehingga kaleng menjadi kurang
vakum. Sayuran dapat menjadi liat atau keras, karena air yang digunakan ialah air
sadah atau banyak mengandung garam kalsium.
2.5. Penyebab Kerusakan Makan Kaleng
Macam-macam penyebab kerusakan makanan pada kaleng adalah sebagai berikut
:
Page 17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pengalengan adalah
memanaskannya
metode pengawetan
akan
makanan dengan
membunuh mikroorganisme,
dan
Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Leni Herliani. 2013. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta : Bandung
Anonim. 2011. Proses pengalengan. http://lordbroken.wordpress.com . Diakses
pada tanggal 24 Oktober 2014
Anonim. 2014. Pengalengan. Id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2014
Page 19