BAB I
KONSEP DASAR
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social,
peran dan tugas (Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008)
Menurut Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (1989) dalam Murwani
(2008) menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu
yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan di dalam perannya masing masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai
ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun adopsi yang
hidup bersama sesuai dengan tujuan keluarga tersebut.
2. Tahap tahap perkembangan keluarga
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas
perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah
yaitu potensial atau aktual.
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi
oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
3. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :
a.Tahap I : Keluarga pemula
Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
b.Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peranperan orangtua dan kakek-nenek.
c.Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,privasi,
keamanan.
Mensosialisasikan anak.
Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anakanak yang lain.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d.Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
Meningkatkan komunikasi terbuka
e.Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
BAB II
A.
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang
terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling
tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi:
2004).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang
lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).
3. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a) Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit
mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai
rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat
rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB. Mulai memahami waktu.
Penggunaan tangan primer terbentuk
6.
Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
1.
Dikebiri
Gelap
Ketidaktahuan
Objek bayangan, tak dikenal.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
Membantu anak untuk bersosialis
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
juga harus dipenuhi.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang, yaitu:
Faktor dalam (internal):
a) Genetika
Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
b) Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
c)
Jenis kelamin
Kelainan kromosom
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan
oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin
yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a.
Faktor pranatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal,
Toksin, zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
Kelainan imunologi
Psikologis ibu
b. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah (3-5 Tahun)
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri
dalam merawat diri sendiri seperti mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB
dan BAK, dll.
2.2
Usia 4 Tahun
Persiapakan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktivitas motorik
dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
Bersikap menentang terhadap orangtua
Explorasi perasaan ortu berkenaan dengan tingkah laku anak.
Masukkan anak ke TK
Persiapan untuk peningkatan keinginan tahuan anak tentang sex.
Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak.
Anjurkan untuk belajar berenang jika belum dilakukan pada usia sebelumnya.
Adanya mimpi buruk; beritahu orangtua bahwa anak, sering anak terbangun
karena adanya mimpi yang menakutkan.
Tenangkan Ibu, bahwa masa yang tenang pada anak dimulai pada usia 5 tahun.
Usia 5 Tahun
Masa tenang pada usia 5 tahun
Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
Pastikan kelengkapan immunisasi sebelum memasuki sekolah.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PRA
SEKOLAH YANG MENDERITA DIARE
A.
1.
PENGKAJIAN
Data Umum
Kepala Keluarga (KK)
Alamat dan telepon
Pekerjaan KK
Pendidikan KK
Komposisi keluarga
(Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Nama, Jenis
Kelamin, Umur penderita, hubungan dengan Kepala Keluarga dan status imunisasi
serta Genogram. Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah
ada yang menderita diare/diare kronis sebelumnya.)
Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Suku bangsa
Adat istiadat di tempat tinggal keluarga, suku bangsa, agama, sosial, budaya,
rekreasi, kegiatan pendidikan, kebiasaan makan dan berpakaian. Adanya pengaruh
budaya pada peran keluarga dan kekuatan struktur, bentuk rumah, bahasa yang
digunakan sehari-hari, komunikasi dalam keluarga, penggunaan tempat pelayanan
kesehatan.
Agama
Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan agama yang aktif diikuti.
Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat kesejahteraan
keluarga, yang terdiri dari lima tingkatan yaitu : Keluarga Prasejahtera, Keluarga
Sejahtera Tahap I, Keluarga Sejahtera Tahap II, Keluarga Sejahtera Tahap III dan
Keluarga Sejahtera Tahap IV (III Plus).
Aktivitas rekreasi keluarga
Identifikasi aktivitas dalam keluarga, frekuensi aktivitas tiap anggota keluarga dan
penggunaan waktu senggang.
2. Riwayat
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan setiap anggota keluarga dari yang usia bayi sampai lanjut
usia
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya
Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing masing anggota dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
o Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur post
matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan
obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
o PreNatal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
o Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score, ada atau tidak ada kelainan kongenital.
o
Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan,perubahan berat-badan, masalahmasalah feeding (vomiting, colic,diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau
suplemen lain.
o Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat
inap sebelumnya.
o Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang,
tumbuh-tumbuhan, debu rumah
o Obat obat terakhir yang didapat
o Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
o Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik
usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3x dengan konsistensi encer
o Perkemihan
Volume diuresis menurun.
o Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan
o Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
o Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
o Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
o Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
o Neurologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun)
o Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak mengeluh buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa
dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan darah, keluhan lain yang
mungkin didapatkan adalah nafsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume
diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran
o Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
- Prenatal
- Natal
- Post natal
- Imunisasi
- Feeding
- Penyakit sebelumnya
- Alergi
- Obatobat terakhir yang didapat
- Tumbuh kembang
o Riwayat Psikososial
Nilai
Bobot
3
2
1
2
1
0
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Masalah benar-benar harus segera di tangani
2
1
Nilai
2
1
2
2
2
1
1
2
2
1
3
2
2
1
1
0
Hasil
2 3/3 = 2
3 2/3
2 4/3
4/6
C. RENCANA KEPERAWATAN
Dx.1 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan
muntah serta intake terbatas (mual)
Tujuan
: Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi
1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
2. Pantau intake dan output.
3. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
4. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif
Rasional
1. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui
Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan
: Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai
pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.
3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
Rasional
1. Menurunkan kebutuhan metabolic
2. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan
peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.
3. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
5. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan
nutrisi lebih lanjut
Dx 3 : Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
Tujuan
: Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
Intervensi
1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik
tentang mekanisme koping yang tepat.
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua
klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
membantu klien.
Rasional
1. Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan
masalah
2. Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satusatunya orang yang mengalami masalah yang demikian.
3. Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan
BAB IV
PENUTUP
1
Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan
keperawatan yang bersifat komprehensip karena yang dikaji adalah semua anggota
keluarga dalam satu rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia
prasekolah lebih mengkhususkan pengkajian pada anak usia prasekolah. Anak usia
prasekolah adalah usia yang rentan berbagai macam penyakit. Untuk itu
pengawasan pada anak usia prasekolah sangat penting agar anak tidak terkena
penyakit
2
Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini
atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep
dan Aplikasi Kasus Jogjakarta : Mitra Cendikia.
Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga: Plus Contoh Askep
Graha Ilmu.