LANDASAN TEORI
Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan
persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die
Design, adalah suatu analisa manajemen strategi yang akan menentukan secara umum
langkah strategis dengan memilih aspek mana yang harus diutamakan untuk
dilakukan perbaikan (improvement).
Kerangka
manajemen
strategi
meliputi
pengumpulan
data
dengan
menggunakan Matrix EFAS (External Factor Analysis Sumary) & IFAS (Internal
Factor Analysis Sumary), kemudian akan diolah menggunakan Matrix SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity & Threat) dan tahap penentuan strategi
mengunakan Matrix QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Setelah menetapkan aspek yang akan ditanggulangi melalui analisa
manajemen strategi maka diperlukan analisa lanjutan untuk mengetahui kondisi
aktual yang terjadi di seksi Die Design. Melalui aktifitas analisa kondisi yang ada
maka akan terlihat masalah sesungguhnya yang terjadi ditinjau dari berbagai faktor
penyebab masalah tersebut.
Penanggulangan permasalahan yang dilakukan di seksi desain menggunakan
beberapa metode pemecahan masalah diantaranya yaitu :
19
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan satu atau sejumlah strategi
yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Sedangkan menurut
Pearch dan Robinson (1991) manajemen strategi adalah sejumlah keputusankeputusan dan tidakan-tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan
implementasi rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tugas pokok dari manajemen strategi antara lain :
1. Menganalisa pilihan-pilihan strategi perusahaan atau organisasi sesuai dengan
lingkungan eksternal dan sumber daya yang dimiliki.
2. Mengidentifikasi pilihan strategi yang paling tepat dengan mengevaluasi tiap
pilihan sesuai dengan misi perusahaan.
3. Mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan dengan alokasi sumber
daya yang ada maupun yang telah dianggarkan.
4. Mengevaluasi kesuksesan proses strategi sebagai suatu input /masukan untuk
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
20
2.1.2
Nusantara, pengertian matriks EFAS (External Factor Analysis Sumary) adalah suatu
matriks yang menggambarkan susunan daftar faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau perusahaan. Yang termasuk faktor
eksternal adalah peluang (Oppotunity) dan ancaman (Threat). Sedangkan matriks
IFAS (Internal Factor Analysis Sumary) adalah suatu matriks yang menggambarkan
susunan daftar faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi
atau perusahaan. Yang termasuk faktor internal adalah kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness).
Masing-masing faktor tersebut akan diberi bobot dengan jumlah total bobot
adalah 1. Bobot yang diberikan menunjukkan seberapa penting faktor tersebut akan
menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Selanjutnya masing-masing faktor akan
diberi rating yang menunjukan respon terhadap faktor-faktor tersebut. Setiap bobot
dan rating akan dikalikan untuk menentukan nilai bobot faktor. Kemudian jumlahkan
nilai bobot setiap faktor untuk menentukan nilai bobot total bagi perusahaan.
2.1.3
21
2.1.4
yang menggabungkan hasil dari analisa tahap 1 (Matriks EFAS dan IFAS) dan
22
analisa tahap 2 (Matriks SWOT) untuk mendapatkan suatu hasil rekomendasi atau
alternatif strategi yang paling baik bagi perusahaan (Modul manajemen strategi edisi
ke-1 tahun 2001, Universitas Bina Nusantara).
2.2 Pengertian Lead Time
Lead time menurut pengertian yang digunakan di PT. TMMIN adalah waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses, jadi lead time proses perancangan
dies adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan / menyelesaikan
sebuah desain konstruksi dies. Satuan lead time adalah hari kerja, dimana 1 hari kerja
sama dengan 8 jam.
Standar lead time proses perancangan ditentukan dari kelas dies yang sedang
dikerjakan. Penentuan kelas dies dilakukan oleh bagian Production Control dan
biasanya ditentukan oleh tipe part / panel yang akan dibuatkan diesnya, juga
tergantung dari jenis proses yang dibutuhkan untuk membentuk part / panel tersebut.
Semakin rumit proses dies yang dibuat maka semakin tinggi kelas dies tersebut.
Satuan untuk kelas dies adalah C-Point. Standar 1 C-Point yang digunakan
saat ini adalah sama dengan 130 jam atau sama dengan 16.25 hari kerja.
Contoh perhitungan lead time :
Suatu part dengan nomor 58311, kemudian di proses Trim Pierce mempunyai
C-Point = 1.6 maka Man Hour yang diperlukan adalah : 1.6 x 130 = 208 jam.
Sedangkan lead time yang diperlukan adalah : 208 / 8 = 26 hari kerja. Jadi lead time
standar yang diperlukan untuk membuat dies part tersebut adalah 26 hari kerja.
23
Faktor Metode
Faktor Manusia
POKOK
PERMASALAHAN
Faktor Lingkungan
FAKTOR
( SEBAB )
Faktor Material
KARAKTERISTIK
( AKIBAT )
24
2.4 Analisa 5W + 1H
Analisa 5W + 1H menurut pengertian Toyota Basic Training Program tahun
2000 adalah suatu analisa yang digunakan untuk melakukan penanggulangan
terhadap setiap akar permasalahan yang telah diperoleh dari fish bone diagram yaitu :
What ( Apa penanggulangannya ? )
Penjelasan mengenai jenis penangulangan yang dilakukan.
Why ( Mengapa ditanggulangi ? )
Penjelasan mengenai tujuan atau target dari penanggulangan yang dilakukan.
How ( Bagaimana penanggulangannya ? )
Penjelasan tentang langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan.
Where ( Dimana penanggulangannya ? )
Penjelasan tentang tempat atau lokasi dilakukan penanggulangan masalah.
When ( Kapan penanggulangannya ? )
Penjelasan tentang waktu penanggulangan permasalahan tersebut.
Who ( Oleh siapa penanggulangannya ? )
Penjelasan tentang PIC ( Personal In Charge ) yang melakukan penanggulangan
permasalahan yang terjadi.
2.5 Pengertian Metode PDCA
Metode PDCA adalah suatu metode pemecahan masalah yang terencana
dengan baik dari awal perencanaan hingga tahap implementasi (Problem Solving and
Seven Tool, PT. Toyota Astra Motor tahun 2000).
25
Do
Check
: Tahap evaluasi atau pemeriksaan hasil, pada tahapan ini jika hasilnya
TIDAK atau belum dapat menanggulangi permasalahan, maka
kembali ke tahap perencanaan awal lagi ( plan ), tetapi jika hasilnya
YA berarti hasilnya sudah dapat menanggulangi permasalahan,
maka berlanjut ke tahapan selanjutnya.
Action
ACTION
PLAN
TINDAKAN
PERENCANAAN
CHECK
DO
PEMERIKSAAN PELAKSANAAN