Uas ASP Lawang Sewu
Uas ASP Lawang Sewu
Disusun oleh :
Liong, Felita Lionggono
12.60.0111
Kornelius Tri J
12.60.0113
Joshua Raynaldo H
12.60.0114
Claudia Alverina
12.60.0117
Daftar Isi
Halaman Judul ...................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................... 2
Sejarah Lawang Sewu ........................................................................................................... 3
Latar Belakang ...................................................................................................................... 5
Tujuan Paper ......................................................................................................................... 6
Manfaat Paper ....................................................................................................................... 6
Tabel-Tabel Perhitungan Tarif Pengunjung Lawang Sewu ................................................... 7
Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
Lampiran ............................................................................................................................... 13
Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan
kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun
1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut
Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan
bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak
sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga
masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai
kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api
Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah
Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan
Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu
ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober
1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau
Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu
Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992,
memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota
Semarang yang patut dilindungi. Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap
konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan
bersejarah PT Kereta Api Persero.
Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh
pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan
untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg
Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya
kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun
pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya membutuhkan
penambahan jumlah personel teknis dan bagian administrasi yang tidak sedikit seiring dengan
meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu akibatnya kantor pengelola di Stasiun
Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai. NIS pun menyewa beberapa bangunan milik
perseorangan sebagai jalan keluar sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum
lagi dengan keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Semester Genap
2013-2014
hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian
diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang
pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di
ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan
Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal). NIS mempercayakan rancangan
gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J.
Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di
Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke Kota Semarang. Melihat dari
cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di
Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan
ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.
Latar Belakang
Di Semarang seperti yang kita ketahui banyak sekali bangunan bangunan bersejarah
yang memiliki perawatan yang kurang baik. Contohnya di daerah Kota Lama banyak sekali
bangunan peninggalan jaman Belanda yang terbengkalai dan rusak seiring berjalannya waktu.
Warga Kota Semarang seperti sudah kehilangan harapan untuk melihat kotanya menjadi
objek pariwisata yang terkenal dimata dunia. Namun sejak tanggal 5 Juli 2011 dengan
selesainya pemugaran kembali Lawang Sewu dan dengan diresmikan oleh Ibu Negara, Ibu
Ani Yudhoyono harapan warga Kota Semarang untuk melihat kotanya menjadi salah satu
objek wisata yang terkenal dimata dunia mendekati kenyataan. Bangunan Lawang Sewu yang
biasanya terkenal angker dan tidak bersahabat untuk menjadi objek wisata, sekarang berubah
rupa menjadi destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan tidak hanya wisatawan lokal
namun juga wisatawan mancanegara.
Dibalik sebuah kesuksesan pastilah terdapat tanggung jawab yang besar. Dengan
semakin banyaknya turis yang berkunjung diobjek wisata Lawang Sewu maka tanggung
jawab dari pengelola Lawang Sewu menjadi lebih besar juga. Pengelolaan tidak hanya yang
berwjud seperti pengelolaan gedung, sarana prasarana, dan kebersihan Lawang Sewu namun
juga pengelolaan dalam pemasukan dan pengeluaran dana dari Lawang Sewu itu sendiri.
Dalam pengelolaan pemasukan dan pengelolaan Lawang Sewu yang pasti menjadi sorotan
adalah mengenai transparasi. Oleh karena itu, dengan disorotnya transparasi dari Lawang
Sewu maka kelompok kami memiliki keinginan untuk membahas mengenai sumber sumber
dana dan pengeluaran dari Lawang Sewu di Kota Semarang.
Tujuan Paper
1. Kelompok ingin menganalisis tarif yang dibutuhkan oleh pengelola Lawang Sewu
untuk mengoperasikan tarif pengunjung Lawang Sewu .
2. Kelompok ingin memberikan tarif usulan yang sesuai dengan variabel-variabel biaya
dalam pengoperasian tarif pengunjung Lawang Sewu .
3. Kelompok ingin menganalisis apakah perbedaan tarif pengunjung Lawang Sewu yang
kami usulkan terhadap tarif pengunjung Lawang Sewu yang ditetapkan pemerintah.
Manfaat Paper
1. Paper ini membantu Pengelola Lawang Sewu untuk menerapkan tarif yang layak dan
sesuai untuk para pengunjung Lawang Sewu di Kota Semarang .
2. Paper ini mampu memberikan usulan tarif yang sesuai untuk para pengunjung
Lawang Sewu .
NO
JENIS ASSET
Biaya Penyusutan
UNIT
UMUR
EKONOMIS
NILAI
BIAYA
PEROLEHAN
PENYUSUTAN
(Tahun)
Dalam Rp
1
Ruang Administrasi
2
Perlengkapan ruang
3
administrasi*
Peralatan ruang
PER TAHUN
m2
unit
25
5
1,380,000,000
69,000,000
55,200,000
13,800,000
unit
69,000,000
13,800,000
1,518,000,000
82,800,000
Administrasi*
Total Biaya Penyusutan
Keterangan :
* Tarif sebesar 5% dari Ruang Administrasi.
** Data diperoleh berdasarkan survei.
NO
JENIS BIAYA
Biaya Pegawai
JUMLAH
HONOR
PEGAWAI
Dalam Rp
1 Honorarium petugas
4.00
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Semester Genap
2013-2014
JUMLA
TOTAL
PER
BIAYA
BULAN
BULAN
452,000
12
21,696,000
keamanan
2 Seragam petugas
4.00
45,200
361,600
keamanan*
3 Honorarium petugas
6.00
1,423,500
12
102,492,000
karcis
4 Seragam petugas
6.00
142,350
1,708,200
karcis**
5 Honorarium petugas
5.00
517,000
12
31,020,000
kebersihan
6 Seragam petugas
5.00
51,700
517,000
kebersihan***
Total Biaya Pegawai
157,794,800
Keterangan :
* Tarif sebesar 10% dari honorarium petugas keamanan.
** Tarif sebesar 10% dari honorarium petugas karcis.
*** Tarif sebesar 10% dari honorarium petugas kebersihan.
**** Data diperoleh berdasarkan survei.
NO
PENGUNJUNG
Jumlah Pengunjung
PERKIRAAN JUMLAH
PENGUNJUNG PER HARI
PERKIRAAN JUMLAH
PENGUNJUNG PER TAHUN
DEWASA/
ANAK-
TOTAL
REMAJA
ANAK
REMAJA
ANAK
Dalam Rp
1 Masuk Lawang
98
96
194
34,888
34,176
69,064
Sewu*
Total Pengunjung
98
96
194
34,888
34,176
69,064
Keterangan :
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Semester Genap
2013-2014
No
Jenis Biaya
Jumla
Jumlah
h
Bulan
Dalam Rp
1 Listrik*
2 Air*
900 VA
15 m3
Total Biaya Perawatan Gedung
24,600
3,800
12
12
265,680,000
684,000
266,364,000
Keterangan :
* Data diperoleh berdasarkan survei.
No
Jenis Biaya
Jumlah
Bulan
Dalam RP
1 Biaya cetak *
23 bendel **
22,500
Total Biaya Pembuatan Karcis
12
6,210,000
6,210,000
Keterangan :
* Tinta, Kertas, Print.
** 1 bendel = 100 lembar.
*** Data diperoleh berdasarkan survei.
6. Tabel Perhitungan Biaya Pembuatan Karcis Lawang Sewu
NO
JENIS BIAYA
Dalam Rp
1 Biaya Karcis
2 Biaya Pegawai
3 Biaya Perawatan Gedung
4 Penyusutan asset
Total Belanja
BIAYA TETAP
266,364,000
82,800,000
349,164,000
BIAYA
TARIF DASAR
PENGUNJUNG
ANAKDEWASA /
Dalam Rp
BIAYA VARIABEL
Biaya Karcis
Biaya Pegawai
Total Biaya Variabel
BIAYA TETAP
Biaya Perawatan Gedung
Penyusutan asset
Total Biaya Tetap
TOTAL BIAYA
TARIF DASAR PARKIR
Variable Costing
Anak-Anak
Dewasa/Remaja
Full Costing
Anak-Anak
Dewasa/Remaja
ANAK
REMAJA
6,210,000
2,070,000
4,140,000
157,794,800
164,004,800
52,598,267
54,668,267
105,196,533
109,336,533
266,364,000
82,800,000
349,164,000
513,168,800
88,788,000
27,600,000
116,388,000
171,056,267
177,576,000
55,200,000
232,776,000
342,112,533
2,375
1,600
3,134
7,430
5,005
9,806
: 5,000
Dewasa/Remaja
: 10,000
Kesimpulan
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Semester Genap
2013-2014
Berdasar dari tabel tabel diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa tarif dasar
pengunjung memang didominasi oleh orang dewasa dibandingkan dengan pengunjung anak
anak. Dari tabel, kita bisa melihat bahwa variabel costing tarif dasar pengunjung anak anak
lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa karena dengan lebih banyaknya orang dewasa
yang berkunjung maka faktor pembaginya juga lebih besar yang mengakibatkan hasil yang
didapat menjadi lebih kecil. Sedangkan tarif full costing dari anak anak dan dewasa
menunjukkan perbedaan yaitu anak anak sebesar Rp 5,005 dan dewasa adalah Rp 9,806.
Secara keseluruhan tarif pengunjung Lawang Sewu yang kami usulkan tidak berbeda jauh
dengan tarif pengunjung Lawang Sewu yang ditetapkan pemerintah (PT Kereta Api Indonesia
(PERSERO)).
Dengan ditetapkan tarif masuk Lawang Sewu untuk anak-anak sebesar Rp 5,000 dan
untuk orang dewasa / remaja sebesar Rp 10,000 maka dengan ini warga Kota Semarang dan
wisatawan manca negara yang ingin melihat objek wisata di Kota Semarang dapat
berkunjung melihat-lihat objek wisata Lawang Sewu dengan tarif masuk yang sangat
terjangkau.
Lampiran
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Semester Genap
2013-2014