Anda di halaman 1dari 10

BUKU PENUNTUN KERJA

KETERAMPILAN KLINIK

PEMERIKSAAN MATA
SEDERHANA

Diberikan pada mahasiswa semester V


Fakultas Kedokteran Unhas

Bagian Ilmu Kesehatan Mata

SISTEM INDERA KHUSUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
2009

PEMERIKSAAN MATA
PENGANTAR
Buku Panduan Ketrampilan Klinik Sistem Indera Khusus berisi ketrampilan
dalam melakukan pemeriksaan dasar dalam Ilmu Penyakit Mata, Pemeriksaan
Telinga Hidung dan Tenggorokan dan Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin yang
dibutuhkan seorang dokter umum. Dalam Ilmu Penyakit Mata mahasiswa dilatih
melakukan pemeriksaan visus dan melakukan koreksi visus bila ada kelainan
refraksi, melakukan pemeriksaan segmen depan bola mata, segmen belakang bola
mata, pemeriksaan tekanan bola mata, pemeriksaan lapang pandang dengan cara
konfrontasi serta pemeriksaan pergerakan bola mata.
Buku panduan ketrampilan klinik ini selain memuat panduan untuk masingmasing ketrampilan yang akan dilatih juga dilengkapi dengan lembar kegiatan
mahasiswa yang beguna agar koordinator/ instruktur dapat memantau bersama
mahasiswa didik dalam membantu kemajuan tingkat ketrampilan yang dilatihkan.
Diharapkan buku panduan ketrampilan klinik ini bermanfaat dalam memberikan
ketrampilan klinik dalam sistem indera khusus bagi mahasiswa.

Makassar, 07 September 2009

Penyusun,
Bagian Ilmu Kesehatan Mata FKUH

PEMERIKSAAN MATA
Pengertian:
Pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata melipuiti beberpa prosedur dengan
tujuan dapat menegakkan diagnosis yang benar. Pemeriksaan meliputi anamnesis,
pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan segmen depan bola mata yang meliputi
pemeriksaan palpebra, silia, kornea, konjungtiva, bilik mata depan, iris, pupil, lensa
dan vitreus anterior. Pemeriksaan segmen depan bola mata meliputi pemeriksaan
vitreus posterior, retina, dan papil saraf optik. Pemeriksaan tekanan bola mata
dilakukan dengan cara palpasi dan dengan menggunakan tonometer Schiotz,
pemeriksaan pergerakan bola mata dilakukan untuk menilai fungsi ke enam otot
pengereak bola mata yaitu otot rektus superior, medial, inferior, lateral, otot oblikus
superior dan oblikus inferio. Pemeriksaan lapang pandangan dilakukan dengan cara
konfrontasi.
TIU:
Diharapkan sesudah melakukan kegiatan ketrampilan klinik mahasiswa mampu
melakukan pemeriksaan mata sederhana
TIK :
Diharapkan sesudah melakukan kegiatan ketrampilan klinik mahasiswa
1.
Melakukan anamnesis lengkap pada penderita dengan kelainan
mata.
2.
Melakukan pemeriksaan visus dan melakukan koreksi refraksi.
3.
Melakukan pemeriksaan segmen anterior
4.
Melakukan pemeriksaan segmen posterior
5.
Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata
6.
Metakukan pemeriksaan otot ekstra okuler
7.
Melakukan pemeriksaan lapang pandangan sederhana.
Media dan alat bantu pembelajaran:
1. Penuntun belajar untuk anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam ilmu
penyakit mata.
2. Alat audiovisual yang memperlihatkan tata cara melakukan anamnesis
dan pemeriksaan klinik.
3. Optotip Snellen, set lensa coba, senter, tonometer Schiotz, oftalmoskop
direk, mistar.
4. tetes mata pantocain 0,5%, tetes mata antibioti, tetes mata mydriatil.
5. Kertas, pensil, pena, dan lembaran status penderita.
Metode pembelajaran:
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan Penuntun Belajar.

DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan
Waktu
1. Pengantar secara 15 menit
umum
2. Bermain peran, 25 menit
Tanya dan Jawa

Deskripsi
1. Pengantar oleh intruktur
2.Demnonstasi melalui video
3. Dua orang dosen memberikan
contoh
bagaimana
cara
melakukan anamnesis lengkap,
pemeriksaan mata disesuaikan
tahap demi tahap sesuai
penuntun belajar.
4. Mahasiswa menyimak sesuai
dengan menggunakan Penuntun
Belajar.
5. Memberikan kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk
bertanya dan dosen memberikan
penjelasan tetang aspek-aspek
yang penting.

3. Praktek bermain 100 menit


peran dengan umpan
balik

4.
Curah 15 menit
pendapat/diskusi

Total waktu

155 menit

6. Mahasiswa dibagi menjadi


pasangan-pasanga.
Seorang
mentor
diperlukan
untuk
mengamati 3 pasangan.
7. Setiap pasangan berpraktek
melakukan pemeriksaan. (secara
bergantian berlaku sebagai
pemeriksa dan penderita)
8. Mentor berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan cek lis.
9. Mentor memberikan tema
khusus umpan balik kepada
setiap pasangan.
10. Curah pendapat/diskusi: apa
yang dirasakan mudah, apa yang
sulit. Menanyakan bagaimana
perasaan
mahasiswa
yang
berperan sebagai penderita. Apa
yang dapat dilakukan oleh
pemeriksa agar penderita lebih
nyaman.
11.
Dosen
menyimpulkan
denganmenjawab
pertanyaan
dan menjelaskan masalah yang
belum dimengerti.

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN MATA


(digunakan oleh Peserta)
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan
keadaan.

NO.

LANGKAH KEGIATAN

I. MELAKUKAN ANAMNESIS LENGKAP PADA


PENDERITA DENGAN KELAINAN MATA
1.
Beri salam/ memperkenalkan diri dengan cara
yang sopan.
2.
Atur posisi duduk penderita.
3.
Tanyakan identitias penderita
4.
Tanyakan keluhan utama
5.
Tanyakan lebih detil hal yang berhubungan
dengan keluhan utama misal; lamanya, serta
gejala penyerta bila ada.
6.
Tanyakan kelainan mata yang pernah diderita.
7.
Tanyakan riwayat penyakit yang lain.
8.
Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga/ lingkungan
II.
MELAKUKAN
PERSIAPAN
UNTUK
PEMERIKSAAN VISUS YANG BAIK
1.
Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.
2.
Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m
dari optotipe Snellen.
3.
Minta penderita untuk menutup satu matanya
tanpa menekan bola mata
4.
Minta penderita untuk melihat ke depan dengan
rileks tanpa melirik atau mengerutkan kelopak
mata
5.
Minta penderita untuk menyebut huruf, angka
atau simbol yang ditunjuk
6.
Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip
Snellen dari atas ke bawah.
7.
Tentukan visus penderita sesuai dengan hasil
pemeriksaan
8.
Bila visus penderita tidak optimal, dilakukan
koreksi dengan lensa coba sampai didapatkan
visus yang
maksimal. Besarnya lensa coba
yang digunakan menunjukkan besarnya
kelainan refraksi
III. MELAKUKAN PEMERIKSAAN SEGMEN
ANTERIOR BOLA MATA
1.
Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak
jangkauan tangan
3.
Ruangan dibuat setengah gelap
4.
Gunakan senter yang diarahkan ke mata
pendertia dengan posisi senter 45-60o dari
temporal mata yang akan diperiksa, dimulai

KASUS
1

pada mata kanan.


5.
Lakukan pemeriksaan segmen anterior bola
mata dimulai dari kelopak mata, lebar fisura
palpebra, posisi bola mata.
6.
Lakukan pemeriksaan bulu mata atas dan
bawah, konjungtiva palpebra superior dan
inferior, konjungtiva bulbi, kornea, kamera
okuli anterior, iris, pupil, lensa, dan vitreus
anterior
7.
Periksalah refleks pupil direk dan indirek
IV. MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKANAN
BOLA MATA DENGAN METODE PALPASI
1.
Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita
dengan jarak jangkauan tangan pemeriksa, (25
30 cm).
3.
Mintalah penderita untuk melirik ke bawah.
4.
Mulailah pemeriksaan dari mata kanan.
5.
Kedua jari telunjuk berada pada palpebra
superior. Ibu jari, kelingking, jari manis, dan
jari tengah memfiksasi didaerah tulang sekitar
orbita.
6.
Jari telunjuk secara bergantian menekan bola
mata melalui palpebra dan merasakan besarnya
tekanan bola mata.
7.
Besarnya tekanan dilambangkan dengan Tn, Tn1, Tn-2, Tn+1, Tn+2
Prosedur yang sama dilakukan pula pada mata
kiri
V. MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKANAN
BOLA MATA DENGAN CARA INDENTASI
MENGGUNAKAN TONOMETER SCHIOTZ
1.
Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan
2.
Baringkan penderita di tempat tidur.
3.
Anestesi topikal dengan menggunakan tetes
mata Pantocain 0,5%
4.
Gunakan beban tonometer yang terendah, 5,5
gr.
5.
Desinfeksi indentesi dengan alkohol 70%,
biarkan sampai kering.
Penderita diminta melihat ke atas dengan
melihat lurus
pada jari penderita yang
diposisikan di atas mata yang akan diperiksa
6.
Letakkan tonometer dengan hati-hati pada
kornea,
selanjutnya
baca
skala
yang
ditunjukkan.
7.
Sesuaikan hasil pembacaan dengan tabel yang
tersedia (satuan mmHg).
8.
Teteskan antibiotik topikal setelah pemeriksaan
VI. MELAKUKAN PEMERIKSAAN SEGMEN
POSTERIOR
1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan
2. Persiapkan alat untuk pemeriksaan segmen
posterior bola mata (direct ophthalmoscope).
Ruangan dibuat setengah gelap, penderita
diminta melepas kacamata dan pupil dibuat
midriasis dengan tetes mata mydriatil
3. Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran
kaca mata penderita.
4. Mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan
penderita, mata kiri pemeriksa memeriksa mata
kiri penderita.

5.

Mintalah penderita untuk melihat satu titik di


belakang pemeriksa
6. Arahkan ke pupil dari jarak 25-30 cm
oftalmoskop untuk melihat refleks fundus
dengan posisi/cara pegang yang benar
7. Periksa secara seksama dengan perlahan maju
mendekati penderita kurang lebih 5 cm.
8. Sesuaikan fokus dengan mengatur ukuran lensa
pada oftalmoskop.
9. Amati secara sistematis struktur retina dimulai
dari papil N. optik, arteri dan vena retina
sentral, area makula, dan retina perifer.
10. Catatlah hasil yang didapat dalam status
penderita
VII.
MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
PERGERAKAN BOLA MATA
1.
Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan
2.
Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita
dengan jarak jangkauan tangan (30-50 cm)
3.
Mintalah kepada pasien untuk memandang lurus
ke depan.
4.
Arahkan senter pada bola mata dan amati
pantulan sinar pada kornea, kemudian gerakkan
senter dengan membentuk huruf H dan berhenti
sejenak pada waktu senter berada di lateral dan
lateral atas, dan lateran bawah (mengikuti six
cardinal of gaze).
5.
Posisi dan gerakan ke-dua bola mata diamati
selama senter digerakkan.
6.
Letakkan pensil pada jarak 30cm di depan mata
penderita
kemudian
diminta
untuk
mengikuti/melihat
ujung pensil yang
digerakkan mendekat ke arah hidung penderita.
7.
Hasil interpretasi dicatat dalam status.
VIII. MELAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANG
PANDANGAN DENGAN CARA KONFRONTASI
1.
Terangkan maksud dan prosedur pemeriksaan
2.
Mintalah penderita untuk duduk berhadapan.
Posisi bola mata antara penderita dan pemeriksa
selaras dengan jarak 30 50 cm.
3.
Tutuplah mata di sisi yang sama dengan mata
penderita yang ditutup.
4.
Difiksasi pada mata pasien yang tidak ditutup.
5.
Mintalah penderita agar memberi respons bila
melihat objek yang digerakkan pemeriksa di
mana mata tetap terfiksasi dengan mata
pemeriksa.
6.
Gerakkan obyek dari perifer ke tengah dari arah
superior, superior temporal, temporal, temporal
inferior, inferior, inferior nasal, nasal, nasal
superior.
7.
Catatlah hasil pemeriksaan
dalam status
penderita.
IX.
1.
2.

MELAKUKAN PEMERIKSAAN AMSLER


GRID
Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan.
Mintalah penderita untuk memegang testing
grid sejajar dengan garis pandang mata, dengan
jarak kira-kira 36cm ( 14 inchi ) dari mata
penderita. Tutuplah mata lain yang tidak sedang

diperiksa.
3.

Mintalah penderita untuk memfiksasi matanya


pada central spot dari testing grid tersebut.

4.

Tanyakan pada penderita apakah garis-garis


lurus pada testing grid berubah menjadi garis
lengkung (distorted ) atau apakah garis-garis
tersebut hilang ( loss ).
Mintalah pasien untuk menggambar area yang
distorted maupun yang loss pada amsler grid
notepad. Pastikan pada notepad tersebut
tercantum tanggal pemeriksaan,nama penderita
dan mata manakah yang diperiksa.

5.

6.

Lakukan pemeriksaan ini pada kedua mata,.

X. MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANEL TEST


1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.

8.

Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan


pada penderita.
Posisikan penderita telentang di atas meja
pemeriksaan
Anestesi topikal dengan menggunakan 1 tetes
pantocain
0,5% pada mata yang akan diperiksa
Isilah spoit 1 cc dengan larutan steril NaCL.
Gunakanlah kanul viscoelastic
Injeksikan larutan tersebut dengan
memposisikan ujung kanul pada punctum
lakrimalis inferior dan mengarah ke kanalikuli
/ saccus lakrimalis.
Tanyakan pada penderita apakah ia merasakan
adanya cairan atau rasa asin dari larutan NaCl
tersebut.
Nilai apakah hasil anel test positif atau negatif.
(positif jika penderita merasa adanya cairan
yang terasa asin)

LEMBAR UJIAN CSL


SISTEM INDERA KHUSUS
KETRAMPILAN PEMERIKSAAN MATA

Petunjuk : Berilah tanda () pada kotak yang sesuai.


Nilai : 0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
2 bila memuaskan
NAMA

STAMBUK :

NO

ASPEK YANG DINILAI

KETERAMPILAN ANAMNESIS
0
1.
Memperlihatkan sikap menerima
2.
Mempersilahkan duduk
3.
Memperkenalkan diri
4.
Menyebut nama pasien saat anamnesis
5.
Menggunakan bahasa verbal yang mudah dipahami
6.
Menunjukkan empati
7.
Menanyakan identitas lengkap dan data pribadi
yang berkaitan dengan latar belakang.
8.
Menanyakan keluhan utama dan meyakinkan
keluhan tersebut merupakan keluhan utama
9.
Menanyakan keluhan lain dalam satu sistem
10.
Mengumpulkan informasi dan mencatatnya
11.
Menjadi pendengar yang baik
12.
Berpenampilan sopan dan ramah
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN VISUS
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Memberikan instruksi dengan sopan dan jelas
3.
Menentukan visus awal dengan benar
4.
Melakukan koreksi refraksi dengan sistematis
5.
Menyimpulkan hasil pemeriksaan visus dan
refraksi
6.
Mencatat hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Mengatur posisi duduk yang benar
3.
Memegang senter dengan posisi yang benar
4.
Memeriksa segmen anterior bola mata
5.
Melakukan eversi kelopak mata
6.
Menyimpulkan hasil pemeriksaan segmen depan
bola mata
7.
Mencatat hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN
PALPASI
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Meminta penderita untuk melihat ke bawah
3.
Mengatur posisi tangan dan jari dengan benar
4.
Menggerakkan telunjuk untuk menentukan tekanan
bola mata
5.
Menginterpretasi hasil pemeriksaan
6.
Mencatat hasil pemeriksaan
MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
SEGMEN
POSTERIOR BOLA MATA
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil
penderita

NILAI
1

3.
4.

Mengatur posisi duduk yang benar


Mengatur dan memegang oftalmoskop dengan
benar
5.
Mengatur lensa oftalmoskop
6.
Melakukan pemeriksaan dengan sistematis
7.
Mencatat hasil pemeriksaan
MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
PERGERAKAN
BOLA MATA
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Menjelaskan intruksi pada penderita dengan jelas
dan sopan
3.
Mengatur posisi duduk dengan benar
4.
Memegang obyek yang digunakan untuk
memfiksasi bola mata dengan benar
5.
Mengarahkan penderita untuk menggerakkan bola
mata dengan sistematis
6.
Menginterpretasi hasil pemeriksaan
7.
Mencatat hasil pemeriksaan
MELAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG
DENGAN CARA KONFRONTASI
1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
2.
Memberikan instruksi dengan jelas dan sopan
3.
Mengatur posisi duduk dengan benar dan jarak
yang benar
4.
Memberi instruksi kepada penderita untuk menutup
mata yang tidak diperiksa tanpa menekan bola mata
5.
Meletakkan obyek dengan posisi dan jarak yang
sama diantara pemeriksa dan penderita
6.
Menginterpretasi hasil pemeriksaan
7.
Mencatat hasil pemeriksaan
MELAKUKAN PEMERIKSAAN AMSLER GRID
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
1.
2.
Memberikan instruksi dengan jelas dan sopan
3.
Mengatur posisi penderita dengan benar dan jarak
objek yang benar
4.
Meminta pasien untuk menggambarkan grid amsler
sesuai dengan yang dilihat.
5.
Menginterpretasi hasil pemeriksaan.
6.
Mencatat hasil pemeriksaan.
MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANEL TEST
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan


Memberikan instruksi dengan jelas dan sopan
Mengatur posisi penderita dengan benar
Menyiapkan alat-alat pemeriksaan
Melakukan prosedur pemeriksaan dengan tepat
Menginterpretasi hasil pemeriksaan
Mencatat hasil pemeriksaan

Kesimpulan:
1.
2.

Menyampaikan hasil periksaan kepasien


Menyampaikan rencana kunjungan
berikutnya/rencana penatalaksanaan
Jumlah

Rekomendasi:

Tanda tangan koordinator/instruktur_______________ Tanggal _____________

Anda mungkin juga menyukai