Anda di halaman 1dari 2

Praktikum modul IV yang berjudul Kontur bertujuan untuk mengumpulkan data geometris pada

permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia
yang telah ditentukan. Menentukan perbedaan ketinggian antar titik, serta mementukan jarak
anatar titik yang telah ditentukan. Memilih cara yang tepat dalam menetukan kerangka dasar
pengukuran situasi dengan kondisi lapangan yang dipakai, dan melakukan pemetaan situasi,
yaitu menggambarkan data-data geometris di permukaan bumi ke suatu bidang datar dengan
skala tertentu. Pada praktikum ini, alat-alat yang digunakan yaitu Digital Theodolit, rambu ukur,
meteran, statif, unting-unting, payung untuk memayungi Theodolit, dan 24 buah patok.
Digunakan patok sebanyak 24 buah dikarenakan titik yang akan dibuat untuk pemetaan kontur
yaitu sebanyak 24 titik. Penggambaran garis kontur ditentukan oleh elevasi titik yang
bersangkutan dimana pada pelaksanaannya, batas atas, batas tengah, dan batas bawah dilakukan
bersama dengan pembacaan sudut pesawat Theodolit. Langkah pertama yang dilakukan
praktikan yaitu menentukan tempat dilaksakannya praktikum. Tempat yang digunakan yaitu
lapangan GK Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kemudian membuat sketsa polygon dalam
lapangan yang berbentuk persegi dan menentukan titik datum atau benchmark dari sketsa
tersebut. Ini dilakukan untuk mempermudah praktikan dalam pencatatan data saat melakukan
praktikum. Dari sketsa lapangan praktikan mementukan titik datum yaitu berada di titik M atau
ditengah-tengah semua titik, dan titik acuan sudut horizontal 0 berada disebelah kiri titik M
yaitu dititik K. Langkah selanjutnya yaitu dengan mempersiapkan semua peralatan yang
dibutuhkan. Alat-alatnya yaitu Theodolit, rambu, statif, patok, payung, dan unting-unting.
Kemudian memasang statif pada titik datum M dan meletakkan Theodolit diatas statif.
Kemudian praktikan memasang unting-unting untuk memastikan bahwa patok berada tepat
ditengah Theodolit. Kemudian Theodolit diatur agar gelembung udara nivo tepat berada ditengah
lingkaran. Sebelum memulai pengaturan sudut, catat tinggi alat dari dasar tanah. Kemudian,
rambu diletakkan pada titik K yang disepakati sebagai sudut 0o yang diperkirakan berjarak 10
meter, dicatat benang atas, benang tengah, dan benang bawah dari titik K. Sebelum theodolit
diputar, pindahkan rambu ke titik L yang berada 5 meter disamping kiri datum dan dicatat BA,
BT, dan BB-nya. Theodolit kemudian diputar sebesar 45o untuk membidik titik A dan I, sudut
900 untuk membidik C dan H, sudut 135o untuk membidik G dan E, sudut 180o untuk membidik
N dan O, sudut 225o untuk membidik Q dan Y, sudut 270o untuk membidik R dan W, dan sudut
315o untuk membidik U dan V. Untuk titik yang belum terbidik, digunakan perhitungan sudut

menggunakan phytagoras dan rumus tangent untuk mengetahui sudut tembaknya. Didapatkan
untuk titik J sudut tembaknya 26.335o, titik B sudutnya 63.435o, titik D sudutnya 116.565o, titik
F sudutnya 153..435o, titik P 206.565o, titik X 243.435o, titik V 296.5650, dan titik T 333.435o.
Dicatat benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut vertikal dan sudut horizontal dari
semua titik. Dari pemetaan kontur 25 titik didapatkan hasil beda tinggi, jarak horizontal, dan
sudut azimuth. Dari data beda tinggi dapat ditentukan kontur dari suatu tanah sehingga berguna
nantinya sebagai informasi sebelum memulai membangun sebuah bangunan.

Anda mungkin juga menyukai