Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari

mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang


perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikroba memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa
kehadiran mereka, dunia

penuh dengan limbah. Berkembangnya

ilmu

pengetahuan telah membuka wawasan bahwa ternyata peran mikroba tidak hanya
mampu merombak limbah menjadi mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, tetapi
masih banyak peran lainnya.
Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dibagi menjadi tiga golongan.
Golongan pertama yaitu mikroba yang memiliki peran berguna bagi manusia,
golongan kedua adalah mikroba yang memiliki peran merugikan bagi manusia,
dan golongan ketiga adalah mikroba yang belum diketahui peranannya bagi
kepeningan manusia. Mikroba jenis ketiga ini termasuk mikroba yang peranannya
kadang berguna bagi manusia, tetapi dilain waktu berperan merugikan bagi
manusia.
Salah satu mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia
adalah mikroba pengurai, nitrifikasi, nitrogen, usus, dan penghasil antibiotik.
Mikroba pengurai memiliki kemampuan merombak senyawa organik kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hasil perombakannya dapat dimanfaatkan
oleh mahluk hidup lainnya.
Mikroba juga berperan penting dalam industri perikanan. Pada tubuh ikan
mengandung sejumlah mikroba, terutama di lapisan lendir permukaan tubuh,
insang, dan saluran pencernaan. Jenis dan jumlah mikroba yang terdapat pada
tubuh ikan dapat menggambarkan jenis dan jumlah mikroba di perairan dimana
ikan tersebut berasal.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara mengisolasi bakteri, cara menginokulasi bakteri dan cara
identifikasi bakteri.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui dan memahami cara mengisolasi bakteri
2. Dapat mengetahui dan memahami cara menginokulasi bakteri
3. Dapat mengetahui dan memahami cara identifikasi bakteri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Isolasi Mikroba
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal

sebagai

biakan campuran, jika

hanya

terdiri

dari

dua

jenis

mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi
optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang
paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang
di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang.
Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan
penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan
metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (plezar, 2006)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor

lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle,
2007)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat
untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan.
Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga
seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:
1.

Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri

2.

Menunjukan sifat khas mikroba.

3.

Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.

4.

Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan

percobaan serologi lainnya.


5.

Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.

6.

Menghitung jumlah kuman

7.

Mempertahankan biakan mikroba.


Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,

sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung
percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri
harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah
itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi
terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara,
yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan
petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah
pencemaran udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan cara
menyumbat mulutnya dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas.
Permukaan luar cawan biakan yang menjadi sasaran pencemaran, dan bagian
dalam labu atau tabung akan tercemar bila dibuka untuk memasukkan atau
mengeluarkan bahan. Bahaya ini dapat dihindari dengan cara membakar bibir atau
pinggiran cawan, tabung atau labu dalam api, segera setelah penutup dibuka dan
dibakar sekali lagi pada waktu akan ditutup.

Ada empat cara isolasi bakteri yaitu :


1. Pour plate atau shake culture
Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum yang masih cair (belum
membeku) dengan demikian akan diperoleh piaraan adukan. Digunakan untuk
mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi pada
suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah
agar.
2. Streak Plate atau culture
Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan
dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai
meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan
keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores
yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaikbaiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang
lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores.
3. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-agar
miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa
zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya
dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir
pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. (Rusdimin, 2003)
4. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-agar)
dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini tidak
miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji
gerak bakteri secara makroskopis

2.2. Isolasi Mikroba


Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998)
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media
agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien
(nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat
terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan
koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk
menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang
paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng
pembiakan (plate count) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara
mikroskopis (Burrows, 2004).
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal
yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan
mikoba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba, suplai energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph),


ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005).
Teknik inokulasi
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose
yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur
mikroba (koloni) pada media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang
digunakan untuk mengisolasi biakan murni ataupun inokulasi mikroba antara lain:
1.

Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.


Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang
cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan
dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan
baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda
pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, antara lain:
Gambar 1. Teknik metode goresan

2.

Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan

petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang
terpisah-pisah.
3.

Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan

pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat


hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
4. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam
media.
Gambar 2. Metode inokulasi pada cawan petri

Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
Mixed culture

: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

Plate culture

: media padat dalam petridish.

Slant culture

: media padat dalam tabung reaksi.

Stap culture

: media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya

dengan cara penusukan.


Liquid culture

: media cair dalam tabung reaksi.

Shake culture

: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya

dikocok.
Teknik Aseptik
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada
dan tidak diharapkan keberadaanya, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus
dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Sebelum proses kultur mikroba dilakukan, harus dipertimbangkan terlebih
dahulu bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Teknik yang digunakan dalam
pencegahan kontaminasi disebut teknik aseptik dengan menjaga kesterilan kondisi
inokulasi. Pengerjaan inokulasi mikroba dapat dilakukan pada laminar air flow,
yang merupakan kotak kaca yang dijaga kesterilannya melalui perawatan bagianbagiannya dengan alcohol dan penyinaran dengan lampu UV sebelum pengerjaan
inokulasi. Selanjutnya, media yang digunakan dapat disterilkan terlebih dahulu
menggunakan alat autoclave. Selain itu, transfer aseptik pada kultur dari salah
satu medium ke medium yang lain harus dilakukan dengan baik dan teliti dengan
loop inokulasi atau jarum ose yang harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala
api.
2.3. Identifikasi Mokroba
Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri,
maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan
morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga
perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini
kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu
bakteri. Sedangkan konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan
koloninya. Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan,

10

reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan


media masih meragukan/belum memuaskan.
Pada umumnya media yang digunakan untuk membiakkan mikroba
mengandung air, sumber energi (protein dan karbohidrat), zat hara (sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan hidrogen), serta faktor penunjang
pertumbuhan (seperti asam amino, vitamin).
Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan
melakukan aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi jenis
mikroba tertentu. Setiap media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu
yang dapat mendukung pertumbuhan mikroba tertentu tetapi menghambat
pertumbuhan jenis mikroba lainnya. Sebagai contoh Media MCA ( Mac Conkey
Agar) mengandung zat warna yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram
Positif, sedangkan bakteri Gram Negatif tetap tumbuh.
Media yang digunakan yaitu MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson
Agar(VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar
(TSIA).
Media Mac Conkey Agar mempunyai keistimewaan memilah bakteri enterik
gram negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa,
crystal violet dan neutral red bile salt. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa
menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk
mengubah koloni menjadi merah bata dan bile/ empedu diendapkan. Koloni lain
(S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna
karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh
pada media ini antara lain Enterobacter; Proteus; Salmonella; Shigella,
Aerobacter; Enterococcus.
Vogel Johnson Agar Medium mengandung mannitol, tellurite dan lithium
chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase positip,
karena semua yang bersifat koagulase positip akan tumbuh pada media ini. S.
aureus mempunyai koloni hitam sebagai akibat pengendapan hasil reduksi
tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah menjadi kuning akibat fermentasi
mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk menghambat

11

pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini kurang
mampu memilah S. aureus karena semua koagulase positip dapat tumbuh
termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Cetrimide Agar Medium biasanya digunakan untuk isolasi Pseudomonas.
Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium merupakan
senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, karena menyebabkan
kebocoran unsur-unsur di dalam sel, namun tidak terjadi pada Pseudomonas. Pada
media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella,
Proteus dan Providencia. Untuk menghambat pertumbuhan mereka dapat
ditambahkan cetrimide. Pada media ini, P. aeruginosa dapat dibantu dengan
menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang mengandung Nalidixi
acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain.
Simmon sitrat atau nama lainnya Simmons Citrate Medium mengandung
amonium dihidrogen fosfat, natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat,
agar, bromtimol biru, aquades dan memiliki pH 6,9.
Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi
pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif
yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi
tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan
dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya
fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam.
Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi
kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa,
maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat dengan
mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas.
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian
dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada
media agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1.

Ukuran

Titik
Kecil

12

Sedang
Besar
2.

Warna koloni

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana
sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa
pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagianbagian sel dengan teliti
3.

Bentuk koloni

Bundar
Tidak beraturan
Rhizoid (tersebar seperti akar)
4.

Bentuk bagian tepi koloni (margin )

Rata (entire)
Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
Bergelombang (undulate )
Bergerigi (serrate )
Seperti filamen (filamentous)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 13, 17 dan 21 Novermber 2014
bertempat di Ruang Laboratorium TPHP dan Avertebrata Lantai 2 Gedung FPIK
Universitas Padjajaran.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang digunakan
Tabel 1. Alat yang digunakan pada saat praktikum
No

Alat

Fungsi

Cawan Petri

Berfungsi sebagai wadah isolasi mikroba

Ose Bulat

Untuk mengambil sampel mikroba yang akan


diinkubasi, diisolasi atau diinokulasi

Bunsen

Untuk sterilisasi panas dan mempertahankan


sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan transfer
mikroba

Inkubator

Berfungsi untuk mempertahankan suhu dan


kelembaban selama masa inkubasi sehingga mikroba
dapat tumbuh secara baik

Gelas Ukur

Untuk membantu mengukur pengenceran

Tabung Reaksi

Wadah agar dan Air cucian ikan

Pipet tetes

Untuk memindahkan larutan dalam skala tetes

Kertas Bungkus

Untuk membungkus
diinkubasi

Tali

Untuk mengikat kertas bungkus angar tidak lepas

10

Pinset

Untuk mengambil insang pada ikan

13

cawan

perti

yang

akan

14

3.2.2 Bahan yang digunakan


Tabel 2. Bahan yang digunakan pada saat praktikum
No

Bahan

Fungsi

Media Agar

Sebagai media kultur

Ikan

Sebagai bahan sumber mikroba

Akuades

Berfungsi untuk membilas ikan dimana mikroba


terdapat didalamnya dan melarutkan insang ikan

Media
inokulan

berisi Sebagai media kultur

3.3 Prosedur Praktikum


3.3.1 Prosedur isolasi mikroba
Siapkan alat-alat yang sudah di sterilkan

Siapkan ikan sebagai sumber mikroba

Ambil sampel insang bagian kiri dan kanan dengan menggunakan pinset

Larutkan insang dengan menambahkan akuades sebanyak 50 ml

Dilakukan pengenceran sampai 10-5

Cawan petri disterilisasikan dengan memutar-mutar di dekat nyala api bunsen

Masukan sebanyak 1 ml larutan pengenceran 10-5 kedalam cawan petri secara


aseptik

Tambahkan 15 ml media agar yang masih hangat dan aduk dengan menggerakgerakan cawan petri di atas meja hingga membentuk angka delapan

15

Ambil 5 ml ekstrak pepaya tua, masukan kedalam sampel tempe pertama, lalu
tutu cawan petri tersebut dan tunggu selama 30 menit

Lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam

Siapkan media kultur yang telah berisi inokulan. Tentukan dua jenis
populasi mikroba yang akan dipilih. Pemilihan mikroba sebaiknya
didasarkan pada karakter bentuk atau warna.

Siapkan kultur steril yang akan digunakan untuk inokulasi mikroba

Ambil ose bulat dan lakukan sterilisasi panas dengan menggunakan api bunsen

Dinginkan ose beberapa saat. Tempelkan ose tersebut ke populasi mikroba


terpilih secara aseptik

Inokulasikan mikroba yang menempel pada ose ke media kultur steril yang telah
disediakan dengan menggunakan metode gores

Masukan media kultur yang telah diinokulasi mikroba ke dalam inkubator.


Lakukan proses inkubasi selama 2 hari
3.3.2 Prosedur identifikasi mikroba
Amati populasi mikroba yang tumbuh

Apabila telah didapat populasi sejenin, lakukan identifikasi

16

Amati bentuk koloni mikroba

Amati bentuk tepi koloni mikroba

Amati bentuk permukaan koloni mikroba

Catat hasil identifikasi pada lembar kerja yang telah disediakan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1

Isolasi Mikroba
Gambar 3. Hasil isolasi

Gambar 4. Hasil inokulasi mikroba

17

18

Tabel 3. Hasil Isolasi Kelas


Biakan yang
Cawan
Kelom

Tumbuh

Petri

pok

Murni
1

Keterangan

Campuran

Berhasil. Tidak

terkontaminasi, warnanya
sama semua putih
1

Berhasil. tidak menggumpal,


tidak terdapat warna lain,
tekstur sma. sehingga dpt
dikatakan tdk terkontaminasi
mikroba lain,

Tidak terjadi pencampuran

Bikan hanya satu warna,


tidak ada campuran

satu tetes warna kuning


Sebelah kiri ada kuning satu
titik

Berhasil,
sedikit

10

kontaminan

Berhasil,
terkontaminasi.
sama yaitu putih.

ada

karena
ada
kontaminasi
mikroba lai, berwarna kuning
Prosedur sudah
dengan baik

tidak
Warnanya

Adanya
mikroba

dilakukan

pencampuran

19

4.1.2

Identifikasi Mikroba
Gambar 5. Identifikasi mikroba

Gambar 6. Data morfologi koloni bakteri

20

a.

Hasil Identifikasi Mikroba Kelompok


Tabel 4. Hasil Identifikasi Kelompok
BENTUK

FISIK
(MORFOLOGIS)
1. Bentuk Koloni

KOLONI 2

KOLONI 1
Round

Round

Lobate

Lobate

Wrinkled

Wrinkled

Mikroba
2. Bentuk Tepi Koloni
Mikroba
3. Bentuk Permukaan
Koloni

b.

Hasil Identifikasi Mikroba Kelompok


Tabel 5. Hasil identifikasi kelas

Kel
1

Sampel
Air
Cucian
Ikan

Pengen
ceran
10-1

Air
Cucian
Ikan

10-2

Air
Cucian
Ikan

10

-3

Air
cucian
ikan

10-4

Bentuk Koloni
Koloni 1
Bentuk Koloni : round

Koloni 2
Bentuk Koloni : Filamentous

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : wavy

Permukaan Koloni : smooth


Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni : smooth


Bentuk Koloni : irregular

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : lobate

Permukaan Koloni : wrinkled


Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni : wrinkled


Bentuk Koloni : irregular

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : lobate

Permukaan Koloni : wrinkled


Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni : smooth


Bentuk Koloni : round

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth

21

Permukaan Koloni : smooth

Insang

Insang

Insang

10-3

10-4

10-5

Bentuk Koloni : irregular

Bentuk Koloni : irregular

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : lobate

Permukaan Koloni : concertic

Permukaan Koloni : concertic

Bentuk Koloni : Irregular

Bentuk Koloni : Irregular

Tepi Koloni : Filamentous

Tepi Koloni : curled

Permukaan Koloni : wrinkled

Permukaan Koloni : wrinkled

Bentuk Koloni : Round

Bentuk Koloni : Round

Tepi Koloni : Lobate

Tepi Koloni : Lobate

Permukaan Koloni : Wrinkled Permukaan Koloni : Wrinkled

10

Pencerna
an Ikan

Pencerna
an Ikan

Pencerna
an Ikan

10-4

10-5

10

-6

Bentuk Koloni : Punctform

Bentuk Koloni : Punctform

Tepi Koloni : Lobate

Tepi Koloni :Smooth

Permukaan Koloni : Smooth

Permukaan Koloni : Smooth

Bentuk Koloni : round

Bentuk Koloni : round

Tepi Koloni : curled

Tepi Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth


Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni : smooth


Bentuk Koloni : irregular

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : curled

Permukaan Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth

22

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Kelompok
Pada praktikum isolasi mikroba dengan sampel ikan kembung (Rastrelliger
sp.) dilakukan isolasi mikroba dari beberapa bagian ikan tersebut. Pada setiap
kelompok bagian yang diisolasi berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis mikroba yang ada pada bagian tubuh ikan tersebut. Bagian-bagian ikan
yang diisolasi yaitu insang, air cucian tubuh ikan, dan saluran pencernaan. Isolasi
mikroba ini dilakukan dengan menggunakan metode agar cawan dengan goresan.
Selain itu pada prosesnya menggunakan beberapa pengenceran. Pengenceran
dilakukan bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba, sehingga semakin besar
pengenceran maka semakin sedikit jumlah mikroba dan semakin besar
kemungkinan mendapatkan satu jenis mikroba.
Praktikum isolasi yang dilakukan oleh kelompok 7 yaitu mengisolasi
mikroba yang terdapat pada insang dengan pengenceran 10 -5. Proses yang
dilakukan pertama yaitu proses inokulasi mikroba dengan tahapan pertama dalam
praktikum yaitu menyiapkan alat yang sudah disterilkan dan bahan yang
digunakan. Tahapan kedua dilakukan pengambilan sampel. Untuk sampel insang
diambil dengen menggunakan pinset dan dilarutkan kedalam beaker glass yang
sudah berisi akuades sebanyak 50 mL. Selanjutnya dilakukan pengenceran sampai
didapatkan pengenceran 10-5. Hasil dari pengenceran di ambil sebanyak 1 mL
untuk di inokulasikan kedalam cawan petri. Tahapan berikutnya yaitu,
menyiapkan nutrien agar sebagai media tumbuh dari inokulan. Nutrien agar harus
dalam kondisi hangat, jika nutrient agar terlalu panas akan mengakibatkan
kematian pada inokulan, dan terlalu dingin pula akan mengakibatkan nutrien agar
menjadi padat dan tidak tercampur dengan inokulan. Nutrien agar yang hangat di
masukkan kedalam cawan petri secara aseptic,setelah itu nutrient agar dan
inokulan digerak-gerakan diatas meja dengan membentuk angka delapan secara
konstan. Hal ini bertujuan agar inokulan tersebar merata.
Proses selanjutnya yaitu tahapan inkubasi. Inkubasi bertujuan untuk
menumbuhkan inokulan suhu yang terkontrol. Berdasarkan teori pertumbuhan
mikroba di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: suplai energi,

23

suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria,


2005).
Proses inkubasi ini dilakukan selama 4 hari. Setelah 4 hari , pada permukaan
agar kelompok 7 terdapat bulatan- bulatan kecil berwarna putih seperti jamur.
Bulatan-bulatan putih tersebut diduga merupakan mikroba yang terdapat pada
sampel insang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pelczar dan Chan (2007).
Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat
sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat
dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni
merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme.
Selanjutnya dilakukan proses isolasi, yaitu proses untuk memisahkan
inokulan dari berbagai inokulan campuran menjadi inokulan yang murni. Proses
isolasi diantranya menggunkan jarum ose yang di sterilkan dengan pemanasan di
atas Bunsen sampai jarum ose warna merah. Setelah jarum ose dingin, jarum ose
ditempelkan ke bulatan-bulatan (koloni) mikroba yang berukuran kecil.
Sementara lingkungan baru dibuat, yaitu nutrient agar yang sudah di padatkan di
dalam cawan petri dibagi menjadi dua bagian dengan spidol pada bagian luar
cawan petri. Biakan yang sudah menempel pada jarum ose di goreskan ke dalam
nutrient agar di satu sisi. Goresan yang dilakukan harus hati-hati. penggoresan
yang dilakukan berbentuk zig-zag. Untuk sisi nutrient agar yang lainnya juga
sama dengan mengambil koloni mikroba dari koloni yang berbeda dengan koloni
pertama (bulatan lebih besar). Penggoresan dilakukan disisi yang lain dengan
metode yang sama yaitu zig-zag. Setelah proses penggoresan selesai alat- alat
yang digunakan kembali di sterilkan. Nutrient agar yang sudah di gores di tutup
dan dibungkus dengan kertas sampul untuk diinkubasi kembali. Inkubasi kedua
ini bertujuan agar mikroba dapat tumbuh kembali membentuk koloni yang
mengikuti arah goresan jarum ose. Proses inkubasi ini dilakukan hingga 4 hari.
Hasil isolasi yang didapatkan oleh kelompok kami berhasil. Hal ini dapat dilihat
dari penyebaran mikroba sesuai dengan arah goresan, tidak menggumpal.
Tahapan terakhir yaitu mengidentifikasi hasil isolasi yang telah dilakukan.
Identifikasi dilakukan dengan melihat bentuk koloni, bentuk tepi koloni dan juga

24

bentuk permukaan dari koloni.Identifikasi bertujuan untuk mengenali sifat-sifat


morfologi dari mikroba yang telah diisolasi. Mikroba yang kami dapatkan hasil
identifikasi dengan melihat tabel morfologi yaitu, bentuk koloni round, bentuk
tepi koloni lotale, dan bentuk permukssn koloni wrinkled atau pecah-pecah.
Warna dari hasil goresan hanya satu warna yaitu warna putih kusam. Hal ini
menunjukkan bahwa kultur berhasil mendapatkan biakan murni dan tidak terdapat
kontaminasi dari mikroba lain.
4.2.2

Pembahasan Kelas
Berdasarkan data hasil isolasi dan indentifikasi yang dilakukan dari

beberapa sampel yang berbeda terdapat beberpa kelompok yang mendapatkan


biakan murni, dan adapula beberpa kelompok yang mendapatkan hasil isolasi
yang terkontaminasi oleh mikroba yang tidak diharapkan. Untuk sampel air
cucian tubuh ikan di lakukan pengisolasian oleh kelompok 1, kelompok 2,
kelompok 3, dan kelompok 4 dengan masing-masing pengenceran yaitu 10-1, 102

,10-3,10-4.
Untuk kelompok 1 dengan sampel air cucian ikan dan pengenceran 10 -1

didapatkan hasil isolasi biakan murni. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya
kontaminasi dari mikroba lain sehingga warna biakan yanga ada pada permukaan
cawan petri hanya satu warna saja. Ini didukung dengan proses selanjutnya yaitu
identifikasi yang dilakukan terhadap mikroba. Identifikasi menunjukkan bahwa
koloni mikroba I mempunya bentuk koloni round, Tepi Koloni lobate, dan
Permukaan Koloni smooth. Sedangkan untuk koloni mikroba II Bentuk Koloni
Filamentous, Tepi Koloni wavy, Permukaan Koloni smooth
Untuk kelompok 2 dengan sampel air cucian ikan dengan pengenceran 10 2

. Pada kelompok ini isolasi yang dilakukan sama yaitu berhasil mendapatkan

biakan murni yang tidak terkontaminasi. Hal tersebut terjadi karena pada cawan
petri hanya ada inokulan yang digoreskan saja. Identifikasi yang dilakukan oleh
kelompok 2 mendapatkan ciri-ciri morfologi untuk koloni I dan II dengan bentuk
koloni irregular, tepi koloni lobate, dan permukaan koloni I wrinkled, sedangkan
untuk koloni II smooth.

25

Untuk kelompok 3 dan kelompok 4 yang masing-masing pengenceran


yaitu 10-3 dan 10-4 juga mberhasil mendapatkan biakan murni yang tidak
terkontaminasi oleh mikroba lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isolasi yang
dilakukan oleh keempat kelompok dengan sampel yang sama tersebut berjalan
dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh proses yang dilakukan secara aseptik
yaitu Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada dan tidak diharapkan keberadaanya, sehingga jika ditumbuhkan di dalam
suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi
harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Identifikasi yang dilakukan koloni mikroba untuk pengenceran 10 -4 bentuk koloni
irregular, tepi koloni lobate dan permukaan smooth, sedangkan untuk koloni 2
yaitu, memiliki bentuk koloni round, tepikoloni smoth dan permukaan smooth.
Selanjutnya untuk sampel insang dilakukan pengisolasian mikroba oleh kelompok
5, kelompok 6, dan kelompok 7. Proses pengisolasian dilakukan dengan
pengenceran yang berbeda pada masing- masing kelompok.
Untuk kelompok 5, dilakukan pengisolasian dengan menggunakan
pengenceran hingga 10 -3. Hasil dari isolasi yang dilakukan yaitu, berjalan dengan
baik namun adanya kontaminasi dari mikroba lain. Kontaminasi tersebut dapat
dilihat dari warna mikroba yang tidak sama. Sehingga jika suatu media terdapat
berbagai warna maka media tersebut ditumbuhi oleh berbagai macam mikroba,
dan bukan biakan murni. Identifikasi yang dilakukan oleh kelompok 5 untuk
koloni I dan II berbentuk irregular, lobate, dan concertic
Untuk kelompok 6, dilakukan pengisolasian dengan menggunakan
pengenceran hingga 10-4. Hasil yang didapatkan sama seperti pada kelompok 5,
yaitu tersdapat kontaminasi dari mikroba lain ditandai dengan adanya warna
selain dari warna mikroba pada saat sebelum isolasi. Selain itu, hasi identifikasi
dari mikroba memiliki ciri- ciri morfologi berbentuk irregular, filamentous, dan
wrinkled untuk koloni 2 memilki bentuk irregular,culed dan wrinkled.
Untuk kelompok 7 dengan sampel yang sama ,namun pengenceran yang
digunakan adalah 10-5 . Hasil isolasi yang didapatkan yaitu cukup baik, karena
tidak ada gumpalan dan inokulan tersebar merata membentuk koloni yang

26

mengikuti arah goresan dari jarum ose. Warna yang ditimbulkan pun hanya satu
warna, sehingga diduga tidak terkontaminasi oleh mikroba lain. Hasil identifikasi
memnunjukkan bahwa mikroba yang ada pada sampel insang memiliki bentuk
yang sama untuk kedua koloni yaitu round, lobate, dan wrinkled.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.
Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Identifikasi
mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Hasil dari identifikasi menunjukkan
bahwa bakteri yang diamati memiliki bentuk koloni round, bentuk tepi koloni
lotale, dan bentuk permukaan koloni wrinkled baik itu koloni 1 maupun koloni 2.
5.2 Saran
Praktikan harus benar-benar memahami prosedur yang harus dilalukan pada
saat praktikum isolasi, inokulasi dan identifikasi mikroba agar hasil yang
didapatkan dari praktikum tersebut baik. Ketelitian dan
praktikan juga sangat penting dalam praktikum ini.

27

kehati-hatian dari

DAFTAR PUSTAKA
Pelczar

dan

Chan.

2007. Analisis

Mikroba

pada

Inokulasi .

Kelima.Erlangga: Jakarta
Purwanto, Eko., 2011. Artikel Inokulasi Mikroba.
Bukle, KA., 1987, Ilmu pangan, Universitas Jakarta: Jakarta.
Dwijoseputro, D., 1989, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Malang.

28

Edisi

LAMPIRAN 1
Nama : Ayu Nurul Fadhilla Said
NPM : 230110130079
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba.
Faktor kesalahan pada pertumbuhan biakan murni ini ialah pada saat
penggoresan atau metode streak pada NA, menekan media terlalu kuat akan
menyebabkan robeknya media, dan juga pada saat inokulasi terjadi petridish
tidak didekatkan dengan lampu Bunsen sehingga tidak terjadi kontaminasi.
Selain itu kesalahan dalam menggoreskan misalnya penggoresan yang terlalu
dalam atau penggoresan yang membuat media rusak dan kurangnya
ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Lalu apabila
praktikan langsung menggunakan kawat ose yang masih panas sehingga
membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati. Serta pengerjaanya yang
tidak aseptik atau tidak dilakukan dibelakang lampu Bunsen sehingga
mengakibatkan

masuknya

zat

atau mikroba

lain yang

mengganggu

pertumbuhan biakan murni.


2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?
Pada proses pengenceran kemungkinan besar akan mendapatkan beberapa
koloni yang akan tumbuh dalam suatu medium, akan tetapi mungkin juga kita
hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat
kita jadikan piaraan murni. Maka hasilnya tidak pasti, apakah koloni tunggal
yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang murni.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alas an Anda?
Hasil yang kelompok kami lakukan dengan sampel insang ikan berhasil
mendapatkan biakan murni.

29

30

4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bias dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba dapat dilakukan di media agar tegak dan miring pula,
dilakukan dengan cara menggoreskan secarazig-zag pada permukaan
agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan.
Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan
mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies
terdapat

baberapa

cara,

yaitu: penanaman

dengan

penggoresan

dan

penanaman lapangan biakan agar tabung.


5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populasi
mikroba terpilih?
Tujuan menempelkan jarum ose pada populasi mikroba yaitu untuk
mengambil mikroba yang akan dibuat biakan murninya. Selain itu agar
populasi mikroba yang terambil hanya satu jenis yaitu jenis mikroba yang
akan diteliti, tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba lainnya.

31

Angga Nugraha
230110130088
1. Jelaskan oleh anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba?
Kegagalan biakan murni mikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kurang sterilnya alat-alat yag digunakan dan pakaian praktikan
dan kesalahan dalam metode isolasi mikroba sehingga lingkungan ketika
isolasi dapat mudah terkontaminasi. Untuk metode seperti cawan gores
yang diperlukan keahlian pun kurang diperhatikan sehingga isolasi
mikroba dengan metode tersebut di lakukan tidak tepat sesuai prinsip.

2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat


melakukan isolasi mikroba?
Karena inokulasi adalah proses pemindahan satu biakan dari suatu tempat
berupa

tabung

reaksi

ke

tempat

lain

dengan

tujuan

untuk

mengembangbiakan. Pada saat melakukan proses ini harus dilakukan


dengan hati-hati agar biakan mikroba yang diinginkan tidak tercampur
dengan mikroba lainnya ketika proses isolasi.

3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan


biakan murni. Jelaskan alasan anda?
Hasil isolasi yang dilakukan oleh kelompok kami berhasil mendapatkan
biakan murni.

4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba dapat dilakukan pada media agar apapun. Tergantung
dengan jenis mikroba dan tujuan isolasi yang diinginkannya.

32

5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada


populasi mikroba terpilih?
Agar jarum ose tersebut hanya memindahkan mikroba yang diinginkan
dan tidak tercampur dengan mikroba lainnya dalam proses biakan murni.

33

Nama : Satrio Bagas Rananggana


NPM : 230110130107

1. Jelaskan oleh anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegaglan


pembuatan biakan murni mikroba !
Sterilisasi yang kurang dari sterilisasi alat, kemunginan kedua saat
melakukan isolasi menggores agar, cawan petri dibiarkan terbuka dan saat
penngoresan cawan petri tidak didekatkan Bunsen, kemungkinan
berikutnya saat penggoresan praktikan terlalu banyak bicara
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolasi mikroba ?
karena isolasi hanya untuk membiakan mikroba yang diinginkan saja
sehingga untuk proses isolasi mikroba tak memerlukan pengenceran lagi
3. Apabila hasil isolasi anda belum berhasil mendapatkan biakan murni.
Jelaskan alasan anda ?
Melakukan pengecatan gram, apabila bakteri tidak berubah maka bakteri
yang di isolasi sudah merupakan biakan murni.
4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bias dilakukan pada media agar miring atau tegak ?
Karena agar tegak dan agar miring hanya bisa dilakukan dengan inokulasi
5. Menga pada proses inokulasi, ose hanya di tempatkan pada populasi
mikroba terpilih?
Karena sesuai fungsi jarum ose yang digunakan untuk mengambil mikroba
yang akan diisolasi atau ditransfer ke media kultur lain, atau mendapatkan
biakan murni, maka ose hanya ditempelkan pada populasi mikroba terpilih
saja

34

Dea Hari Utari


230110130116

1.

Jelaskan oleh anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan


pembuatan biakan murni mikroba?
Kegagalan pembuatan biakan murni mikroba dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kurang sterilnya ruangan, tangan, pakaian dan alatalat yang akan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan
inokulasi sehingga menyebabkan kontaminasi yaitu masuknya mikroba
lain yang tidak diinginkan.

2.

Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat


melakukan isolasi mikroba?
Prinsip

pengenceran

yaitu

unutk menurunkan

atau memperkecil

konsentrasi larutan dengan menambahkan zat pelarut kedalam larutan


sehingga volume larutan menjadi berubah.
Pengenceran merupakan salah satu teknik dari sekian banyak teknik untuk
membantu menumbuhkan mikroba. Pengenceran inokulan tidak dilakukan
karena praktikan tidak mematok jumlah atau sekian banyak mikroba yang
akan di isolasi sehingga pengenceran tidak diperlukan.

3.

Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan


biakan murni. Jelaskan alasan anda?
Hasil isolasi yang dilakukan oleh kelompok kami berhasil mendapatkan
biakan murni.

4.

Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?

35

Isolasi mikroba juga dapat dilakukan pada media agar tegak dan media
agar miring. Isolasi mikroba ini dilakukan dengan cara menggoreskan
secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang
bagian atasnya di lengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada media agar
tegak dengan menggunakan jarum ose lurus untuk meminimalisir
pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Usaha
mencegah masuknya mikroba yang tidak diinginkan dan untuk menanam
suatu spesies terdapat beberapa cara, yaitu penanaman dengan
penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung.
5.

Mengapa pada proses inokulasi, ose hanya ditempelkan pada populasi


mikroba terpilih?
Tujuan menempelkan jarum ose pada populasi mikroba untuk mengambil
mikroba yang akan dibuat biakan murni. Selain itu agar populasi mikroba
yang terambil hanya satu jenis, yaitu mikroba yang diinginkan, tidak
terkontaminasi oleh mikroba-mikroba lain yang tidak diinginkan.

36

Mochammad Fadhil
230110130120

1. Jelaskan oleh anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan


pembuatan biakan murni mikroba.
Kemungkinan yang menyebabkan legagalan pembuatan biakan murni
mikroba diantaranya sterilisasi yang kurang dan kebersihan praktikannya
sendiri, kedua yaitu melakukan teknik menggores agar, cawan petri
dibiarkan terbuka lebar dan tidak didekatkan pada bunsen saat akan
dilakukannya penggoresan. Ketiga terlalu banyak bicara saat penggoresan,
sehingga media dapat terkontaminasi oleh jamur, virus, telur serangga.

2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat


melakukan isolasi mikroba?
Pada proses isolasi hanya dilakukan untuk membiakkan mikroba murni
yang diinginkan saja. Sehingga proses isolasi mikroba tidak memerlukan
pengenceran lagi.

3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan


biakan murni. Jelaskan alasan anda?
Isolasi yang dilakukan kelompok kami berhasil mendapatkan biakan
murni, karena mengikuti prosedur dan melakukan penggoresannya dengan
baik dan benar.
4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba tidak dapat dilakukan pada media agar tegak atau media
agar miring, karena hanya dapat digunakan untuk proses inokulasi,
sedangkan untuk isolasi media yang digunakan adalah media aga lempeng.

37

5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada


populasi mikroba terpilih?
Karena sesuai dengan fungsi jarum ose yang digunakan untuk mengambil
mikroba yang akan di isolasi atau di transfer ke media kultur lain, atau
untuk mendapatkan biakan murni, maka ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih saja.
Siti

Aliyah

230110130144

1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan


kegagalan pembuatan biakan murni mikroba.
Kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembuatan biakan murni
diantaranya :
a. Peralatan yang tidak steril sehingga biakan terkontaminasi oleh
mikroba yang tidak diharapkan
b. Penggunaan inokulum yang banyak sehingga menyulitkan dalam
pemisahan atau proses isolasi.
c. Cara penggoresan yang tidak tepat sehingga biakan yang
dihasilkan tidak terpisah secara sempurna.
d. Cara penyimpanan petri dish pada inkubator, harus dibalik karena
agar media tidak terkena pengaruh dari uap yang dihasilkan akibat
proses panas dalam inkubator.
e. Cara pengenceran yang tidak sesuai.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan

pada saat

melakukan isolasi mikroba?


Pengenceran dilakukan pada saat inokulasi, sehingga pada tahap isolasi
hanya memastikan inokulan yang telah diinokulasi saja. Namun jika
inokulan yang diinginkan jumlahnya sedikit dapat dilakukan pengenceran
kembali dan diisolasi atau disebar pada medium cair atau padat. Isolasi

38

yang tidak menggunakan pengenceran yaitu isolasi yang tidak ditentukan


jumlah biakan yang akan diambil.
3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan
biakan murni? Jelaskan alasan anda.
Isolasi yang kelompok kami lakukan bisa dikatakan berhasil karena
mikroba yang terdapat pada hasil isolasi hanya terdiri dari satu jenis
biakan murni ditandai dengan warna inokulan yang sama yaitu warna
putih kusam.
4. Menurut anda apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Isolasi mikroba tidak hanya dapat dilakukan pada media agar lempeng
saja, namun bisa juga pada agar tegak dan agar miring, yang paling umum
digunakan adalah agar lempeng agar dalam pemisahan dapat dilakukan
dengan mudah. Cara pemisahannya yaitu dengan metoge gores sedangkan
medium agar miring dan agar tegak digunakan pada saat inokulasi
mikroba dengan disesuaikan jenis mikrobanya.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih.
Karena pada proses inokulasi merupakan proses penanaman mikroba yang
mana akan ditanam adalah biakan murni yang sudah dipilih jenis
mikrobanya, sehingga ose hanya ditempelkan pada populasi mikroba yang
dipilih. Hal ini pula dilakukan agar tidak terjadi populasi yang bercampur
dengan populasi lain. Sehingga inokulum yang terdapat pada media tanam
hanya inokulum yang diinginkan.

39

40

41

LAMPIRAN 2

42

43

LAMPIRAN 3

Gambar ikan kembung


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar jarum ose


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar Cawan Petri


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar lampu Bunsen


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar pipet tetes


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar natrium agar


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar moertar
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar tabung reaksi


(Sumber: Dokumen Pribadi)

44

Anda mungkin juga menyukai