TURP
PRATIWI
N 111 12 040
PEMBIMBING KLINIK
dr. FARIDNAN, Sp. An
ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVESITAS TADULAKO- RSUD UNDATA
Identitas Pasien
Nama
: Tn. S
Umur
: 71 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Kabonga Kecil, Donggala
Agama
: Islam
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pemeriksaan: 13 Oktober 2014
Anamnesis
Anamnesis
: alloanamnesa
Keluhan utama
Pemeriksaan Fisik
A. TANDA VITAL
Keadaan Umum :
SP : S. Berat / Somnolen
Vital Sign :
Tek. Darah
:180/100 mmHg
Nadi
: 82 Kali/ Menit
Pernapasan
: 24 Kali/ Menit
Suhu
: 36,7C, aksilla
KEPALA
Wajah
Deformitas
Bentuk
Rambut
Mata
- Konjungtiva
- Skelra
- Pupil
Mulut
: ekspresi kesakitan
: (tidak ada)
: normochepalus
: hitam menyebar
: anemis -/: ikterik -/: ishokor
: hiperemis (tidak ada)
LEHER
Kelenjar GB
Tiroid
JVP
Massa lain
THORAKS
Paru - Paru
Inspeksi
:
Normochest
Simetris kanan = kiri
Pergerakan nafas seimbang kanan = kiri
Massa (tidak ada) Deformitas (tidak ada)
Palpasi
:
Ekspansi paru kanan=kiri
FV sama kanan = kiri
Massa(tidak ada), NT (tidak ada)
Defiasi trakea tidak ada
Perkusi
:
Sonor kanan = kiri
Batas paru-hepar SIC VI linea midclavicula dextra
Auskultasi
:
Vesikuler kanan = kiri
Rh +/+
Wh -/-
Jantung
Inspeksi
:
IC tidak terlihat
Palpasi
:
IC teraba pada SIC V linea midclavicula dextra, reguler
Perkusi
:
Pekak
Batas jantung : Atas kanan SIC II parasternal dextra
Atas kiri SIC II parasternal sinistra
Bawah kanan SIC V parasternal dextra
Bawah kiri SIC VI midclavicula dextra
Auskultasi:
BJ I/II murni reguler
Murmur (-), Gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi
:
Bentuk datar, tampak adanya massa tumor di regio inguinal dextra,
Auskultasi:
Peristaltik usus kesan normal
Perkusi
:
Timpani
Palpasi
:
NT (-)
massa tumor teraba pada regio inguinal dextra ukuran 2x1,5 cm,
mobile
Anggota Gerak :
Atas
:
Edema (-)
Akral hangat
Bawah
:
Edema (+)
Akral hangat
Pemeriksaan Khusus : -
Hasil Lab
Hasil
UNIT
Normal Range
WBC
11,0
10 3 / uL
4.8 10. 8
RBC
4,38
10 6 / uL
4.2 5.4
HB
12,2
g / dl
12 16
HCT
36,0
37 47
PLT
394
10 3 / uL
150-450
CT
8.3
menit
BT
4.0
menit
Hasil
UNIT
SGOT
68
UI/l
SGPT
43
UI/l
Ureum
29
mg / dl
Kreatinin
1,0
mg/dl
HBsAg
Negatif
Electrolit darah
Hasil
UNIT
Normal Range
Natrium
130
mmol/l
135-145
Kalium
3,1
mmol/l
3,5-5,3
Clorida
109
mmol/l
95-105
Urinalisis
Protein : (+2)
Leukosit
: (+) penuh
Eritrosit : (+) penuh
PSA
: 17,35 ()
USG: - kistra Ren Dextra uk. 3,73 cm
hypertropi prostat grade 1
V. DIAGNOSIS :
BPH + susp.Malignancy
VII. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Pro TURP
Informed Consent Operasi
Konsul ke Bagian Anestesi
Informed Conset Pembiusan
Obat-obat anestesi:
Premedikasi: Ondansentron 8 mg
Obat-obat selama anestesi
Decain Spinal 0,5 %
Furosemid 40 mg
transamin 500 mg
ranitidin 25 mg
ketorolac 30 mg
Pada tanggal 13 Oktober 2014, penderita menjalani operasi TUR prostat. Dan
dilakukan penghentian operasi karena pasien mulai gelisah, tekanan darah
meningkat, pasien sesak dan merasakan mual dan nyeri dada. Laporan operasi
sebagai berikut:
Laporan operasi:
Diagnosis pre operatif
: Benign Prostat Hypertrophy Susp. Malignancy
Diagnosis post operatif : Post TUR prostat e.c BPH
Tanggal operasi
: 13 Oktober 2014
Tindakan
: TUR prostat
Dokter ahli bedah
: dr. I Wayan Suarsana, Sp.U
Anestesi
: dr. Ferry Lumintang, Sp.An
Mulai selesai operasi : 12.05 WITA 13.00 WITA
Lama anestesi
: 85 menit
Lama operasi
: 80 menit
Perdarahan
: 350 cc
Pasien rawat ICU
: pasien meninggal tanggal 13 Oktober jam 21.45 wita
dihadapan dokter, coass dan perawat.
ditegakkan berdasarkan.
Ananmnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang
Elektrolit Darah
Urinalisis
USG
BPH
Gejala obstruktif
ketidakseimbangan hormon
testosterone dan
dehidrotestosteron
Prostat membesar
penyempitan lumen
uretra prostatika
INDIKASI
Kontraindikasi
TINDAKAN OPERASI
Pada operasi ini dilakukan dengan alat endoskopi
yang dimasukkan kedalam urretra (penis).
Pengerokan jaringan prostat dengan bantuan
elektrokauter.
operasi TUR- Prostat dengan menggunakan teknik
anestesi Subarachnoid Block.
Setelah operasi TURP atau pengerokan prostat dapat
terjadi beberapa komplikasi.
Sindrom TURP
Patogenesis
Sejumlah besar cairan
diserap terutama bila sinus
vena terbuka secara dini atau
bila operasi berlangsung
lama.
circulatory
overload
Intoksikasi
Air
hiponatremia
HARUS DI MOINTOR...!!!
Tekanan Darah,
Nadi,
Kesadaran,
Keluhan Mual Muntah
Gangguan Pandangan
Produksi Kateter Dan
Rasa Nyeri Di Perut.
PENANGANAN
Bila terjadi udem
paru-paru
hiponatremia
Ringan dan
sedang
Furosemide iv
infus normosalin
berat
infus saline 3%
furosemide iv
DIC
Perdarahan
transfusi
PENCEGAHAN
Identifikasi gejala-gejala awal sindrom TUR diperlukan untuk
mencegah manifestasi berat dan fatal pada pasien-pasien
dengan pembedahan urologi endoskopik.
pemeriksaan natrium sebelum operasi TUR perlu dilakukan
Pemberian antibiotik profilaktik
penderita-penderita dengan penyakit jantung, perlu
dilakukan monitoring CVP atau kateterisasi arteri pulmonalis
Pemeriksaan natrium serum sebaiknya dilakukan tiap 30
menit dan perlu dilakukan koreksi sesuai dengan hasil serum
natrium
Perlu dilakukan pemberian furosemid profilaksis untuk
mencegah overload cairan