Anda di halaman 1dari 30

REFLEKSI KASUS

TURP

PRATIWI
N 111 12 040
PEMBIMBING KLINIK
dr. FARIDNAN, Sp. An
ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVESITAS TADULAKO- RSUD UNDATA

Identitas Pasien

Nama
: Tn. S
Umur
: 71 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Kabonga Kecil, Donggala
Agama
: Islam
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pemeriksaan: 13 Oktober 2014

Anamnesis
Anamnesis

: alloanamnesa

Keluhan utama

: susah buang air kecil

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan susah buang air kecil


yang dialami kurang lebih 1 bulan sebelum masuk RS.
Keluhan tersebut tidak disertai demam (-), mual (-),
muntah (-). Selain susah buang air kecil, pasien
merasa sakit saat berkemih (+), warna urin
kemerahan (-), keluar batu/pasir saat berkemih (-),
sekitar kurang lebih 3 minggu yang lalu pasien
mengalami keluhan yang sama dan pasien pergi
berobat ke puskesmas dan dipasang kateter.

Riwayat Penyakit Dahulu :


HT (+),
DM (-),
Asma (-)

Pemeriksaan Fisik
A. TANDA VITAL
Keadaan Umum :
SP : S. Berat / Somnolen
Vital Sign :
Tek. Darah
:180/100 mmHg
Nadi
: 82 Kali/ Menit
Pernapasan
: 24 Kali/ Menit
Suhu
: 36,7C, aksilla

KEPALA

Wajah
Deformitas
Bentuk
Rambut
Mata
- Konjungtiva
- Skelra
- Pupil
Mulut

: ekspresi kesakitan
: (tidak ada)
: normochepalus
: hitam menyebar
: anemis -/: ikterik -/: ishokor
: hiperemis (tidak ada)

LEHER
Kelenjar GB

Tiroid
JVP
Massa lain

: Pembesaran (tidak ada),


NT (tidak ada)
: Pembesaran (tidak ada),
NT (tidak ada)
: R+2 H20
: (tidak ada)

THORAKS
Paru - Paru

Inspeksi
:
Normochest
Simetris kanan = kiri
Pergerakan nafas seimbang kanan = kiri
Massa (tidak ada) Deformitas (tidak ada)
Palpasi
:
Ekspansi paru kanan=kiri
FV sama kanan = kiri
Massa(tidak ada), NT (tidak ada)
Defiasi trakea tidak ada
Perkusi
:
Sonor kanan = kiri
Batas paru-hepar SIC VI linea midclavicula dextra
Auskultasi
:
Vesikuler kanan = kiri
Rh +/+
Wh -/-

Jantung

Inspeksi
:
IC tidak terlihat
Palpasi
:
IC teraba pada SIC V linea midclavicula dextra, reguler
Perkusi
:
Pekak
Batas jantung : Atas kanan SIC II parasternal dextra
Atas kiri SIC II parasternal sinistra
Bawah kanan SIC V parasternal dextra
Bawah kiri SIC VI midclavicula dextra
Auskultasi:
BJ I/II murni reguler
Murmur (-), Gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi
:
Bentuk datar, tampak adanya massa tumor di regio inguinal dextra,
Auskultasi:
Peristaltik usus kesan normal
Perkusi
:
Timpani
Palpasi
:
NT (-)
massa tumor teraba pada regio inguinal dextra ukuran 2x1,5 cm,
mobile

Anggota Gerak :
Atas
:
Edema (-)
Akral hangat
Bawah
:
Edema (+)
Akral hangat
Pemeriksaan Khusus : -

Hasil Lab
Hasil

UNIT

Normal Range

WBC

11,0

10 3 / uL

4.8 10. 8

RBC

4,38

10 6 / uL

4.2 5.4

HB

12,2

g / dl

12 16

HCT

36,0

37 47

PLT

394

10 3 / uL

150-450

CT

8.3

menit

BT

4.0

menit

Hasil

UNIT

SGOT

68

UI/l

SGPT

43

UI/l

Ureum

29

mg / dl

Kreatinin

1,0

mg/dl

HBsAg

Negatif

Electrolit darah
Hasil

UNIT

Normal Range

Natrium

130

mmol/l

135-145

Kalium

3,1

mmol/l

3,5-5,3

Clorida

109

mmol/l

95-105

Urinalisis
Protein : (+2)
Leukosit
: (+) penuh
Eritrosit : (+) penuh
PSA
: 17,35 ()
USG: - kistra Ren Dextra uk. 3,73 cm
hypertropi prostat grade 1

V. DIAGNOSIS :

BPH + susp.Malignancy

VII. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Pro TURP
Informed Consent Operasi
Konsul ke Bagian Anestesi
Informed Conset Pembiusan

Dilakukan operasi dengan spinal


anestesi dgn status ASA III

Obat-obat anestesi:
Premedikasi: Ondansentron 8 mg
Obat-obat selama anestesi
Decain Spinal 0,5 %
Furosemid 40 mg
transamin 500 mg
ranitidin 25 mg
ketorolac 30 mg

Pada tanggal 13 Oktober 2014, penderita menjalani operasi TUR prostat. Dan
dilakukan penghentian operasi karena pasien mulai gelisah, tekanan darah
meningkat, pasien sesak dan merasakan mual dan nyeri dada. Laporan operasi
sebagai berikut:
Laporan operasi:
Diagnosis pre operatif
: Benign Prostat Hypertrophy Susp. Malignancy
Diagnosis post operatif : Post TUR prostat e.c BPH
Tanggal operasi
: 13 Oktober 2014
Tindakan
: TUR prostat
Dokter ahli bedah
: dr. I Wayan Suarsana, Sp.U
Anestesi
: dr. Ferry Lumintang, Sp.An
Mulai selesai operasi : 12.05 WITA 13.00 WITA
Lama anestesi
: 85 menit
Lama operasi
: 80 menit
Perdarahan
: 350 cc
Pasien rawat ICU
: pasien meninggal tanggal 13 Oktober jam 21.45 wita
dihadapan dokter, coass dan perawat.

Diagnosis Benign Prostat Hypertrophy (BPH)

ditegakkan berdasarkan.

Ananmnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang

Laki2 usia 71 tahun


susah buang air kecil
sakit saat berkemih
Tekanan Darah : 180/100 mmHg
ronkhi (+/+),
massa tumor teraba pada regio inguinal dextra
ukuran 2x1,5

Elektrolit Darah
Urinalisis
USG

BPH

Hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak


jaringan prostat

terjadi pada umur yang


semakin tua

fungsi testis sudah


menurun

kegagalan otot detrusor


untuk berkontraksi

Gejala obstruktif

ketidakseimbangan hormon
testosterone dan
dehidrotestosteron

Prostat membesar

penyempitan lumen
uretra prostatika

Transurethral Resection of the


Prostate (TURP)

suatu tindakan endoskopis


pengurangan masa prostat
(prostatektomi) dengan tujuan agar
kencing dapat mengalir lancar

INDIKASI

Retensi urine yang berulang.


Infeksi saluran kemih rekuren akibat pembesaran prostat.
Gross hematuria berulang.
Insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli.
Kerusakan permanen buli atau kelemahan buli-buli.
Divertikulum yang besar pada buli yang menyebabkan
pengosongan buli terganggu akibat pembesaran prostat.

Kontraindikasi

status kardipulmoner yang tidak stabil


adanya riwayat kelainan perdarahan yang tidak bisa
disembuhkan
disfungsi spingter uretra eksterna
fraktur pelvis mayor

TINDAKAN OPERASI
Pada operasi ini dilakukan dengan alat endoskopi
yang dimasukkan kedalam urretra (penis).
Pengerokan jaringan prostat dengan bantuan
elektrokauter.
operasi TUR- Prostat dengan menggunakan teknik
anestesi Subarachnoid Block.
Setelah operasi TURP atau pengerokan prostat dapat
terjadi beberapa komplikasi.
Sindrom TURP

Sindroma TUR adalah suatu keadaan klinik


yang ditandai dengan kumpulan gejala akibat
gangguan neurologik, kardiovaskuler, dan
elektrolit yang disebabkan oleh diserapnya
cairan irigasi melalui vena-vena prostat atau
cabangnya pada kapsul prostat yang terjadi
selama operasi.

Patogenesis
Sejumlah besar cairan
diserap terutama bila sinus
vena terbuka secara dini atau
bila operasi berlangsung
lama.

circulatory
overload

Rata-rata diperkirakan terjadi penyerapan


20cc cairan permenit atau kira-kira 10001200cc pada 1 jam pertama operasi,
sepertiga bagian di antaranya diserap
langsung ke dalam sistem vena.

Intoksikasi
Air

hiponatremia

Penderita dengan anestesi regional menunjukkan keluhan-keluhan sebagai


berikut:
Pusing
Sakit kepala
Mual
Rasa tertekan di dada dan tenggorokan
Napas pendek
Gelisah
Bingung
Nyeri perut
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat, nadi menurun

HARUS DI MOINTOR...!!!

Tekanan Darah,
Nadi,
Kesadaran,
Keluhan Mual Muntah
Gangguan Pandangan
Produksi Kateter Dan
Rasa Nyeri Di Perut.

PENANGANAN
Bila terjadi udem
paru-paru

hiponatremia

Ringan dan
sedang

Furosemide iv
infus normosalin

berat

intubasi trakeal dan


ventilasi tekanan positif
dengan menggunakan oksigen
100%

infus saline 3%
furosemide iv
DIC

Perdarahan

transfusi

fibrinogen sebanyak 3-4 gram intravena


heparin 2000 unit secara bolus dan diikuti
500 unit per jam
Dapat juga diberikan fresh frozen plasma
dan trombosit, tergantung dari profil
koagulasi

PENCEGAHAN
Identifikasi gejala-gejala awal sindrom TUR diperlukan untuk
mencegah manifestasi berat dan fatal pada pasien-pasien
dengan pembedahan urologi endoskopik.
pemeriksaan natrium sebelum operasi TUR perlu dilakukan
Pemberian antibiotik profilaktik
penderita-penderita dengan penyakit jantung, perlu
dilakukan monitoring CVP atau kateterisasi arteri pulmonalis
Pemeriksaan natrium serum sebaiknya dilakukan tiap 30
menit dan perlu dilakukan koreksi sesuai dengan hasil serum
natrium
Perlu dilakukan pemberian furosemid profilaksis untuk
mencegah overload cairan

Anda mungkin juga menyukai