Bab 20 Buku Ajar DR Amir
Bab 20 Buku Ajar DR Amir
RUPTUR PERINEUM
Amir Fauzi
PENDAHULUAN
179
ETIOLOGI
180
Ruptur perineum
kulit perineum yang utuh. Untuk itu diperlukan penerangan yang baik pada saat melakukan pemeriksaan dengan colok dubur.
Untuk mendiagnosis adanya kerusakan otot
sfingter ani ini harus dilakukan dengan cara
perabaan/palpasi dimana telunjuk dimasukkan ke dalam rongga anus dan jempol didalam vagina kemudian jari digerakkan
seperti memegang pil (pill-rolling motion).
Apabila masih tidak jelas, maka penderita
disuruh untuk mengkontraksikan otot sfingter
ani, perbedaan kontraksi akan terasa dibagian
depan. Karena otot tersebut berkontraksi
maka ujung laserasi akan tertarik kearah
ujung otot sfingter ani eksterna. Otot sfingter ani interna juga harus diidentifikasi dan
direparasi tersendiri. Otot sfingter ani
interna ini merupakan otot polos dan warnanya lebih pucat dibanding dengan otot
sfingter ani eksterna. Posisi ujung otot ini
hanya beberapa millimeter proksimal dari
ujung distal otot sfingter ani eksterna.5-33
PENATALAKSANAAN
Sesuai dengan diagnosis yang dibuat,
ruptura tingkat 1, 2 tingkat 3 atau 4, maka
penanganannya adalah sebagai berikut: pada
ruptur tingkat I dan II, cukup dilakukan
reparasi di kamar bersalin; sedangkan untuk
ruptur 3 dan 4 idealnya dilakukan di kamar
operasi karena butuh suasana yang aseptik,
penerangan yang cukup serta peralatan yang
memadai. Untuk mendapatkan hasil penjahitan sfingter yang baik, diperlukan anestesi
yang adekuat.9-35
Ruptura perineum tingkat 3 dapat
terjadi pada persalinan yang tidak dilakukan
episiotomi atau karena pelebaran luka
episiotomi mediana. Pada tingkat ini selain
otot perineum juga terkena adalah otot
181
182
Ruptur perineum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
183
184
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.