Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran
dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila
dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena
komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barangbarang non pertanian, serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya
musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembaga-lembaga
pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian,
karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai
pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan
dapat memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat
meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau
tinggi.
Pada dasarnya permintaan terhadap produk-produk pertanian cenderung
meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, namun penawaran
produksi pertanian justru peningkatannya lebih besar dibanding dengan
permintaan barang. Hal tersebut terkait dengan kemampuan fisiologis (tingkat
kepuasan) manusia, untuk mengkonsumsi produk pertanian yang umumnya berupa
makanan pokok. Hal ini disebabkan oleh permintaan terhadap produk pertanian
cenderung inelastis. Akibatnya banyak produksi hasil pertanian yang terbuang
dengan percuma, karena penawaran yang diberikan lebih besar dari pada
permintaan yang dibutuhkan konsumen, sehingga harga produk pertanian menurun
tajam yang berimbasa pada menurunnya pendapatan petani.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik komoditas produksi pertanian?
2. Bagaimana teori permintaan dalam elastisitas pertanian?
3. Bagaimana konsep elastisitas dalam lingkup pertanian?
4. Bagaimana elastisitas permintaan produk pertanian?
5. Bagaimana manfaat elastisitas produk pertanian?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik komoditas produksi pertanian
2. Untuk mengetahui teori permintaan dalam elastisitas pertanian
3. Untuk mengetahui konsep elastisitas dalam lingkup pertanian
4. Untuk mengetahui elastisitas permintaan produk pertanian.
5. Untuk mengetahui manfaat elastisitas produk pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Komoditas Produksi Pertanian


Komoditas produk pertanian memiliki karakteristik tertentu yang berbeda
dengan produksi lainnya, dimana karakteristik produksi pertanian meliputi
karakteristik dari hasil pertanian itu sendiri, sifat konsumen dan juga sifat usaha
tani. Dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sifat hasil pertanian
a. Mudah rusak dan juga mudah busuk, sehingga perlu pengelolaan dan juga
penyimpanan dan pengolahan yang sesuai agar produksi barang pertanian
tidak terbuang dengan percuma, misalnya dengan menggunakan produk hasil
pertanian sebagai bahan baku untuk industry lain, agar nilai jualnya lebih
meningkat.
b. Bersifat musiman, sehingga untuk dapat memproduksinya sangat tergantung
oleh lingkungan, dimana bisa saja produk pertanian menjadi sangat banyak
dan berlimpah disuatu saat, namun disisi lain juga mengalami kekurangan
komoditas tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan dan
penyimpanan yang baik agar produk pertanian dapat selalu memenuhi
kebutuhan konsumen dan harganya juga tidak mudah berfluktuasi.
c. Sifat lainnya yaitu bulky, isi atau pun beratnya komoditas petanian tidak
sesuai dengan harganya. Harga komoditas pertanian yang relative murah,
padahal dalam pengelolaan dan penyimpanan serta pengangkutannya sulit
disebabkan mudah rusak tadi. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan yang
baik untuk pemasaran agar produk tersebut tetap dapat memiliki nilai jual
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

2. Sifat dari konsumen


a. Konsumen selalu membutuhkan komoditas pertanian secara terus menerus,
karena produk ini merupakan produk bahan pokok yang selalu dikonsumsi
oleh masyarakat, sehingga diharapkan dengan sifat produksi pertanian yang
musiman tersebut, produk pertanian harus diupayakan dalam meningkatkan
pengelolaan, penyimpanan serta pengolahan dan adanya pihak yang berani
menanggung resiko untuk dapat membuat produk pertanian ini rusak dengan
percuma.
b. Konsumen yang memiliki selera berbeda-beda antara individu satu dengan
lainnya, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengolahnya menjadi
produk lain yang menjadikan prodk pertanian sebagai bahan dasarnya, agar
dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.
3. Sifat Usaha Tani
Usahatani terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa
dan konsumen boerada di kota, sehingga perlu adanya lembaga pengumpul,
pengangkutan dan penyimpanan yang efektif agar produksi hasil pertanian
dapat tersalurkan dengan optimal.
B. Teori Permintaan
Permintaan konsumen didefinisikan

sebagai kuantitas suatu barang

tertentu yang mana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada
berbagai tingkat harga tertentu. Dijelaskan dalam hukum permintaan bahwa jika
harga suatu barang naik (dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka
pembeli akan cenderung mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas
tersebut, namun disisi lain ketika harga barang produk pertanian mengalami
penurunan, maka jumlah komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.
Dapat digambarkan bahwa kurva pemintaan itu mengalami perbandingan yang
terbalik antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang itu sendiri.

Harga
(Rp)

D (demand= permintaan)
Kuantitas/Waktu

Gambar. 1. Kurva Permintaan

Faktor yang mempengaruhi adanya perubahan tingkat permintaan barang


komoditas pertanian oleh konsumen disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis
kelamin dan lain-lain
semakin meningkat jumlah penduduk maka permintaan akan komoditas
pertanian juga mengalami peningkatan, dari segi geografis, daerah yang
memiliki alat transportasi yang masih kurang mendukung dan sarana prasarana
lainnya yang masih kurang maka penyebaran ataupun akses terhadap hasil
pertanian akan mengalami kesulitan.
2. Pendapatan konsumen dan distribusinya
Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga
barang, permintaan akan inelastis, dengan adanya perubahan harga tidak akan
mempengaruhi daya beli terhadap komoditas tersebut. Sebaliknya, konsumen
yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga sedikit saja akan
memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga permintaan bersifat
elastis.

3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa


Efek pendapatan dari suatu harga biasanya negatif. Suatu kenaikan
harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan suatu hubungan positif
yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku, kuantitas dan harga
akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula sebaliknya jika
terjadi penurunan harga
4. Selera dan preferensi konsumen
5. Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi
Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya
ke produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau
harga daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging sapi
dengan ikan atau telur yang harganya lebih murah. Efek substitusi dari suatu
perubahan harga untuk suatu produk tertentu selalu negatif. Dengan suatu
kenaikan harga, efek substitusi menurunkan kuantitas yang dibeli, demikian
sebaliknya.
6. Tradisi
Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan,
barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga
untuk barang ini permintaannya cenderung elastis.
Faktor tersebut diatas sering disebut faktor-faktor penentu permintaan.
Faktor-faktor ini dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari fungsi
permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan merupakan
aspek penting dari perubahan harga.
Terjadinya pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada
Gambar

dibawah. Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan

bergerak ke kanan. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu
pada tingkat harga yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama

pada tingkat harga yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan
(bergeser ke kiri) mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Harga
(Rp)

D3

D1

D2
Kuantitas/Waktu

Gambar Pergeseran Permintaan

Pada hampir semua produk-produk pertanian, pendapatan dan


permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan
pendapatan akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa
produk adalah sebaliknya, jika pendapatan meningkat maka permintaan akan
barang tersebut justru menurun. Produk-produk tersebut disebut barang inferior
karena konsumen membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh
barang inferior adalah gaplek.
C. Konsep Elastisitas
Kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang pangan yang
relatif mahal dalam proporsi yang masih tinggi, mengindikasikan bahwa barang
pangan merupakan kebutuhan pokok hidup dari masyarakat. Sehingga Pemerintah
berkewajiban menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, karena
tingkat harga dan ketersediaan barang-barang pokok dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan publik kepada pemerintah. Dengan adanya penetapan harga

diharapkan masyarakat dapat memiliki daya beli dan konsumsi terhadap produksi
hasil pertanian tersebut, agar selain terjadi peningkatan kesejahteraan juga terjadi
peningkatan pendapatan nasional. Produksi barang pertanian memiliki beberapa
permasalahan pokok dalam berproduksi, dimana produksi hasil pertanian
merupakan produk yang mudah rusak dan mudah busuk, sehingga perlu
pengelolaan yang lebih baik, agar dalam mengkonsumsi mendatangkan nilai
ekonomis yang lebih tinggi.
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas permintaan ditunjukan dengan
rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah
barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu,
barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastic. Elastisitas
yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price
elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang
lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan
pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
1. Elastisitas Harga (price elasticity of demand).
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk
yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dapat dirumuskan dengan :
E:
Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,
tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang
diminta. Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian
sebaliknya dikatakan kurang elastis bila e kecil. Namun jika nilai Koefesien

elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga
naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula sebaliknya jika
harga turun maka jumlah produk yang diminta naik. Demikian mekanismenya:
a. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada
perubahan harga. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis adalah
barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai
pengganti (subtitusi), seperti beras, jagung.
b. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan
harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Barangbarang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah barang-barang
yang mempunyai pengganti (substitusi), seperti daging yang digantikan
dengan telur atau ikan.
c. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
d. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah
yangdibutuhkan.
e. Elastis tak terhingga (Ep = x).
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak
terbilang besarnya. Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan
dua cara:
1) Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu titik
pada kurva permintaan.

10

2) Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva
permintaan.
Koefesien

elastisitas

sama

dengan

satu

(unitary

elasticity)

menunjukkan bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan proporsional


dalam jumlah produk yang diminta. Bagi penjual, kurva permintaan seperti ini
memberikan penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi atau rendah. Di
dalam teori ada koefesien elastisitas sama dengan nol dan tak terhingga (~).
Koefesien elastisitas sama dengan nol menunjukkan bahwa kurva permintaan
merupakan garis vertikal yang berarti bahwa berapapun harga produk, jumlah
yang diminta tidak akan berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien elastisitas tak
terhingga, perubahan harga produk mempunyai dua akibat yaitu jumlah yang
diminta tak terhingga atau sama dengan nol, dan kurva permintaannya
berbentuk garis horisontal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga antara lain:
a) Jenis Produk
Barang-barang pertanian memiliki elastisitas permintaan yang lebih
rendah daripada barang-barang industri.
b) Tingkat Substitusi
Semakin banyak jenis pengganti suatu barang, maka semakin elastis
sifat permintaannya.
c) Proporsi Pengeluaran Suatu Barang Terhadap Pendapatan Konsumen
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli
suatu barang, maka semakin elastis permintaan akan barang tersebut.
d) Jangka Waktu
Dalam jangka pendek permintaan bersifat tidak elastis karena
perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui oleh para pembeli, sehingga
mereka cenderung meminta barang-barang yang biasa dibeli walaupun

11

harganya mengalami kenaikan. Sedangkan dalam jangka panjang, para


pembeli dapat mencari barang pengganti atas suatu barang yang harganya
mengalami kenaikan sehingga cenderung lebih elastis.
2. Elastisitas Silang (cross elastiscity) atas Permintaan
Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah perbandingan
antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk X dengan
persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan).
E:
Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas silang
maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena tandanya
tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk tersebut. Tanda
yang positif berarti produk X dan Y adalah substitusi, nilai Ec >0. Dimana
kenaikan harga Y menyebabkan harga X relatif lebih murah. Sehingga
permintaan terhadap X meningkat. Sedangkan bila tandanya negatif maka
produk X dan Y adalah komplementer, dengan nilai Ec < 0 menunjukkan
hubungan X danY adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersamasama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan
atau pengurangan terhadap Y, kenaikan harga X menyebabkan permintaan
terhadap Y menurun. Semakin besar koefesien elastisitas itu maka semakin erat
hubungan kedua produk yang bersangkutan.
3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) Atas Permintaan
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk
yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Elastisitas pendapatan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
E:

12

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan


dapat

meningkatkan

permintaan.

Makin

besar

nilai

Ei,

elastisitas

pendapatannya makin besar. Barang menurut besarnya elastisitas pendapatan


dibedakan sebagai berikut:
a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0
b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1
c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1
d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0
Disini dijelaskan bahwa pendapatan selalu memiliki nilai atau
dampak positif terhadap permintaan barang, dimana saat konsumen yang
pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan membeli barangbarang konsumsi lebih banyak. Konsep elastisitas atas permintaan ini sangat
penting di dalam ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan perilaku
ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian
produk-produk. Untuk permintaan bahan makanan terutama beras di Indonesia,
elastisitasnya rendah.
Elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka
semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-negara
sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas permintaan
untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas pengeluaran
(expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas pengeluaran ini
adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta
dengan persentase perubahan pengeluaran konsumen.

13

D. Elastisitas Permintaan Produk Pertanian


Permintaan terhadap produksi pertanian cenderung meningkat seiring
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu untuk mencukupi
permintaan produk barang pertanian, maka produksi pertanian juga harus
mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan terhadap produk pertanian
mendorong

terjadinya

penelitian-penelitian

untuk

mencari

solusi

dalam

meningkatkan produktivitas tanaman, agar produksi tanaman dapat memenuhi


kebutuhan penduduk. Hasil dari penelitian tersebut memunculkan inovasi-inovasi
baru diantaranya : tanaman yang memiliki varietas unggul yaitu tanaman dengan
sifat produksi tinggi dan tahan terhadap hama penyakit. Inovasi lainnya adalah di
bidang teknologi pertanian contohnya dengan adanya traktor, mesin kombinasi
dimana teknologi tersebut mempermudah kegiatan pertanian.
Inovasi tersebut berhasil meningkatkan produk pertanian, namun
mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja pertanian karena tenaga kerja
tersebut telah tergantikan dengan penggunaan teknologi yang lebih efektif dan
efisien. Peningkatan produk pertanian tersebut ternyata jauh lebih besar
dibandingkan dengan permintaan terhadap produk pertanian tersebut. Hal ini
dikarenakan dan terkait dengan sifat produk atau komoditas pertanian yang
bersifat inelastis yaitu perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi permintaan.
Artinya penawaran produk pertanian lebih besar dibandingkan dengan permintaan
terhadap produk tersebut. Hal tersebut mengakibatkan turunnya harga produk
pertanian sehingga menyebabkan pendapatan petani juga menurun. Hal tersebut
dapat digambarkan dengan kurva berikut ini.

14

Kemerosotan Harga Komoditas Pertanian


P
D

harga
S
E

E
0

Q
Jumlah Komoditi
Berdasarkan gambar diatas permintaan awal ditunjukkan oleh kurva D dan

penawaran awal ditunjukkan oleh kurva S, dimana belum ada inovasi pada
penawaran awal, dan permintaan awal ditunjukkan dengan belum adanya
peningkatan jumlah penduduk. Dan dari permintaan awal dan penawaran awal
terdapat titik equilibrium harga (titik keseimbangan penawaran dan permintaan)
Setelah terjadi peningkatan jumlah penduduk kurva D mengalami pergeseran ke
kanan, karena adanya peningkatan permintaan menjadi kurva D.
Sedangkan pada penawaran setelah terjadi inovasi kurva S mengalami
pergeseran menjadi kurva S yaitu yang menunjukkan peningkatan jumla
penawaran, namun peningkatan jumla penawaran tersebut menyebabkan kurva S
bergeser lebih besar daripada kurva D (permintaan). Akibatnya harga produk
pertanian terjadi penurunan yang tajam dari titk E ke titik E. Ole karena itu
harga komoditas pertanian yang bersifat kompetitif cenderung merosot. Serta

15

dengan permintaan yang bersifat inelastis terhadap harga menyebabkan


pendapatan petani akan menurun sejalan dengan lonjakan penawaran.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan kebijakan salah
satunya dengan pembatasan jumlah produksi hasil pertanian. Hal tersebut
dilakukan dengan cara membatasi areal untuk kegiatan pertanaman, sehingga
diharapkan produksi juga akan menurun. Pembatasan jumlah tanaman akan
meningkatkan harga komoditas pertanian juga akan meningkatkan pendapatan
petani itu sendiri. Sebenarnya dengan adanya kebijakan ini konsumen dapat sedikit
dirugikan karena harga komoditas pertanian yang menjadi kebutuhan pokok
menjadi lebih mahal (akibat kelangkaan produksi pada saat musim diluar musim
panen). Tetapi harga inilah yang harus dibayar konsumen agar petani dapat terus
berproduksi.
P
D S'

harga
E

Q
Jumlah
Barang
Dari kurva diatas
dapat dijelaskan bahwa dengan adanya kebijakan
pemerintah tentang pembatasan areal pertanian untuk memproduksi barang
pertanian harga dari titik equilibrium (E) (dari titik A) yang mulanya sangat
rendah dengan pembatasan barang produksi tadi menyebabkan kenaikan harga
komoditas pertanian di titik E (ke titik B), terbukti dengan adanya penawaran

16

yang ditawarkan cendrung bergeser kekiri hingga membentuk kurva penawaran


yang baru yaitu S.
E. Manfaat Elastisitas Permintaan Produk Pertanian
Elastisitas permintaan terhadap produksi pertanian sangat penting dalam
menerapkan komoditas mana yang mengalami peningkatan permintaan dan
komoditas yang cenderung terjadi penurunan permintaan, dengan elastisitas dapat
diketahui bahwa produksi hasil pertanian memiliki peranan penting dalam
peningkatan perekonomian, khususnya bagi para petani. Oleh sebab itu dengan
adanya konsep elastisitas permintaan ini dapat dipahami dan diambil manfaatnya
sebagai berikut :
1. Dengan

adanya

pengetahuan

mengenai

elastisitas,

maka

kita

dapat

mengklasifikasinkan dalam barang


a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0
b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1
c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1
d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0
e) Barang subtitusi
f) Barang komplementer.
2. Untuk menetapkan keseimbangan harga dengan diketahuinya titik ekuilibrium,
serta dengan diketahuinya harga tersebut maka dapat membantu pemerintah
dalam menentukan arah kebijakan yang bertujuan agar tidak merugikan petani
juga konsumen.
3. Untuk mengetahui seberapa banyak produksi yang harus diproduksi oleh petani
agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, namun juga tidak kelebihan jumlah
penawaran. Sehingga kerugian dapat diminimalisir, karena terkait dengan
komoditas pertanian yang memiliki sifat mudah rusak dan busuk dan
membutuhkan pengelolaan dan pengolahan yang lebih sulit.

17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk hasil
pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari kegiatan
usaha tani tersebut.sehingga dalam melakukan kegiatan usahatani diharapkan
dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan
lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan
pengolahannya.
Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa ketika harga suatu barang naik
(dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli akan cenderung
mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut, namun disisi lain
ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan, maka jumlah
komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.
Konsep elastisitas merupakan konsep yang mempengaruhi permintaan,
dimana elastisitas itu sendiri terdiri dari :Elastisitas harga atas permintaan,
elastisitas pendapatan atas permintaan dan elastisitas silang permintaan
Diharapkan penawaran terhadap produk pertanian tidak meningkat tajam
dibandingkan permintaan terhadap produk pertanian, karena akan membuat
penurunan harga terhadap komoditas tersebut yang berdampak pada penurunan
pendapatan dari petani itu sendiri.
Kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar penurunan harga
produk pertanian tidak terlalu tajam yaitu dengan penurunan jumlah pemnfaat
lahan sehingga akan membuat penurunan penawaran terhadap produk pertanian.
Konsep elastisitas permintaan terhadap komoditas pertanian memberikan
manfaat antara lain : dapat mengklasifikasikan berbagai kelompok barang,
menentukan titik equilibrium (harga) antara permintaan dan penawaran dan juga

18

dapat mengetahui seberapa banyak petani harus memproduksi barang agar


penawaran tidak melebihi permintaan konsumen.
B. Saran
Elastisitas pertanian di Indonesia sangat menentukan faktor permintaan dan
penawaran suatu hasil produk pertanian. oleh karena itu kita perlu mengetahui
lebih banyak mengenai elastisitas pertanian di Indonesia.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penawaran hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot. com/2010


/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada tanggal 22 April
2012 Pukul 20.20 WIB
Anonim. 2010. Teori Permintaan dan Penawaran. http://hasim319.wordpress.
com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-pada-pertanian/. Diakses
Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB
Anonim. 2012. Definisi Elastisitas. http://www.scribd.com/%D8% ADs_mangat/
d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal 22
April 2012 Pukul 21.00 WIB
Anonim. 2010. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. http://irpansusanto.blogspot.
com/2010/03/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html. Diakses Pada
tanggal 22 April 2012 Pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki /Elastisitas
_permintaan. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 22.10 WIB
Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Widodo, Sri. 1999. Ekonomika Mikro. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai