BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran
dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila
dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena
komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barangbarang non pertanian, serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya
musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembaga-lembaga
pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian,
karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai
pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan
dapat memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat
meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau
tinggi.
Pada dasarnya permintaan terhadap produk-produk pertanian cenderung
meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, namun penawaran
produksi pertanian justru peningkatannya lebih besar dibanding dengan
permintaan barang. Hal tersebut terkait dengan kemampuan fisiologis (tingkat
kepuasan) manusia, untuk mengkonsumsi produk pertanian yang umumnya berupa
makanan pokok. Hal ini disebabkan oleh permintaan terhadap produk pertanian
cenderung inelastis. Akibatnya banyak produksi hasil pertanian yang terbuang
dengan percuma, karena penawaran yang diberikan lebih besar dari pada
permintaan yang dibutuhkan konsumen, sehingga harga produk pertanian menurun
tajam yang berimbasa pada menurunnya pendapatan petani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik komoditas produksi pertanian?
2. Bagaimana teori permintaan dalam elastisitas pertanian?
3. Bagaimana konsep elastisitas dalam lingkup pertanian?
4. Bagaimana elastisitas permintaan produk pertanian?
5. Bagaimana manfaat elastisitas produk pertanian?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik komoditas produksi pertanian
2. Untuk mengetahui teori permintaan dalam elastisitas pertanian
3. Untuk mengetahui konsep elastisitas dalam lingkup pertanian
4. Untuk mengetahui elastisitas permintaan produk pertanian.
5. Untuk mengetahui manfaat elastisitas produk pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
tertentu yang mana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada
berbagai tingkat harga tertentu. Dijelaskan dalam hukum permintaan bahwa jika
harga suatu barang naik (dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka
pembeli akan cenderung mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas
tersebut, namun disisi lain ketika harga barang produk pertanian mengalami
penurunan, maka jumlah komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.
Dapat digambarkan bahwa kurva pemintaan itu mengalami perbandingan yang
terbalik antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang itu sendiri.
Harga
(Rp)
D (demand= permintaan)
Kuantitas/Waktu
bergerak ke kanan. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu
pada tingkat harga yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama
pada tingkat harga yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan
(bergeser ke kiri) mempunyai pengaruh yang berlawanan.
Harga
(Rp)
D3
D1
D2
Kuantitas/Waktu
diharapkan masyarakat dapat memiliki daya beli dan konsumsi terhadap produksi
hasil pertanian tersebut, agar selain terjadi peningkatan kesejahteraan juga terjadi
peningkatan pendapatan nasional. Produksi barang pertanian memiliki beberapa
permasalahan pokok dalam berproduksi, dimana produksi hasil pertanian
merupakan produk yang mudah rusak dan mudah busuk, sehingga perlu
pengelolaan yang lebih baik, agar dalam mengkonsumsi mendatangkan nilai
ekonomis yang lebih tinggi.
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas permintaan ditunjukan dengan
rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah
barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu,
barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastic. Elastisitas
yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price
elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang
lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan
pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
1. Elastisitas Harga (price elasticity of demand).
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk
yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dapat dirumuskan dengan :
E:
Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,
tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang
diminta. Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian
sebaliknya dikatakan kurang elastis bila e kecil. Namun jika nilai Koefesien
elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga
naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula sebaliknya jika
harga turun maka jumlah produk yang diminta naik. Demikian mekanismenya:
a. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada
perubahan harga. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis adalah
barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai
pengganti (subtitusi), seperti beras, jagung.
b. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan
harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Barangbarang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah barang-barang
yang mempunyai pengganti (substitusi), seperti daging yang digantikan
dengan telur atau ikan.
c. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
d. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah
yangdibutuhkan.
e. Elastis tak terhingga (Ep = x).
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak
terbilang besarnya. Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan
dua cara:
1) Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu titik
pada kurva permintaan.
10
2) Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva
permintaan.
Koefesien
elastisitas
sama
dengan
satu
(unitary
elasticity)
11
12
meningkatkan
permintaan.
Makin
besar
nilai
Ei,
elastisitas
13
terjadinya
penelitian-penelitian
untuk
mencari
solusi
dalam
14
harga
S
E
E
0
Q
Jumlah Komoditi
Berdasarkan gambar diatas permintaan awal ditunjukkan oleh kurva D dan
penawaran awal ditunjukkan oleh kurva S, dimana belum ada inovasi pada
penawaran awal, dan permintaan awal ditunjukkan dengan belum adanya
peningkatan jumlah penduduk. Dan dari permintaan awal dan penawaran awal
terdapat titik equilibrium harga (titik keseimbangan penawaran dan permintaan)
Setelah terjadi peningkatan jumlah penduduk kurva D mengalami pergeseran ke
kanan, karena adanya peningkatan permintaan menjadi kurva D.
Sedangkan pada penawaran setelah terjadi inovasi kurva S mengalami
pergeseran menjadi kurva S yaitu yang menunjukkan peningkatan jumla
penawaran, namun peningkatan jumla penawaran tersebut menyebabkan kurva S
bergeser lebih besar daripada kurva D (permintaan). Akibatnya harga produk
pertanian terjadi penurunan yang tajam dari titk E ke titik E. Ole karena itu
harga komoditas pertanian yang bersifat kompetitif cenderung merosot. Serta
15
harga
E
Q
Jumlah
Barang
Dari kurva diatas
dapat dijelaskan bahwa dengan adanya kebijakan
pemerintah tentang pembatasan areal pertanian untuk memproduksi barang
pertanian harga dari titik equilibrium (E) (dari titik A) yang mulanya sangat
rendah dengan pembatasan barang produksi tadi menyebabkan kenaikan harga
komoditas pertanian di titik E (ke titik B), terbukti dengan adanya penawaran
16
adanya
pengetahuan
mengenai
elastisitas,
maka
kita
dapat
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk hasil
pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari kegiatan
usaha tani tersebut.sehingga dalam melakukan kegiatan usahatani diharapkan
dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan
lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan
pengolahannya.
Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa ketika harga suatu barang naik
(dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli akan cenderung
mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut, namun disisi lain
ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan, maka jumlah
komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.
Konsep elastisitas merupakan konsep yang mempengaruhi permintaan,
dimana elastisitas itu sendiri terdiri dari :Elastisitas harga atas permintaan,
elastisitas pendapatan atas permintaan dan elastisitas silang permintaan
Diharapkan penawaran terhadap produk pertanian tidak meningkat tajam
dibandingkan permintaan terhadap produk pertanian, karena akan membuat
penurunan harga terhadap komoditas tersebut yang berdampak pada penurunan
pendapatan dari petani itu sendiri.
Kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar penurunan harga
produk pertanian tidak terlalu tajam yaitu dengan penurunan jumlah pemnfaat
lahan sehingga akan membuat penurunan penawaran terhadap produk pertanian.
Konsep elastisitas permintaan terhadap komoditas pertanian memberikan
manfaat antara lain : dapat mengklasifikasikan berbagai kelompok barang,
menentukan titik equilibrium (harga) antara permintaan dan penawaran dan juga
18
19
DAFTAR PUSTAKA