Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

DI PUSKESMAS PETANG II
I Gusti Ngurah Agung Indra Suharta

Tujuan Program
Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran ibu dan anak serta keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

Tujuan Khusus
1. Menurunkan jumlah angka kelahiran di Puskesmas Petang II pada tahun 2013
2. Meningkatkan kesadaran dalam pemakaian alat kontrasepsi di Puskesmas Petang II pada
tahun 2013
3. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan penjarangan kelahiran di Puskesmas Petang II pada
tahun 2013.

I
Sasaran kegiatan program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Wanita Usia Subur (WUS)
a. Jumlah sasaran PUS (Pasangan Usia Subur) dalam 1 tahun
Rumus : 16,6 %x jumlah penduduk di wilayah tersebut
Jumlah sasaran PUS di Puskesmas Petang II pada tahun 201316,6% x 13,692 = 2,273 jiwa

b. Jumlah sasaran WUS (Wanita Usia Subur) dalam 1 tahun


Rumus : 22 %x jumlah penduduk di wilayah tersebut
Jumlah sasaran WUS di Puskesmas Petang II pada tahun 2011 22% x 13,692 =3,012 jiwa

II
Posisi pengaturan kelahiran (KB) dengan level of prevention MMR (AKI)
dan IMR (AKB)
Pengaturan kelahiran dapat menurunkan resiko kematian ibu dan bayi karena resiko tinggi
pada kehamilan biasanya terjadi akibat usia ibu dibawah 18 tahun atau diatas 35 tahun, jarak
kehamilan yang terlalu dekat, serta jumlah kehamilan lebih dari 4 kali. Sehingga dengan
diaturnya waktu serta jarak kehamilan dengan baik maka angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) dapat ditekan. Posisi pengaturan kelahiran (KB) berada pada level of
prevention pencegahan primer yaitu proteksi spesifik.

III
Keterkaitan KB, pertumbuhan penduduk dengan tingkat kemiskinan:
Program Keluarga Berencana (KB) dapat menekan angka kelahiran sehingga laju
pertumbuhan penduduk dapat ditekan dan dikontrol. Dan hal ini secara tidak langsung
mencegah meningkatnya kemiskinan

IV
Prevalensi pemakaian kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Petang II
pada tahun 2013:

Prevalensi

=
=
=

Jumlah peserta KB aktif / Jumlah PUS x 100 %


/ 5262 x 100%
81,8 %

V
Pola pemakaian kontrasepsi di Puskesmas Petang II ( Februari 2013)
No.

Jenis Kontrasepsi

Jumlah

Persentase (%)

IUD

63

30,43

Implant

40

19,32

Suntikan

104

50,24

Pil

Kondom

MOP/MOW

VI
Pola pelayanan kontrasepsi antara puskesmas dan pemberi pelayanan
swasta di Puskesmas Petang II (2013)
Puskesmas dan pemberi layanan swasta (bidan dan dokter praktek swasta) memberikan
pelayanan kontrasepsi berupa IUD, pil, suntik, dan kondom. Untuk MOP dan MOW, dilakukan
rujukan. Pelayanan yang diberikan bersifat pasif hanya di tempat pelayanan. Masyarakat
yang berkeinginan untuk menggunakan kontrasepsi datang ke tempat pelayanan. Puskesmas
dan pemberi layanan swasta memperoleh alat kontrasepsi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung. Pemberi layanan swasta kemudian melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan
KB ke pustu dan dari pustu dilaporkan ke puskesmas induk. Puskesmas akan merekap datadata yang didapat, kemudian melaporkannya ke dinas kesehatan.

VII
KB di Puskesmas
1.
2.

3.
4.

Kontrasepsi yang tersedia di puskesmas: IUD, suntik, pil, dan kondom


Pola pembayarannya:
- Untuk pasien umum : pertama-tama harus membayar biaya loket
sebesar Rp 5.000,- biaya tindakan sebesar Rp 5.000,- , sedangkan
untuk pemberian pil atau suntikan tidak dikenakan biaya karena
untuk obat semua ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung
- Untuk pasien JKBM : semua pembayaran mulai dari loket sampai
pemberian pil/suntikan tidak dikenakan biaya karena semua obat
ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
- Untuk pasien Jamkesmas : tidak dikenakan biaya, persediaan obat,
suntikan dan kondom didapatkan dari Badan Kordinasi Keluarga
Berencana Nasional
Untuk penduduk miskin dapat menggunakan Jamkesmas atau JKBM
Sumber kontrasepsi: Dinas Kesehatan Kabupaten Badung (untuk pasien
umum dan JKBM)

VIII
Koordinasi kerja antara Petugas Lapangan KB (PLKB atau PKB) dengan
Puskesmas
PLKB mendata jumlah akseptor aktif, pasangan usia subur (PUS), dan wanita usia subur
(WUS) laporan akseptor aktif diserahkan tiap bulan

IX
Penyuluhan KB secara berkelompok sudah tidak dilakukan oleh puskesmas. Penyuluhan
lebih sering bersifat perorangan saat pelayanan di puskesmas, puskesmas pembantu, dan
posyandu dilakukan oleh bidan.

X
Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan program 70% PUS merupakan akseptor aktif


Pencapaian 75,58%
Input
Man
Tersedia tenaga kesehatan yang
terlatih yang mampu memberikan
pelayanan KB, dengan tenaga bidan
Money
Anggaran dana berasal dari APBD
Material
Tersedianya alat-alat kontrasepsi.
Minute
Pelayanan KB dilakukan sesuai jam
kerja puskesmas dan pemberi layanan
swasta.
Method
Memberikan pelayanan KB kepada
masyarakat yang datang untuk
mendapatkan pelayanan KB.
Market
Pasangan usia subur (PUS) di wilayah
kerja Puskesmas Petang II.

Process

Melakukan
KIE /
penyuluhan
perorangan /
personal
kepada pasien.
Memberikan
pelayanan KB
berupa IUD,
pil, suntik dan
kondom,

Output

Jumlah
peserta KB
aktif.
Jumlah
peserta KB
baru.

Outcome

Angka
kelahiran
dapat
ditekan dan
dikendalika
n.

Dampak
Menekan
pertumbuha
n angka
penduduk.

XI
Lima aspek kualitas pelayanan KB di Puskesmas Petang II:
a. Intensitas informasi tentang kontrasepsi yang tersedia
Informasi tentang kontrasepsi sudah cukup baik diberikan pada saat pelayanan di puskesmas
dan pemberi layanan praktek swasta.
b. Variasi jenis kontrasepsi
Kontrasepsi yang disediakan berupa IUD, suntik, pil, dan kondom. Tindakan MOW dan MOP
tidak dilakukan karena SDM yang terbatas dimana tidak ada tenaga terlatih sehingga hanya
dilakukan rujukan
c. Hubungan personal antara provider dan klien
Hubungan antara provider dan klien cukup baik. Provider mampu memahami masalah klien dan
memberikan alternatif pemecahan permasalahan klien.
d. Kompetensi pemberi pelayanan
Kompetensi pemberi pelayanan baik karena mampu menjelaskan dengan baik tentang program
KB kepada klien dan memberikan pelayanan.
e. Kemudahan menjangkau klinik
- Jarak
: Klien mudah menjangkau klinik karena setiap desa terdapat puskesmas
pembantu dan pemberian layanan swasta (dokter dan bidan praktek
swasta).
- Waktu : Klien mendapatkan pelayanan KB pada pagi dan siang hari di puskesmas;
dan pada sore dan malam hari di pemberi layanan swasta.
- Biaya
: Klien mudah menjangkau dari segi biaya karena biaya pemasangan di
puskesmas gratis bagi yang memakai jamkesmas dan JKBM. Bagi pasien
umum dikenakan biaya loket Rp 5.000,-, sedangkan untuk obat tidak
dikenakan biaya.

Anda mungkin juga menyukai