Anda di halaman 1dari 33

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI1

13

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN

___________________________________________

PENGATURAN LALU-LINTASLALU LINTASLALU-LINTAS

1.
A.

UMUMPengantar
Pengaturan lalu lintaslalu-lintas merupakan salah satu tugas yang
harus dilakukan oleh anggota Polri dDalam rangka menciptakan
keamanan, ketertiban, keselamatan dan Kelancaran arus lalu lintaslalulintas.

Seiring dengan pesatnya perkembangankemajuan teknologi di


bidang transportasi diperlukan anggota Polri yang professional. maka
diperlukan profesionalisme anggota Polri dalam melaksanakan tugasnya
dibidang pengaturan lalu lintas. Untuk memperoleh anggota Polri yang
professional dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pmengatur Lalu
lintasLalu-lintas diperlukan pengetahuan lalu lintaslalu-lintas baik secara
teori maupun praktek.
Dalam pelaksanaan tugas pengaturan lalu lintaslalu-lintas, polisi
akan selalu bersentuhan dengan masyarakat pengguna jalan, sehingga
diperlukan petugas lalu lintaslalu-lintas yang profesional dan proporsional ,
yang bercirikan perlindungan, penegakan demokrasi dan Hak Asasi
Manusia dalam rangka kepastian hukum sehingga terwujud keamanan,
ketertiban, keselamatan dan kelancaran lalu lintaslalu-lintas.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI2

13

2.
Agar lebih memahami tugas seorang anggota Polri maka Pendidikan
Pertama Bintara lebih banyak praktek dilapangan.
Ruang lingkup penyusunan Naskah Sekolah ini meliputi : Teknik dan taktik
pengaturan lalu lintas, Pengaturan lalu lintas dengan isyarat, Mengatur
kemacetan lalu lintas, Deskresi lalu lintas.
B.
Standar Kompetensi
TANDAR KOMPETENSI
Memahami Teknik dan terampil mengaturPengaturan lLalu- lintas.
dangan memperhatikan prinsip-prinsip dasar hHak aAsasi Mmanusia.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI3

13

BAB I
PENGERTIAN, DASAR HUKUM, TATA CARA
BERLALU-LINTAS
DAN PERLENGKAPAN PENGATURAN LALU-LINTAS
.

KKompetensi Dasar
Memahami pengertian pengaturan lalu
lintaslalu-lintas, dasar hukum, dan tata cara
berlalu-lintas yang dianuberlakut di Indonesia
dan perlengkapan pengaturan lalu-lintas.
1.

Indikator hasil belajar


Setelah menyelesaikan Bab I, diharapkan siswa mampu :
1.
2.
3.
4.
2.
2.
3.

Mendefinisikan kembali pengertian pengaturan lalu-lintas.


Menyebutkan dasar hukum dalam pengaturan lalu-lintas.
Menjelaskan tata cara berlalu-lintas yang di anutberlaku di Indonesia.
Menyebutkan perlengkapan dalam melaksanakan pengaturan lalu-lintas.
1.

Memahami Pengertian Pengaturan Lalu


lintas
Memahami teknik-teknik Pengaturan Lalu lintas. dengan isyarat
Memahami diskresi lalu lintas3. Memahami Diskresi Lalu lintas

Indikator Hasil Belajar


1.

Menjelaskan pengertian pengaturan Lalu lintas

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI4

2.
3.
4.
5.
6.

13

8.

Menyebutkan 12 gerakan pengaturan Lalu lintas dengan isyarat tangan.


Memperagakan 12 gerakan pengaturan Lalu lintas dengan isyarat tangan.
Memperagakan pengaturan Lalu lintas dengan isyarat peluit.
Memperagakan pengaturan Lalu lintas dengan isyarat cahaya.
Menjelaskan pengaturan lalu lintas dengan APIL (Alat Pemberi Isyarat
Lalu lintas)
Menjelaskan pengertian Diskresi lalu lintas.
Menyebutkan contoh-contoh Diskresi lalu lintas.

1.A.

TEHNIK DAN TAKTIK PENGATURAN LALU LINTAS

7.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI5

1.

13

Pengertian Lalu-lintas
Pengaturan
Lalu
lintaslLalu-lintas
diartikan
sebagaiadalah pemberitahuan kepada pemakai jalan, bagaimana dan
dimana mereka dapat atau
tidak dapat bergerak atau berhenti
terutama pada waktu
ada kemacetan atau keadaan darurat, dalam
arti luas
pengaturan lalu lintaslalu-lintas meliputi semua aktifitas dari
polisi dalam mengatur lalu lintaslalu-lintas di jalan umum.

2.

a.b.

Dasar Hhukum

a.
b.

c.

c.
d.
e.

f.
g.

a.
a.

Undang-undang No 13 tahun 1980 tentang Jalan.

b.
b.

Undang-undang No 8 tahun 1981 tentang KUHAP.

c.
Undang-undang No 14 22 tahun 1992 2009 tentang Lalu
LintasLalu-lintas Dan dan Angkutan Jalan.n dan Peraturan
Pelaksanaannya.
d.
d.
Undang-undang No 28 2 tahun 1997 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
e.
Surat ke.
Keputusan mMenteri Perhubungan. No. 62
tahun 1993 tentang .mengatur lalu-nlintas dengan APIL.
f.

f.

Peraturan-peraturan Daerah.

bc3.. Tata Cara Berlalu- lLintas Di Jalan Yang dianut Berlaku Di Indonesia
Tata cara berlalu-lintas yang dianut dan diterapkan di Indonesia
diatur dalam pasal 105-126 UU no 22 tahun 2009adalah ialah prinsip lalu
lintaslalu-lintas sebelah kiri. Hal ini dengan jelas tercantum pada pasal 21
ayat (1) dan (2) UULAJ No 14 /1992 dan pasal 5(1) dan (2) PP 43/1993
yang berbunyi sebagai berikut :

Ketertiban dan keselamatan :.


1)

Setiap orang yang menggunakan jalan wajib :

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI6

13

a)
b)

Berlaku tertib dan ata.u


b)
Mencegah hal-hal yang dapat merintangi,
membahayakan keamanan dan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat
menimbulkan kerusakan jalan.3.1a.
Tata
cara
berlalu lintaslalu-lintas dijalan adalah dengan
mengambil jalur jalan sebelah kiri.

3.2.

b.

Pengguna jalan selain jalur sebelah kiri hanya dapat


dilakukan apabila :

1)
2)

Pengemudi bermaksud akan melewati kendaraan di


depannya.
Ditunjuk atau ditetapkan oleh petugas yang
berwenang untuk digunakan sebagai jalur kiri yang
bersifat sementara.
1)
Pengemudi bermaksud akan melewati kendaraan
didepannya.
Ditunjuk atau ditetapkan oleh petugas yang
berwenang untuk digunakan sebagai jalur kiri yang
bersifat sementara.

2)

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor


dijalan wajib mengemudikan kendaraanya dengan
wajar
dan penuh kosentrasi.

3)

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di


jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda.

4)

Ssetiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor


dijalan wajib mematuhi tentang persyaratan teknis dan laik
jalan.

5)

sSetiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di


jalan wajib mematuhi ketentuan :
a)
Rambu perintah/rambu larangan.
b)
Marka jalan.
c)
Alat pemberi isyarat, lalu lintas.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI7

d)
e)
f)
g)
h)

b.

13

Gerakan lalu lintas.


Berhenti dan parkir.
Peringatan dengan bunyi dan sinar
Kecepatan maksiamal dan minimal, dan atau
Ttata cara penggandengan dan penempelan dengan
kendaraan lain.

6)

Pada saat diadakan pemeriksaan kendaraan bermotor di


jalan, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
wajib menunjukan :
a)
Surat Tanda kKendaraan bBermotor/Surat Tanda
Coba Kendaraan Bermotor.
b)
Surta Ijin Mengemudi.
c)
Bukti lulus Uji berkala, dan /atau.
d)
Tanda bukti lain yang sah.

7)

sSetiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor


beroda empat atau lebih di jalan dan penumpang duduk di
sampingnya
wajib
mengenakan
sabuk
pengaman
keselamatan.

8)

sSetiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor


beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan
rumah-rumah di jalan dan penumpang yang duduk
disampingnya wajib mengenakan sambuk keselematan dan
helm yang memenuhi standar nasional indonesia.

9)

sSetiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan


penumpang sepeda motor wajib mengenakan helm standar
nasional indonesia.

10)

sSetiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa


kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari 1
(satu) orang.

Penggunaan lampu utama.


1)
2)

Pengemudi kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu


utama kendaraan bermotor yang digunakan di jalan pada
malam hari dan pada kondisi tertentu.
Pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan
lampu utama pada siang hari.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI8

c.

d.

Penggunaan jalur atau lajur lalu lintas.


1)

Dalam berlalu lintas pengguna jalan harus menggunaka jalur


jalan sebelah kiri.

2)

Penggunaan jalur jalan di sebelah kanan hanya dapat


dilakukan jika :
a)
Pengemudi bermaksud akan melewati
kendaraan didepannya, atau
b)
dDiperintakan oleh petugas kKepolisian nNegara
rRepublik iIndonesia untuk digunakan sementara
sebagai jalur kiri.

3)

Sepeda motor, kendaraan bemotor yang berkecepatannya


lebih rendah, mobil barang, kendaraan tidak bermotor
berada pada lajur kiri jalan.n

4)

Penggunaan lajur disebelah kanan hanya diperuntukan bagi


kendaraan dengan kecepetan lebih tinggi, akan membelok
kanan, mengubah arah, atau mendahului kendaraan lain.

Tata cara mendahului :


1)

Pengemudi kendaraan bermotor yang akan melewati


kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur jalan
sebelah kanan dari kendaraaan yang akan dilewati,
mempunyai jarang pandang yang bebas, dan tersedia ruang
yang cukup.

2)

Dalam kendaraan tertentu , pengemudi sebagaimana


tersebut diatas dapat menggunakan lajur jalan sebelah kiri
dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan
lalu lintas dan angkutan jalan.
jJika kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat
akan menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan,
Pengemudi sebagaimana tersebut diatas dilarang melewati
Kkendaraan tersebut.

3)

e.

13

Tata cara berpapasan.


1)
Pengemudi yang berpapasan dengan Kendaraan lain dari
arah berlawanan pada jalan dua arah yang tidak dipisahkan
secara jelas wajib memberikan ruang gerak yang cukup di
sebelah kanan Kkendaraan.
2)

Pengemudi sebagaimana tersebut diatas jika terhalang oleh


suatu rintangan atau Ppengguna Jalan lain di depannya

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI9

13

wajib mendahulukan Kkendaraan yang datang dari arah


berlawanan.
3)

f.

Pada jalan yang menanjak atau menurun yang tidak


memungkinkan bagi kKendaraan untuk saling berpapasan,
pPengemudi Kkendaraan yang arahnya menurun wajib
memberi kesempatan jalan kepada Kkendaraan yang
mendaki.

Tata cara berbelok dan dipersimpangan.


1)

2)

3)

4)

5)

Pengemudi Kkendaraan yang akan berbelok atau berbalik


arah wajib mengamati situasi Llalu- Llintas di depan, di
samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan
isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan.
Pengemudi Kkendaraan yang akan berpindah lajur atau
bergerak ke samping wajib mengamati situasi Llalu- Llintas
di depan, di samping, dan di belakang Kkendaraan serta
memberikan isyarat.
Pada persimpangan Jjalan yang dilengkapi Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas, Ppengemudi Kkendaraan dilarang
langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu
lalu lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.
Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendalikan
dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Ppengemudi wajib
memberikan hak utama kepada :
a)
Kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau dari
arah cabang persimpangan yang lain jika hal itu
dinyatakan dengan rambu Llalu lintas atau marka
jalan;.
b)
Kendaraan dari Jalan utama jika Ppengemudi tersebut
datang dari cabang persimpangan yang lebih kecil
atau dari pekarangan yang berbatasan dengan
jJalan;.
c)
Kendaraan yang datang dari arah cabang
persimpangan sebelah kiri jika cabang persimpangan
4 (empat) atau lebih dan sama besar;.
d)
Kendaraan yang datang dari arah cabang sebelah kiri
di persimpangan 3 (tiga) yang tidak tegak lurus; atau
e)
Kendaraan yang datang dari arah cabang
persimpangan yang lurus pada persimpangan 3 (tiga)
tegak lurus.
Jika persimpangan dilengkapi dengan alat pengendali LlaluLlintas yang berbentuk bundaran, Ppengemudi harus

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI10

6)

13

memberikan hak utama kepada Kkendaraan lain yang


datang dari arah kanan.
Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan Jalan,
Ppengemudi Kkendaraan wajib:
a)
bBerhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu
kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat
lain;.
b)
mMendahulukan kereta api; dan.
c)
mMemberikan hak utama kepada Kkendaraan yang
lebih dahulu melintasi rel.

www.legalitas.org
g.
Batas Kkecepatan.
1)
Pengemudi Kkendaraan Bbermotor di Jjalan dilarang :
1)
a) Mmengemudikan
Kkendaraan
melebihi batas kecepatan paling tinggi yang diperbolehkan.
2)
b) Bberbalapan dengan Kkendaran
Bbermotor lain.
h.

Tata cara memperlambat .


1)
Pengemudi harus memperlambat kendaraannya sesuai
dengan Rrambu Llalu Llintas.
2)
Selain sesuai dengan Rrambu Llalu Llintas sebagaimana
tersebut daiatas Ppengemudi harus memperlambat
kendaraannya jika:
a)
aAkan melewati Kkendaraan Bbermotor Uumum yang
sedang menurunkan dan menaikkan Ppenumpang;.
b)
aAkan melewati kendaraan tidak bermotor yang ditarik
oleh hewan, hewan yang ditunggangi, atau hewan
yang digiring.;
c)
cCuaca hujan dan/atau genangan air.;
d)
mMemasuki pusat kegiatan masyarakat yang belum
dinyatakan dengan Rrambu Llalu- Llintas.;
e)
mendekati persimpangan atau perlintasan sebidang
kereta api; dan/atau
f)
melihat dan mengetahui ada Ppejalan Kkaki yang
akan menyeberang.
3)
Pengemudi yang akan memperlambat kendaraannya harus
mengamati situasi Llalu Llintas di samping dan di belakang
Kkendaraan dengan cara yang tidak membahayakan
Kkendaraan lain.

i.

Tata cara berhenti.


1)
Selain kendaraan bermotor umum dalam trayek, setiap
kendaraan bermotor dapat berhenti di setiap jalan, kecuali:
a)
tTerdapat rambu larangan berhenti dan/atau marka
jalan yang bergaris utuh.;

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

10

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI11

13

b)

2)

3)

pPada tempat tertentu yang dapat membahayakan


keamanan , keselamatan serta mengganggu
ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan
jalan.; dan/atau
c)
dDi jalan tol.
Pengemudi kendaraan bermotor umum atau mobil bus
sekolah yang sedang berhenti untuk menurunkan dan/atau
menaikkan Ppenumpang wajib memberi isyarat tanda
berhenti.
Pengemudi kendaraan yang berada di belakang kendaraan
bermotor umum atau mobil bus sekolah yang sedang
berhenti sebagaimana tersebut diatas wajibmenghentikan
kendaraannya sementara.

j.

Tata cara parkir.


1)
Parkir kendaraan di jalan dilakukan secara sejajar atau
membentuk sudut menurut arah lalu lintas.
2)
Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang
segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau
isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan
darurat di jalan.
3)
Ketentuan sebagaimana tersebut diatas tidak berlaku untuk
pengemudi sepeda motor tanpa kereta samping.

k.

Ketentuan kendaraan tidak bermotor :


1)
Pengendara kendaraan tidak bermotor dilarang:
a)
dDengan sengaja membiarkan kendaraannya ditarik
oleh kendaraan bermotor dengan kecepatan yang
dapatmembahayakankeselamatan;
b)
mMengangkut atau menarik benda yang dapat
merintangi atau membahayakan pengguna jalan lain;
dan/atau
c)
mMenggunakan jalur jalan kendaraan bermotor jika
telah disediakan jalur jalan khusus bagi kendaraan
tidak bermotor.
2)
Pesepeda dilarang membawa penumpang, kecuali jika
sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempat
penumpang.
3)
Pengendara gerobak atau kereta dorong yang berjalan
beriringan harus memberikan ruang yang cukup bagi
kKendaraan lain untuk mendahului.
4)
Pesepeda tuna rungu harus menggunakan tanda pengenal
yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang
sepedanya.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

11

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI12

l.

13

Tata cara berlalu lintas bagi pengemudi kendaraan bermotor umum


antara lain :
1)
Pengemudi kendaraan bermotor umum untuk angkutan
orang dalam trayek wajib:
a)
mMengangkut penumpang yang membayar sesuai
dengan tarif yang telah ditetapkan;.
b)
Mmemindahkan penumpang dalam perjalanan ke
kendaraan lain yang sejenis dalam trayek yang sama
tanpa dipungut biaya tambahan jika Kendaraan
mogok, rusak, kecelakaan, atau atas perintah
petugas;.
c)
Mmenggunakan lajur Jalan yang telah ditentukan atau
menggunakan lajur paling kiri, kecuali saat akan
mendahului ataumengubah arah;.
d)
Mmemberhentikan kendaraan selama menaikkan dan
/ atau menurunkan pPenumpang;.
e)
Mmenutup pintu selama kKendaraan berjalan; dan.
f)
Mmematuhi batas kecepatan paling tinggi untuk
angkutan umum.
2)
Pengemudi kendaraan bermotor umum untuk angkutan
orang dalam trayek dengan tarif ekonomi wajib mengangkut
anak sekolah.
3)
Pengemudi kendaraan bermotor angkutan barang wajib
menggunakan jaringan Jjalan sesuai dengan kelas Jjalan
yan ditentukan.
4)
Pengemudi kendaraan bermotor umum angkutan orang
dilarang :
a)
Mmemberhentikan Kkendaraan selain di tempat yang
telah ditentukan;.
b)
Mmengetem selain di tempat yang telah ditentukan;.
c)
Mmenurunkan Ppenumpang selain di tempat
pemberhentian dan/atau di tempat tujuan tanpa
alasan yang patut dan mendesak;. dan/atau
d)
Mmelewati jaringan Jalan selain yang ditentukan
dalam izin trayek.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

12

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI13

4
c.d.

13

Kelengkapan Perlengkapan Ddalam Melaksanakan Tugas

a.
1)
1)
a.
b.
b.

c.
c.
d.
d.

Peluit dengan nada tertentu dan nyaring.

Peluit dengan nada tertentu dan nyaring.


Megaphone dengan nada suara tertentu.
2)
2)
Megaphone dengan nada suara tertentu.

3)
3)
Lampu senter dengan pancaran warna tertentu
yang jelas dilihat oleh pemakai jalan.
4)
/ 4) Rambu..
4)
Rambu lalu lintaslalu-lintas, berikade-berikade (garis batas
Polisi) yang dapat di pindah-pindahkan untuk situasi khusus.

e.

e.

5)

Kelengkapan perorangan lainnya sesuai gampol.

f.

f.
g.

6)

Alat Komunikasi (HT).

g.

7)
h.
8)

Kapur tulis, tilang, BAP singkat dan blanko L-101

h.

Surat Perintah Tugas.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

13

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI14

BAB II
GERAKAN DAN ISYARAT PENGATURAN
SERTADAN DISKRESI
LALU-LINTAS
Kompetensi dasar
Memahami dan terampil melaksanakan gerakan dan isyarat pengaturan
lalu lintas serta penerapan dan pelaksanaan diskresiserta diskresi lalu-lintas.
Indikator Hasil Belajar
Setelah menyelesaikan Bab II, diharapkan siswa mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

1.
Menjelaskan 12 gerakan pengaturan Lalu
lintaslLalu-lintas dengan gerakan isyarat tangan.
3.
MemperagakanMelaksanakan
12 gerakan
pengaturan Lalu lintaslLalu-lintas dengan gerakan isyarat tangan.
4.
MemperagakanMenjelaskan pengaturan Lalu
lintaslLalu-lintas dengan isyarat peluit.
Melaksanakan pengaturan lalu-lintas dengan isyarat
peluit.
Menjelaskan
5.
Memperagakan pengaturan Lalu lintaslLalulintas dengan isyarat cahaya.
Melaksanakan pengaturan lalu-lintas dengan isyarat
cahaya.
6.
Menjelaskan pengaturan lalu lintaslalu-lintas
dengan APIL (Alat Pemberi Isyarat Lalu lintasLalu-lintas).
Menjelaskan
tata
cara
penggunaan
lampu
isyarat/rotator dan sirene.
Menjelaskan cara mengatur kemacetan lalu lintas.
Menjelaskan
cara
mengambil
posisi
dalam
pengaturan lalu lintas.
menjelasknan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan lalu-lintas

13.
14.
lalu lintaslalu-lintas.
15.
lintaslalu-lintas.

7.

Mendefinisikan kembali pengertian Ddiskresi.i

8.

Menyebutkan

contoh-contoh

dDiskresi lalu

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

14

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI15

13

21.
Gerakan Pengaturan lalu lintasLalu-Lintas Dengan Isyarat Tangan
PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN ISYARAT
a.

Memberhentikan lalu lintaslalu-lintas yang datang dari muka/depan.

Taktik dan Ttehnik pengaturan lalu lintas disesuaikan dengan Perundang-undangan lalu
lintas serta kemampuan tehnis yang dimiliki petugas yang di perinci dalam berbagai cara
mengatur lalu lintas seperti tersebut dibawah ini :

a.

Mengatur lalu lintas dengan gerakan tangan.


Dalam pengaturan lalu lintas oleh petugas dipergunakan gerakan
tangan sebagai isyarat untuk :

1)

Memberhentikan lalu lintas yang datang dari muka / depan

(lihat gambar).
2)
b.

Memberhentikan lalu lintaslalu-lintas yang datang dari belakang.

c.

Memberhentikan lalu lintaslalu-lintas yang datang dari depan dan


belakang.
(lihat gambar)
3)
Memberhentikan lalu lintas yang datang dari depan dan belakang (lihat
gambar)

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

15

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI16

d.

4)

13

Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kiri petugas.

Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kiri petugas (lihat gambar).

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

16

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI17

13

e.
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kanan
petugas.

5)
Isyarat ini pula di berikan dengan memperlihatkan papan hijau,
ataupun dengan menghidupkan cahaya hijau yang letaknya tegak lurus
atau hampir tegak lurus terhadap jurusan lalu lintas yang harus jalan terus
itu.
6)
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kanan petugas (lihat
gambar)

f.

/ 7) Menjalankan..
7)
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kiri
dan
kanan petugas.
s (lihat gambar)

g.
8)
Mempercepat kendaraan yang datang dari arah kiri
petugas.
(lihat gambar).

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

17

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI18

h.
9)
Mempercepat kendaraan yang datang dari arah
petugas. (lihat gambar

kanan

i.

10)

Memperlambat kendaraan yang datang dari depan petugas.

(lihat gambar

j.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

18

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI19

13

11)

Memperlambat kendaraan yang datang dari arah belakang


petugas.
(lihat gambar)

k.
12)

Memberhentikan kendaraan yang datang dari semua jurusan,


depan, belakang, kanan dan kiri. (lihat gambar)

l.
13) Memberhentikan kendaraan yang ditunjukan / terhadap kendaraan
tertentu.
(lihat gambar).

Tanda berhenti yang disebutkan pada butir-butir diatas, dapat juga


diberikan dengan memperlihatkan papan merah dengan tulisan
BERHENTI yang jelas kelihatan ada disitu ataupun dengan
menghidupkan cahaya merah yang letaknya tegak lurus terhadap jurusan
lalu lintaslalu-lintas yang harus berhenti.
2.
b.

Mengatur lalu lintasLalu-Lintas Dengan Isyarat Peluit


Berdasarkan order kepada Kepolisian Negara/ Menteri Ex
Officio tanggal 18 Januari 1960 No. 1/I/5/B-D (order No. I/XII/1960).
Isyarat-isyarat yang dapat diberikan dengan Peluit ialah :

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

19

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI20

13

a.

2)

1)
Tiupan panjang 1 x berarti berhenti.
b.
Tiupan pendek 2 x berarti jalan.

c.
3)

3.
c.

Tiupan pendek berulang-ulang (lebih dari 2 Xx ) untuk meminta


perbaikan pemakai jalan yang tidak mematuhi isyarat yang telah
diberikan oleh petugas. (lihat gambar).

Mengatur lalu lintasLalu-Lintas Dengan Isyarat Cahaya


Mengatur lalu-lintas dengan isyarat cahaya diberikan dengan
menggunakan isyarat lampu serta warna merah dan diperlukan pada
waktu mengatur lalu lintaslalu-lintas pada waktu gelap/malam hari.
Isyarat-isyarat yang diberikan dengan cahaya ialah :
a.

1)
b.
c.

/ 1) Sinar..
Sinar panjang berarti berhenti.
2)
Sinar pendek 2 Xx berarti berjalan.
3)
Sinar pendek berulang-ulang lebih dari 2 X x berarti untuk
meminta perhatian terhadap pemakai jalan yang tidak mematuhi
isyarat yang diberikan oleh petugas (lihat gambar)..

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

20

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI21

4.

13

d.
MMengatur lalu- lintas dengan APIL (Alat Pemberi Isyarat lalu
lintasLalu-Lintas), )
Mengatur lalu-lintas dengan APIL (Alat Pemberi Isyarat LaluLintas), diatur dalam Skep Menhub No. 62 tahun 1993 yaitu :
a.
1)
Dengan APIL 3 warna (Merah, Kuning , Hijau) digunakan untuk
mengatur kendaraan bermotor.
b.
2)

c.
3)

Dengan APIL 2 warna (Merah dan Kuning) digunakan untuk


mengatur kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Penggunaan APIL
2 warna pada tempat-tempat penyeberangan dan harus dilengkapi
oleh isyarat suara serta harus memiliki simbol (bentuk orang
berdiri/berjalan).
Dengan APIL 1 warna (Merah atau Kuning) digunakan untuk
memberikan peringatan bahaya, yang mengisyaratkan pengemudi
harus berhati-hati apabila menyala warna kuning dan
mengisyaratkan kepada pengemudi harus berhenti apabila menyala
warna merah. Apil tersebut dipasang pada persilangan jalan Kereta
Api.

5.

Tata Cara

e.

Penggunaan lampoon Lampu Isyarat/Rotator dan Sirene

2)

3)
4)
5)

Penggunaan lampu rotator pada mobil :


Dalam penggunaan lampu rotator pada mobil ditentukan warna
biru, dan merah. deDengan ketentuan sbb :1) Untuk kepentingan
tertentu, Kendaraan Bbermotor dapat dilengkapi dengan lampu
isyarat dan/atau sirene.
Lampu isyarat /rotator terdiri atas warna:
a)
merah.
b)
biru.
c)
kuning.
Lampu isyarat warna merah atau biru serta sirene berfungsi
sebagai tanda Kendaraan Bermotor yangmemiliki hak utama.
Lampu isyarat warna kuning berfungsi sebagai tanda peringatan
kepada Pengguna Jalan lain.
Penggunaan lampu isyarat dan sirene sebagai berikut:
a)
lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk mobil
petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia;

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

21

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI22

b)

c)

13

lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk


mobil tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia,
pemadam kebakaran, ambulans, palang
merah, dan
jenazah; dan
lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk
mobil patroli jalan tol, pengawasan sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, perawatan dan pembersihan
fasilitas umum, menderek Kendaraan, dan angkutan barang
khusus.

Pada mobil polisi ditentukan menggunakan tanda lamlpu berwarna


biru.

Pada mobil ambulans ditentukan menggunakan tanda lamlpu


berwarna merah.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

22

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI23

63.

13

mengatur Mengatur Kemacetan lalu lintasLalu-Lintas


a.

a.
6.1.
Mengatur lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas di jalan lurus :
Cari tempat ketinggian, dari tempat itu lihat dan perhatikan
sekeliling, apa yang menjadi penyebab kemacetan.
1)
6.11
a).1. Bila penyebab kemacetan adalah kendaraan bermotor
mogok di atas jalur aspal, usahakan di dorong agar keluar
dari jalur asspal.
2b)
Mintalah bantuan masyarakat t untuk mendorong kendaraan
tersebut.
2)
6.1.2.32
c)
Bila kendaraan mogok tersebut tidak mungkin di dorong ke
pinggir jalan oleh karena patah as roda, roda copot dan
sebagainya, lakukanlah hal-hal sebagai berikut :
a)
b)
c
c)
d
d)

e)

f)

b.
b.

a(1) Atur lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas


yang saling berlawanan arah secara bergantian.
b/ (2) Bila..
(2) Bila arus yang datang dari depan
di lepas, arus yang datang dari belakang dihentikan.
(3) Bila arus yang datang
belakang dilepas arus dari depan dihentikan.

dari

(4) Perintahkan
kepada
Si
pengemudi untuk segera mengatasi kerusakan
kendaraannya dengan sopan, dan simpatik dan tidak
dengan arogan(panggil derek dan sebagainya)..
e) Memanggil derek atau tenaga
montir bila diperlukan.
e
(5)f) MengaturAtur arus lalu-lintaslalu
lintaslalu-lintas sebagaimana di atas sampai petugas
Polantas tiba di tempat atau sampai arus menjadi
lancar kembali.

6.2.
Cara mengatur lalu lintaslalu-lintas di persimpangan :
1)
Bila kemacetan disebabkan kendaraan mogok, usahakan
mendorongnya keluar jalur lalu lintaslalu-lintas dengan
bantuan masyarakat.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

23

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI24

2)

13

Bila kemacetan disebabkan oleh lampu pengatur lalu


lintaslalu-lintas di persimpangan itu padam, maka lakukanlah
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a)
1)
Bila kemacetan disebabkan kendaraan mogok,
usahakan mendorongnya keluar jalur lalu-lintaslalu lintas
dengan bantuan masyarakat.
2)
Bila kemacetan disebabkan oleh lampu pengatur lalulintaslalu lintas di persimpangan itu padam, maka lakukanlah
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a)

Bila arus membelok ke kanan sedikit aturlah arus


yang bersilangan secara bergantian.

b)
b)

Bila arus yang membelok ke kanan banyak, beri


kesempatan kepada arus yang membelok terlebih
dahulu, setelah itu baru arus yang lurus diatur
kemudian.

c)
c)
Setelah itu beri kesempatan kepada arus yang bersilangan dengan cara
yang sama.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

24

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI25

7.

c.

Mengatur Lalul-Lintas Dalam Usaha Pencegahan Kemacetan.


Petugas pengatur lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas dapat melakukan
tindakan darurat guna kelancaran arus lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas
misalnya :
a.

1)
Mematikan lampu pengatur lalu-lintaslalu
lintaslalu-lintas (traffic light) dan mengambil alih fungsinya apabila
pengatur lampu lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas tersebut kurang/tidak
berfungsi lagi dalam menjamin kelancaran lalu-lintaslalu lintaslalulintas.

/ 2) Petugas..
b.

2)
Petugas lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas jangan
memberi kesempatan kendaraan yang menunggu di persimpangan
dan untuk saling mendahului mendekati persimpangan. Jika
kendaran-kendaraan tersebut berhasil memenuhi seluruh jalur
jalan, maka lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas dari jurusan berlawanan
akan terganggu.

c.

3)
Mengatur para penyeberang jalan agar tidak
mengganggu arus lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas pada umumnya.

d.

4)
Agar segera menyingkirkan kendaraan yang
mogok agar lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas tetap lancar.

e.

55)
Melarang kendaraaan-kendaraan
yang parkir tidak pada tempatnya dengan simpatik.

.
8.

7.1.

Pelaksanaan
Cara mengambil Mengambil Posisi Dalam Pengaturan Lalu lintas
:
a.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

25

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI26

13

a.
Sikap dasar dalam menganmtur lalu-lintaslalu lintaslalulintas dalam keadaaan sikap sempurna.
b.
b.

Mengambil posisi sedemikian rupa sehinggasupaya mudah


melakukan gerakan mengatur lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas
(gerakan tangan).

c.
c.

Berusaha mengatur posisi lalu lintaslalu-lintas di tempat ketinggian


supaya mudah melihat dan dilihat oleh pemakai jalan.

d.
d.

Memperhatikan faktor keamanan ( untuk menjamin keamanan bagi


petugas yang bersangkutan supaya terhindar dari bahaya, misalnya
tertabrak/ditabrak kendaraan).

e.
e.
f.
g.

Pada saat arus lalu lintaslalu-lintas lancar petugas dapat


mengambil sikap istirahat, namun tetap waspada atau mengawasi
arus lalu lintaslalu-lintas disekitarnya.
waktu mengatur lalu lintas dengan sikap istirahat
masih dalam waspada.
d.
Pada saat melaksanakan pengaturan lalu
lintaslalu-lintas, apabila ada pengguna jalan yang akan
menyeberang
jalan,
petugas
harus
membantu
penyeberanganmenyeberangkan pengguna jalan tersebut terutama
orang cacat, orang tua (lansia) dan anak - anak.

h.
9.

7.2.

HHal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengaturan lalu lintasLalu-Lintas.


a.
a.

b.
c.

Kelengkapan petugas dalam melaksanakan pengaturan lalulintaslalu lintaslalu-lintas harus disertai dengan Manset Shet dan
Peluitpeluit, khusus pada malam hari ditambah dengan
perlengkapan rompi yang dapat memantulkan cahaya dan senter
dengan sinar warna merah.
Diupayakan setiap kelompok pengatur lalu lintaslalu-lintas
dilengkapi dengan tilang, BAP singkat dan blanko L-101.
Menempatkan posisi kendaraan yang dipergunakan sebagai sarana
mobilitas pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu
pemakai jalan yang aman.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

26

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI27

d.

Apabila pelaksanaan pengaturan dilaksanakan oleh beberapa


beberapa orang (lebih dari 2 orang) diupayakan tidak
mengelompok.

/ b. Diupayakan..
b.
Diupayakan setiap kelompok pengatur lalu lintas lalu-lintas dilengkapi
dengan tilang, BAP singkat dan blanko L-101.
c.
Menempatkan posisi kendaraan yang dipergunakan sebagai sarana
mobilitas pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu pemakai jalan
yang aman.
d.
Apabila pelaksanaan pengaturan dilaksanankan oleh beberapa beberapa
orang (lebih dari 2 orang) diupayakan tidak mengelompok.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

27

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI28

10.

13

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

28

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI29

4.

Diskresi LALU LINTASLalu-lintas


Diskresi lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas adalah kemampuan
mengambil keputusan untuk menentukan langkah yang khususnya
dilakukan dalam mengatasi karawanan lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas.
(
mMengatur
Lalu-lintaslalu
lintaslalu-lintas
dalam
keadaan
tertentu/daruratuntuk kepentingan umum, pejabat kepolisian negara
republik indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat
bertindak menurut penilaiannya sendiri). Y yang dimaksud dengan
keadaan tertentu adalah taktik dan teknik petugas untuk mengatur arus
lalu lintaslalu-lintas sebagai contoh pada saat-saat tertentu (keadaan
darurat/insidentil,) misalnya :
a.
b.

a.
Pada saat adanya aktifitas aktivitas perayaan hari-hari
Nasional (HUT RI, Peringatan hari jadi suatu kota, hari-hari
Nasional lainnya).

c.

b.
Pada saat adanya kegiatan-kegiatan olah raga, konferensi
baik yang berskala Nasional maupun Internasional yang
diperkirakan akan mengundang kerawanan lalu-lintaslalu lintaslalulintas.

d.

c.
Pada saat terjadi keadaan darurat
demontrasi, bencana alam, kebakaran dll).

(rusuh

massa,

Pelaksanaan pengaturan lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas dalam


keadaan tertentu/ /darurat dapat mengesampingkan peraturan-peraturan
lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas yang ada, seperti merubah pemakaian jalan
dari satu arah menjadi dua arah, mengalihkan lalu-lintaslalu lintaslalulintas ke jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya .

CContoh :

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

29

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI30

13

Suatu jalan yang mempunyai dua jalur yaitu jalur pergi dan jalur
balik. Pada jam tertentu atau jam pergi berangkat kantor jalur pergi padat
sekali sehingga arus lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas tidak lancar. Untuk
mengatasi hal tersebut seorang petugas lalu-lintaslalu lintaslalu-lintas
mengambil keputusan dengan membuka sebagian jalan jalur balik untuk
menjadi jalur pergi untuk beberapa waktu saja menurut kebutuhan setelah
itu arus kembali dinormalkan.

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

30

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI31

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

13

31

13

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI32

DAFTAR ISI

BAB I

1.
2.
3.
4.
BAB II

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sambutan Kalemdiklat Polri


Surat Keputusan Kalemdiklat Polri
Daftar isi
Pengantar
Standar Kompetensi
PENGERTIAN DASAR HUKUM, TATA CARA
BERLALULINTAS DAN PERLENGKAPAN
PENGATURAN LALULINTAS
Kompetensi Dasar
Indikator Hasil Belajar
Pengertian lalu-lintas
Dasar Hukum
Tata cara berlalulintas di jalan yang berlaku di
Indonesia
Perlengkapan dalam Melaksanakan Tugas
GERAKAN PENGETURAN DAN DISKRESI
LALULINTAS
Kompetensi Dasar
Indikator Hasil Belajar
Gerakan Pengaturan Lalu-lintas dengan Isyarat
Tangan
Mengatur Lalu-lintas dengan Isyarat Peluit
Mengatur Lalu-lintas dengan Isyarat Cahaya
Mengatur Lalu-lintas dengan APIL ( Alat Pemberian
Isyarat Lalu-Lintas )
Penggunaan Lampu Rotator
Mengatur Kemacetan lalu-lintas
Mengatur Lalu-Lintas dalam Usaha Pencegahan
Kemacetan
Diskresi Lalu-Lintas

1
1
2

3
3
3
4
5

6
8
9
9
10
10
11
13

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

32

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI33

PENGATURAN LALU LINTASIN DIKTUK BRIGADIR TUGAS UMUM

13

33

Anda mungkin juga menyukai