PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari sifat-sifat enzim, dan menentukan
kinetika enzim.
1.2. Tinjauan Pustaka
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh
sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Pada Enzim amilase dapat memecah ikatan pada amilum hingga terbentuk
maltosa.Ada tiga macam enzim amilase, yaitu amilase, amilase dan amilase. Yang
terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas adalah amilase. Enzim ini memecah ikatan
1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini bagian dalam
atau bagian tengah molekul amilum (Poedjiadi, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi Enzim Perubahan suhu dan
pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga
dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor,
koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor
yang penting (Soewoto,2000).
a.
Pengaruh suhu
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat
bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan
mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah
enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi
enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia
mempunyai suhu optimum sekitar 37 C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif
pada pemanasan sampai 60 C, karena terjadi denaturasi (Soewoto,2000).
b.
Pengaruh pH
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Jika dilakukan pengukuran aktivitas
enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar enzim di dalam tubuh
akan menunjukkan aktivitas maksimum antara pH 5,0 sampai 9,0. Kecepatan reaksi
enzimatik mencapai puncaknya pada pH optimum. Ada enzim yang mempunyai pH
optimum yang sangat rendah, seperti pepsin, yang mempunyai pH optimum 2. pada
pH yang jauh di luar pH optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada keaadan
ini baik enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang
mengakibatkan enzim tidak dapat berikatan dengan substrat(Soewoto,2000).
d.
Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan
atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah
(Sadikin, 2002):
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Golongan I Oksidoreduktase
Enzim yang ternasuk dalam golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
dehidrogenase dan oksidase.
Golongan II Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan
suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang
termasuk golongan ini adalah meeetiltransferase, hidroksimetiltransferase,
karboksiltransferase, asiltransferase dan aminotrandferase atau disebut juga
transminase.
Golongan III Hidrolase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Beberapa enzim dalam
kelompok ini ialah esterase, lipase, pofatase, amylase, aminopepetidase,
karboksipeptidase, pepsin, tripsin, kimotripsin.
Golongan IV Liase
Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi
pemindahan suatu gugus dari satu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya.
Contoh enzim golongan ini natara lain dekarboksilase, aldolase, hidratase.
Golongan V Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler,
misalnya rekasi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi
senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa trans dan lain-lain. Contoh enzim yang
termasuk golongan ini antara lain ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat
isomerase.
Golongan VI Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua
molekul. Oleh karenanya enzim tersebut juga dinamakan sintesa. Ikatan yang
terbentuk anatara penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C.
contoh enzim golongan ini antara lain glutamine sintetase dan piruvat karboksilase.
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara
produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk
tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang
normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang
sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak
menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Burns
dan Dick, 2002).
Secara dingkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Guisan, 2006):
1. berfungsi sebagi biokatalisator
2. merupakan suatu protein
digunakan untuk pembuatan resin sintetis. Titik leburnya - 92C dan titik didihnya 19C. Formalin merupakan larutan formaldehida dalam air, dengan kadar 10% - 40%.
Larutan ini juga sebagai insektisida serta bahan baku pabrik resin plastic dan bahan
peledak (Anonim, 2012).
1.3.4. Indikator pp
Fenolphtalein (phenolphthalein) ata biasa disingkat sebagai pp adalah suatu
senyawa organik dengan rumus C20H14O4 dan biasa dipakai sebagai indikator untuk
titrasi asam basa. Tidak bewarna dalam larutan asam dan berwarna fuksia (pink) bila
dalam larutan basa (Merck, 2006)
1.3.5. Larutan NaOH
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan
Sorensen. Bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari
udara bebas. Larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam
kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya (Anonim,2012).
BAB II
METODOLOGI
2.1
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum enzim ini adalah pipet volume, pipet ukur,
pipet tetes, erlemenyer, labu ukur, tabung reaksi, buret, ruang inkubasi 37C ,pemanas,
tabung katalase steril, gelas kimia, botol semprot, statif, klem.
2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah fromaldehid, phenolphtalein,
NaOH 0,05 M, larutan tripsin, larutan kasein, ekstrak pankreas, emulsi minyak, air susu,
larutan H2O2 , larutan paraphenildiamin 2%.
2.3
Skema Kerja
2.3.1 Penentuan Konstanta Michaelis Pada Hidrolisa Kasein Oleh Tripsin
Formaldehida
-
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
2.3.3 Uji Katalase
Air Susu
-
Hasil
2.3.4 Uji Peroksidase
Air Susu
Hasil
Pengamatan
Kasein 5 gr/L
Ditambah tripsin 1
Kasein 10 gr/L
Kasein 15 gr/L
Larutan keruh
Larutan keruh
Larutan keruh
Keruh
Keruh
mL
diinkubasi 0 menit
Ditambah
formaldehid 10
Tak berwarna
(keruh)
tetes
Ditambah pp 2
Keruh(tetap)
Keruh (tetap)
Keruh (tetap)
Berwarna pink,
Berwarna pink,
Berwarna pink,
volume titrasi =
volume titrasi =
volume titrasi =
1,3 mL
1,4 mL
1,9 mL
tetes
Dititrasi
denganNaOH
diinkubasi 5 menit
Tetap keruh
Ditambah
formaldehid
keruh
keruh
keruh
keruh
10
tetes
Ditambah pp 2 keruh
tetes
muda,
Merah
muda, Merah
muda,
volume titrasi =
volume titrasi =
volume titrasi =
0,6 mL
1,3 mL
1,1 mL
diinkubasi 10 menit
Ditambah
formaldehid
keruh
keruh
keruh
tetapkeruh
tetapkeruh
tetapkeruh
10
tetes
Ditambah 2 tetes
pp
Dititrasi dengan
Merah
muda,
NaOH
volume titrasi =
Merah
muda, Merah
volume titrasi =
muda,
volume titrasi =
1,2 mL
1,3 mL
1,8 mL
Perlakuan
Pengamatan
1.
2.
Diisi tabung reaksi dengan suspensi Larutan ekstrak pankreas bewarna kuning
ekstrak pancreas sebanyak 2mL
3.
keruh
4.
5.
Tabung 2 : 15 menit
bening
Tabung 3 : 30 menit
Tabung 4 : 45 menit
bening
Tabung 4 : larutan tetap merah muda
bening
6.
Ditambahakan
alcohol
sebanyak 20 mL
7.
8.
No.
1.
2.
3.
4.
Pengamatan
Perlakuan
H2O2 0,5 %
Susu : koloid putih
H2O2 1 %
Susu : koloid putih
Larutan tercampur,
berwarna putih
Tidak ada
gelembung O2 pada
30 menit pertama
Pada 30 menit
kedua, ada
gelembung putih,
0,2 cm
Perlakuan
Pengamatan
2.
Tabung 2 dipanaskan pada suhu 70oC Didapatkan susu menjadi panas dan tidak
dalam penangas air selama 3 menit
3.
4.
Ditambahkan
paraphenildiamin
Tidak
terjadi
perubahan
warna
dan
terdapat endapan
Tabung 1
1.
2.
Ditambahkan
paraphenildiamin
Tidak
terjadi
perubahan
warna
dan
Dipanaskan pada suhu 90oC dalam Didapatkan susu menjadi panas dan tidak
penangas air selama 3 menit
2.
Ditambahkan
paraphenildiamin
Tidak
terjadi
terdapat endapan
perubahan
warna
dan
3.2 Perhitungan
3.2.1 Penentuan konstanta michaelis pada hidrolisa kasein oleh tripsin
Volume titrasi
Inkubasi (t)
Kasein g/L
10
1,3
0,6
1,2
10
1,4
1,3
1,3
15
1,9
1,1
1,8
Vo (5,0)
)
(
=
=
Vo (10,0) =
)
(
=
=
Vo (15,0) =
)
(
=
=
Vo (5,5)
)
(
=
=
Vo (10,5) =
)
(
=
=
Vo (15,5) =
=
=
)
(
Vo (5,10) =
)
(
=
=
Vo (10,10) =
)
(
=
=
Vo (15,10) =
)
(
=
=
Kasein
5 g/L
10 g/L
15 g/L
t=5
13
11
t = 10
6.5
t=0
c (g/L)
Vo max
6
0,17
0,2
10
13
0,077
0,1
15
11
0,091
0,067
y = 0,672x + 0,030
0,030 =
V max = 33,33
KM = 22,39
1/c ( )
0,672 =
Vo max (g)
y = ax + b
y = ax + b
y = ax + b
y = 0,6x + 1
y = 0,65x + 3,25
y = 0,9x + 2,116
V max = 1
V max = 0,307
V max = 0,462
KM = 0,6
KM = 0,199
KM = 0,416
VxN
V enzim
N (mL)
(mmol)
(mL)
Tabung
t (menit)
0,25 mL
0,0125
II
15
0,35 mL
0,0175
5,83 x 10-4
III
30
0,50 mL
0,025
4.17 x 10-4
IV
45
0,30 mL
0,015
1,67 x 10-4
N/menit
A (N/menit)
N/menit
N/menit
= 0,0785 cm3
= 0,157 cm3
= 0,0785 mL
= 0,157 mL
3.3 Grafik
3.3.1 Kurva Hubungan Vo dan t dengan konsentrasi kasein 5g/L
Vo (mikromol/menit)
y = 0.6x + 1
R = 0.75
Series1
Linear (Series1)
10
t (menit)
15
Vo (mikromol/menit)
y = 0.65x + 3.25
R = 0.25
Series1
Linear (Series1)
0
10
15
t (menit)
12
10
y = 0.9x + 2.1667
R = 0.5898
8
6
Series1
Linear (Series1)
2
0
0
10
t (menit)
15
1/Vo max
0.15
y = 0.6722x + 0.0304
R = 0.862
0.1
Series1
Linear (Series1)
0.05
0
0
0.1
0.2
0.3
1/C
0.6
y = 0.0083x + 0.2417
R = 0.9868
0.5
0.4
0.3
Series1
0.2
Linear (Series1)
0.1
0
0
10
20
Waktu (Menit)
30
40
BAB IV
PEMBAHASAN
tersebut berjalan kontinyu. Vo yang dihasilkan dari konsentrasi kasein 5g/L dengan
inkubasi 5 menit dan 10 menit adalah 6 mmol/menit. Pada konsentrasi 10 g/L dengan
5 menit inkubasi dihasilkan Vo sebesar 13 mmol/menit, dan selama 10 menit
dihasilkan Vo sebesar 6,5 mmol/menit. Pada konsentrasi 15 g/L dengan inkubasi 5
menit dihasilkan Vo = 11 mmol/menit, dan pada inkubasi 10 menit dihasilkan Vo = 9
mmol/menit. Selanjutnya dibuat grafik hubungan antara Vo dengan waktu sehingga
dari grafik tersebut didapatkan persaman y = 0,6x + 1 pada konsentrasi 5 g/L dan nilai
konstanta michaelis yang didapatkan dari grafik adalah 0,6. Pada konsentrasi 10 g/L
dihasilkan persamaan y = 0,65x + 3,25 dengan nilai KM adalah 0,199. Sedangkan pada
konsentrasi 15 g/L menghasilkan persamaan grafik 0,9x + 2,166 dengan nilai KM
adalah 0,416. Persamaan ini bisa disebut juga dengan persamaan michaelis-menten
karena menunjukkan hubungan antara konsentrasi substrat dengan laju reaksi
enzimatik. Kurva yang dihasilkan antara 1/Vo max dan 1/C menunjukkan bahwa
konsentrasi substrat akan sebanding dengan aktivitas enzim, sedangkan dari kurva
antara waktu inkubasi dan Vo kasein dapat dilihat bahwa variasi waktu juga akan
mempengaruhi aktivitas enzim tripsin didalam substrat kasein. Semakin lama waktu
yang diberikan pada enzim, maka aktivitas enzim juga akan semakin menurun. Tetapi,
terdapat waktu yang tepat untuk enzim bekerja dengan optimal. Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh pH, temperatur, inhibitor serta kofaktor.
Daerah yang pertama adalah daerah dengan [S]<<<Km. harga [S] sangat kecil
sehingga dapat diabaikan terhadap Km, sehingga Km + [S] = Km. Oleh karna Vmaks
dan Km adalah bilangan tetap, kecepatan reaksi hanya di tentukan oleh konsentrasi S.
Dengan kata lain, pada konsentrasi yang sangat rendah kecepatan reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi substrat. Daerah yang kedua adalah daerah dengan harga
[S]>>>Km. disini, sebaliknya nilai Km yang diabaikan terhadap harga S yang sangat
besar, atau Km + [S] ~[S]. Jadi, pada konsentrasi yang sangat tinggi yang jauh
melampaui nilai Km, penambahan konsentrasi substrat tidak lagi menyebabkan
kenaikan laju reaksi. Sehingga pada saat ini, v = V maks. Pada saat ini, seluruh tempat
untuk mengikat dan mengolah substrat di molekul enzim sudah diduduki oleh substrat.
4.2. Penentuan Aktivitas Lipase
Prinsip dari uji aktivitas lipase ini adalah untuk mengamati aktivitas dari enzim
lipase itu sendiri dengan perbedaan perlakuan yang diberikan seperti suhu dan waktu
inkubasi sebagai parameter yang dijadikan faktor-faktor penentu aktivitas enzim lipase
itu sendiri selain itu uji uni juga dapat mengetahui terbentuknya digliserida. Enzim
lipase sendiri berfungsi mengkatalisa trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak,
dan menjadi monosakarida.
Enzim lipase diambil 2 mL sebagai enzim yang akan diamati aktivitas
pembentukan digliserida dan asam lemaknya, kemudian dilakukan pemanasan pada
tabung 1 untuk mendenaturasi enzim, kemudian ditambahkan emulsi minyak sebanyak
dengan gas oksigen hasil oksidasi H2O2. Kemudian ditambahkan H2O2sebagai uji
peroksidase yang menghasilkan perubahan warna. Dari uji peroksidase ini, dapat
diketahui kualitas dam kelayakan dari susu dan pengaruh susu setelah dilakukan
pemanasan dengan suhu yang bervariasi.
Hasil yang didapat dari percobaan ini ialah pada tabung 2 dan 3 yang diberi
perlakuan pemanasan dengan suhu 70 dan 90o C menghasilkan endapan putih dan
larutan berwarna merah muda. Sedangkan untuk tabung 1 yang tidak diberi perlakuan
pemanasan, tidak menghasilkan endapan. Jadi, adanya endapan pada tabung 2 dan 3
menunjukkan hasil uji peroksidase yang positif. Sementara tabung 1 tanpa perlakuan
pemanasan memberikan hasil uji negatif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini ialah konstanta Michaelis merupakan
konstanta yang digunakan untuk memnentukan aktivitas enzim pada berbagai macam
konsentrasi substrat. Nilai KM akan semakin besar apabila Vmax semakin besar pula.
Selain itu, volume titrasi NaOH akan semakin besar bila waktu inkubasi akan semakin
lama karena enzim akan semakin terdenaturasi. Untuk penentuan aktivitas lipase,
aktivitas lipase akan semakin baik bila diinkubasi selama 15 menit. Sementara untuk
uji katalase, penambahan hydrogen peroksida 1% akan menghasilkan oksigen yang
lebih banyak pula. Sedangkan pada uji peroksidase sampel akan memberikan respon
positif bila terbentuknya endapan berwarna putih. Dimana sampel dipanaskan terlebih
dahulu.
5.2. Saran
Bagi praktikan untuk selanjutnya diharapkan lebih bersungguh sungguh
dalam melaksanakan praktikum dan lebih meningkatkan ketelitian dalam bekerja,
serta dapat meningkatkan kekompakan dalam kelompoknya. Karena, dengan
demikian mudah mudahan praktikum akan berlangsung sesuai dengan apa yang
diharapkan dan mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Material Safety Data Sheet. http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014.
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.
Burns, Richard G dan Riharcd P Dick, 2002, Enzymes for the environment, new york,
Marcell Dekker, Inc.
Cartono, M.Pd. 2004. Biologi Umum, Bandung : PRISMA PRESS.
Chang, Raymond, 2003, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Alih Bahasa Departemen Kimia,
Jakarta: Erlangga.
Giusan , Jose M, 2006, Immobilization of Enymes and Cell Second Edition, New Jersey,
Humana Press, Inc.
Merck, 2006, MSDS Phenolphtalein, http://www.merckmillipore.co.id, diakses tanggal 29
September 2013.
Milanowski P, Thomas J Carter and Georg F Weber, 2013, Enzyme Catalysis and the
Outcome of Biochemical Reactions, J Proteomics Bioinform 2013, Vol 6
http://dx.doi.org/10.4172/jpb.1000271.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS,Jakarta.
Sadikin M., 2002, Seri biokimia: biokimia enzim, Widya Medika, Jakarta.
Soewoto, 2000, Biokimia Eksperimen Laboratoriu, Widya Medika, Jakarta.
LAMPIRAN 1
REAKSI YANG TERJADI
RCOOH + NaOH
H2
indikator
3. Uji Katalase
4. Uji Peroksidase
+ 2NaOH
Na2
indikator +
2H2O
LAMPIRAN 2
JAWABANTUGAS
Penentuan konstantaMichaelis-Menten
1. Aktivitas enzim pada berbagai konsentrasi substrat
Kasein 5 gr/L
t = 0 menitVo =
t = 5 menitVo =
t = 10 menitVo =
=
)
= 6 mol/L
)
= 6 mol/L
Kasein 10 gr/L
t = 0 menit Vo =
t = 5 menit Vo =
t = 10 menit
Vo =
= 13 mol/L
)
= 6,5 mol/L
Kasein 15 gr/L
t = 0 menit Vo =
t = 5 menit Vo =
t = 10 menit
Vo =
= 11mol/L
)
= 9 mol/L
2. Kurva v terhadap S
Kurva hubungan Vo terhadap waktu pada konsentrasi 5 gram/L
Vo (mikromol/menit)
y = 0.6x + 1
R = 0.75
Series1
Linear (Series1)
10
15
t (menit)
Vo (mikromol/menit)
15
y = 0.65x + 3.25
R = 0.25
Series1
10
5
Linear (Series1)
0
0
10
15
t (menit)
Vo (mikromol/menit)
8
6
4
Linear (Series1)
2
0
0
10
15
t (menit)
1/Vo max
y = 0.6722x + 0.0304
R = 0.862
Series1
Linear (Series1)
0.1
0.2
1/C
3. Nilai V = 33,33
Nilai Km = 22,39818.92
0.3
= N/menit
-4
= 5,83 x 10 N/menit
Pada saat 30 menit Aktivitas Lipase =
= 4,17 x 10-4N/menit
Pada saat 45 menit Aktivitas Lipase =
-4
= 1,67 x 10 N/menit
2. Kurva hubungan aktivitas lipase terhadap waktu
0.6
y = 0.0083x + 0.2417
R = 0.9868
0.5
0.4
0.3
Series1
0.2
Linear (Series1)
0.1
0
0
10
20
30
40
Waktu (Menit)
Uji Katalase
Jika angka katalase diatas normal (>2) dapat dikatakan bahwa kualitas susu tersebut
tidakbaik. Hal ini berkaitan dengan kerja katalase pada prosesnya saat menghasilkan O 2.
Enzim katalase dihasilkan oleh bakteri dan kuman. Jika O2 yang dihasilkan semakin banyak
yang menyebabkan angka katalase semakin tinggi maka dapat dikatakan bahwa jumlah
kuman dan bakteri pada susu juga besar yang menyebabkan kualitas susu tersebut menjadi
tidak baik. Pada percobaan ini angka katalase sebesar 0,0785 dan 0,157 yang menunjuk
kankualitas susu masih baik.