PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di samping besaran-besaran pokok seperti massa, waktu, suhu, panjang,
intensitas cahaya, kuat arus, dan jumlah zat, masih ada satu hal lagi dalam ilmu
fisika yang perlu diketahui yaitu : sifat yang menyangkut arah. Hukum Newton
yang membahas tentang gerak, biasanya kita pelajari ada 3, dimana ketiga hukum
tersebut sering menjadi acuan kita untuk meninjau suatu gerak.
Oleh karena itu besaran-besaran tersebut masih dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu : besaran Skalar dan besaran Vektor. Besaran Skalar : adalah
besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : panjang,
massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagimana pengertian vektor dalam ilmu fisika?
2. Bagimanakah sifat-sifat vektor?
3. Apa yang dimaksud pengayaan?
BAB II
LANDASAN TEORI
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau
nilainya, juga ditentukan oleh arahnya. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan
sebagainya. Dua buah vektor dikatakan sama apabila keduanya memiliki panjang
dan arah yang sama. Dua Buah Vektor disebut sejajar (paralel) apabila garis yang
merepresentasikan kedua buah vektor sejajar.
Vektor dalam matematika dan fisika adalah obyek geometri yang memiliki
besar dan arah. Vektor jika digambar dilambangkan dengan tanda panah ().
Besar vektor proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan dengan
arah panah. Vektor dapat melambangkan perpindahan dari titik A ke B. Vektor
berperan penting dalam fisika: posisi, kecepatan dan percepatan obyek yang
bergerak dan gaya dideskripsikan sebagai vektor.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Notasi Vektor
Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang
anak panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah
vektor.
Contoh : F = / F / = 10 satuan.
a. A = B, jika kedua vektor tersebut mempunyai panjang dan arah yang sama.
1. A + B = B + A Sifat komutatif.
2. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif.
3. a ( A + B ) = a A + a B
4. / A / + / B / / A + B /
c.2. Resultan Dua Vektor.
Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat
dilakukan dengan cara :
c.2.1. Jajaran Genjang Vektor.
/R/=
arahnya :
/ A/ 2 / B / 2 2 / A/ / B / cos
/ R/ / A/ / B/
sin sin 2 sin 1
v /=/
/+/B /
/ R / = / A / - / B / jika / A / > / B /
/ R / = / B / - / A / jika / A / < / B /
/R/=
/ A/ / B / 2
2
arah R : tg =
/B/
/ A/
/ vY / / v / sin
/v /
/ v X / 2 / vY / 2
AB
2. Cara polygon
b. Cara analitis.
Vektor
v1
v x = v cos
v1 x = v cos 1
v y = v sin
v1 y = v sin 1
v2
v2 x = v cos 2
v2 y = v sin 2
v3 x = v cos 3
v x = ................
v3 y = v sin 3
v y = ................
v3
Resultan / v
/=
( v X ) 2 ( vY ) 2
Arah resultan : tg =
vY
vX
atau
A = / A x / i + / A y / j + / A z / k
/ A x / = A cos
/ A y / = A cos
/ A z / = A cos
Besaran vektor A
A / A X / 2 / AY / 2 / AZ / 2
dan i , j , k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z
a. Vektor Satuan.
Vektor-vektor i, j
sama dengan 1.
dan k disebut
/ i / / j / / k /
W = F x = / F / / x / cos
Dalam Perkalian Silang antara vektor A dengan vektor B akan diperoleh
besaranvektor.
Contoh : A x B = C
C
Catatan : A x B B x A
[ A x B ]=-[B x A ]
Contoh besaran fisika yang merupakan hasil perkalian vektor adalah : luas,
momen gaya dan gaya Lorentz.
c.5. Operasi Vektor Pada Vektor Satuan.
c.5.1. Penjumlahan.
4 i + 3 j + 5 k + 3 i - 5 j - 4 k = ( 4 - 3 ) i + ( 3 - 5 ) j + ( 5 - 4 ) k
= 7 i - 2 j + k
c.5.2. Perkalian.
DOT PRODUCT
Sejenis
Tak Sejenis
i i = i i cos 0o
i j = i j cos 90o
=(1)(1) (1)
=(1)(1) (0)
= 1
CROSS PRODUCT
= 0
Sejenis
Tak Sejenis
i x i = i i sin 0o
=(1)(1) (0)
= 0
Perjanjiaan tanda :
- Untuk putaran berlawanan arah jarum
jam,
tanda POSITIF.
- Searah jarum jam NEGATIF.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di
permukaan lantai dengan laju tetap, dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk
mendorong sebuah benda lain yang sama beratnya tetapi mempunyai permukaan
yang licin di atas lantai dengan laju yang sama, akan diperlukan gaya yang lebih
kecil. Jika dituangkan pelumas pada permukaan benda dan lantai, maka hampir
tidak diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakan benda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya gaya dorong semakin kecil akibat
permukaan benda semakin licin. Selanjutnya, kita dapat membayangkan sebuah
keadaan di mana keping uang logam tersebut tidak bersentuhan dengan lantai sama
sekali atau ada pelicin sempurna antara permukaan bawah keping uang logam
dengan lantai. Anggapan mengenai adanya pelicin sempurna tersebut membuat
uang logam bergerak dengan laju tetap tanpa ada gaya yang diberikan. Ini adalah
gagasan Eyang Galileo yang membayangkan dunia tanpa gesekan. Pemikiran ini
kemudian membuatnya menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan
kepada benda yang bergerak, maka benda tersebut terus bergerak lurus dengan laju
tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat apabila pada benda bekerja
gaya total.
10