BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan biodiesel
Sifat bahan aditif formalin, boraks, dan fosat serta efeknya untuk
kesehatan
BAB II
ISI
Topik 1
3. Bila anda termasuk dalam tim independen yang meneliti kasus ini, dan anda
menggunakan AAS (Atomic Absortion Spectrofotometri) untuk menganalisis
kandungan merkuri, rancangan penelitian apa yang akan anda lakukan?
Atomic Absorption Spectroscopy atau AAS, merupakan suatu alat yang
digunakan sebagai analisis unsur, terutama unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan absorbs radiasi dari suatu lampu berupa hollow
cathode oleh atom bebas. Spektrofotometer Serapan Atom (SAA, nama local dari
AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya
sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik,
sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), waktu analisis sangat cepat, mudah dilakukan
serta biaya analisisnya relative murah meskipun harga instrumennya mahal. AAS
pada umumnya digunakan untuk analisa unsure dalam suatu cuplikan yang
mengandung zat lainnya, tanpa perlu dilakukan pemisahan pendahuluan, sehingga
cocok untuk analisa unsure yang tersamarkan atau tidak terlihat, atau larut dengan
baik dalam suatu larutan, seperti merkuri.
AAS terdiri dari Flame AAS yang menggunakan nyala api sebagai burner
yang berfungsi untuk mengatomisasi sample, dan Furnace AAS yang burnernya
berupa tungku panas tanpa nyala. Untuk penelitian merkuri atau Hg, Furnace
AAS atau lebih spesifiknya lagi Graphite Furnace AAS (yang juga dikenal
sebagai Electrothermal Atomic Absorption Spectrometry (ETAAS)) lebih tepat
karena meminimalisir gangguan latar belakang berupa absorpsi nyala api yang
cenderung terjadi pada Flame AAS. GFAAS sendiri merupakan suatu tipe
spectrofotometri yang menggunakan tungku berlapis graphite untuk memvaporasi
sample, yang kemudian atom-atom pada sample yang tervaporasi akan menyera
radiasi lampu hollow cathode pada suatu frekuensi atau panjang gelombang yang
menjadi karakteristik unsur yang ada dalam sample tersebut, seperti pada teknik
AAS lain. Pada GFAAS, sample dimasukkan ke dalam suatu tabung atau cuvet
kecil berbahan graphite atau yang berlapis pyrolytic carbon.
Sample yang disiapkan tentunya adalah air sungai dari sungai yang diduga
tercemar, cukup mengambil 50 mL saja untuk sediaan, sementara yang digunakan
sesuai dengan ukuran tabung graphite pada GFAAS yang digunakan. Larutan
standar yang digunakan adalah suatu larutan Hg dengan konsentrasi 1 M. Panjang
gelombang cahaya yang akan ditembakkan oleh instrument di-set ke angka 253,7
nm karena merkuri paling banyak menyerap cahaya dengan panjang gelombang
ini. Selanjutnya, proses AAS pada instrument dijalankan. Sampel larutan
diuapkan, kemudian dialirkan ke atomizer, yang akan mengubah sampel menjadi
atom-atomnya. Cahaya ditembakkan kesampel yang berada dalam atomizer, dan
cahaya yang sudah melalui sampel terdeteksi oleh detektor, yang kemudian
menentukan tingkat absorbansi dari sampel. Apabila terdapat merkuri dalam
sampel, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan Hukum LambertBeer, dan kemudian akan didapatkan konsentrasi merkuri dalam 50 mL sample
air sungai tadi, apabila memang terkandung merkuri. Konsentrasi larutan standard
juga dihitung untuk digunakan sebagai perbandingan.
4. Teknik pengambilan data analisis apa yang akan anda dengan metode AAS
ini?
Setelah mengambil data dengan AAS, maka didapatkan hasil berupa angka
absorbansi atom sample. Data tersebut kemudian digunakan untuk mencari
konsentrasi Hg dalam sample. Hukum Lambert-Beer yang berlaku adalah
persamaan yang linier antara absorbansi dan konsentrasi, atau secara umum
sebagai hukum Beer, dimana masing-masing berbunyi:
adalah konstanta
(2)
(3)
Konversi ln ke log,menggunakan dari persamaan Absorbansi, yaitu:
(4)
Substitusi (4) ke (3), memberikan persamaan (5):
(5)
Dimana A adalah absorptivitas analit dengan satuan cm-1 kons-1. Apabila
konsentrasi diekspresikan dengan molaritas, maka absorptivitas diubah menjadi
absorptivitas molar, dengan satuan cm-1 M-1.
(6)
Nilai dari dan bergantung pada panjang gelombang dari radiasi
elektromagnetik.
dalam
metode
spektofotometri
lainnya.
Selain
itu,
metode
AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-300 nm, untuk
analisis merkuri, panjang gelombang yang digunakan 253,7 nm, sehingga AAS
cenderung sangat sensitive dan tepat dalam menentukan kandungan unsur Hg
dalam penelitian ini.
Topik 2
1. Mengapa banyak pedagang bakso yang menggunakan bahan-bahan
aditif tersebut untuk produk makanan mereka ?
Para pedagang bakso menggunakan bahan-bahan aditif tersebut karena
ingin
mencari
keuntungan
sebanyak-banyaknya
tanpa
mempedulikan
yang
singkat
dalam
pemrosesan
pengawetan,
mudah
b. Pengujian sampel
a. Mengambil masing-masing 1 ml destilat dengan 1 ml aquades dan
2 ml reagen Nash B dan dipanaskan pada suhu 370 selama 30
menit di dalam waterbath
b. Membuat larutan blangko yang terdiri atas: 2 ml aquades dan 2 ml
reagen Nash B yang telah dipanaskan pada suhu 370 selama 30
menit di dalam waterbath
c. Melakukan pengabsorbsian masing-masing larutan pada panjang
gelombang maksimum 415 nm.
Setelah melakukan pengabsorbsian menggunakan spektrofotometer UVVis akan diperoleh nilai absorbansi. Dengan menggunakan Hukum Lambert
Beer akan dapat diperoleh berapa nilai konsentrasi zat aditif formalin. Reagen
Nash adalah reagen yang digunakan untuk menganalisis adanya larutan yang
memiliki bahan kimia formalin.
4. Bagaimana anda melakukan analisis kuantitatif suatu senyawa dengan
menggunakan metoda spektrometri UV-Vis? Berikan suatu contoh
pengolahan data spektroskopi UV-Vis untuk menentukan konsentrasi
suatu senyawa dalam cuplikan?
Untuk melakukan analisis kuantitatif suatu senyawa dengan menggunakan
metode spektrometri UV-Vis kita dapat menggunakan metode kurva kalibrasi.
Kurva kalibrasi yaitu kurva yang memperlihatkan hubungan antara kosentrasi
dengan nilai absorbasi yang dihasilkan. Hubungan antara absorbansi terhadap
konsentrasi akan linear apabila nilai absorbansi larutan antara 0.2 0.8 ( 0.2
A 0.8 ) atau sering disebut seagai daerah berlaku hukum Lambert Beer. Jika
absorbansi yang diperoleh lebih besar makan hubungan absorbansi tidak
linear lagi. Bila tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui konsentrasi zat
X dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan diketahui tabel hasil
data pengamatan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
10
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1.
0.034
2.
0.058
3.
0.081
4.
0.134
X2
Y2
XY
0.034
0.0012
0.058
0.0034
1.16
0.081
16
0.0065
0.324
0.134
36
0.0179
0.804
=4
12
0.307
56
0.029
2.288
(X)2
(Y)2
3136
0.0942
= - 0.00187
= 0.0765 (0.00187 . 3)
= 0.0765 + 0.00561
= 0.08236
= 0.08236 0.00187X
11
anda
meyakinkan
spektrofotometer
teman-teman
UV-Vis
dalam
dalam
tim
bahwa
menentukan
kadar
formalin ini sudah tepat? Jelaskan lebih rinci mengenai metode ini.
Spektofotomettri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopik sumber
REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380nm) dan sinar
tampak (380-780nm) dengan menggunakan spektrofotometer dan berguna
untuk menentukan kandungan zat organik atau non organik pada larutan
sehingga konsentrasi pada larutan tersebut dapat diketahui. Kelebihan
spektrofotometer UV-Vis dibandingkan pada spektrofotometer lainnya adalah,
antara lain :
1. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik
dan biokimia yang diabsropsi di daerah ultra lembayung atau daerah
tampak.
2. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4
sampai 10-5m.
3. Ketelitiannya baik. Kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui
dengan tipe spektrofotometer UV-Vis pada jarak dari 1% sampai 5%.
Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan
perlakuan yang khusus.
4. Digunakan dengan mudah. Spektrofotometer mengukur dengan instrumen
modern dan daerah pembacaannya otomatis.
12
Topik 3
8 Isu Penting Biodiesel
1. Pengertian Biodiesel
Biodiesel merupakan metal eter yang diperoleh dari proses
transesterifikasi trigliserida dari munyak nabati/minyak hewani yang dapat
dimanfaatkan menjadi suatu bahan bakar mesin diesel konvensional tanpa
memerlukan modifikasi mesin.
2. Sifat fisik dan kimia biodiesel
Tabel 2. Perbandingan Sifat Fisika dan Kimia Antara Biodiesel dan Petrodiesel
No
1
2
3
4
Densitas ( )
Viskositas
Energi yang dihasilkan
5
6
7
8
9
Biodiesel
Metal ester
0,8624
Petrodiesel
Hidrokarbon
0,8750
5,55
4,6
40,1
< 50
17,2
0,1
Lebih tinggi
62,4
45,3
Max 500
98
0,3
Lebih rendah
53
13
14
6. Kekurangan biodiesel
a. Biodiesel menghasilkan emisi NOx yang lebih tinggi dibandingkan
petrodiesel (mengarah pada pembentukan kabut asap)
b. Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah
karena titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan petrodiesel
c. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat
menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan
yang bisa memicu kelaparan
d. Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan
dengan diesel konvensional. Hal ini dapat menyebabkan filter rusak,
korosi, dan pitting di piston.
7. Prospek penggunaan biodiesel di masa depan
a. Biodiesel dipromosikan kembali. Semakin meningkatnya harga
minyak dunia, ketersediaan bahan baku biodiesel, seperti jagung,
kelapa sawit dan singkong banyak tersedia di Indonesia.
b. Penggunaan biodiesel dapat mengurangi penggunaan BBM sekaligus
mengurangi impor minyak sehingga devisa akan menurun,
mengurangi emisi gas rumah kaca dan emisi bahan pencemar
c. Kelapa sawit merupakan bahan baku biodiesel yang paling potensial di
Indonesia. Terpusatnya perkebunan kelapa sawit dalam blok-blok
perkebunan yang luas diperkirakan dapat meningkatkan efisiensi biaya
pengumpulan dan transportasi bahan baku dari lokasi perkebunan ke
pabrik biodiesel.
d. Kenaikan harga minyak mentah dunia hingga 60 US $/barrel
diperkirakan mendorong prospek pemanfaatan biodiesel.
8. Kebijakan mengenai biodiesel
Peraturan mengenai biodiesel sudah cukup jelas, seperti Perpres No. 5
Tahun 2006 tentang kebijakan energy nasional, Inpres No. 1 Tahun 2006
instruksi presiden kepada instansi/lembaga terkait dipusat (13 kementrian) dan
daerah (gubernur dan bupati) dalam rangka penyediaan dan pemanfaatan
biodiesel. Perpres No. 10 Tahun 2006 tentang tugas timnas pengembangan
BBN, Undang-undang N0. 30 Tahun 2007 tentang amanat kepada pemerintah
untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Peraturan dan undangundang ini diperkuat dengan Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008
yang memuat mendatori BBN di Indonesia.
15
16
Wadah sampel
Rekorder
17
3. Cara Kerja
Sinar infra merah dilewatkan melalui sampel yang akan menyerap energi
dari sinar inframerah dan larutan pembanding. Kemudian dilewatkan pada
monokromator untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginkan. Berkas ini
akan didispersikan melalui prisma yang akan mengeluarkan sinar dan
melewati slit. Sinar yang melewatkan slit akan difokuskan pada detektor. Pada
detektor, intensitas dan panjang gelombang sinar terusan akan dianalisis.
Hasil analisis tersebut kemudian dikeluarkan dalam bentuk grafik spektrum
dimana hal ini menunjukkan gugus fungsi suatu molekul. Lembah pada grafik
menunjukkan jumlah yang diserap.
Cara kerja dari 2 tipe spektrofotometri yaitu :
a. Spektrofotometri dispersive
1. Sinar radiasi IR di split agar pembacaan tidak lama
2. Sinar akan terbagi menjadi 2 (menuju sampel dan menuju larutan
baku pembanding) .
3. Berkas sinar tersebut masuk ke chopper
4. Keluar output sinar yang diteruskan ke monokromator.
5. Sinar masuk melalui celah masuk pada monokromator yang akan
difokuskan di dalam monokromator dengan gratting
6. Sinar keluar melalui celah keluar slit, dan masuk ke alat scan
frekuensi
7. Sinar diteruskan ke detektor, dan akan mengubah sinar menjadi
sinyal elektrik dan diperkuat oleh amplifie
8. Kemudian sinyal tersebut diinterpretasikan dalam bentuk spektrum
infra merah
b. Spektrofotemetri FT-IR (Fourier Transform IR)
Menggunakan 2 cermin (cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin
diam). Radiasi infra merah akan enghasilkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin yang diam dan cermin yang bergerak.
18
4. Kegunaan
19
19F,31P.
oleh partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat.
2. Instrumen
Magnet
Detektor sinyal
Perekaman
20
3. Cara Kerja
Semua inti atom bermuatan (proton dan spin atau perputaran elektron
pada inti). Sifat inti atom dan karakter spinnya menyebabkan beberapa
inti bersifat magnetSpin menghasilkan momen dipol magnet
Apabila inti diletakan pada suatu medan magnet eksternal maka akan
terjadi interaksi inti
4. Kegunaan
21
analisis
kuantitatif
memiliki
kekurangan
yaitu
terdapanya
C. Spektroskopi Massa/MS
1. Prinsip Dsar
Spektrokopi massa adalah teknik analisis yang mengidentifikasi
komposisi kimia yang kompleks atau sampel berdasarkan rasio massa dan
muatan partikel. Spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu
sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat dan dipisahkan berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatannya. Rasio dari muatan dan massa
partikel dihitung dengan cara melewatkan partikel tersebut melalui listrik dan
medan magnet dalam spektrometer massa.
22
2.
Instrumen
Cara Kerja
23
Ionisasi
Partikel yang bermuatan, dilewatkan pada sebuah medan magnet yang
dibelokkan sepanjang edaran pada radius yang sesuai dengan
perbandingan massa dan muatannya. Pada sebuah tabrakan elektron,
berkas energi tinggi dari elektron digunakan untuk sebuah elektron
yang berasal dari molekul organik untuk membentuk sebuah kation
radikal yang disebut ion molekular.
2.
Percepatan
Kumpulan dari ion-ion ini kemudian akan diarahkan kepada sebuah
berkas sinar dan dipercepat menuju medan magnet yang kemudian
dibelokkan sepanjang edaran menurut massa ionnya.
3.
Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan oleh medan magnet.Semakin ringan ion
atau semakin banyak elektron yang diambil pada tahap 1 maka akan
semakin dibelokkan oleh medan magnet.
4.
Pendeteksian
Mengukur medan magnet ion-ion tersebut, sehingga dapat diarahkan
pada detektor dan perekam
4. Kegunaan
24
25
Gambar 8. Tugas 1
Gambar 9 Tugas 2
Jawab :
1.
R-COOH
O
R-C-O-H
26
R-COO-R
O
R-C-O-R
2.
27
BAB III
KESIMPULAN
Bahan aditif sering digunakan untuk makanan karena tahan lama dan
biaya murah, tetapi dapat membahayakan manusia.
28
DAFTAR PUSTAKA
KATZ M. (1973). The effect of heavy metals on fish and aquatic organism.
New York: Perga-mon Press.
Khopkar,S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
PTKI
Medan.
(2010).
Laporan
Spektro
Fotometer.
Online
(http://www/scribd.com/doc/28986873/Laporan-Instrumen
Spektrofotometer) diakses 10 November 2014 jam 17.00.
RAMULU U.S.S. (1979). Chemistry of in-secticides and fungicides. New
Delhi: Oxford & IBH Publs. Co.
Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., Crouch, S. R. (2000). Analytical
Chemistry: An Introduction. USA: Thomson Learning.
Suryadi, H., Kurniadi, M., Melanie, Y. (2010).Analisis Formalin dalam
Sampel
Ikan
dan
Udang
Dari
Pasar
Muara
Angke.Online(http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/article/download/3230
/2524) diakses pada 11 November 2014 jam 04.00