A. MEMBACA
1.
Menentukan isi bacaan
Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang dibacanya, perlu adanya
pertanyaan yang berhubungan dengan topik bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik
dari bacaan itu.
Perhatikan ketentuan berikut!
a.
Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum digunakan adalah apa
(menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana
(menanyakan waktu), dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
b. Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan kaliamat yang sempurna,
singkat, padat, jelas, dan berhubungan dengan isi atau hal yang ditanyakan.
2.
Menentukan unsur intrinsik dongeng
Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh,
penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang unsur ekstrinsik merupakan
unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial
ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).
Unsur intrinsik
a.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah
penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal
tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam setiap
peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.
b. Latar
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwaperistiwa dalam cerita itu belangsung. Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan
latar sosial. Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita. Latar
waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah
latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c.
Alur
Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan (koherensi)
tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.
d.
Sudut Pandang
Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam
cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang
orang pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang
orang ketiga terbatas.
Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang pertama sentral apabila dalam tokoh
sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Dalam mengantarkan
tokohnya pengarang menggunakan kata ganti aku, saya (orang pertama).
Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang yang menampilkan aku
hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat
yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. Di sini seolah-olah pengarang
bisa melukiskan ciri fisik dan perasaan tokoh secara mendalam. Pengarang menggunakan kata ganti
ia, dia, menyebut nama orang (orang ketiga).
Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak
ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang menjadi ciri fisik tokoh yang menjadi tumpuan cerita
tanpa melukiskan perasaannya.
e. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa dalam
bentuk lisan atau tulisan.
f.
Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan
cerita.
g.
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
3.
Menentukan isi laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukum sehubungan
dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil
dari suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau pengamatan. Topik
laporan adalah pokok yang dibicaran dalam laporan.
a.
Fungsi laporan
(1) memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan
masalah.
(2) memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan kegiatan.
(3) merupakan bahan untuk pendokumentasian.
(4) merupakan sumber informasi.
b. Tujuan laporan
(1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
(2) mengadakan pengawasan dan perbaikan.
(3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c.
Syarat pembuatan laporan
(1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
(2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
(3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
(4) Menarik dan enak dibaca
d. Kerangka Laporan
(1) Pendahuluan
Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan
(2) Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan
nama, tempat, waktu, dan orang yang terlibat dalam kegiatan
(3) Penutup laporan
Berisi kesimpulan
(4) Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan
4.
Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik yang dibaca
Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau majalah. Rubrik dalam surat
kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain di surat kabar, rubrik juga
dimuat di majalah. Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran, pertanyaan, kegemaran, dll.
5.
Memahami unsur intrinsik puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya dengan lebih padat
daripada pemakaian bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan
informasi atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai suatu karya sastra
yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan cipta sastra membawakan semacam rasa dan
persepsi tentang kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan
pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan kesadaran
penuh ingin mengetahui pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita
sendiri.
Unsur-unsur Puisi
a.
Tema; makna
Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk memahami tema
sebuah puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan
menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut.
Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna
yang tersiratnya. Kedua makna kata itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah
puisi.
Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi disebut citraan. Citraan perlu
juga dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang
digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap objek.
Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi.
(1) citraan perasa
betapa dinginnya air sungai
Dinginya! Dinginnya!
(2) citraan visual
Lihatlah,
Betapa indahnya alam semesta ini
(3) citraan gerak
di luar angin berputar-putar
si anak meraba punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan sendam
(4) citraan pendengaran
Sebuah bel kecil tergantung di jendela
Di bulan Juni berkeliling sepi
b. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi. Rasa
merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan
tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan tertentu antara lain haru,
murung, ceria, heroik, putus asa.
c.
Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca:
doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi
tersebut.
d. Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan
penyair.
6.
Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak
Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan
tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di
panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk
dipertunjukkan di atas pentas.
Jenis Drama
Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk sastra
cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata cakapannya, dikenal
drama mini kata, pantomim, dan drama kata.
Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan
berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.
Unsur-unsur dalam drama
Unsur dalam drama terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema.
a.
Tokoh
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan fungsi
tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan pengungkapan
wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar.
b. Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada
adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap,
umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau
pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian. Untuk
memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya
saja.
c.
Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta
suasana peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi
dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.
7.
Menentukan makna denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah, bangunan-bangunan dan lainlain. Denah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya denah pameran, lokasi sebuah
alamat, dan sebagainya. Denah juga diperlukan ketika seorang akan membangun rumah. Dengan
denah itu, tata letak dan ukuran ruangan-ruangan rumah akan lebih terencana.
B. MENULIS
1.
Menulis dialog
Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog berisi
tanya jawab yang terarah antara dua orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara
bergiliran. Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan ringan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain:
a.
Menentukan masalah atau tema pembicaraan
b. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan
c.
Menentukan susunan kalimatnya
d. Menggunakan pilihan kata yang tepat
2.
Mengisi formulir
Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian formulir dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut:
a.
Bagian kepala
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau
lebih pola kalimat.
Gadis kecil berpita merah itu sedang bermain bola. (subjek pada kalimat pertama diperluas)
Ayah berangkat ke Surabaya ketika aku
5.
Menulis petunjuk pemakaian
Petunjuk adalah sesuatu tanda untuk menunjukkan atau memberi tahu. Pemakaian adalah proses,
cara, atau penggunaan. Petunjuk pemakaian adalah suatu tanda untuk menunjukkan dalam
penggunaan. Kamu harus mengetahui petunjuk pemakaian sebelum menggunakan agar kamu dapat
menggunakan secara baik dan benar.
Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk tersebut harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut.
a.
Jelas
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah
pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk
membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk.
Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat
menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c.
Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah
mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Coba kamu perhatikan petunjuk pemakaian obat berikut ini!
1) Obat diminum 3 kali sehari
2) Obat diminum setelah makan
3) Minum obat dengan duduk tenang
4) Harus dengan resep dokter
Setelah minum obat, barulah dapat beristirahat. Tidak boleh terlalu capek karena dapat menghalangi
kerja obat.
6.
Menggunakan sinonim dan antonim
a.
Sinonim
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
amat - sangat
c.
Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan
Berdasarkan letak kalimat utama paragraf dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Paragraf deduktif
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
b. Paragraf induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
c.
Paragraf campuran
1) Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2) Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang
agak berbeda.
9.
Ejaan
a.
Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis
atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
keinggris-inggrisan
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa bersejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dr.
Doktor
S.E.
Sarjana Ekonomi
Sdr.
Saudara
21) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
A.S. Kramawijaya
Muh. Feedayen
c)
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan atau gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya :
Dr.
Doktor
Kol.
Kolonel
Prof.
Profesor
S.E
Sarjana Ekonomi
d) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sangat umum. Pada singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Misalnya :
a.n.
atas nama
Yth.
Yang terhormat
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
UUD
Undang Undang Dasar
sekjen
sekretaris janderal
i)
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang.
Misalnya:
TNT
Trinitrotoluen
Cm
Sentimeter
L
Liter
Kg
Kilogram
j)
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilutrasi,
tabel dan sebagainya.\
Misalnya :
Salah Asuhan
k) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
penerima surat.
Misalnya :
1 April 1973
Misalnya :
O, begitu ?
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Indonesia, Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
12,54 m
Suku kata terdiri dari huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris
atau pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan
bagian di depanya pada pergantian baris.
Misalnya:
Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
c)
Tanda hubung
Menghubungkan unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
dibolak-balik
kemerah-merahan
Tanda ulang (.2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a.
8-4-1973
e) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
istri perwira-yang-ramah.
f)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, (b) ke- dengan angka , (c) angka dengan an- , dan (d) singkatan huruf kapital dengan
imbuan atau kata.
Misalnya :
se-Indonesia
se-Jawa Bara
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-charter, pen-tackle-an
6) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan ia berangkat ?
7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya :
Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai Prestasi di SMA diterbitkan
dalam Tempo
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp 15,00/lembar
jalan daksinapati IV/3
diperlebar, dilebarkan
diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatka
memperkuatkan (salah)
2)
contoh :
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6) Kesalahan pembentukan kata
Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8) Pengaruh bahasa daerah
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
.. oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
Kalimat utama dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal paragraf (deduktif), di akhir
(induktif), atau di awal dan di akhir paragraf (deduktif-induktif/campuran). Dalam paragraf berjenis
narasi kalimat utama dapat tersebar di seluruh paragraf.
12. Menulis pengumuman
Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum/publik. Tujuan
pengumuman adalah menyampaikan sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman
berbeda dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar diketahui
masyarakat. Selain itu, pengumuman berguna untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan
memberi tahu sesuatu kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar orang tertarik,
kemudian membeli apa yang disampaikan dalam iklan. Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu
pengumuman resmi dan pengumuman tidak resmi.
Pengumuman yang baik mengunakan baghasa yang singkat, padat, mudah dipahami isinya. Bahasa
yang singkat berarti bahsa itu ringkas, tidak berbelit-belit. Bahasa pengumuman harus padat,
maksudnya ada kepaduan bentuk paragraf, terdapat hubungan erat antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf.
Dalam bagian ini, penulis harus cermat dalam memilih data, menggunakan kosa kata, dan
menggunakan sapaan serta salam yang tepat. Untuk memisahkan antarbagian, penulis pidato dapat
menyisipkan sapaan (misalnya, Para peserta upacara yang saya hormati, Hadirin yang saya
muliakan). Sapaan ini sangat berguna untuk mengurangi kepenatan pendengar dalam menyimak
pidato.
15. Menulis surat
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh
suatu pihak kepada pihak lain. Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan,
pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak itu
disebut surat-menyurat atau korespondensi. Dengan kata lain, surat-menyurat itu merupakan salah
satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis.
Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan paragraf
pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan paragraf penutup.
a.
Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf pembuka
berisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau permintaan.
Contoh paragraf pembuka :
Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan dengan
itu, .
Pada tanggal 1418 Juli 1990 kami akan mengadakan Penataran Kebahasaan I. Tujuan
penataran itu adalah sebagai berikut.
Dalam salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca bahwa rumput laut
telah dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin mendapatkan informasi tentang
perbudidayaan rumput laut itu.
Di samping itu, paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti dalam contoh berikut:
Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 10 Januari 1986, No.
05/Diklat/1/I/ 1986 akan kami jawab sebagai berikut.
Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin memberitahukan hal berikut.
b. Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun,
isi surat harus singkat, lugas, dan jelas.
c.
Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup
dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.
Contoh paragraf penutup:
Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami ucapkan Sesuai dengan
permintaan Saudara dalam surat tanggal 4 Januari 1989, No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami
kirimkan seberkas surat perjanjian kerja. terima kasih.
Aku seekor binatang. Buluku indah berwarna-warni. Aku suka hinggap di atas bunga yang sedang
mekar. Anak-anak suka sekali mengejarku dan aku akan terbang tinggi.
17. Menulis ringkasan
Ringkasan adalah cara menyajikan karangan asli dalam bentuk singkat. Walaupun singkat, ringkasan
harus tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli. Ringkasan yang baik
berbentuk karangan. Karangan tersebut terdiri atas beberapa kalimat yang utuh. Jadi, ringkasan
merupakan rangkaian kalimat yang utuh.
Ringkasan dibiat dengan tujuan mempermudah dalam mengetahui isi sebuah tulisan. Cara membuat
ringkasan sebagai berikut.
a.
Memahami dengan baik isi bacaan yang diringkas
b. Mencatat gagasan utama
c.
Merangkai gagasan utama dengan kalimat sendiri
18. Mengurutkan gambar seri
Gambar seri adalah rangkain gambar yang menceritakan suatu peristiwa. Dalam gambar seri, setiap
gambar menceritakan satu peristiwa dari ringkasan suatu cerita.
Urutan gambar supaya menjadi cerita yang padu adalah 4 2 3 1
Urutan cerita sebagai berikut.
(4) Malin Kundang pulang ke kampung halamannya menaiki sebuah kapal yang besar,
(2) Ibu Malin Kundang mengetahui kabar kedatangan anaknya dan menunggu kedatangan anak
lelakinya yang telah lama merantau,
(3) Mengetahui ibunya datang dengan pakaian compang-camping, Malin Kundang malu untuk
mengakui dia sebagai ibunya, ia pun mengusir sang ibu,
(1) Sang ibu sangat sedih dan kecewa, sehingga ia mengutuk Malin Kundang menjadi batu.