Dasar Teori Tubes Elmes Kelompok 8 Tanggal 19 Mei
Dasar Teori Tubes Elmes Kelompok 8 Tanggal 19 Mei
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didalam industri saat ini, dunia semakin maju dengan barang industri terutama
di bidang permesinan, begitu banyaknya negara yang bersaing untuk menjadi yang
terbaik. Selain itu dengan adanya industri yang lebih canggih semua orang tidak perlu
lagi bersusah payah untuk menggerakkan tenaga fisiknya secara berlebihan karena
semua pekerjaan dapat dibantu oleh alat permesinan tersebut.
Perlu diketahui bahwa mesin-mesin yang digunakan pada industry tingkat
menengah dan industri maju sangatlah berbeda, terutamam dalam hal kapasitas
produksi. Pada penggunaan mesin pemarut kelapa yang banyak yang beredar di industry
menengah/rumahan masih menggunakan mesin diesel sebagai penggerak dan operasi
manual. Perlunya pengetahuan dan inovasi tentang bagaimana penggunaan mesin
pemarut kelapa yang efisien dengan cara menggunakannya sistim kelistrikan dan
operasi otomatis. Salah satu ide kreatifnya yaitu merancang sebuah mesin pemarut
kelapa dengan menggunakan motor listrik dengan mengatur kecepatan putaran parutan
menggunakan system transmisi sabuk dan spur gear.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah, yaitu :
1. Bagaimana cara mendesain transmisi pada mesin pemarut kelapa menggunakan
motor listrik sebagai penggerak.
2. Apa saja elemen-elemen mesin yang digunakan pada perancangan mesin pemarut
kelapa.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam perancangan ini sebagai berikut.
1. Transmisi daya yang digunakan adalah spur gear dan transmisi sabuk.
2. Kekuatan rangka/frame tidak diperhitungkan.
3. Putaran parutan 775 rpm.
4. Daya yang motor yang digunakan sebesar 5 hp.
1.4. Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan ini sebagai
berikut.
1. Mengetahui cara mendesain transmisi pada mesin pemarut kelapa menggunakan
motor listrik sebagai penggerak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Roda Gigi (Gear)
Gear adalah sebutan untuk roda gigi yang bekerja pada suatu mesin yang
fungsinya adalah untuk mentransmisikan daya. Gear merupakan bagian mesin yang
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
bentuk sederhananya bergerigi, dapat berputar dan biasanya terhubung dengan gear lain
untuk mengirimkan torsi. Dua buah gear atau lebih yang bekerja bersama-sama akan
menghasilkan tenaga mekanis melalui perputarannya merupakan definisi sederhana dari
mesin.
A. Macam Macam Roda Gigi
1. Roda Gigi dengan Poros Sejajar
Roda gigi dengan poros sejajar memiliki gigi gigi yang sejajar pada dua bidang
silinder dan dua bidang silinder tersebut bersinggungan yaitu satu menggelinding pada
ujung yang lain dengan sumbu tetap sejajar. Ciri-ciri roda gigi jenis ini adalah :
Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
Kecepatan keliling < 200 m/s
Rasio kecepatan yang digunakan
Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
(i) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang digerakkan
a) Roda Gigi Lurus (Spurs Gear)
Merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur roda gigi sejajar poros.
Kelebihan
: - Pembuatan mudah
- Memiliki perbandingan kecepatan yang konstan
Kekurangan
- Pembuatannya mudah
Kekurangan : - Berisik
- Tidak dapat digunakan bantalan pada dua poros
- Pembuatan Mudah
Kekurangan : - Berisik
- Daya dan putaran rendah
- Reduksi besar
Roda gigi ini mempunyai jalur berbentuk spiral pada bidang kerucut yang
sumbunya bersilang. Pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara
meluncur dan menggilinding.
Kelebihan :
- Daya besar
- kemungkinan selip kecil
7. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
8. Clearance circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan linkaran addendum dari gigi yang
berpasangan.
9. Bottom land
Permukaan bagian bawah gigi.
10. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
11. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch.
12. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini
merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak
antara gigi, dan lain-lain.
13. Width of space
Tebal ruang antara roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
14. Outside circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
15. Puncak kepala (top land)
Permukaan dipuncak gigi.
tapi satu roda gigi dengan satu roda pena atau rantai. Gaya gaya yang bekerja pada
gigi-giginya :
- Gaya Normal
- Gaya Tangensial (gaya yang arahnya sejajar dengan sumbu roda gigi)
- Gaya Radial (gaya yang arahnya tegak lurus dengan sumbu roda gigi)
Dimana :
vl = Kecepatan garis jarak bagi (ft/min)
D = Diameter pinion (in)
N = Besar putaran pinion (rpm)
2. Rasio kecepatan (VR)
VR
n P DG N G
nG D P N P
Dimana :
nP = Putaran pinion (rpm)
nG = Putaran gear (rpm)
Dp = Diameter pinion (in)
Gp = Diameter gear (in)
NP = Jumlah gigi pinion
NG = Jumlah gigi gear
NG
mG
NP
Pd
NG
DG
NP
DP
Dimana :
P = Daya yang ditransmisikan pada pinion (hp)
6. Lebar muka nominal (F)
8 / Pd F 16 / Pd (in)
Dimana :
Cpf = factor proporsi pinion
Cma = factor kesejajaran antar gigi yang terkait
8. Jumlah siklus pembebanan perkiraan (Nc)
Nc = (60)(L)(n)(q)
Dimana :
L = umur rancangan (jam)
n = kecepatan putar roda gigi (rpm)
q = jumlah pemakaian beban per putaran
9. Angka tegangan lengkung (st)
st
Wt Pd
K o K s K m K B KV
FJ
(psi)
: 357)
Dimana :
Ko = factor beban lebih untuk kekuatan lengkung
Ks = factor ukuran untuk kekuatan lengkung
KB = factor ketebalan bingkai
Kv = factor dinamis untuk kekuatan lengkung
Dimana :
SF = Faktor keamanan
KR = Faktor keandalan
YN = Faktor siklus tegangan
11. Angka tegangan kontak (sc)
sc C p
Wt K o K s K m K v
(psi)
FD p I
Dimana :
Cp = Koefisien elastisitas bahan
I = Faktor geometri untuk cacat muka
12. Angka tegangan kontak izin (sac)
K R ( SF )
'
s c s ac
(psi)
Z N CH
Dimana :
ZN = Faktor siklus tegangan untuk ketahanan cacat muka
CH = Faktor rasio kekerasan
2.2 Pulley (Puli)
Pulley adalah salah satu elemen mesin yang memiliki alur diantara dua
pinggiran di sekelilingnya. Sebuah sabuk biasanya digunakan pada alur pulley untuk
memindahkan daya dan sabuk yang biasanya digunakan adalah jenis flat belt, V-belt
atau rope. Pulley digunakan untuk mentransmisikan daya dan mereduksi kecepatan
putaran. Pada umumnya transmisi sabuk dipakai untuk kecepatan putar tinggi seperti
reduksi tingkat pertama dari motor listrik atau motor bakar.
1.
Kelebihan yang dimiliki oleh transmisi sabuk dan pulley antara lain:
Pemindahan tenaga berlangsung secara elastik, maka tidak dibutuhkan kopling
2.
3.
4.
elastik.
Tidak berisik.
Dapat menerima dan meredam beban kejut.
Jarak poros tidak tertentu
5.
6.
7.
8.
1.
2.
(A)
(B)
Gambar 2.20 (A) Flat belt pulley (B) jenis-jenis profil Flat belt pulley
Sumber : Anonymous 5, 2014
2. V belt pulley
Jenis pulley ini menggunakan sabuk jenis V, jumlah alur tergantung jumlah
sabuk yang digunakan pada transmisi. Ada yang memakai dua sabuk, tiga sabuk, empat
sabuk bahkan lima sabuk sehingga seperti tampak pada Gambar 2.21 dalam satu pulley
jumlah alurnya lebih dari satu.
Dimana :
np1 = Kecepatan putaran pulley kecil (rpm)
np2 = Kecepatan putaran pulley besar (rpm)
3.
D1 n1
ft / min `
12
Dimana :
D1 = Dimeter puli kecil (in)
n1 = kecepatan putar puli kecil (rpm)
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
4.
Dimana :
D2 = Diameter puli besar (in)
5.
( D2 D1 ) 2
4C
Dimana :
C = Jarak sumbu poros untuk percobaan (in)
6.
(in)
1 180 2 sin 1
Dimana :
C = Jarak sumbu poros sebenarnya (in)
8.
Daya terkoreksi
Daya terkoreksi = CCLP (hp)
Dimana :
C = Faktor koreksi sudut kontak
CL = Faktor koreksi panjang sabuk
P = Daya nominal actual (hp)
9. Jumlah sabuk
Jumlah sabuk = daya rancangan / daya terkoreksi
tarikan lebih) dinamakan tight side sedangkan belt sisi atas (karena tarikan kecil)
dinamakan slack side.
Karena rantai dibuat dari logam, maka rantai menempati ruang yang kecil dalam
lebar dari pada belt.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dapat dioperasikan pada kondisi atmosfir dan temperatur yang lebih besar.
Kekurangan yang dimiliki transmisi jenis rantai adalah:
1.
2.
3.
Seperti pada Gambar 2.32, terdiri dari plat luar, plat dalam, pin, bush (ring) dan
rol. Pin, bush dan rol dibuat dari paduan baja. Suara berisik yang ditimbulkan sangat
kecil akibat impak antara rol dengan gigi sprocket. Rantai ini hanya memerlukan
pelumasan yang sedikit.
A. Tipe Poros
Berdasarkan daya yang ditransmisikan maka poros dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Poros transmisi (Transmission shaft)
Poros transmisi yang merupakan poros yang mentransmisikan daya antara
sumber dan mesin penyerap daya, contohnya poros yang membawa roda gigi
maupun pulley.
frame mesin dengan baut daripada memasukkan ke suatu lekukan mesin di rumah
seperti yang diperlukan dalam unmount bearing.
Dalam kode bearing (bantalan) = 6203ZZ seperti contoh di atas, kode pertama
adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-Row Deep
Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
Untuk kode R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing
tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi.
2. Kode kedua (seri bantalan)
Kode kedua menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan dari bearing
tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling berat
0 = Extra light
2 = Light
3 = Medium
4 = Heavy
Jika Kode pertama adalah huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi
seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter
dalam bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.
3. Kode ketiga dan keempat (diameter dalam bantalan)
kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :
00 = diameter dalam 10 mm
01 = diameter dalam 12 mm
02 = diameter dalam 15 mm
03 = diameter dalam 17 mm
Selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
M Brass cage
C. Rumus Perhitungan
1. Umur rancangan (Ld)
Ld = (h)(rpm)(60min/h) (putaran)
Dimana :
h = umur rancangan (hour)
rpm = kecepatan putaran poros (rpm)
2. Beban dinamik pada bearing dapat dihitung dengan :
C = P (Ld/106)1/k
Dimana :
k = 3,00 (untuk ball bearing)
k = 3,33 (untuk roller bearing)
P = beabn radial (lb)
2.7 Key (Pasak)
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menghubungkan bagianbagian bagian penggerak seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling, dll pada poros. Torsi
dan daya dipindahkan melalui pasak dri atau ke poros.
A. Macam-macam Pasak
1. Pasak Benam (Sunk Key)
Sebagian masuk lubang pasak pada poros dan sebagian pagi pada pusat puleey.
Ada beberapa tipe pasang benam, yaitu :
a. Rectangular sunk key
lebar pasak, w = d / 4
tebal pasak, t = 2w / 3 = d /6
d = diameter poros
f. Woodfuff key
Pasak belah mudah dibuat, tetapi membuat poros lebih lemah. Dengan pasak ini
torsi yang dapat diteruskan kecil.
T
D
2
T = Torsi (lb.in)
D = Diameter poros (in)
2. Tegangan Geser ( s )
F
T
2T
As D WL DWL (psi)
2
d 0.5s
4. Panjang pasak
L
2T
(in)
d DW
Sy
2. Tegangan tekan :
F
4T
Ac DLH
3. Panjang pasak
L
4T
d DH
Tabel 2.5 Tabel standart Pasak melintang menurut IS : 2292 dan 2293 1974
A. Klasifikasi Lubricant
Semua pelumas diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok berikut :
1. Liquid
Cairan pelumas yang biasa digunakan dalam bantalan adalah minyak mineral
dan minyak sintetis. Minyak mineral paling sering digunakan karena murah dan
stabilitas mereka. Pelumas cair biasanya paling banyak digunakan dimana mereka
dapat bertahan lama.
2. Semi-liquid
Grease (gemuk) adalah pelumas semi-cair yang memiliki kekentalan yang
lebih tinggi daripada minyak. Pada pelumas jenis ini digunakan pada komponen
yang meiliki karakteristik kecepatan lambat dan memiliki tekanan berat dimana tetes
minyak dari bantalan tidak merembet keluar.
3. Solid
Pelumas jenis solid berguna dalam mengurangi gesekan di mana minyak tidak
dapat dipertahankan karena tekanan atau suhu. Pada pelumas jenis ini harus lebih
lembut dari bahan yang dilumasi. Sebuah grafit adalah yang paling umum dari
pelumas padat baik sendiri atau dicampur dengan minyak atau lemak.
B. Sifat pelumas
Untuk mendapatkan performa yang baik maka sifat-sifat yang harus dimiliki
pelumas yaitu :
1. Bisa melumasi dengan baik sehingga mengurangi tingkat gesekan.
2. Memiliki tingkat viskositas (kekentalan) yang cukup untuk digunakan.
3. Tingkat penguapan yang rendah (low volatility) ketika penggunaan.
4. Memiliki karakteristik aliran yang baik pada temperatur yang terjadi dalam
pemakaian.
5. Konduktivitas termal dan panas spesifik sesuai untuk melakukan perpindahan panas.
6. Memiliki kandungan kimia dan stabilitas panas yang bagus serta mampu
mempertahankan karakteristik selama jangka waktu tertentu.
7. Kesesuaian dengan material lain dalam sistem seperti bantalan, segel, dan bagianbagian mesin, terutama yang berkaitan dengan perlindungan korosi dan degradasi.
8. Ramah lingkungan.
C
-7 to 5
5 to 38
38 to
100 to 120
49
49 to
SUHU YANG
DIREKOMENDASIKAN
120 to 140
60
Sumber : L Moot, Robert (291, 2004)
SAE 20
SAE 30
SAE 40
SAE 50
untuk mengangkat minyak ke palung atas untai yang lebih rendah dari rantai. Palung
kemudian memberikan aliran minyak untuk rantai. Rantai itu sendiri, maka, tidak perlu
mencelupkan ke dalam minyak.
(a)
(b)