Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah


Seperti yang kita ketahui pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Terutama di era
globalisasi seperti sekarang ini, dimana persaingan semakin meningkat dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat mengharuskan terlahirnya generasi penerus bangsa yang
mampu berfikir kritis dan yang lebih pintar sesuai dengan perubahan yang terjadi. Dan
lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dituntut untuk menjadi pengemban
amanat ilmu pengetahuan untuk menjawab.
Menurut Suyanto pada masa mendatang pendidikan merupakan investasi manusia (human
investment) penting harus dirancang dan dibiayai secara lebih memadai, agar sumber daya
manusia Indonesia mampu tumbuh dan bersaing dengan bangsa lain dan dalam sebuah proses
pembangunan pendidikann harus merupakan upaya penting upaya sadar dari pemerintah,
masyarakat, dam keluarga semua perlu dilakukan secara terus menerus tanpa henti, supaya
para generasi mampu merespon secara proaktif terhadap perkembangan jaman.
Pada dasarnya lembaga pendidikan merupakan organisasi sosial yang memiliki publik
internal dan eksternal. Lembaga pendidikan merupakan agen perubahan dan tempat untuk
menyalurkan ilmu kepada generasi penerus bangsa. Di era globalisasi masyarakat akan lebih
selektif dan berhati-hati dalam memilih lembaga pendidikan. Maka lembaga pendidikan
harus berupaya untuk menciptakan citra sebaik mungkin di hadapan masyarakat. Namun pada
masa sekarang semakin marak kasus yang terjadi pada lembaga pendidikan seperti fenomena
geng pelajar di berbagai daerah dan sekolah yang melakukan kekerasan kolektif. Belum lagi
kekerasan yang melibatkan guru dan siswa, termasuk kasus pelecehan seksual, rokok,
narkoba dan miras yang pasang surut meramaikan peredaran berita di media massa.[1]
Kasus-kasus-kasus tersebut dapat menciptakan citra yang buruk pada lembaga pendidikan.
Seperti yang kita tahu bahwa bukan hal yang mudah untuk mengembalikan image positif.
Pengembalian citra menjadi tantangan penting bagi lembaga pendidikan. Dalam hal ini
humas atau public relations dalam lembaga pendidikan dapat membantu dalam
mengembalikan citra suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Namun sayangnya pada
masa sekarang peran humas dalam dunia pendidikan tidak difungsikan secara maksimal oleh
lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang
dimiliki oleh pelaksana dan pengelola lembaga tersebut terhadap arti penting peran humas
yang sesungguhnya.
Banyak yang menganggap peran humas tidak penting bagi instansi pendidikan. Terutama
ini banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan pemerintah, mulai
dari level SD sampai SMA. Kecuali di level universitas, sudah ada staf atau petugas sendiri
untuk bagian humas atau public relations. Memang untuk lembaga pendidikan swasta atau
dibawah naungan yayasan tertentu sudah mulai digunakan cara-cara ke-humas-an tersebut,
tapi biasanya kurang maksimal. Dan walaupun ada job diskripsi untuk itu tidak bisa bekerja
dengan baik serta kurang bisa membawakan peran bagaimana semestinya seorang humas
itu.[2] Padahal dalam lembaga pendidikan peran humas atau public relations sangatlah

penting untuk membangun dan menjaga image yang positif, mengingat lembaga pendidikan
yang memiliki publik internal dan eksternal.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa peran humas dalam lembaga pendidikan?
2. Apa fungsi humas dalam lembaga pendidikan?
3. Apa saja strategi humas pada lembaga pendidikan?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran humas dalam lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi humas dalam lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui strategi humas pada lemga pendidikan.
1.4.

Manfaat Penulisan

Pada penulisan ini terdapat bebrapa manfaat, yaitu :


1. Sebagai bahan kajian bagi pembaca agar mengetahui peran humas dalam lembaga
pendidikan.
2. Sebagai bekal wawasan dan pengetahuan penulis dalam mengembangkan kemampuan
berpikir dan belajar tentang penting peran humas dalam lembaga pendidikan.
3. Sebagai referensi dan informasi bagi penulis selanjutnya yang akan menulis masalah
serupa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Humas atau Public Relations

Menurut persatuan para ahli dan praktisi public relations (HUMAS) yang menjadi satu
dalam Internasional Public Relations Assosiation (IPRA) memberikan definisi kinerja
public relations (Humas) adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan
dma pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalma
hubunga dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam
membantu kecenderungan dan melakukan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan
etis sebagai sarana utama (Assumpta, 2001).
Humas harus mampu menghadapi segala perubahan dan ikut serta dalam menangani
permasalah yang terjadi pada suatu perusahaa, termasuk pada lembaga pendidikan. Pada

peusahaan humas harus bisa membangun image yang baik sehigga sebuah perusahaan mapu
mendapatkan reputasi yang baik dari publiknya.

2.2.

Peran Humas Pada Lembaga Pendidikan

Pada dasarnya humas atau public relations sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan
untuk membangun image yang positif. Namun tidak hanya dalam sebuah perusahaan, pada
sebuah lembaga sosial seperti lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk untuk
menyalurkan ilmu pada generasi penerus bangsa juga memerlukan fungsi manajemen humas.
Humas dalam sebuah lembaga pendidikan berperan untuk memasarkan dan membangun
image yang baik, agar masyarakat mampu percaya pada lembaga pendidikan tersebut. Selain
itu humas dalam lembaga pendidikan juga berperan untuk membina dan mengelola hubungan
yang baik dengan publik internal seperti antar karyawan karena hubungan yang baik dalam
publik internal sangat dibutuhkan untuk membangun dan menjaga lembaga pendidikan itu
sendiri. Selain dengan publik internal, humas dalam lembaga pendidikan juga berperan untuk
membina dan menjaga hubungan yang baik dengan publik eksternal yati dengan masyarakat.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat humas harus mampu menjaga hubungan
baik tersebut. Humas juga harus mampu mendengar keinginan dan opini masyarakat.
2.3.

Fungsi Humas Pada Lembaga Pendidikan

Pada era global dimana segala sesuatunya sudah meningkat lebih cepat baik dalam
masalah pendidikan maupun teknologi akan menciptakan perubahan-perubahan pada aspek
kehidupan. Oleh karena itu lembaga pendidkan juga harus mampu menyeimbangi perubahan
tesebut. Pada era global lembaga pendidikan juga harus berani menghadapi persoalan global
yang mungkin timbul akibat adanya perubahan pada aspek kehidupan masyarakat, khusunya
mengantisipasi opini negatif dari masyakarat. Untuk menghadapi persoalan global dan
mengantisipasi opini negatif suatu lembaga pendidikan memerlikan humas sebagai fungsi
manajemen. Fungsi humas pada lembaga pendidikan antara lain :
1. Humas harus mampu menjadi mediator komunikasi dalam sebuah lebaga pendidikan,
baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui
media/pers).
2. Menciptakan dan mendukung serta menunjang kegiatan yang dilakukan untyk proses
mempublikasikan lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas berfungsi untuk
memasarkan atau mempromosikan lembaga pendidikan.
3. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat atau pubik intern, serta menciptakan
image positif pada lembaga pendidikannaya. Menjaga hubungan baik denagn
masyarakat dilakukan guna untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat.
2.4.

Srategi Kegiatan Humas di Lembaga pendidikan

Dalam proses pencapaian untuk menciptakan image yang baik dan mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat serta untuk mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh suatu
lembaga pendidikan, humas harus mempunyai strategi kegiatan humas pada lembaga
pendidikan. Strategi kegiatan humas ini merupakan salah satu alternatif yang digunakan
untuk mencapai tujuan humas. Strategi-strategi humas pada lembaga pendidikan adalah :

1. Menentukan tujuan apa yang ingin dicpai oleh pihak yang terlibat dalam manajemen
lembaga pendidikan.
2. Humas harus menetukan strategi apa yang akan digunakan untuk melaksanakan
program perencanaan tersebut.
3. Humas juga harus menetukan program kerja yang akan digunakan dan dilaksanakan
sesuai dengan langkah=langkah yang telah direncakan atau dijadwalkan.
4. Dan yang terkhir humas harus menetukan anggaran dana yang telah dipersiapkan
serta daya pendukung yang bersifat khusus.
BAB III
PENUTUP

3.1.

Kesimpulan

Pada lembaga pendidikan publik relations atau humas juga sangat dibutuhkan.
Apalagi pada era global yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek
kehidupan masyarakat. Humas berperan penting untuk membangun image positif terhadap
lembaga pendidikan baik dalam era global maupun dalam era etonomi pendidikan. Selain itu
humas juga harus mampu menciptakan dalam menjaga hubungan yang harmonis baik secara
internal maupun eksternal dalam lembaga pendidikan, serta humas juga harus mampu
menegelola informasi kepada publik terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan
perubahan perubahan yang terjadi pada era global.

3.2.

Saran

Mengingat pentinganya keberadaan humas pada lembaga pendidikan, maka lembaga


pendidikan juga harus mulai mengfungsikan kembali peran humas yang sudah tidak dianggap
penting bagi sebagian lembaga pendidikan yang ada. Peran humas dalam sekolah tidak hanya
menjadi alat dalam menyeleseikan masalah saja, tetapi dapat menjadi tempat untuk
membangun image yang baik, sehingga reputasi yang baik dapat tercipta pada lembaga
pendidikan dan masyarakat dapat memberi kepercayaan pada lembaga tersebut.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang.1

2.1

Rumusan masalah.2

3.1

Tujuan penulisan2

4.1

Manfaat penulisan.3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian humas atau public relations..4
2.2 Peran humas pada lembaga pendidikan..4
2.3 Fungsi humas pada lembaga pendidikan.5
2.4 Strategi humas pada lembag pendidikan.5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..7
3.2 Saran..7

Anda mungkin juga menyukai