Anda di halaman 1dari 40

PERMASALAHAN dan UU

PSDA
ISA MARUFI
BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER

PERMASALAHAN SDA

KOMPLEKSITAS DAN MASALAH AKTUAL


Faktor utama krisis air adl perilaku manusia.
Bencana banjir, longsor dan kekeringan sudah
menjadi persoalan klasik.
Fenomena otonomi daerah.
Degradasi lingkungan yg parah.
Air makin berkurang di musim kemarau dan
sangat berlebihan pd musim penghujan
Alih fungsi lahan

Kerusakan lingkungan
State of the Worlds Forests, 2007 : Angka
deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005
1,8 juta hektar/tahun. (IND: 180 JT Ha)
Guiness Book of The Record memberikan gelar
kehormatan bagi Indonesia sebagai negara
dengan daya rusak hutan tercepat di dunia.
Departemen Kehutanan, 2009: Lahan kritis 30
juta hektar. (pertahun tambhn 2,8 jt ha)
Pencemaran sungai & laut cukup tinggi, tahun
2010: Terjadi 79 kasus pencemaran lingkungan
yang mencemari 65 sungai di Indonesia.

Ketersediaan dan Kebutuhan Air


Pulau

Ketersediaan
air
(juta m3/thn)

Kebutuhan air
(juta m3/thn)

Defisit air
(juta m3/thn)

2000

2015

2000

2015

Sumatera

111.077,7

25.297,5

49,583,2

85.780,2

61.494,5

Jawa

30.569,2

83.378,2

164.672,0

-52.809,0

-134.102,8

Kalimantan

140.005,6

8.203,6

23.093,3

131.802,0

116.912,3

Sulawesi

34.787,6

25.555,5

77.305,3

9.232,1

-42.517,7

Bali

1.067,3

8.598,5

28.719,0

-7.531,2

-27.651,7

Sumber: Kantor Menteri Lingkungan hidup (2001)

PERMASALAHAN
1.
2.
3.
4.
5.

Kondisi sumber daya air


Peningkatan jumlah penduduk
Ketersediaan & Kinerja sarana prasarana
Perilaku masyarakat pengguna SDA
Kondisi & penggunaan ruang di daerah DAS

PERMASALAHAN
6. Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab
antara pemerintah daerah dan pusat.
7. Kerusakan lingkungan menyebabkan banjir,
sedimentasi di waduk & sungai,
menyebabkan degradasi
8. Keberadaan SDM semakin berkurang
terutama Petugas Pelayanan Masyarakat di
lapangan (Petugas Pintu air)

PERMASALAHAN
9. Tanggung jawab pengelolaan dan
perlindungan sumberdaya air yang terbagi
(fragmented)
10.Sebagian besar air (sekitar 85%) digunakan
untuk irigasi dengan efisiensi pengaliran
(delivery) yang rendah (sekitar 40%).
11.Kegiatan di sumber air (sungai) tak
terkendali, seperti galian pasir.

PERMASALAHAN
12.Organisasi pengelolaan belum berkembang,
masih dibuat secara tersentralisasi.
13.Belum maksimalnya konservasi daerah
tangkapan air terutama daerah hulu.
14.Pencemaran sungai (fisik, kimia, biologi)
15.Pemukiman penduduk di bantaran sungai
makin tak terkendali

Konversi hutan tegalan

Hutan Lindung (Hutan Sekunder PETI

Telaga Merdada, Dieng:


tanaman kentang hingga ke bibir
danau tanpa jalur hijau.

Kesalahan manajemen danau

Zona Kuliner
Zona Gulma
Zona Budidaya (tambak)

Restoran
apungdiberpotensi
Eceng gondok
meluas
Rawa Jombor
menimbulkan eutrofikasi

Pulau terapung berupa massa organik

STUDI KASUS PERMASALAHAN DAS


JAWA TIMUR

DAS KRITIS (DARI 470 DAS)


1984: 22 DAS
1992: 39 DAS
1998: 59 DAS
1999: 62 DAS

PERMASALAHAN DAS BRANTAS


Degradasi kuantitas sumber-sumber air:
berkurangnyategakan kayu, Peningkatan lahan
kritis di lahan DAS Brantas, Penambangan galian
C.
Degradasi kualitas sumber-sumber air: residu
pertanian, pencemaran limbah pestisida, limbah
domestik, limbah industri,
Pemanfaatan bantaran sungai tidak terkendali
Kondisi sosial ekonomi masyarakat bantaran
kurang baik.

PERMASALAHAN DAS SOLO

SEDIMENTASI WADUK GAJAH MUNGKUR


SEDIMENTASI BENGAWAS SOLO
PERAMBAHAN HUTAN
PENINGKATAN LAHAN KRITIS
PENCEMARAN AIR DARI KEGIATAN DOMESTIK,
PERTANIAN, INDUSTRI.
GALIAN C (PASIR, BATA, GENTING)

PERMASALAHAN DAS SAMPEAN


Belum mantapnya institusi kewenangan
tersebar
Lemahnya sistem perencanaan pengelolaan yg
terinteregasi dan komprehensif
Kesenjangan antara kapasitas yg ada saat ini &
kapasitas yg diperlukan dalam pengelolaan
DAS
Sejumlah kebijakan & program belum sinkron

PERMASALAHAN DAS SAMPEAN


Kerusakan lingkungan: Perambahan hutan,
Illegal logging, Kebakaran hutan dan lahan,
Tanah terlantar, Alih fungsi lahan,
Penambangan
Pencemaran air: Limbah domestik, industri,
pertanian

UNDANG-UNDANG SDA

ORBA
UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
PP No 22 Tahun 1882 tentang Tata pengaturan
Air
PP No 23 Tahun 1882 tentang Irigasi
PP No 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
pencemaran Air
PP No 27 Tahun 1991 tentang Rawa
PP No 35 Tahun 1991 tentang Sungai

ORDE REFORMASI
UU No. 07 Tahun 2004 tentang SDA
PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
PP No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Perpres No. 12 Tahun 2008 tentang Dewan
Sumber Daya Air

UU No. 07 Tahun 2004 tentang SDA

Wewenang & tanggung jawab pemerintah


Konservasi SDA
Pendayagunaan SDA
Pengendalian daya rusak air
Perencanaan
Pelaksanaan
Sistem informasi SDA
Pemberdayaan & pengawasan
Pembiayaan
Peran masyarakat
pidana

PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Pengelolaan kualitas air


Klasifikasi & mutu air
Pengendalian pencemaran air
Pelaporan
Hak & kewajiban masy
Pemanfaatan & pembunagan air limbah
Pembinaan & pengawasan
sanksi

PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem penyediaan air minum


Perlindungan air baku
Penyelenggaraan spam
Badan pendukung pengembangan spam
Pembiayaan & tarif

Perpres No. 12 Tahun 2008 tentang


Dewan Sumber Daya Air

Pembentukandewan sda
Kedudukan, tugas & fungsi
Susunan organisasi & tata kerja
pembiayaan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai