Anda di halaman 1dari 9

Bab1

PENGENALAN BEBERAPA SIFAT BAHAN


Semua produk industry apa saja, baik industry berat, maupun ringan dan industri rumah tangga
terdapat bermacam-macam jenis bahan yang digunakan, ada logam, plastic, karet, kayu dan bahanbahan lainnya. Setiap bahan juga memiliki sifat mekanis, ketahanan dan kestabilan elektriknya,
ketahanan termal serta kimia, dan lain-lain.
SIFAT MEKANIS
Bahan yang telah diproduksi menjadi suatu bentuk tertentu mempunyai beberapa sifat, seperti
kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan, daya hantar listrik, dan lain-lain.
Apabila bahan/material mengalami deformasi, makan artinya terjadi perubahan bentuk karena bahan
menerima gaya, ada beberapa bentuk deformasi antara lain:

Defomasi elastis :Perubahan bentuk dari bahan yang mampu kembali ke bentuk semula
Deformasi Plastis :Perubahan permanen akibat adanya perpindahan atom yang bersifat
Permanen.

Beberapa sifat mekanik dari bahan :


a. Tegangan (stress)-> gaya yang bekerja pada bahan per satuan luas.
b. Regangan (strain)-> besarnya perubahan bentuk (Deformasi) dari suatu bahan/material per satuan
panjang akibat gaya yang diterimanya.
c. Kekuatan (strength)-> besarnya gaya yang dihubungkan agar dapat merusak/mematahkan suatu
bahan.
d. Keuletan (ductility)->kemampuan benda mereggang secara luas sebelum putus.
e. Ketangguhan (toughness)-> Besarnya energy yang dbutuhkan untuk mematahkan material.
SIFAT KARAKTERISTIK TERMAL
Temperatur /suhu adalah tinggi rendahnya (level) termal dari suatu aktivitas, sedangkan kandungan
kalor adalah besarnya energy termal, tetapi keduanya berkaitan dengan kapasitas kalor.

Muai Panas; adalah pemuaian yang biasanya dialami bahan yang dipanaskan sehingga ada
peningkatan getaran atom-atom.
Muai volume; akibat pemuaian bahan juga mengalami pemuaian volume
Daya hantar panas; perambatan panas melalui benda padat biasanya terjadi karena konduksi

BAB 2
IKHTISAR IKATAN
Dalam semua bahan padat atom-atom terikat, ikatan inilah yang memberi kekuatan dan menentukan
sifat-sifat listrik serta termal pada benda padat.
ATOM DAN ION
Nomor atom menunjukkan jumlah electron yang terdapat dalam atom netral. Elektron, khusunya
electron yang paling luar, adalah yang menentukansifat-sifat yang diutamakan dalam teknik, seperti:
1. Menentukan sifat-sifat kimia;
2. Menentukan ikatan antara atom dan dengan demikian menentukan karakteristik mekanik dan
kekuatan;
3. Mengendalikan ukuran atom dan mempengaruhi konduktivitas listrik dari bahan, serta,
4. Mempertahankan karakteristik optic.
IKATAN PRIMER(IKATAN yang KUAT)
Kondisi yang realtif stabil dapat dicapai oleh beberapa elemen yang memiliki 8 elektron pada orbital luar
dengan beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Menerima electron tambahan
2. Melepaskan electron, atau
3. Membagi electron.
Dari ketiga proses tersebut makan akan didapatkan ikatan yang kuat atau yang disebut sebagai ikatan
primer.
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk oleh adanya gaya tarik menarik muatan positif dan negative.
Persyaratan utama dalam bahan dengan ikatan ion adalah bahawa jumlah muatan positif harus sama
dengan jumlah muatan negative.Dengan adanya daya tarik menarik Coulumb yang melibatkan semua
tetangga, maka bahan dengan ikatan ion sangat stabil terutama menyangkut ion bervalensi ganda.

IKATAN KOVALEN
Ikatab primer lainnya yang kuat adalah ikatan kovalen. Dimana electron saling terbagi antardua atom.

IKATAN LOGAM
Model ikatan logam tidaklah semudah dua lainnya. Beberapa logam khusus memilik electron yang
terdislokasi yang dapat bergerak dalam tiga dimensi. Elektron-elektron terluar adalah yang paling lemah
dan yang dapat bergerak bebas dalam logam dan inilah yang disebut awan atau gas electron

IKATAN MOLEKUL
Molekul dapat didefinisikan sebagai kelompok atom yang terikat dengan kuat, dengan ikatan
antarkelompok atom sejenis yang relative lemah. Ikatan molekul lemah, oleh karenanya dalam batasbatas teretentu setiap molekul dapat bergerak bebas, atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setiap senyawa molekul memliki titik cair dan titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan
bahan lainnya
2. Benda padat molekuler lebih lunak, karena setiap molekul dapat tergeser oleh satu dengan yang
lainnya akibat tegangan yang kecil saja.
3. Molekul-molekul tetap utuh dalalam keadaan cair atau gas

IKATAN SEKUNDER
Ikatan sekunder adalah ikatan yang lebih lemah, merupakan ikatan interatom, dikelompokkan sebagai
gaya Van der Walls. Meski sesungguhnya terdapat mekanisme yang berbeda-beda. Kadang kadang
gaya Van der Walls diabaikan saja kecuali bila merupakan ikatan satu-satunya.

BAB 3
SUSUNAN ATOM PADA BENDA PADAT
KRISTAL
Pada bahan seperti logam, sebagian beasar jenis keramik dan beberapa polimer pembentukan
kristalnya tejadi pada saat bahan tesebut membeku. Kristal adalah atom-atom mengatur diri secara
teratur dan berulang dalam pola (arah) tiga dimensi seperti tampak pada gambar.

Sistem kristal yang terbentuk pada beberapa jenis


material tidaklah selalu sama, ada beberapa system
kristal seperti ;

SISI KUBIK
Skristal kubi terdiri dari 3 bentuk kisi :
a. Kubik sederhana
b. Body centered cubic structure / kubik pemusatan ruangan
c. Face centered cubic structure/ kubik pemusatan sisi

POLIMORFI
Seperti kita ketahui bahwa dua buah molekul dapat mempunyai struktur/susunan atom yang berbeda
meskipun komposisinya tetap sama. Variasi struktur dari molekul dengan komposisi sama yang sama
disebut isomer. Perbedaan dalam struktur mempengaruhi sifat-sifat molekul karena terjadi perubahan
pada polaritas molekul. Contoh titik cair dan titik didih propel alcohol masing -127:C dan
97,2:C,sedangkan isopropyl alcohol adalah -89:C dan 82,3:C.
KETIDAKMURNIAN
Barang yang ASLI belum tentu murni, tetapi sesuatu yang murni dapat dikatakan asli dan banyak dari
kita yang menggemari susuatu/barang yang murni. Meskipun benda murni, sempurna atau asli itu lebih
baik, adakalanya karena factor harga dan nilai ekonomisnya atau karena kita butuh sifat-sifat /
karakteristik tertentu maka dibutuhkan suatu ketidakmurnian.
KETIDAKSEMPURNAAN DALAM KRISTAL
Dalam kristal dapat terjadi ketidaksempurnaan, hal ini dapat berupa kekosongan yang diperlukan untuk
mengimbangi kepincangan muatan. Bila ketidaksempurnaan seperti kekosongan meliputi sebuah atau
beberapa atom, disebut cacat titik. Ketidak sempurnaan lain pada kristal dapat berbentuk garis, oleh
sebab itu disebut cacat garis.
Cacat titik yang paling sederhana adalah kekosongan, di sini ada atom yang hilang dalam kristal.
Kekosongan tunggal maupun kekosongan ganda.

Cacat garis yang paling banyak dijumpai dalam kristal adalah dislokasi. Di sekitar suatu dislokasi garis
terdapat daerah yang mengalami tekanan dan tegangan sehingga terdapat energy tambahan sepanjang
dislokasi tersebut. Dilokasi ulir garis cacatnya menyerupai spiral dengan garis cacat sepanjang sumbu
ulir.

BAB 4
POLARISASI DIELEKTRIK
DIELEKTRIK DIBAWAH PENGARUH MEDAN LISTRIK
Saat suatu bahan dielektrik berada dalam pengaruh medan listrik maka hal utama yang terjadi adalah
polarisasi, yaitu suatu pembatasan jarak antara dua molekul terikat atau orientasi didalam suatu
molekul dua kutub.
Fenomena polarisasi dielektrik dapat dinilai melalui parameter permitivitas bahan dan factor disipasi
jika pada fenomena tersebut terjadi disipasi energi listrik kedalam bentuk panas yang menybebabkan
pemanasan dielektrik. Peritiwa ini menyebabkan aliran arus bocor dalam jumlah kecil pada tegangan
yang diterapkan. Keberadaan arus di dalam dan pada permukaan dielektrik menunjukkan terjadinya

konduksi listrik pada dielektrik tersebut kemudian dapat dikuantitaskan menurut konduktivitas volume
permukaanya sehingga terlihat hubungan terbalik dengan resistivitas volume dan permukaannya.
Tegangan yang dapat diterapkan pada semua bahan dielektrik tidak boleh melebihi nilai batas tegangan
yang umum padas keadaan terbatas. Jika tegangan melebihi tegangan yang diterapkan , kegagalan
dielektrik akan terjadi, yaitu kehilangan seluruh kemampuan isolasi bahan tersebut.
Nilai tegangan di mana suatu bahan dielektrik mulai pecah disebut tegangan gagal, dan kekuatan
medan listrik seragam disebut dielectric strength (electrical breakdown)

Dielektrik -> material /bahan yang bisa menghambat arus listrik. electron valensinya memiliki
ikatan yang rapat

PENGELOMPOKAN DIELKTRIK BERDSARKAN MEKANISME POLARISASI


Kelompok pertama , meliputi dielektrik yang hanya mengalami polarisasi utama yaiu polarisasi eletronik.
Kelompok kedua, meliputi dielektrik yang memperlihatkan gejalan polarisasi elektronik dan relaksasi
dipole sacara bersamaan.
Kelompok ketiga, termasuk bahan dielektrik anorganik padat yang terlihat mekanisme
polarisasielektronik, ionic, dan relaksasi elektronik ionic. Selanjutnya kelompok ini dibagi menjadi dua
bagian :
1. Dielektrik yang dapat terkena polarisasi elektronik dan ionic
2. Dielektrik yang dapat terkena polarisasi elektronik, ionic, dan relaksasi.

BAB 5
RUGI DIELEKTRIK
Rugi dielektrik adalah daya yang terdisipasi di dalam dielektrik sebagai panas, ketika dielektrik disingkap
ke medan elektrik. Rugi-rugi daya ini dapat terjadi baik pada tegangan dc maupun ac, disebabkan
JENIS-JENIS RUGI DIELEKTRIK PADA MATERIAL ISOLASI
Rugi-rugi dielektrik dapt dibagi menjadi empat jenis utama berdasarkan sifat dankarakternya, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Rugi-rugi dielektrik disebabkan karena polarisasi


Rugi-rugi dielektrik disebabkan karena arus bocor
Rugi-rugi dielektrik disebabkan karena poses ionisasi
Rugi-rugi dielektrik disebabkan karena struktur yang heterogen.

RUGI RUGI DIELEKTRIK PADA MATERIAL DIELEKTRIK GAS


Besarnya rugi-rugi dielektrik gas terhitung sangat kecil pada waktu kekuatan medan berada di
bawah nilai saat tumbukan ionisasi dari molekul gas berlangsung.
Dilektrik gas ridak dapat berdiri sendiri pasti bergabung dengan dielektrik padat.
RUGI RUGI DIELEKTRIK PADA MATERIAL DIELEKTRIK
Pada carian nonplar, rugi rugi dielektrik semata-mata bergantung kepada konduksi listrik apabila
carian tersebut tidak mengandung pencemar dengan molekul dwikutub. Daya konduksi pada cairan
murni netral adlah sangat rendah, begitu pula dengan besar rugi dielektriknya.
Dielektrik cair tidak dapat berdiri sendiri haru bergabung dengan dielektrik padat.
RUGI RUGI DIELEKTRIK PADA MATERIAL DIELEKTRIK PADAT
Rugi-rugi dielektrik pada material dieletrik padat perlu dipertimbangkan hubungannya dengan
struktur materialnya, karena material padat dibedakan atas bermacam-macam struktur dan
komposisinya yang beragam yang akan memperlihatkan jenis-jenis rugi-rugi dielektrik.
Rugi dielektrik dikelompokan menjadi 4 tipe berdasarkan jenis struktur materialnya: Molekular,
ionic, feroelektrik, dan material campuran.
Rugi rugi pada material dielektrik sangat dipengaruhi oleh temperature. Pada temperature
tertentu material dielektrik menunjukkan rugi maksimum atau rugi minimum.

Refrensi
1. MATERIAL TEKNIK LISTRIK. Stiabudy,Rudy
2. DIKTAT KULIAH MATERIAL TEKNIK, Fakultas Teknik Darma Persada
3. http://www.slideshare.net/LustyyahUlfa/cacat-kristal

Anda mungkin juga menyukai