Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Tawuran Antar
Pelajar
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG .............................................................................
2. TUJUAN PENULISAN ..........................................................................
3. IDENTIFIKASI MASALAH...................................................................
BAB 2 : PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PELANGGARAN HAM ..............................................
2. TAWURAN TERMASUK DALAM PELANGGARAN HAM.............
3. PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN.............................................
4. CARA PENCEGAHAN TERJADINYA TAWURAN...........................
BAB 3 : PENUTUPAN
1. KESIMPULAN .......................................................................................
2. SARAN ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara
Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan
bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat,
kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan.
Namun, seiring dengan perjalanan waktu nilai-nilai yang terdapat pada butir-butir
pancasila semakin mengkhawatirkan. Mulai dari sila Ketuhanan yang maha Esa hingga sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pun telah ternoda.Banyak aliran-aliran sesat
yang berkeliaran di bumi Indonesia.
Banyak pelanggaran-pelanggaran HAM terjadi di Indonesia. Tak sedikit pula
pertikaian-pertikaian terjadi di Indonesia yang sangat menodai sila persatuan Indonesia. Sila
keempat pun tak luput dari penodaan, seperti banyak oknum-oknum yang memaksakan
kehendak sendiri tanpa jalan musyawarah. Apalagi untuk sila kelima, Indonesia seperti sudah
tidak mengenal keadilan.
Pada zaman ini, tawuran bagi para pelajar sudah bisa dikatakan menjadi trend,
kebanggaan, tradisi atau bahkan membudaya. Kebanyakan pelaku tawuran adalah para
pelajar SMA dan mahasiswa. Baik usia SMA maupun mahasiswa, kita tahu bahwa dari segi
usia masih terbilang sangat labil, terutama SMA. Mereka sering mengalami periode yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah dan luapan emosi sehingga kelakuan mereka
mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem ini remaja tergolong dalam sosok
pribadi yang tengah mencari identitas dan membutuhkan tempat penyaluran kreativitas. Jika
tempat penyaluran tersebut tidak ada atau kurang memadai, mereka akan mencari berbagai
cara sebagai penyaluran. Salah satu aksesnya yaitu tawuran
Salah satu contohnya yaitu tawuran antar SMA 6 dan SMA 70 yang terjadi di
Bunderan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 12.20 pada Senin, 24 September 2012.
Terdapat satu orang korban tewas, bernama Alawy, siswa kelas X SMA 6, yang tinggal di
Larangan, Ciledug Indah. Alawy yang mendapat luka tusuk di bagian dada, sempat dilarikan
ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan. Namun nyawa Alawy tidak
bisa diselamatkan karena tepat meninggal dunia sesampainya di sana.
3

Perkelahian antar siswa SMA 6 dan SMA 70 sudah berlangsung cukup lama dari
generasi ke generasi dan yang mengejutkan ternyata kedua institusi pendidikan tersebut
sebenarnya termasuk sekolah favorit. Sekolah favorit seharusnya menjadi contoh tauladan
bagi sekolah-sekolah yang lain, karena dianggap sebagai sekolah yang lebih baik dan juga
agar tidak mengurungkan minat para orang tua untuk menyekolahkan di sekolah tersebut.
Hal ini tidak lepas dari pelanggaran HAM. Karena sudah terbukti bahwa tawuran
merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Untuk itulah kami menyusun
makalah yang berjudul Tawuran Antar Pelajar ,untuk memberikan informasi tentang apa
itu pelanggaran HAM dan cara mencegah tawuran antar pelajar.

2. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
-

Untuk mengetahui penyebab terjadinya tawuran antar pelajar

Untuk mengetahui tawuran termasuk pelanggaran HAM

Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya tawuran antar pelajar

3. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
-

Apakah pengertian pelanggaran HAM?

Bagaimana tawuran termasuk dalam pelanggaran HAM?

Apakah penyebab terjadinya tawuran?

Bagaimana upaya dalam mengatasi kasus tawuran antar pelajar?

BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran
hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak
Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan
tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan
baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak
asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi
pijakanya.

B. TAWURAN TERMASUK DALAM PELANGGARAN HAM


Sekolah merupakan salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran
bagi siswa, baik tingkat dasar maupun tingkat menengah bahkan tingkat atas. Akan tetapi
pernyataan tersebut hanyalah sekedar teori dan harapan, bagaimana tidak, karena ditengah
harapan pada institusi pendidikan untuk menghasilakan anak bangsa untuk menjadi agen
perubahan telah berubah menjadi penyimpangan oleh siswanya sediri. Realitas ini diperkuat
dengan kenyataan-kenyataan perbuatan kriminal bahkan sampai menyentuh tindak pidana
yang dilakukan oleh pelajar, diantaranya kasus tawuran pelajar. Tawuran memanglah
merupakan masalah klasik yang mewarnai dunia pendidikan dari tingkat menengah sampai
dengan tingkat atas. Masalah klasik tersebut jika di telusuri lebih jauh lagi, termasuk dalam
pelanggaran hak asasi manusia atau HAM. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
5

1999 Tentang Hak Asasi Manusia, indikasi pelanggaran HAM dalam tawuran tersebut
mencakup :
1. Hak Untuk Hidup, yaitu terdapat pada Pasal 9 ayat (1), yang berbunyi bahwa
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya. Dalam kasus tawuran ini, para siswa yang melakukan tawuran, secara
konseptual jelas telah melanggar UU ini karena mereka bertindak anarkis atau
berusaha menghilangkan nyawa seseorang.
2. Hak Atas rasa Aman, yaitu terdapat dalam Pasal 33 ayat (1), yang berbunyi
bahwa Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau
perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan. Bagaimanapun juga,
perbuatan tawuran selalu membuat rasa tidak aman terhadap orang lain, terlebih lagi
kepada korban dan orang yang tidak terlibat. Karena, definisi sifat perbuatan tawuran
merupakan sinkron dengan isi pasal 33 ayat (1) tersebut, yaitu perbuatan tawuran
merupakan perbuatan yang menyiksa secara kejam dan berdampak negatif terhadap
mental dan fisik bagi korban dan pihak yang bertikai.
3. Derajat dan martabat kemanusiaannya, yaitu terkandung dalam pasal 33 ayat
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penghilangan paksa dan penghilangan
nyawa . Dalam kasus tawuran ini, telah merenggut nyawa seorang siswa yang
terkena dampak dari tawuran tersebut.
4. Hak Anak, Hak anak adalah satu dari sekian banyak hak esensial yang dilanggar
dalam tawuran selain hak untuk hidup serta hak rasa aman. Hak anak tersebut diatur
dalam Pasal-pasal sebagai berikut :
a. Pasal 53 ayat (1) yang berbunyi bahwa Setiap anak sejak dalam kandungan
berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya.
b. Pasal 58 ayat (1) yang berbunyi bahwa Setiap anak berhak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental. penelantaran.
perlakuan buruk, dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau
waljnya, atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan
Definisi Tawuran itu sendiri adalah perilaku agresi dari seorang individu atau
kelompok. Perilaku agresi tersebut disalah artikan merupakan salah satu kebebasan
berdemokrasi dan hak asasi individu atau kelompok dalam mempertahankan dan
memperjuangkan harga diri serta eksistensi dari individu maupun kelompoknya. Sebenarnya
kebebasan itu tidak boleh serta merta secara mentah di artikan sebebas bebasnya. Memang
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan harga diri merupakan hak asasi
6

manusia, namun ketika sudah ada aturan hukum yang menjelaskan bahwa memperjuangkan
dan mempertahankan eksistensi dan harga diri mereka hanya boleh dilakukan dengan
bertanggung jawab, demokratis, dan pada tempatnya, namun perbuatan tawuran tersebut
tidaklah demikian melainkan agresi yang bersifat menyerang, merusak, menghukum, bahkan
membunuh orang lain, maka setiap orang yang melakukannya bukan lagi HAM, tetapi
termasuk dalam tindakan kriminalitas atau pelanggaran HAM
Penyelesaian kasus tawuran sudah mulai diupayakan dengan memberikan pendidikan
hak asasi manusia pada siswa yang bertujuan menambah pengetahuan serta pemahaman
khusus akan akhlak yang dimiliki oleh manusia dan dilindungi oleh negara. Dengan
mempelajari tentang Hak Asasi Manusia, diharapkan siswa dapat mengetahui berbagai
perilaku baik dan perilaku buruk, sehingga dapat menghindari diri dari upaya pelanggaran
HAM yang selama ini terjadi pada kasus tawuran pelajar.

C. PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN


Sebagai anak muda, memang tidak puas kalau menyelesaikan masalah dengan
tawuran. Mereka enggan sekali berdamai dengan musuh mereka. Gengsi bagi mereka lebih
diutamakan dan tidak pandag bulu. Baik anak yang berprestasi, rajin, bahkan anak berbakat
pun juga sering ikut tawuran.
Menurut teori, banyak sekali faktor yang menyebabkan mereka lebih mengutamakan
tawuran dibanding memilih jalan untuk berdamai. Faktor tersebut bisa dari dalam diri
mereka(internal) dan dari luar diri mereka(eksternal).

Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui

proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan
semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak
mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat
menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai
keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang
mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa
berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan
emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah
frustasi, tidak mudah mengendalikan diri, dan tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya.
7

Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orangorang sekelilingnya.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika
seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia
tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan
yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi
penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa
tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat
menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
Salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai
figure teladan yang baik bagi anak. Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan
anaknya untuk selalu berprilaku baik.
2. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun
juga pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan
diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak
baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah
tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam
mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui
kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut
untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja
tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola
kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya
juga bisa mengakibatkan tawuran.

4. Tekanan Kelompok Sebaya


Tekanan kelompok sebaya berpengaruh kuat terhadap terjadinya tawuran antar
pelajar. Semua remaja pasti merasa cemas jika di tolak oleh lingkungannya. Sehingga remaja
tersebut berusaha untuk mencari persetujuan dari kelompoknya dengan berbagai cara yang
dapat di gunakan, walaupun cara tersebut salah.
Remaja sangat peka terhadap nilai- nilai kelompok sebaya dalam penampilan, prilaku,
dan sikap. Jarang seorang remaja yang memiliki kemauan ego yang kuat berdiri teguh,
terpisah dari nilai-nilai kelompok sebayanya. Suasana hatinya sebagian besar dari perjuangan
terus menerus untuk memenangkan peperangan itu dan untuk berada dalam persetujuan
kelompok sebayanya. Di kalangan remaja tawuran antar pelajar biasanya di gunakan untuk
menunjukkan siapa diantara mereka yang terkuat, baik itu antara individu dan kelompok.
Oleh karena itu remaja rawan terhadap tawuran antar pelajar.

D. CARA PENCEGAHAN TERJADINYA TAWURAN


Pencegahan tawuran tidak bisa dilakukan dengan sekali tindak, sebab penyebab terjadinya
perkelahian yang berujung dengan tawuran juga tidak dengan tiba-tiba. Membutuhkan kerjasama
banyak pihak untuk mencegahnya. Berikut ini adalah cara mencegah dan menanggulangi tawuran:
Pendidikan dari Keluarga Sejak Dini
Keluarga merupakan lingkup lingkungan yang paling kecil. Hal-hal mendasar dari sikap baik
atau buruknya seseorang berawal dari didikan lingkup keluarga. Oleh karena itu, pendidikan yang
baik dari keluarga tentang kedisiplinan, tenggang rasa, dan saling menghormati sangat diperlukan.
Terlebih dengan penanaman nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah sejak kecil
sudah terbiasa akan didikan yang baik dan benar, maka ketika dewasa seorang anak tidak akan
bertindak yang melanggar norma agama maupun norma kehidupan.
Tanamkan Pendidikan Agama dan Perilaku dari Sekolah
Setelah keluarga berperan mendidik dengan benar, maka lingkungan selanjutnya yang
bertanggungjawab adalah pihak sekolah atau perguruan tinggi. Anak usia sekolah biasanya suka
bereksperimen dalam bergaul, sehingga jika tidak didukung oleh didikan dari sekolah yang benar bisa
saja terjadi eksperimen yang berbahaya dan membahayakan. Tawuran misalnya. Bergaul dan
berkumpul dengan sesama remaja sekolah di pinggir jalan (biasanya dilakukan setelah pulang
sekolah) bisa menyebabkan saling ejek antara siswa satu sekolah dengan siswa sekolah lain yang
berujung pada tawuran antar sekolah.
Hal ini sangat biasa terjadi dalam lingkungan sekolah yang kurang menanamkan pendidikan
agama dan pendidikan perilaku. Sebagian sekolah kurang memperhatikannya karena tuntutan
kurikulum sekolah yang mengacu pada nilai akademik. Perubahan kurikulum sekolah dari

Kemendiknas untuk memperbanyak pendidikan attitude sangat diperlukan, terutama pada tingkat
Sekolah Dasar. Pihak sekolah juga seharusnya berinovasi semaksimal mungkin agar penanaman
akhlak kepada siswanya bisa diterima dengan baik.
Memilih Teman Bergaul dalam Masyarakat
Lingkungan masyarakat ini yang paling luas cakupannya. Terkait dengan pergaulan
seseorang. Tidak ada yang bisa menyaring pergaulan seseorang ketika sudah mengenal masyarakat
luas. Istilahnya masyarakat itu merupakan alam bebas. Tak ada lagi istilah dituntun berjalan. Hanya
pribadi masing-masing orang yang bisa mencegahnya. Hati-hati memilih kawan bergaul, harus
selektif. Penanaman pendidikan perilaku mendasar sudah diberikan oleh keluarga dan sekolah.
Memang antar semuanya saling terkait. Kita sebagai komponen masyarakat hendaknya selalu
berusaha menasihati dan mengingatkan akan bahaya risiko akibat dari tawuran.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa tawuran itu hal yang biasa, sudah tak perlu lagi
diwaspadai. Tawuran merupakan bahaya turunan, jika anak-anak sudah berani bertindak kekerasan
secara jamaah maka bukan mustahil generasi berikutnya nanti juga akan menuruni sifat orangtuanya.
Intinya, pendidikan agama dan attitude harus dilakukan kapanpun dan dimanapun oleh semua
komponen luas baik itu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat itu sendiri untuk mencegah
terjadinya mencegah tawuran. Termasuk tanggungjawab kita, orang-orang yang masih berpikir logis
bahwa tawuran itu hal yang tidak baik, berbahaya, dan merusak banyak fasilitas.

10

BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Tawuran pelajar yang semakin marak terjadi di Indonesia dapat digolongkan sebagi
salah satu tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Selain merusak nilai dari sila persatuan Indonesia, tapi juga menodai sila kemanusiaan yang
adil dan beradab. Perilaku yang sangat bertentangan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia
ini.
Tawuran yang terjadi di Jakarta antara para pelajar SMA 6 Jakarta dengan para pelajar
SMA70 Jakarta yang memakan korban tewas siswa SMA 6 Jakarta merupakan salah satu dari
sekian banyak kasus tawuran terjadi di Indonesia. Moral anak bangsa yang semakin
memburuk sangat memprihatinkan bagi nasib masa depan bangsa Indonesia ini.
Banyak faktor yang mempengaruhi semakin maraknya budaya tawuran dikalangan
remaja. Mulai dari faktor keluarga, lingkungan, sekolah, dan juga faktor moral remaja
Indonesia yang mengalami kemrosotan. Perlu ada upaya pencegahan yang dilakukan oleh
semua pihak. Pemerintah yang dalam hal ini kementrian pendidikan hendaknya mampu
memberikan sebuah pencegahan agar moral remaja tidak semakin terpuruk. Peran keluarga
juga sangat diperlukan untuk menciptakan karakter-karekter remaja yang bermoral mulia.
Sehingga menciptakan generasi-generasi muda harapan bangsa yang tangguh dalam segala
hal.

B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang
lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain

11

DAFTAR PUSTAKA
http://dilihatya.blogspot.com/2014/05/ini-dia-contoh-makalah-pelanggaran-ham.html
http://phierdiyanto.blogspot.com/2012/10/makalah-tawuran-remaja.html
http://istiadipriyoutomo-gudangartikelku.blogspot.com/2012/10/analisis-pelanggaranham.html
http://michaelmichael280.blogspot.com/2013/01/kasus-tawuran-di-indonesia.html
http://ephuandaa.blogspot.com/2012/11/paper-ilmiah-tawuran-pelajar_3666.html

12

Anda mungkin juga menyukai