Teknologi Alqur'An
Teknologi Alqur'An
Keterangan Gambar:
GAMBAR I :
Nur Allah = Tali Allah = Wasilah Allah = Al Quran Batin = Hakiki
Berisi Kalimah Allah, tak berhuruf, tak bersuara, jika disuarakan melalui MIC-nya, yaitu Lisan Rasulullah
SAW, baru terdengar Ayat-ayat Al Quran
GAMBAR I I:
PENJELASAN :
Nur Allah menuju Arwahul Muqaddasah Rasulullah, dan mengisinya dengan Kalimah-Kalimah Allah;
kemudian Arwah Rasul bergabung dengan Arwahul Muqaddasah para aulia-aulia Allah beserta isinya yaitu
Kalimah-Kalimah Allah dan kemudian bergabung pula dengan ARWAH sang MURSYID dan mengisinya
dengan KALIMAH-KALIMAH ALLAH. Jadi yang dinamakan WASILAH ALLAH inilah dia, yaitu
KALIMAH-KALIMAH ALLAH yang berada dalam ARWAH SANG GURU, jadi bukan menggambargambarkan wajah Guru, seperti yang disangkakan oleh mereka yang awam!.
Dan Kalimah Allah yang berada dalam ARWAH SANG GURU adalah Kalimah Allah yang berada dalam
ARWAH RASULULLAH SAW LANGSUNG DARI ALLAHU SUBHANAHUWA TA'ALA.
Begitu Sang Murid menggabungkan Ruh-nya dengan Ruh Sang Guru dan berdzikir, maka Dzikirnya turut
berresonansi/berfrekwensi dengan dzikir Rasul maka LANGSUNG 'dibalas' ALLAH dengan KURNIA yang
tak ada taranya.
Q.S. Al Baqarah, Ayat 152 :
"Dzikirlah kamu kepada-KU, niscaya AKU Dzikir kepadamu dan bersyukurlah kamu kepada-KU dan
janganlah kamu mengingkari nikmat-nikmatKU."
KOMENTAR :
Jadi jelas ternyata, sejelas-jelasnya, dalam Firman Allah ini bahwa dzikir kita terhadap Allah, jika memakai
Rukun dan Syaratnya/dengan memakai metodologinya yang tepat, yaitu dengan memakai 3 faktor :
Bahwa dzikrullah kita itu menyebabkan Wasilah Allah tersebut turut bergetar, yang langsung pula
mengirim getaran getaran Dzikrullah kita terhadap Allah SWT itu dan detik itu pula dari sisi Allah SWT
langsung pula mendapat balasan, yang tak dapat dihitung Akbarnya, yaitu Dzikir Allah dari Allah yang
diberikanNya sendiri, Dzikrullah yang mempunyai syafaat sebanyak bintang di langit dan sebanyak pasir di
lautan, dzikir dari Allah sendiri yang membawa Rahmat tak terhingga banyaknya, tak habis habisnya,
dzikrullah yang HIDUP dan yang HAQ dari YANG MAHA HIDUP dan YANG MAHA HAQ yang diiringi
dan dikawal oleh jutaan Malaikat! Rahmat dan kurnia mana jelas turut menyelimuti si Pendzikir itu sendiri!
Jadi bukan karena 'jayanya' dzikir kita sendiri, tetapi karena hebatnya Dzikir dari Allah SWT yang sematamata memberi bekas dan yang berjaya.
Itulah dia yang merupakan kurnia terbesar bagi kita dari Allah SWT, yang disebutkan Tuhan dalam
lanjutan Ayat itu juga:
"Bersyukurlah engkau kepada-Ku, dan sadarlah engkau akan nikmat-nikmat-KU."
Niscaya orang yang mendapat Kurnia Akbar seperti yang tersebut diatas, meraih kemenangan Dunia dan
Akhirat yang tak dapat dinilai besarnya dan yang tiada taranya! Inilah dia salah satu yang merupakan
HAKIKAT Kemenangan Dunia Akhirat bagi kita dalam ber-Agama Islam Mulia Raya!
WALADZIKRULLAHI AKBAR, Fazkurullaaha la'allakum tuflihuun! Man kaana aakhiru kalaamihi Laa
ilaa ha illallah dakhalal jannah!.
2.
Hadits Qudsi:
"Qaalalaahu ta'aalaa Lam yasa'nii ardhii wa laa samaa-ii wawasi'anii Qalbu 'abdil mukminul layyinul
waadi'u."
Artinya: "Allah ta'ala berfirman : Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan Langit-KU; yang dapat memuat
ZAT-KU, ialah hati hamba-KU yang Mukmin, Lunak dan Tenang" (H.R. Ahmad dari Wahab bin
Munabbih) (= La allaakum Tuflihuun!)
3. HAKIKAT: (Kuliahnya sama dengan Syari'at pada nomor 1) tetapi sudah BERHASIL HAQQUL YAKIN,
SUDAH TERWUJUD/SUDAH MENJADI KENYATAAN ILMU TAUHID itu dan oleh karenanya SUDAH
MENCAPAI KEMENANGAN, (sudah HAQQUL YAKIN dalam keyakinan dan dalam amalan), lihat nomor
2 diatas.
4. MA'RIFAT: (telah TETAP ISTIQAMAH dalam REALITA ILMU TAUHID) Ia telah siap dalam
PENERAPAN ILMU TAUHID yang sebenarnya dan KEHIDUPAN DUNIA AKHIRAT bagi DIRI dan
kelilingnya dan seluruh JAGAD RAYA, karena dalam seluruh tubuhnya, dalam setiap tetes darahnya, dalam
tiap tarikan nafasnya dan tiap gerak-gerik anggotanya, telah HADIR KALIMAH ALLAH (telah menyebar
secara keseluruhan Kalimah Allah itu ke seluruh tubuhnya, berpangkal dari sumbernya (HATI
Sanubarinya), lihat diatas pada nomor 2 (TARIKAT).
Dan dengan Kalimah Allah yang telah berada dalam seluruh dirinya itu, yang dianugerahkan Allah
padanya, ia mampu meneruskan pekerjaan pekerjaan RASULULLAH SAW sebagai Khalifah Rasul dan
Khalifah Allah di muka bumi yaitu meneruskan membawa Rahmat Allah langsung dari Allah SWT, kepada
seluruh Alam semesta, sesuai dengan Ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits-hadits Nabi, seperti yang tertera
dibawah ini :
Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
"WAMAA ARSALNAAKA ILLAA RAHMATAN LIL 'AALAMIIN"
Artinya : "Kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi Rahmat untuk semesta alam."
Tiada Aku turunkan engkau ya Rasul ke dunia, melainkan untuk membawa rahmat-KU ke seluruh Alam,
Langsung dari-Ku).
Orang seperti tersebut diatas yang mampu meneruskan pekerjaan-pekerjaan Rasulullah SAW sebagai
Khalifah Rasul dan Khalifah Allah di muka bumi untuk meneruskan membawa Rahmat Allah kepada
seluruh alam semesta (antara lain tidak akan datang kiamat, kalau masih ada orang-orang/yang benar benar
berdzikir Allah, Allah) (H.R. Muslim).
Tentu saja Dzikir yang dimaksud adalah dzikir yang HIDUP dan BERJAYA yaitu dzikir dari orang-orang
yang telah mencapai maqam sempurna Tauhid-nya kepada Allah SWT yaitu dari Golongan II, III, IV, yang
dewasa ini jarang sekali dapat ditemui! Bukanlah Dzikir dari orang orangdari golongan I, yang banyak
sekali ditemui! Barangkali berjuta banyaknya! Tetapi tidak bertenaga/tidak berjaya akan dzikirnya sama
sekali, karena hanya berdzikir pada lidahnya saja, sehingga tidak dibalas Allah SWT, karena tidak
memenuhi syarat Dzikir yaitu TIDAK MEMAKAI WASILAH ALLAH, yang menyampaikan Dzikirnya
pada sisi Allah SWT.! Sehingga TIDAK TERBALAS.!
2. Hadits Qudsi:
"Kalau engkau melihat bahwa seseorang dikunjungi oleh masyarakat ramai dan kau lihat ia menaburkan
segala macam kebajikan dan rahmat, naik saksiklah engkau, bahwa ia adalah seorang Kekasih-KU, yang
AKU wakilkan kepadanya, (sebagai Khalifah-KU dan Khalifah Rasul-KU) untuk menaburkan Rahmat-KU
sebanyak-banyaknya, bernaunglah engkau di bawah lindungan-nya, engkau akan selamat Dunia dan
Akhirat." (H.R. Al Qudha'ie dari Abu Said R.A).
3. Q.S. Al Kahfi, 17 :
"May yahdillaahu fahuwal muhtad wa may yudhlil falan tajida lahuu waliyam mursyidaa"
Artinya : "Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa
yang dibiarkan-Nya sesat, maka tidak ada seorang Mursyid-pun yang memberinya petunjuk."
(Petunjuk langsung dari-KU dan atas nama-KU, via khalifah-KU tersebut)
Orang yang seperti diataslah yang disebut juga sebagai Seorang Mursyid atau Khalifah Rasul dan Khalifah
Allah.
4. Hadits Qudsi :
Apabila seorang hamba-KU menghampirkan dirinya kepada-Ku dengan suatu amalan yang Aku Cintai,
selain/lebih dari pada sekedar ia mengamalkan apa-apa yang KU-wajibkan atasnya, dan ianya terusmenerus (Ber-wajaahidu fi sabiilihi/washabiru, washabiru) menghampirkan dirinya kepada-KU dengan
amalan- amalan yang baik tersebut, hingga AKU akhirnya mencintainya, maka apabila AKU telah
mencintainya, adalah AKU pendengarannya bila ia mendengar, adalah AKU penglihatannya bila ia melihat,
(mata-KU diatas matanya) adalah AKU tangannya bial ia mengambil (melakukan sesuatu) (Tangan AKU
berada di atas tangannya).
Q.S. Al-Fath, ayat 10:
"Tangan Allah berada di atas tangan mereka (wajah ALLAH berada di atas wajah mereka). Maka Akulah
kakinya bila ia berjalan; jika ia memohon niscaya AKU perkenankan permohonannya dan jika ia meminta
perlindungan kepada-KU, pastilah AKU lindungi akan dia." (H.R. Bukhari).
5. H.R. Atthabrani, Al Hakim dan Abu Na'im :
"Allah Ta'ala berfirman: Sesungguhnya Wali-Wali-KU dari pada hamba-KU dan Kekasih-Kekasih-KU dari
makhluk-KU, yaitu mereka yang disebut namanya, jika orang menyebut nama-KU dan AKU disebut bila
orang menyebut nama mereka."
(Sebut nama Kekasih-KU, Aku telah hadir pada sisimu, untuk memberi pertolongan-KU padamu, nama-KU
berada diatas nama Kekasih-KU dan nama Wali-Wali-KU!)
6. Orang tersebut diataslah yang mampu mencapai maqam ikhsan dalam:
"Ashalatu Mi'rajul Mu'miniin (Shalat adalah Mi'raj bagi orang mukmin)."
Bukan hanya mi'raj dalam cerita saja atau dalam angan angan saja. Dan orang inilah yang dikasihi Allah
dan ialah pembawa/si penerus Wasilah Allah dari Rasulullah SAW yang diterimanya via ahli Silsilah (auliaaulia Allah pilihan); Wasilah Allah adalah suatu faktor tak terhingga kapasitasnya, yang mutlak harus ada,
guna menyampaikan segala ibadah kita langsung ke Hadirat Allah SWT. Orang seperti tersebut di ataslah
yang dimaksud HADITS RASULULLAH SAW yang berbunyi:
"Adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta Allah. Jika engkau belum bisa menjadikan dirimu
(Rohanimu) beserta Allah, maka adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta dengan orang yang
beserta Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau langsung kepada Allah (yaitu
Rohaninya)." (H.R. Abu Daud).
Karena TALI ALLAH ada dalam dirinya, yang menghubungkan Roh-mu langsung pada Allah; jadi ianya
bukan sembarang Guru Agama biasa yang kebanyakan.
7. Orang inilah yang selalu/senantiasa menjaga dan memelihara amalan dan ibadahnya supaya tetap dalam
Muraqabah, Musyahadah dan Mukasyafah terhadap Allah SWT. Ianya adalah juga sebagai salah seorang
PENASEHAT bagi semesta alam sesuai dengan Firman Tuhan
"Fas aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta'lamuun"
Artinya: "Maka bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kamu tidak mengetahui"
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAAHILHAMD!
Wabillahi taufiq wal hidayah!
Sekian dan terima kasih.