Anda di halaman 1dari 14

STABILITAS PRODUK OBAT / KOSMETIK

Stabilitas obat / kosmetik


Kemampuan suatu produk mempertahankan spesifikasinya agar tetap sama dengan saat
diproduksi dalam batasan waktu yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan. (batas waktu penyimpanan atau penggunaan : shelf life t90)
Jenis spesifikasi
Spesifikasi release :
Spesifikasi produk pada waktu pembuatan
Spesifikasi periksa / spesifikasi waktu simpan atau spesifikasi umur produk :
Spesifikasi yang harus dipenuhi dengan batas toleransi degradasi maksimum 10%..... (t90)
dimana sifat dan karakteristik kerjanya masih sama dengan yang dimiliki pada saat dibuat.
Jenis stabilitas :
1. Stabilitas Fisika
2. Stabilitas Kimia
3. Stabilitas Mikrobiologi
4. Stabilitas Terapi
5. Stabilitas Toksikologi
Degradasi secara kimia
Reaksi degradasi yang umum terjadi :

Hidrolisis

Oksidasi

Hidrolisis (misalnya)
Aspirin + H2O Asam Salisilat + Asam Asetat
Procaine + H2O - Amino benzoic acid + - Diethylaminoethanol
Oksidasi (misalnya)
-

Ascorbic + O2 Dehydroascorbic acid

Laju reaksi
Jika mol reaktan per satuan yang bereaksi per satuan volume mol L-1 detik-1
Hukum laju reaksi
Persamaan dasar reaksi :
REAKTAN PRODUK

(R)

(P)

Laju suatu reaksi : v atau r


(laju konsumsi reaktan)

(laju pembentukan produk)

Hukum persamaan laju dan reaksi


v

d [ R]
k[ R] x
dt

X = order reaksi
K = konstanta laju reaksi
Nilai order dan konstanta laju reaksi ditetapkan melalui percobaan.
De reaksi
0,1,2, ., pecahan, pseudo, campuran dan negative
Pers laju reaksi menurut ordernya :
A Produk

x
. v k[ A]

x
y
A + B + dst Produk v k[ A] [ B]

Order reaksi terhadap perubahan


Dan terhadap
Order reaksi (keseluruhan) = x + y
Untuk keperluan estimasi tingkat degredasi sediaan obat, yang penting :
Oder 0, 1, 2, pseudo order 0, dan pseudo order 1.

Keterangan pseudo order


A + B Produk
[B]dibuat tetap, maka laju reaksi hanya dipengaruhi oleh perubahan [A].
Maka
Pseudo order 1
Dimana
Selanjutnya bila [A] juga dibuat tetap, maka

pseudo order 0.

Dimana

Contoh pseudo order :


Hidrolisis sukrosa (dalam suasana asam),

v k[ sukrosa][ H n ]
Kinetika order hidrolisis sukrosa = 2
Dan bila hidrolisis berlangsung dalam larutan yang dibufer berarti nilai [H+) tetap, maka kinetika
order hidrolisis order 1

v k n [sukrosa]
Hidrolisis ampisilin dalam larutan suasana basa
Amp + OH Produk

v K [ Amp ][OH ]
Kinetika order hidrolisis ampisilin = 2
Dan bila hidrolisis berlangsung dalam larutan yang dibufer berarti nilai [OH+] tetap, maka
kinetika order hidrolisis ampisilin dibuat dalam sediaan suspense yang dibufer, maka kinematika
order hidrolisis ampisilin = pseudo order 0, mengikuti kinetika order 0)

INTEGRAL PERSAMAAN LAJU REAKSI BERDASARKAN ORDE NYA


Reaksi order 0* :
Laju reaksi order nol tidak bergantung pada konsentrasi reaktan.

dC
dC
kC X Dimana x = 0 maka
kC X
dt
dt

dC
k Disusun menjadi dC k
dt
Atau dC k

dC k dt
0

Plot Ln Ct versus t
Reaksi order 2 :

dC
kC X
dt

dimana x = 1 maka

dC
kC
dt

Disusun menjadi

Atau

dC
kdt
C

dC
kdt
C

t
dC
k dt
0 C
0

dC
kC
dt

ln Ct = lnC0 - kt

Reaksi Order 2

dC
dC
kC X dimana x = 2 maka
kC 2
dt
dt

dC
dC
kC 2 Disusun menjadi
kdt
dt
C2

Atau

dC
kdt
C2

1

Ct

1
kt
C0

atau

1
1

kt
Ct C 0

Penetapan order reaksi dan konstanta laju reaksi (harus) melalui percobaan :
Metode :

Metode laju reaksi awal kombinasi dengan metode isolasi pseudo reaksi.

Metode integrasi (dan mencocokan persamaan laju reaksi dengan data percobaan).

Untuk reaksi reaksi dengan mekanisme sederhana (1 tahap)


Order reaksi = koefisien stoikhiometri reaksi
Ntuk reaksi reaksi dengan mekanisme kompleks (beberapa tahap) :
Order reaksi mungkin sama atau tidak sama dengan koefisien stoikhiometri reaksi
Contoh 1 :
Tentukan order reaksi dan konstanta laju reaksi berikut :
2H2(g) + 2NO(g) N2(g) + 2H2O(g)
Tentukan order reaksi dan konstanta laju reaksi berikut :
2H2(g) + 2NO(g) N2(g) + 2H2O(g)

v k[ H 2 ] X [ NO]Y x = ?

dan y = ?

Jawabannya harus melalui percobaan


Data percobaan :
Exp.
1. .
2. .
3. .
4. .

Cermati data exp 1 versus 2 :


Dibuat menjadi 2x v menjadi 4x maka y = 2

Cermati data exp 3 versus 4 :


Dibuat menjadi 2x v menjadi 2x maka x = 1
Jadi diperoleh x = 1 dan y = 2

Perhitungan menggunakan persamaan logaritma

v k[ H 2 ] X [ NO]Y

Log v = log k + x log[H2] + ylog[NO]


Exp 1 vs 2
Log 0,035 = log k + x log 53,3 + y log 20
Log 0,140 = log k + x log 53,3 + y log 40
0,602 = -0,301y y = 2

Exp 3 vs 4
Log 0,091 = log k + x log 19,6 + y log 53,3
Log 0,182= log k + x log 39,2 + y log 53,3
-0,301 = -0,301x x = 1
Log k = -1,4559 1,7267 2,6021 = - 5,7847
(exp 1)
K=1,64 x 10-6

Penjelasannya ?
Laju reaksi keseluruhannya dari suatu reaksi yang terdiri dari sejumlah tahap reaksi dasar,
biasanya dijelaskan dengan menggunakan mekanisme dari masing masing tahap reaksi
tersebut.
Tidak semua tahap mempengaruhi laju reaksi, . ? tahap reaksi dasar yang paling lambat
yang akan mempengaruhi laju reaksi.

v k[ H 2 ][ NO]2

reaksi order 3

Perhitungan menggunakan persamaan logaritma

v k[ H 2 ] X [ NO]Y
Log v = log k + x log[H2] + ylog[NO]
Exp 1 vs 2
Log 0,035 = log k + x log 53,3 + y log 20
Log 0,140 = log k + x log 53,3 + y log 40
0,602 = -0,301y y = 2

Exp 3 vs 4

Log 0,091 = log k + x log 19,6 + y log 53,3


Log 0,182= log k + x log 39,2 + y log 53,3
-0,301 = -0,301x x = 1

Uji dengan persamaan laju reaksi order ke satu :


lnCt = lnC0 kt
plot lnCt vs t dan evaluasi grafik

Uji dengan persamaan laju reaksi order ke dua :

1
1

kt
Ct C 0
1
Plot C vs t dan evaluasi grafik
t
NH4CNO (NH2)2CO
V = k[NH4CNO]x ; x = ?
Uji dengan persamaan laju reaksi order ke Saturday lnCt = ln C0 kt
Plot lnCt vs t dan evaluasi grafik
Uji dengan persamaan laju reaksi order ke dua :

1
1

kt
Ct C 0
1
Plot C vs t dan evaluasi grafik
t
Menetapkan nilai waktu paruh (t) dan umur simpan (nilai t90) untuk reaksi reaksi order ke
nol dan ke satu
Reaksi order ke nol :

Ct Co kt
t

Co Ct
k

Co 0,5Co 0,5Co

k
k

0,5Co
k

Sediaan aspirin dalam larutan (pH = 2.5) dengan konsentrasi awal = 0.30 J/100 ml
memperlihatkan kinetika degradasi order ke satu dan konstanta laju degredasinya pada suhu
kamar 9,7 x 107 det -1

Hitung
1. T1/2 dan t90 sediaan larutan aspirin
2. Dan selanjutnya hitung t1/2 dan t90 aspirin bila sediaan aspirin dibuat dalam bentuk
suspense dengan dosis 1.09/100 ml. diketahui kelatutan aspirin 0,33 /100 ml.
Dalam sediaan suspensi

0,5Co
k

0,5Co
k = 18 hari

t 90

0,1Co
k

t 90

0,1[asp ]
0,1(1,0)

k
(9,7 x10 7 )( 0,11)

3,6 hari

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi


1. Konsentrasi
2. Molaritas
3. Luas permukaan kontak
4. Suhu
5. Katalisator
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi persamaan archesius (1889)
Persamaan empiris memperlihatkan pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi

k A.e

Ea
RT

= Rate constant

= Arrhensus constant

Ea

= Activation energy

= Gas constant

= Temperature

ln k ln A

Ea
RT

ln k ln A

ln

Ea 1
R T

ln k vs

1
T

K 2 Ea 1
1


K1
R T1 T 2

Exothermic reaction

Endotherm reaction

Hasil percobaan dekomposisi suatu sediaan 5-hidroksimetilturtural memperlihatkan kinetika


order ke satu. Dengan data konstanta laju dekomposisinya seperti berikut ini, yaitu pada suhu :
120 0C

3,258 x 10-3 det -1

130 0C

8,38 x 10-4 det -1 dan

140 0C

1,350 x 10-3 det -1

Hitung :

Ea . k (25)

dan

t(25)

Diketahui R = 8,314 J K-1 mol 1


Ea = 90,77 K J mol1
K(298) = 4995 x 10-8 det -1

t90

0,105
2102102
n
det atau 24 hari

Konstanta laju dekomposisinya sulfacetamida dalam sediaan larutan (pH) pada suhu 80 0C 3,25 x
10-7 det-1 dengan Ea = 95,81 mol -1
Diketahui R = 8,314 JK-1 mol-1
Hitung K dan t90 sediaan sulfacetamida tersebut pada suhu 25 0C
Reaksi Enzimatis
Reaksi yang dikatalisis dengan biocatalyst)

Progress of reaction

k 2 [ E ]0 [ S ]0
[ S ]0 km

(Hk. Michaelis- Menten)


Km : Konstanta Michelis
K2 : Daya enzim mentransformasi suatu substrat membentuk produk.
(jumlah molekul yang dikonversi menjadi produk dalam satuan waktu per molekul enzim)
Bila [S]0

berlebihan

Maka :

k2[E]0 = v max

laju reaksi : Max

vm ax[ S ]0
[ S ]0 km

1
1 km 1

v vmax vmax [ S ]0
Plotting

1
1
vs
v [ S ]0

(Pers. Lineweaver-Burk)

kurva garis lurus

Km

Dan diperoleh vm ax

sebagai slope

Nilai k2 didapat dari intersep


vm ax
Bila

[E]n

diketahui

Konstanta laju pertumbuhan bakteri lactobacillus acidophilus (dalam suatu media) selama fase
pertumbuhan exponansial menunjukan = 9,24 x 10-3 menit -1
Hitung waktu generasi (tg) bakteri tersebut waktu yang diperlukan mikroorganisme untuk
melipat ganda kan populasinya (yakni menjadi double).

Untuk reaksi berikut :


Fumarate + H2O =====

L-Malate

Hitung laju perubahan fumarate menjadi L-malate, bila diketahui :


Konsentrasi fumarate = 1.24 x 10-4 mol L-1 konsentrasi enzim fumarase = 1,05 x 10-6 mol L-1
dan bilangan turnover enzim fumarase = 1,75 x 103 det-1
V = 1,81x10-3 mol L-1 det-1
Laju awal dekomposisi H2O2 yang dikatalis dengan enzim katalase adalah 1,38 x 10-2
2,67 x 10-2 dan 6,0 x 10-2 M det-1 berturut turut untuk konsentrasi awal H2O2 = 0,01 : 0,02
dan 0,05 M.
Konsentrasi enzim katalase = 4,0 x 10-8 M
Hitung V max : Konstanta Michaelis dan bilangan turnover enzim

TEGANGAN PERMUKAAN
Molekul dipermukaan :
Mengikuti gaya resultan kea rah dalam media.
Molekul didalam media tidak mengalami gaya resultan
Tegangan permukaan () :

Molekul dibagian dalam media yang bergerak ke permukaan media membutuhkan kerja
untuk mengatasi gaya tarik kebawah.

Makin banyak jumlah molekul di permukaan media suatu cairan makin luas permukaan
media tersebut.

Tapi dengan adanya gaya resultan kearah dalam oleh molekul molekul di permukaan,
maka sifat setiap cairan cenderung untuk meminimumkan luas permukaannya.

Tegangan permukaan () :
Banyaknya kerja yang diperlukan untuk memperluas permukaan suatu cairan, dalam satuan erg
cm-2 atau dyne cm-1
Tegangan permukaan :
Antara cairan gas/udara, (tegangan permukaan)
Antara cairan cairan, (tegangan antar muka)
Contoh nilai beberapa cairan pada 20C
Cairan

Cairan - udara

Cairan - air

(dyne cm-1)

(dyne cm-1)

Hg

485

375

H2O

72,75

C6H6

28,88

35,0

CCl4

26,80

45,1

Acetone

23,94

Ethanol

22,49

Isopropanol

21,92

Sukrosa

(Aquous)
55% w/w

76,45

Metode pengukuran tegangan permukaan


Metode kapiler
Metode cincin Du Nout
Metode lempengan Wihelmi
Metode tekanan gelembung maksimum
Dan lainnya
1. Metode kapiler
Permukaan air dalam pipa kapiler terus naik hingga tercapai keseimbangan dengan gaya
gravitasi

Bobot jenis cairan


980 cm det-2
Jari jari pipa kapiler
Tinggi miniskus cairan dalam kapiler
Sudut kontak
(untuk air dan kebanyakan cairan sangat kecil, sehingga nilai cos mendekati satu)
Untuk cairan dengan sudut kontak sangat kecil

2. Metode cincin Du Nouy


Berdasarkan pengukuran gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin dari permukaan
cairan. Metode ini sering digunakan untuk mengukur tegangan antar muka cairan.

Dimana,
Gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin dari permukaan cairan
Jari jari lingkar cincin
Factor koreksi
Factor koreksi (C) :
Correction factors
0.7250 (Constant)
0.09075m-1s2 (Constant)
0.04534-1.659r/R (Constant)
r : Radius of the ring wire
R : Radius of the ring (Center of wire)
Density of the liquid sample
3. Metode lempengan Wihelmi
P : Gaya yang diperlukan untuk melepaskan lempengan dari permukaan cairan
Berat lempengan
Gaya gravitasi

Luas penampang lempengan


Kedalaman lempengan yang dicelupkan
Keliling lempengan
Bobot jenis cairan
4. Metode tekanan gelembung maksimum (Pendant drop method)
Perbedaan bobot jenis
Diameter maksimum tetesan
Factor koreksi yang ditentukan oleh rasio ds/de
Metode ini cocok untuk tegangan antar muka, cairan cairan yang viskositasnya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai