Anda di halaman 1dari 40

BAB VI

ATOM HIDROGEN
dalam
MEKANIKA KUANTUM

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Persamaan Schrodinger Atom


Hidrogen dalam Koordinat Bola
1 2
1


1 2 2m
2 (E V) 0
r
2
sin
2 2
2
2
r sin
r r r r sin

x
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

e2
Energi potensial, V
4 0r
Kemudian kalikan dengan r sin ,
maka
2

1 2
1

1 2 2m
2 (E V) 0
r
2
sin
2 2
2
2
r r r r sin
r sin

Separasi Variabel

(r,,) R(r)( )( )
Sehingga didapatkan
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya


R
dR
R
R
r
r
dr

d
R
R

2
2
d2
R 2 R
2

d 2

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Masukkan ke persamaan schrodinger diatas,


kemudian bagi dengan R , akan didptkan
sin2 2 R sin
1 2 2mr 2 sin2 e 2

(
E) 0
r

sin
2
2
R r r

4 0r

Bentuk sederhana pers. Schrodinger untuk


atom Hidrogen
2
2

m
l 0
2

(A)

ml2
1 d
d
0
sin
l(l 1)
2
sin d
d
sin
1 d 2 dR 2m e 2
l(l 1)
E) - 2 R 0
r
2 (
2
dr
dr
4

r
r
r


0
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

(B)

(C)

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bilangan Kuantum Utama (n)


Pemecahan pers. (C) berkaitan
dengan bil.kuantum utama n.
Bilangan ini sama dengan tingkat
energi dalam model Bohr.
n= 1, 2, 3, 4, .
Energi setiap nilai n
4

me
1
En
2 2 2
2
32 0 n

En,l, m

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

RH
n2

- n = 1 kulit K
- n = 2 kulit L
- n = 3 kulit M, dan seterusnya

Tiap kulit atau setiap tingkat energi


ditempati oleh sejumlah elektron
Jumlah elektron maksimum yang
dapat menempati tingkat energi itu
harus memenuhi rumus Pauli = 2n2
Contoh : kulit ke-4 (n=4) dapat
ditempati maksimum= 2 x 42 elektron
= 32 elektron

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bilangan Kuantum azimuth/orbital (l)


Berkaitan dengan pemecahan pers. (B).
Menunjukkan sub kulit dimana elektron itu
bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit
yang merupakan penyusun suatu kulit
Bilangan kuantum azimuth mempunyai
harga dari 0,1,2,3,...,(n-1).
n = 1 l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Sub kulit yang harganya berbeda-beda


ini diberi nama khusus:
l = 0 sub kulit s (s = sharp)
l = 1 sub kulit p (p = principle)
l = 2 sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 sub kulit f (f = fundamental)
Menentukan bentuk orbit.
l=3
l=2
l=1

l=0

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bilangan Kuantum Magnetik (ml)


Bilangan kuantum ini berkaitan
dengan pemecahan pers. (A).
ml = (-l), (-l+1), ... , (l-1), (+l)
Menentukan orientasi orbital
z

Orbit 2

Orientasi berbeda dari


bidang orbit elektron.
Orbit 1 bidang xy
Orbit 1 Orbit 2 bidang xz
Mewakili ml = 0

y
x
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bil kuantum ml memberi arah L dengan


menentukan komponen L dalam arah
medan magnet luar B

Jika B diambil sejajar sb z, maka


komponen L dalam arah tsb : L

ml

Banyaknya orientasi yang mungkin


dengan momentum sudut L dalam
medan magnet B : 2l 1
L z ,0,
l 1

l 2

L z 2, ,0,,2
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

ml = +2

ml = +1

ml = 0

ml = -1

2
B

ml = -2

Besar momentum sudut :

L l(l 1)

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Kaidah seleksi
Keadaan atom dalam notasi spektroskopis
biasanya hanya mencantumkan bilangan
kuantum n dan l
Transisi atom dari keadaan tertentu ke
keadaan yang lain harus memenuhi Kaidah
Seleksi.
Transisi yang diperkenankan harus
memenuhi : l 1 kaidah seleksi
pertama
Kaidah seleksi kedua : ml 0,1

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Tingkat energi atom Hidrogen


E5=-0,5 eV

n5

5s

5p

5d

n4

4s

4p

4d

n3

3s

3p

3d

n2

n 1

2s

1s

2p

5f

4f
E4=-0,8 eV
E3=-1,5 eV

E2=-3,4 eV

E1=-13,6 eV
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Efek Zeeman Normal (Hidrogen)


Dalam medan magnet, energi keadaan atomik
akan berubah menjadi beberapa subkeadaan
dan energinya dapat sedikit lebih besar atau
lebih kecil daripada keadaan tanpa medan
magnetik.
Gejala itu menyebabkan 'terpecahnya' garis
spektrum individual menjadi garis-garis
terpisah, dengan jarak antara garis bergantung
dari besar medan tersebut.
Terpecahnya garis spektral oleh medan magnet
disebut efek Zeeman (Normal) kita belum
melibatkan spin elektron.
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Tanpa Spin Elektron


Momen magnetik elektron
mengelilingi inti : IA
Arus efektif :

Sehingga

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Didalam medan magnet luar B , dipol


magnet mempunyai energi potensial
Untuk medan magnet dalam arah z,
U ml B B

e
dimana, B
2m

= 9,27.10-24 J/T

(magneton Bohr)

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

TANPA SPIN ELEKTRON

(h

eB
)
2m

eB
(h
)
2m

eB
)
2mh

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

eB
)
2mh

Jadi Efek Zeeman Normal :


Sebuah garis spektrum terpisah menjadi
tiga komponen dan ini hanya terjadi pada
atom-atom yang tidak memiliki spin.
Namun tentu saja semua elektron memiliki
spin, tetapi dalam beberapa atom tertentu
dengan elektron banyak, spin-spinnya
berpasangan dan saling menghapuskan,
sehingga atom berperilaku sebagai yang
tidak berspin.

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Efek Zeeman ada dua, yaitu


Efek zeeman normal (nomalous zeeman
effect)
Efek zeeman tidak normal (anomalous
zeeman effect)

Spin elektron dimasukkan

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bilangan Kuantum Spin (ms)

Tahun 1928, ditemukan bahwa elektron


memiliki momentum sudut intrinsik, atau spin.

Dalam medan magnet, rotasi sumbu hanya


memiliki 2 kemungkinan orientasi.
S

Momen
Magnet
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Arah
medan
magnet

Spin elektron berperilaku sama


seperti momentum sudut orbital
Momentum sudut spin
1
S s(s 1) , s
2
Komponen momentum
sudut spin & momen magnetik

SZ mS

e
& S S
m

Bilangan kuantum spin (+1/2 dan -1/2)


Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Kopling Spin-Orbit
v
r

L
-e

+ ze

-e
r

+ ze

S
v

(a)

(b)

Elektron mengelilingi inti atom, dilihat dari


kerangka acuan inti (a)
Dari kerangka acuan elektron, inti
mengelilingi elektron (b)
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Medan magnet yang dihasilkan inti atom


beraksi terhadap momen magnet spin
elektron dengan energi magnetik U

U( ) cosB SZ B
e
U( )
B BB
2m
Jadi energi bergeser kebawah dan
keatas, sebesar energi tsb diatas
Mirip dengan efek Zeeman, tetapi dg B
yg dihasilkan oleh gerak inti
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Untuk lingkaran berjari2 r yang dialiri arus i,


medan magnet B pada pusat lingkaran

0i 0 e
B

2r 2r T

e
i
T

0 ev
B
2r 2 r

2r
T
v

E
L S

Pemisahan struktur halus


dalam hidrogen

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Lebar

E antara

2 keadaan ini adalah

E 2U 2BB

0 ev

2 B
2r

Karena
maka

L mvr n
0e2 2n
E
4m 2 r 3

n
v
mr

Jari2 orbit electron atom hydrogen

4 0 2
rn
n
2
me
2

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

0 e 2 2 n m3e 6
1
E
2
3 6
6
4m (4 0 ) n

0 me
1

3 4
5
4
256 0 n
8

Dengan menggunakan hubungan


2

e
2
c 1 / 0 0 dan
4 0 c

1
E (mc ) 5
n
2

= 1/137 : tetapan struktur halus

Sebagai contoh deret1 Lyman :

Hasil pengamatan:

Hasil perhitungan:

= 4,54.10-5 eV

=(0,511) MeV.(1/137)4.(1/32) =
4,53.10-5 eV

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

strong field
l=1=p

l=0=s

L=+-1 m=0,+1,-1
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Contoh Soal :
Tentukan energi magnetik U untuk elektron
dalam keadaan 2p dari atom hidrogen
dengan pertolongan model Bohr.
Penyelesaian :
Medan magnet di pusat lingkaran
0i 0 e 0 ef
B

2r 2r T
2r

r n2 a0

4a 0

f ~ frekwensi

= 4.5,292.10-11m

= 2,1.10-10 m

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

e
v
14
f
8,4.10 dt , dimana v
2r
4 0 mr
Jadi medan magnet yang dialami elektron

( 4 .10 7 Tm / A).( 8,4.10 14 s 1 ).(1,6.10 19 C )


B
0,40T
10
2.2,1.10 m
Energi magnetik elektron

U B B
= 3,7.10-24 J = 2,3.10-5 eV

Perbedaan energi antara sub tingkat atas dan bawah


5

E 4,6.10 eV
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Orbital Atom
Gambaran kerapatan
elektron yang
memperlihatkan probabilitas
letak elektron.
Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

y
Inti atom di pusat sumbu.

Awan Probabilitas

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Bentuk
Orbital
s

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Orbital d

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Salah satu dari 7 orbital f

Yoyok Cahyono, Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai