Tak Anisful Print
Tak Anisful Print
Oleh:
Anisful Lailil Munawaroh
105070201131005
JURUSAN KEPERAWATAN-K3LN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Anisful Lailil Munawaroh
105070201131005
Tanggal
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan
lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas.
Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi
koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu diantaranya perubahan
nilai
budaya,
perubahan
sistem kemasyarakatan,
pekerjaan,
serta akibat
dalam
kehidupan
seseorang
hingga
orang
tersebut
terpaksa
Tujuan
Tujuan umum TAK membuat kerajinan dompet hp dan gantungan kunci dari
kain flanel yaitu peserta dapat meningkatkan kemauan dalam melakukan aktivitas
dan merangsang kembali kemampuan motorik halus. Tujuan khususnya adalah:
1. Peserta mampu memperkenalkan diri
2. Peserta mampu membuat kerajinan dompet hp dan gantungan kunci dari kain
flanel
3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang
telah dilakukan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan isolasi social dan
harga diri rendah agar mempunyai kemauan dalam melakukan aktivitas dan
1.3.2
1.3.3
holistik
Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
1.3.4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
2.1.1
Definisi
Menurut Schult & Videbeck (1998), gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan harga diri rendah
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapaikeinginan (Budi
Ana Keliat, 1999).
2.1.2
Penyebab
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag
tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal seperti :
1.
2.
peran :
a.Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan
dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilainilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b.Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c.Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara:
a.
Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
b.
persetujuan.
Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada
klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh
kembang,
misalnya
sering
disalahkan,
kurang
dihargai,
tidak
diberi
2.1.3
Manifestasi Klinis
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
2.
3.
sendiri.
Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
4.
5.
6.
2.1.4
Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
sosial
merupakan
suatu
gangguan
hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (Depkes RI, 2000 dalam Fitria, 2009).
Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang
lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan.
Klien mengalami
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
Asupan makanan dan minuman terganggu
Retensi urin dan feses
Aktivitas menurun
Kurang energi/ tenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi
tidur)
Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah
sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak
dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan peruabahan persepsi
sesori: halusinasi dan resiko tinggi mencederai diri, orang lain bahkan
lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan
intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan perawatan secara mandiri. Seseorang yang mempunyai harga
diri rendah awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyelesaikan
masalah dalam hidupnya, sehingga orang tersebut berperilaku tidak normal
(koping individu tidak efektif). Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong
klien agar mampu menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, bila sistem
pendukungnya tidak baik (koping keluarga tidak efektif) maka akan mendukung
seseorang memiliki harga diri rendah (Fitria, 2009).
Rentang respons
Respons adaptif
Menyendiri
Otonomi
Bekerja sama
Respons maladaptif
Merasa sendiri
Depedensi
Curiga
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Curiga
interdependen
Gambar 1. Rentang respons isolasi sosial (Stuart, 2006; Townsend, 1998 dalam Fitria,
2009)
Respons yang terjadi pada isolasi sosial (Fitria, 2009)
a. Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masi dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain, individu
tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini
adalah sikap yang termasuk respons adapatif:
i. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi di lingkungan sosialnya
ii. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial
iii. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama
lain
iv. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
b. Respons maladaptif
c. Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons
maladaptif:
i. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain
ii. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain
iii. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam
iv. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang
lain.
Faktor predisposisi (Fitria, 2009)
a.
Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-
tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tabel 1. Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan
interpersonal (Stuart, 2006; Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Fitria, 2009)
Tahap
Tugas
Perkembangan
Masa bayi
Menetapkan rasa percaya
Masa bermain
Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Masa pra sekolah
Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati nurani
Masa sekolah
Belajar berkompetisi, bekerja sama dan
berkompromi
Masa pra remaja
Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa remaja
Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung pada orang tua
Masa
dewasa Menjadi saling bergantung antara orang tua
muda
dan teman, mencari pasangan, menikah dan
mempunyai anak
Masa tengah baya
Belajar menerima hasil kehidupan yang
sudah dilalui
Masa dewasa tua
Berduka
karena
kehilangan
dan
mengembangkan
perasaan
ketertarikan
dengan budaya
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga meninmbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan di mana seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar
keluarga.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, di mana setiap
anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI
Karakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien dengan harga diri rendah.
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.
Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat harga diri rendah.
b. Mengumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah harga
diri rendah untuk mengikuti TAK.
3.2 TUGAS DAN WEWENANG
1. Tugas Leader dan Co-Leader
-
2. Tugas Fasilitator
-
3. Tugas Klien
-
Peringatan lisan
Sasaran
Hari/ tanggal
Waktu
Tempat
Terapis:
:
:
:
:
Tahapan Sesi:
Leader
Co Leader
Fasilitator 1
Fasilitator 2
A.
Tujuan
Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama
B.
C.
Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
Nama Klien
1. Karyaningsih
2. Nanto
3. Mistun
4. Ririn
5. Jatuh
6. Yuli
7. Kris
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
E. MAP
L
K
F
C
Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader
F : Fasilitator
K : Klien
F.
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak: Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
3. Tahap kerja
SESI 1
a. Peserta memperkenalkan diri sendiri, meliputi : nama
b. Memberi pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan
SESI 2
a. Membagikan kain flannel, dakron dan gunting yang sudah disediakan oleh
terapis.
b. Menginstruksikan peserta untuk menggunting benang kain flanel yang
sudah diukur.
c. Memberi pujian untuk setiap anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut secara
berkala
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikutnya
Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi Hasil
a. Kemampuan verbal
No.
1
2
5
6
Nama klien
Aspek yg dinilai
Menyebutkan nama lengkap
Menyebutkan nama panggilan
Menanyakan nama lengkap
Menanyakan nama panggilan
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No.
Nama klien
Aspek yg dinilai
1
2
3
Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai
Mengikuti
kegiatan
dari
awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan Membuat Kerajinan dompet hp dan gantungan kunci dari kain
flanel
No.
1
2
3
4
5
Nama klien
Aspek yg dinilai
Menggunting pola kain
Mengisi dakron ke pola kain
Menjait kain flannel
Menempelkan Kain Flanel
Memasang Dompet hp dan
gantungan kunci
Jumlah
BAB IV
HASIL EVALUASI
a. Kemampuan verbal
No.
1
2
4
5
6
8
Nama klien
Aspek yg dinilai
Menyebutkan nama lengkap
Menyebutkan nama panggilan
Menyebutkan hobi
Menanyakan nama lengkap
Menanyakan nama panggilan
Menanyakan hobi
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No.
Nama klien
Aspek yg dinilai
1
2
3
Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai
Mengikuti
kegiatan
dari
awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan Membuat Kerajinan dari Kain Flanel
No.
1
2
3
4
5
Aspek yg dinilai
Menggunting pola kain
Mengisi dakron ke pola kain
Menjait kain flannel
Menempelkan Kain Flanel
Memasang Dompet hp dan
gantungan kunci
Jumlah
Nama klien
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan
Remaja, Widya Medika, Jakarta.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang
Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan,
Sagung Seto, Jakarta.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
edition, Mosby, St. Louis.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition,
Mosby, St.Louis.