CHLORAMPHENICOL
TETRASIKLIN
Karakteristik
Mekanisme resistensi
Penggunnaan klinik
Proses farmakokinetik
Indikasi :
Demam tiroid
Meningitis purulenta
Riketsiosis
Kontra indikasi :
Neonatus
Pasien dengan gangguan fatal hati
Pasien hipersensitif terhadapnya.
Riketsiosis
Infeksi klamida ( psitakosis, konjungtivitis
inklusi, trakoma, uretritis nonspesifik).
Infeksi mycoplasma pneumoniae.
Infeksi basil (bruselosis, tularemia,
kolera,
sampar).
Infeksi kokus
Infeksi venerik
Acne vulgaris
Penyakit paru obstruktif menahun
Infeksi intraabdominal
Infeksi
lain
(aktinomikosis,
frambusia,
leptospirosis, infeksi saluran cerna)
Penggunaan topikal
Absorpsi :
30 80% diserap lewat saluran cerna.
Doksisiklin & minosiklin diserap > 90 %.
Sebagian besar terjadi di lambung & usus halus
bagian atas.
Faktor penghambat : makanan dalam lambung
(kecuali minosiklin & doksisiklin). pH tinggi,
pembentukan kelat (kompleks tetrasiklin
dengan zat lain yang sukar diserap).
Diberikan sebelum atau 2 jam setalh makan.
Distribusi :
Dalam plasma, semua terikat protein plasma
dalam jumlah variasi.
Dalam CSS, kadar tetrasiklin hanya 10 20%
kadar dalam serum.
Ditimbun dalam RES di hati, limpa, sumsum
tulang, dentin dan email gigi yang belum
bererupsi.
Menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI
dalam kadar relatif tinggi.
Penetrasi doksisiklin dan minosilin lebih baik.
Metabolisme:
Tidak dimetabolisme secara berarti di hati.
Doksisiklin dan minosiklin mengalami
metabolisme di hati yang cukup berarti
sehingga aman pada pasien ginjal.
Eksresi :
Dieksresi melalui urin berdasar filtrasi
glomerulus.
Pemberian per oral 20 55% eksresi
lewat urin.
Eksresi oleh hati ke dalam empedu 10 kali
kadar serum.
Yang dieksresi ke dalam lumen usus
mengalami siklus entero hepatik.
Yang tidak diserap, dieksresi lewat tinja.
Efek toksik
Iritasi lambung
Tromboflebitis
Kelainan darah leukositosis, limfosit atipik,
granulasi
toksik
pada
granulosit
dan
trombositopenia.
Reaksi fototoksi fotosensitvitas, demam,
eosinifilia, pigmentasi kuku dan onikolis.
Hepatotoksistas.
Memperlambat koagulasi darah dan memperkuat
efek antikoagulan kumarin.
Disgenesis, perubahan warna permanan dan
Interaksi obat
Drug of Choice
Kloramfenikol
menghambat
metabolisme
dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid,
klorpropamid dan siklofosfamid.
Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.
Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan
vitamin B12 pada terapi anemia.
Meningkatkan
efek
antikoagulan
oral,
antidiabetes oral, dan fenitoin.
karies gigi.
Sindron Fanconi gejala poliuria, polidipsia,
proteinuria, asidosis, glukosuria, aminoasiduria,
disertai mula dan muntah.
Meningkatkan kadar ureum, pada gagal ginjal
dapat terjadi azotemia.
Peninggian tekana intrakranial fontanel
menonjol.
Bila tetrasiklin diberikan dengan metoksifluoran
maka dapat menyebabkan nefrotoksisk.
Bila dikombinasikan dengan penisilin maka
aktivitas antimikrobanya dihambat.
Bila tetrasiklin digunakan bersamaan dengan
produk susu maka akan menurunkan absorpsinya
karena membentuk khelat tetrasiklin dengan ion
kalsium yang tidak dapat diabsorpsi.