Anda di halaman 1dari 178

II.

SISTEM BILANGAN RIIL

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

Muhafzan, Ph. D
Dept. of Math. UNAND

JUNI 2013

4 SKS

JUNI 2013

1 / 31

Bilangan Riil

Sifat Aljabar (Aksioma Lapangan) dari Bilangan Riil

Bagian ini akan membicarakan struktur aljabar bilangan riil dengan


terlebih dahulu memberikan sifat-sifat dasar penjumlahan dan
perkalian.
Yang dimaksud dengan operasi biner pada himpunan F , adalah suatu
fungsi B dengan domain F F dan rangenya termuat di dalam F .
Sehingga, suatu operasi biner mengaitkan setiap pasangan terurut
(a; b) 2 F F dengan elemen tunggal B(a; b) dalam F .
Kita akan menggunakan notasi konvensional a + b dan a b (atau ab)
sebagai pengganti notasi B(a; b) ketika membicarakan sifat-sifat
penjumlahan dan perkalian.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

2 / 31

Bilangan Riil

Sifat Aljabar (Aksioma Lapangan) dari Bilangan Riil

Bagian ini akan membicarakan struktur aljabar bilangan riil dengan


terlebih dahulu memberikan sifat-sifat dasar penjumlahan dan
perkalian.
Yang dimaksud dengan operasi biner pada himpunan F , adalah suatu
fungsi B dengan domain F F dan rangenya termuat di dalam F .
Sehingga, suatu operasi biner mengaitkan setiap pasangan terurut
(a; b) 2 F F dengan elemen tunggal B(a; b) dalam F .
Kita akan menggunakan notasi konvensional a + b dan a b (atau ab)
sebagai pengganti notasi B(a; b) ketika membicarakan sifat-sifat
penjumlahan dan perkalian.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

2 / 31

Bilangan Riil

Sifat Aljabar (Aksioma Lapangan) dari Bilangan Riil

Bagian ini akan membicarakan struktur aljabar bilangan riil dengan


terlebih dahulu memberikan sifat-sifat dasar penjumlahan dan
perkalian.
Yang dimaksud dengan operasi biner pada himpunan F , adalah suatu
fungsi B dengan domain F F dan rangenya termuat di dalam F .
Sehingga, suatu operasi biner mengaitkan setiap pasangan terurut
(a; b) 2 F F dengan elemen tunggal B(a; b) dalam F .
Kita akan menggunakan notasi konvensional a + b dan a b (atau ab)
sebagai pengganti notasi B(a; b) ketika membicarakan sifat-sifat
penjumlahan dan perkalian.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

2 / 31

Bilangan Riil

Sifat Aljabar (Aksioma Lapangan) dari Bilangan Riil

Bagian ini akan membicarakan struktur aljabar bilangan riil dengan


terlebih dahulu memberikan sifat-sifat dasar penjumlahan dan
perkalian.
Yang dimaksud dengan operasi biner pada himpunan F , adalah suatu
fungsi B dengan domain F F dan rangenya termuat di dalam F .
Sehingga, suatu operasi biner mengaitkan setiap pasangan terurut
(a; b) 2 F F dengan elemen tunggal B(a; b) dalam F .
Kita akan menggunakan notasi konvensional a + b dan a b (atau ab)
sebagai pengganti notasi B(a; b) ketika membicarakan sifat-sifat
penjumlahan dan perkalian.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

2 / 31

Bilangan Riil

Sifat-sifat aljabar dari R (Aksioma Lapangan)


Ada dua operasi biner pada himpunan bilangan riil R; yang
dinyatakan dengan + (disebut penjumlahan) dan (disebut
perkalian), yang memenuhi sifat-sifat berikut:
A1:
A2:
A3:
A4.

a + b = b + a; 8a; b 2 R (komutatif penjumlahan)


(a + b) + c = a + (b + c); 8a; b; c 2 R (asosiatif penjumlahan)
9 0 2 R 3 0 + a = a + 0 = a; 8a 2 R (eksistensi elemen 0)
8a 2 R 9 ( a) 2 R 3 a + ( a) = ( a) + a = 0
(eksistensi elemen negatif)
M1: a b = b a; 8a; b 2 R (komutatif perkalian)
M2: (a b) c = a (b c); 8a; b; c 2 R (asosiatif perkalian)
M3: 91 2 R dengan 1 6= 0 3 1 a = a dan a 1 = a; 8a 2 R
(eksistensi elemen unit)
M4: 8a 2 R; a 6= 0; 9 (1=a) 2 R 3 a (1=a) = 1 dan (1=a) a = 1
D: a (b + c) = (a b) + (a c) dan (b + c) a = (b a) + (c a);
8a; b; c 2 R (sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan)

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

3 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen 0 dan 1.


Teorema 1
1

Jika z; a 2 R sedemikian sehingga z + a = a; maka z = 0:

Jika u; b 2 R, dengan b 6= 0 sedemikian sehingga u b = b; maka u = 1:

Bukti.
(1): z + a = a ) (z + a) + ( a) = a + ( a)
(penjumlahan kedua sisi dengan ( a);
eksistensinya dijamin oleh(A4))
, z + (a + ( a)) = a + ( a) (sifat A2)
, z+0=0
(sifat A4)
, z=0
(sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

4 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen 0 dan 1.


Teorema 1
1

Jika z; a 2 R sedemikian sehingga z + a = a; maka z = 0:

Jika u; b 2 R, dengan b 6= 0 sedemikian sehingga u b = b; maka u = 1:

Bukti.
(1): z + a = a ) (z + a) + ( a) = a + ( a)
(penjumlahan kedua sisi dengan ( a);
eksistensinya dijamin oleh(A4))
, z + (a + ( a)) = a + ( a) (sifat A2)
, z+0=0
(sifat A4)
, z=0
(sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

4 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen 0 dan 1.


Teorema 1
1

Jika z; a 2 R sedemikian sehingga z + a = a; maka z = 0:

Jika u; b 2 R, dengan b 6= 0 sedemikian sehingga u b = b; maka u = 1:

Bukti.
(1): z + a = a ) (z + a) + ( a) = a + ( a)
(penjumlahan kedua sisi dengan ( a);
eksistensinya dijamin oleh(A4))
, z + (a + ( a)) = a + ( a) (sifat A2)
, z+0=0
(sifat A4)
, z=0
(sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

4 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen 0 dan 1.


Teorema 1
1

Jika z; a 2 R sedemikian sehingga z + a = a; maka z = 0:

Jika u; b 2 R, dengan b 6= 0 sedemikian sehingga u b = b; maka u = 1:

Bukti.
(1): z + a = a ) (z + a) + ( a) = a + ( a)
(penjumlahan kedua sisi dengan ( a);
eksistensinya dijamin oleh(A4))
, z + (a + ( a)) = a + ( a) (sifat A2)
, z+0=0
(sifat A4)
, z=0
(sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

4 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen 0 dan 1.


Teorema 1
1

Jika z; a 2 R sedemikian sehingga z + a = a; maka z = 0:

Jika u; b 2 R, dengan b 6= 0 sedemikian sehingga u b = b; maka u = 1:

Bukti.
(1): z + a = a ) (z + a) + ( a) = a + ( a)
(penjumlahan kedua sisi dengan ( a);
eksistensinya dijamin oleh(A4))
, z + (a + ( a)) = a + ( a) (sifat A2)
, z+0=0
(sifat A4)
, z=0
(sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

4 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen


a 6= 0) untuk suatu elemen a 2 R.

a dan

1
a

(bila

Teorema 2
1

Jika a; b 2 R sedemikian sehingga a + b = 0; maka b =

Jika a; b 2 R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a b = 1; maka b =

a:
1
:
a

Bukti.
(1): a + b = 0 ) ( a) + (a + b) = ( a) + 0;
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
) (( a) + a) + b = a
(gunakan (A2) pada ruas kiri
.
dan (A3) pada ruas kanan)
) b= a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

5 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen


a 6= 0) untuk suatu elemen a 2 R.

a dan

1
a

(bila

Teorema 2
1

Jika a; b 2 R sedemikian sehingga a + b = 0; maka b =

Jika a; b 2 R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a b = 1; maka b =

a:
1
:
a

Bukti.
(1): a + b = 0 ) ( a) + (a + b) = ( a) + 0;
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
) (( a) + a) + b = a
(gunakan (A2) pada ruas kiri
.
dan (A3) pada ruas kanan)
) b= a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

5 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen


a 6= 0) untuk suatu elemen a 2 R.

a dan

1
a

(bila

Teorema 2
1

Jika a; b 2 R sedemikian sehingga a + b = 0; maka b =

Jika a; b 2 R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a b = 1; maka b =

a:
1
:
a

Bukti.
(1): a + b = 0 ) ( a) + (a + b) = ( a) + 0;
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
) (( a) + a) + b = a
(gunakan (A2) pada ruas kiri
.
dan (A3) pada ruas kanan)
) b= a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

5 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen


a 6= 0) untuk suatu elemen a 2 R.

a dan

1
a

(bila

Teorema 2
1

Jika a; b 2 R sedemikian sehingga a + b = 0; maka b =

Jika a; b 2 R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a b = 1; maka b =

a:
1
:
a

Bukti.
(1): a + b = 0 ) ( a) + (a + b) = ( a) + 0;
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
) (( a) + a) + b = a
(gunakan (A2) pada ruas kiri
.
dan (A3) pada ruas kanan)
) b= a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

5 / 31

Bilangan Riil

Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen


a 6= 0) untuk suatu elemen a 2 R.

a dan

1
a

(bila

Teorema 2
1

Jika a; b 2 R sedemikian sehingga a + b = 0; maka b =

Jika a; b 2 R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a b = 1; maka b =

a:
1
:
a

Bukti.
(1): a + b = 0 ) ( a) + (a + b) = ( a) + 0;
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
) (( a) + a) + b = a
(gunakan (A2) pada ruas kiri
.
dan (A3) pada ruas kanan)
) b= a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

5 / 31

Bilangan Riil

Perhatikan bahwa pernyataan (A4) dan (M4) menjamin kemungkinan


untuk menyelesaikan persamaan
a + x = 0 dan a x = 1 (bila a 6= 0)
untuk x; dan teorema 3 berakibat bahwa solusinya tunggal.
Teorema 3
Jika a; b 2 R, maka:
1
2

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b:


jika a 6= 0; persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a1 ) b:

Bukti. (bukti (2) untuk latihan)


(1): a + x = b ) ( a) + (a + x) = ( a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan ( a))
) (( a) + (a)) + x = ( a) + b; (sifat A2)
) 0 + x = ( a) + b; (sifat A4)
) x = ( a) + b: (sifat A3)

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

6 / 31

Bilangan Riil

Perhatikan bahwa pernyataan (A4) dan (M4) menjamin kemungkinan


untuk menyelesaikan persamaan
a + x = 0 dan a x = 1 (bila a 6= 0)
untuk x; dan teorema 3 berakibat bahwa solusinya tunggal.
Teorema 3
Jika a; b 2 R, maka:
1
2

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b:


jika a 6= 0; persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a1 ) b:

Bukti. (bukti (2) untuk latihan)


(1): a + x = b ) ( a) + (a + x) = ( a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan ( a))
) (( a) + (a)) + x = ( a) + b; (sifat A2)
) 0 + x = ( a) + b; (sifat A4)
) x = ( a) + b: (sifat A3)

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

6 / 31

Bilangan Riil

Perhatikan bahwa pernyataan (A4) dan (M4) menjamin kemungkinan


untuk menyelesaikan persamaan
a + x = 0 dan a x = 1 (bila a 6= 0)
untuk x; dan teorema 3 berakibat bahwa solusinya tunggal.
Teorema 3
Jika a; b 2 R, maka:
1
2

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b:


jika a 6= 0; persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a1 ) b:

Bukti. (bukti (2) untuk latihan)


(1): a + x = b ) ( a) + (a + x) = ( a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan ( a))
) (( a) + (a)) + x = ( a) + b; (sifat A2)
) 0 + x = ( a) + b; (sifat A4)
) x = ( a) + b: (sifat A3)

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

6 / 31

Bilangan Riil

Perhatikan bahwa pernyataan (A4) dan (M4) menjamin kemungkinan


untuk menyelesaikan persamaan
a + x = 0 dan a x = 1 (bila a 6= 0)
untuk x; dan teorema 3 berakibat bahwa solusinya tunggal.
Teorema 3
Jika a; b 2 R, maka:
1
2

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b:


jika a 6= 0; persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a1 ) b:

Bukti. (bukti (2) untuk latihan)


(1): a + x = b ) ( a) + (a + x) = ( a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan ( a))
) (( a) + (a)) + x = ( a) + b; (sifat A2)
) 0 + x = ( a) + b; (sifat A4)
) x = ( a) + b: (sifat A3)

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

6 / 31

Bilangan Riil

Perhatikan bahwa pernyataan (A4) dan (M4) menjamin kemungkinan


untuk menyelesaikan persamaan
a + x = 0 dan a x = 1 (bila a 6= 0)
untuk x; dan teorema 3 berakibat bahwa solusinya tunggal.
Teorema 3
Jika a; b 2 R, maka:
1
2

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b:


jika a 6= 0; persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a1 ) b:

Bukti. (bukti (2) untuk latihan)


(1): a + x = b ) ( a) + (a + x) = ( a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan ( a))
) (( a) + (a)) + x = ( a) + b; (sifat A2)
) 0 + x = ( a) + b; (sifat A4)
) x = ( a) + b: (sifat A3)
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

6 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Untuk menunjukkan ketunggalan, anggaplah bahwa x1 adalah


sebarang solusi dari persamaan a + x = b; maka a + x1 = b:
Tambahkan ke dua sisi dengan ( a) maka diperoleh
( a) + (a + x1 ) = ( a) + b:
Berdasarkan (A4) diperoleh x1 = ( a) + b. Sehingga disimpulkan
bahwa x = x1 yang menunjukkan ketunggalan solusi.

Teorema 4
Jika a; b 2 R; maka
1

a 0=0

a = ( 1) a

(a + b) = ( a) + ( b)

( a) = a

( 1) ( 1) = 1:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

7 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1. Dari (M3) diketahui bahwa a 1 = a: Selanjutnya
a + a:0 = a 1 + a:0
= a(1 + 0)
= a:1
= a
Sehingga, dengan menggunakan Teorema 1 disimpulkan bahwa
a 0 = 0:
Buktikan bagian (2), (3), (4) dan (5) !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

8 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).

Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).
Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).
Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).
Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Teorema 5
1

2
3

1
1
6= 0 dan
= a:
a
(1=a)
Jika a; b 2 R dan .a b = 0; maka a = 0 atau b = 0:
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka

Jika a; b 2 R, maka ( a):( b) = a:b:


1
Jika a 2 R dan a 6= 0; maka
=
(a)

1
a

Bukti.
1

Misalkan a 6= 0, maka

1
ada (berdasarkan sifat (M4)).
a

1
1
= 0 maka 1 = a:( ) = a:0 = 0; yang berlawanan dengan (M3).
a
a
1
Jadi mestilah 6= 0:
a
1
Selanjutnya, karena ( ):a = 1; maka Teorema 2 bagian 2
a
1
mengakibatkan bahwa a =
:
(1=a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).
Jika

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

9 / 31

Bilangan Riil

Bilangan Rasional dan Irrasional


Mulai sekarang, notasi (dot) untuk menyatakan perkalian tidak akan
digunakan lagi, tetapi hanya akan ditulis ab sebagai pengganti a b:
Akan digunakan juga notasi
a2

aa; a3

aaa

(a2 )a;

dan secara umum didenisikan


an+1 = (an )a untuk n 2 N:
Dengan menggunakan induksi matematika, dapat dibuktikan pula
bahwa jika m; n 2 N; maka
am+n = am an ; 8 a 2 R:

(*)

Selain itu, secara umum ( a) + b = b + ( a) akan ditulis sebagai


1
1
b a; dan jika a 6= 0 penulisan
:b = b:
akan diganti dengan
a
a
b
b=a atau :
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

10 / 31

Bilangan Riil

Bilangan Rasional dan Irrasional


Mulai sekarang, notasi (dot) untuk menyatakan perkalian tidak akan
digunakan lagi, tetapi hanya akan ditulis ab sebagai pengganti a b:
Akan digunakan juga notasi
a2

aa; a3

aaa

(a2 )a;

dan secara umum didenisikan


an+1 = (an )a untuk n 2 N:
Dengan menggunakan induksi matematika, dapat dibuktikan pula
bahwa jika m; n 2 N; maka
am+n = am an ; 8 a 2 R:

(*)

Selain itu, secara umum ( a) + b = b + ( a) akan ditulis sebagai


1
1
b a; dan jika a 6= 0 penulisan
:b = b:
akan diganti dengan
a
a
b
b=a atau :
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

10 / 31

Bilangan Riil

Bilangan Rasional dan Irrasional


Mulai sekarang, notasi (dot) untuk menyatakan perkalian tidak akan
digunakan lagi, tetapi hanya akan ditulis ab sebagai pengganti a b:
Akan digunakan juga notasi
a2

aa; a3

aaa

(a2 )a;

dan secara umum didenisikan


an+1 = (an )a untuk n 2 N:
Dengan menggunakan induksi matematika, dapat dibuktikan pula
bahwa jika m; n 2 N; maka
am+n = am an ; 8 a 2 R:

(*)

Selain itu, secara umum ( a) + b = b + ( a) akan ditulis sebagai


1
1
b a; dan jika a 6= 0 penulisan
:b = b:
akan diganti dengan
a
a
b
b=a atau :
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

10 / 31

Bilangan Riil

Bilangan Rasional dan Irrasional


Mulai sekarang, notasi (dot) untuk menyatakan perkalian tidak akan
digunakan lagi, tetapi hanya akan ditulis ab sebagai pengganti a b:
Akan digunakan juga notasi
a2

aa; a3

aaa

(a2 )a;

dan secara umum didenisikan


an+1 = (an )a untuk n 2 N:
Dengan menggunakan induksi matematika, dapat dibuktikan pula
bahwa jika m; n 2 N; maka
am+n = am an ; 8 a 2 R:

(*)

Selain itu, secara umum ( a) + b = b + ( a) akan ditulis sebagai


1
1
b a; dan jika a 6= 0 penulisan
:b = b:
akan diganti dengan
a
a
b
b=a atau :
a
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

10 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

1
juga akan ditulis sebagai a
a
n
sebagai a :
Selanjutnya

dan

1
akan ditulis
an

Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan digunakan


konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a:
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentikasi bilangan asli n 2 N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 2 R.
Dengan cara yang sama, kita identikasi 0 2 Z sebagai elemen 0 2 R,
dan mengidentikasi n penjumlahan dari 1 sebagai bilangan bulat
n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a; b 2 Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

11 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

12 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Penemuan ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan matematika


Yunani.
Salah satu akibatnya adalah elemen-elemen dari R yang tidak di
dalam Q dikenal sebagai bilangan Irrasional, yang berarti bahwa
bilangan irrasional bukan merupakan rasio dari bilangan bulat.
Teorema 6
Tidak ada bilangan rasional r sedemikian sehingga r2 = 2:
Bukti.
Andaikan bahwa ada p; q 2 Z sedemikian sehingga
r2 =

p
q

= 2:

Tanpa mengurangi keumuman, anggaplah bahwa p dan q positif dan


tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

13 / 31

Bilangan Riil

Karena p2 = 2q 2 maka p2 adalah genap. Akibatnya p juga genap


(karena jika p = 2n + 1 ganjil maka kwadratnya
p2 = 4n2 + 4n + 1 = 2(2n2 + 2n) + 1 juga ganjil).
Oleh karena itu
p = 2m untuk suatu m 2 N

) 4m2 = 2q 2
) 2m2 = q 2
) q 2 genap
)
q genap

Dengan demikian, p dan q habis dibagi oleh 2 yang kontradiksi dengan


hipotesis bahwa p dan q tidak mempunyai faktor persekutuan selain
1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

14 / 31

Bilangan Riil

Karena p2 = 2q 2 maka p2 adalah genap. Akibatnya p juga genap


(karena jika p = 2n + 1 ganjil maka kwadratnya
p2 = 4n2 + 4n + 1 = 2(2n2 + 2n) + 1 juga ganjil).
Oleh karena itu
p = 2m untuk suatu m 2 N

) 4m2 = 2q 2
) 2m2 = q 2
) q 2 genap
)
q genap

Dengan demikian, p dan q habis dibagi oleh 2 yang kontradiksi dengan


hipotesis bahwa p dan q tidak mempunyai faktor persekutuan selain
1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

14 / 31

Bilangan Riil

Karena p2 = 2q 2 maka p2 adalah genap. Akibatnya p juga genap


(karena jika p = 2n + 1 ganjil maka kwadratnya
p2 = 4n2 + 4n + 1 = 2(2n2 + 2n) + 1 juga ganjil).
Oleh karena itu
p = 2m untuk suatu m 2 N

) 4m2 = 2q 2
) 2m2 = q 2
) q 2 genap
)
q genap

Dengan demikian, p dan q habis dibagi oleh 2 yang kontradiksi dengan


hipotesis bahwa p dan q tidak mempunyai faktor persekutuan selain
1.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

14 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1

Buktikan bahwa jika a; b 2 R maka


1
2
3
4

2
3
4

(a + b) = ( a) + ( b)
( a):( b) = a:b
1
= ( a1 ) jika a 6= 0
( a)
( ab ) =

( a)
b

jika b 6= 0:

Jika a 2 R memenuhi a:a = a; buktikan bahwa a = 0 atau a = 1:


1
Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab)
= ( a1 ):( 1b )
Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

15 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Sifat (Aksioma) Urutan dari R:


Ada suatu P
1
2
3

R dengan P 6= ? yang memenuhi sifat berikut:

Jika a; b 2 P ,maka a + b 2 P:
Jika a; b 2 P ,maka ab 2 P:
Jika a 2 R,maka tepat satu dari pernyataan berikut berlaku:
a 2 P; a = 0; a 2 P:

Dalam hal ini, P disebut himpunan bilangan riil positif (strictly


positive).
Sifat 3 biasanya disebut sifat Trichotomy, karena membagi R atas 3
tipe elemen yang berbeda.
Akibatnya himpunan N = f a : a 2 P g disebut himpunan bilangan riil
negatif (strictly negative), yang tidak mempunyai elemen bersekutu
(beririsan) dengan P:
Perhatikan bahwa
R = P [ f0g [ N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

16 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Denisi 7
1 Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive),
dan ditulis a > 0.
2

Jika a 2 P [ f0g ; maka a dikatakan bilangan riil non negatif, dan


ditulis a 0:

Jika a 2 P; maka a dikatakan bilangan riil negatif (strictly


negative), dan ditulis a < 0:

Jika a 2 P [ f0g ; maka dikatakan bilangan riil non positif, dan


ditulis a 0:

Denisi 8
Misalkan a; b 2 R:
1

Jika a

Jika

Jika a

Jika

(a
(a

b 2 P; maka ditulis a > b:

b) 2 P; maka ditulis a < b:

b 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

b:

b) 2 P [ f0g ; maka kita tulis a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

b:
JUNI 2013

17 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Perlu diperhatikan bahwa bilangan 0 adalah positif sekaligus negatif.


Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c:
Dengan cara yang sama, jika a b dan b c; maka ditulis
a
Jika a

c:

b dan b < d, maka ditulis sebagai


a

b < d:

Teorema 9
Misalkan a; b; c 2 R:
1

Jika a > b dan b > c, maka a > c:

Tepat satu pernyataan berikut berlaku:


a > b; a = b; a < b:

Jika a

b dan b

a; maka a = b.

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

18 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
1

Jika a b 2 P dan b c 2 P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan


bahwa (a b) + (b c) = a c 2 P . Sehingga, a > c.
Bedasarkan sifat urutan yang ke 3, tepat satu dari yang berikut berlaku:
a

b 2 P; a

b = 0; b

a=

(a

b) 2 P

Buktikan !

Teorema 10
1
2
3

Jika a 2 R dan a 6= 0; maka a2 > 0:


1 > 0:

Jika n 2 N, maka n > 0.


Bukti.
1. Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a 2 P atau a 2 P:
Jika a 2 P; maka berdasarkan sifat urutan ke 2 diperoleh
a2 = a:a 2 P: Dengan cara yang sama, jika a 2 P , maka berdasarkan
sifat urutan ke 2 diperoleh a2 = ( a)( a) 2 P:
Sehingga dalam setiap kasus diperoleh a2 2 P; yaitu a2 > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

19 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

2. Karena 1 = (1)2 , maka dari bagian 1 diperoleh 1 > 0:


3. Gunakan induksi matematika. Jelas bahwa pernyataan berlaku
untuk n = 1 (dari pernyataan ke 2). Anggaplah pernyataan benar
untuk n = k, maka k 2 P: Karena 1 2 P , sifat urutan ke 1
mengakibatkan bahwa k + 1 2 P: Sehingga pernyataan benar untuk
semua n 2 N.

Teorema 11
Misalkan a; b; c; d 2 R:
1

Jika a > b, maka a + c > b + c:

Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d:

Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc:

Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc:


1
Jika a > 0, maka > 0:
a

Jika a < 0, maka

1
a

< 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

20 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
(1): a > b ) a

b>0 ) a b2P
) (a + c) (b + c) = a b 2 P
) (a + c) (b + c) > 0
) (a + c) > (b + c)
a>b)a b>0)a b2P
(2):
) (a b) + (c d) 2 P
c>d)c d>0)c d2P
) (a + c) (b + d) 2 P
) (a + c) (b + d) > 0
)
(a + c) > (b + d)
(3): a > 0 ) a 6= 0 (sifat urutan (3))
) a1 ada (sifat aljabar M4)
1
a

=0

) 1=a

1
a

= 0 (kontradiksi)

1
a

< 0 ) 1 = a a1 < 0
berdasarkan teorema 9(d) (kontradiksi)
Buktikan yang lainnya !
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

21 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 12
Jika a; b 2 R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b:
Akibat 13
Jika b 2 R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b:
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema 14
Jika a 2 R sedemikian sehingga 0
a = 0:

a < " untuk setiap " > 0, maka

Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan Akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a:
Jika diambil "0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < "0 < a:
Oleh karena itu pernyataan a < " untuk setiap " > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

22 / 31

Bilangan Riil

Teorema 15
Misalkan a; b 2 R dan anggaplah bahwa a
maka a b:

" < b untuk setiap " > 0,

1
Bukti. Andaikan a > b: Maka untuk "0 = (a
2
a

"0 = a

1
(a
2

b) berlaku

1
1
b) = (a + b) > (b + b) = b;
2
2

yang merupakan negasi dari hipotesis.


Teorema 16
Jika ab > 0, maka
1

a > 0 dan b > 0, atau

a < 0 dan b < 0:

Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

23 / 31

Bilangan Riil

Teorema 15
Misalkan a; b 2 R dan anggaplah bahwa a
maka a b:

" < b untuk setiap " > 0,

1
Bukti. Andaikan a > b: Maka untuk "0 = (a
2
a

"0 = a

1
(a
2

b) berlaku

1
1
b) = (a + b) > (b + b) = b;
2
2

yang merupakan negasi dari hipotesis.


Teorema 16
Jika ab > 0, maka
1

a > 0 dan b > 0, atau

a < 0 dan b < 0:

Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

23 / 31

Bilangan Riil

Teorema 15
Misalkan a; b 2 R dan anggaplah bahwa a
maka a b:

" < b untuk setiap " > 0,

1
Bukti. Andaikan a > b: Maka untuk "0 = (a
2
a

"0 = a

1
(a
2

b) berlaku

1
1
b) = (a + b) > (b + b) = b;
2
2

yang merupakan negasi dari hipotesis.


Teorema 16
Jika ab > 0, maka
1

a > 0 dan b > 0, atau

a < 0 dan b < 0:

Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

23 / 31

Bilangan Riil

Teorema 15
Misalkan a; b 2 R dan anggaplah bahwa a
maka a b:

" < b untuk setiap " > 0,

1
Bukti. Andaikan a > b: Maka untuk "0 = (a
2
a

"0 = a

1
(a
2

b) berlaku

1
1
b) = (a + b) > (b + b) = b;
2
2

yang merupakan negasi dari hipotesis.


Teorema 16
Jika ab > 0, maka
1

a > 0 dan b > 0, atau

a < 0 dan b < 0:

Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

23 / 31

Bilangan Riil

Teorema 15
Misalkan a; b 2 R dan anggaplah bahwa a
maka a b:

" < b untuk setiap " > 0,

1
Bukti. Andaikan a > b: Maka untuk "0 = (a
2
a

"0 = a

1
(a
2

b) berlaku

1
1
b) = (a + b) > (b + b) = b;
2
2

yang merupakan negasi dari hipotesis.


Teorema 16
Jika ab > 0, maka
1

a > 0 dan b > 0, atau

a < 0 dan b < 0:

Buktikan !

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

23 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Teorema 17
Jika ab < 0, maka
1

a < 0 dan b > 0, atau

a > 0 dan b < 0:


Buktikan !

Contoh 18
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3

6:

Penyelesaian.
Perhatikan bahwa
2x + 3

6 , 2x

3,x

3
:
2

Jadi, himpunan penyelesaian adalah A = x 2 R: x


Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

3
2

JUNI 2013

24 / 31

Bilangan Riil

Contoh 19
Misalkan a

0 dan b

0. Tunjukkan bahwa
p
p
a < b , a2 < b2 , a < b:

Penyelesaian.
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0; dan kasus lainnya
dibiarkan sebagai latihan.
Misalkan a > 0 dan b > 0; maka dari sifat urutan ke 1diperoleh
a + b > 0:
Karena a + b > 0 dan b2 a2 = (b a)(b + a); maka
b a > 0 ) b2 a2 > 0.
Selain itu, karena a + b > 0 maka b2 a2 > 0 ) b a > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

25 / 31

Bilangan Riil

Contoh 19
Misalkan a

0 dan b

0. Tunjukkan bahwa
p
p
a < b , a2 < b2 , a < b:

Penyelesaian.
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0; dan kasus lainnya
dibiarkan sebagai latihan.
Misalkan a > 0 dan b > 0; maka dari sifat urutan ke 1diperoleh
a + b > 0:
Karena a + b > 0 dan b2 a2 = (b a)(b + a); maka
b a > 0 ) b2 a2 > 0.
Selain itu, karena a + b > 0 maka b2 a2 > 0 ) b a > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

25 / 31

Bilangan Riil

Contoh 19
Misalkan a

0 dan b

0. Tunjukkan bahwa
p
p
a < b , a2 < b2 , a < b:

Penyelesaian.
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0; dan kasus lainnya
dibiarkan sebagai latihan.
Misalkan a > 0 dan b > 0; maka dari sifat urutan ke 1diperoleh
a + b > 0:
Karena a + b > 0 dan b2 a2 = (b a)(b + a); maka
b a > 0 ) b2 a2 > 0.
Selain itu, karena a + b > 0 maka b2 a2 > 0 ) b a > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

25 / 31

Bilangan Riil

Contoh 19
Misalkan a

0 dan b

0. Tunjukkan bahwa
p
p
a < b , a2 < b2 , a < b:

Penyelesaian.
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0; dan kasus lainnya
dibiarkan sebagai latihan.
Misalkan a > 0 dan b > 0; maka dari sifat urutan ke 1diperoleh
a + b > 0:
Karena a + b > 0 dan b2 a2 = (b a)(b + a); maka
b a > 0 ) b2 a2 > 0.
Selain itu, karena a + b > 0 maka b2 a2 > 0 ) b a > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

25 / 31

Bilangan Riil

Contoh 19
Misalkan a

0 dan b

0. Tunjukkan bahwa
p
p
a < b , a2 < b2 , a < b:

Penyelesaian.
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0; dan kasus lainnya
dibiarkan sebagai latihan.
Misalkan a > 0 dan b > 0; maka dari sifat urutan ke 1diperoleh
a + b > 0:
Karena a + b > 0 dan b2 a2 = (b a)(b + a); maka
b a > 0 ) b2 a2 > 0.
Selain itu, karena a + b > 0 maka b2 a2 > 0 ) b a > 0:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

25 / 31

Bilangan Riil

p
p
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0:
p
p
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
p
p
p
p
p
p
a > 0 ) a < b:
( b)2 ( a)2 > 0 ) b
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a 0 dan b
p
p
a b , a2 b2 , a
b

0, maka

sebagai latihan.
Contoh 20
Tuliskan himpunan C =

x 2 R:

(2x + 1)
<1
(x + 2)

dalam bentuk yang lebih

sederhana.
Penyelesaian.
x2C,

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

(2x + 1)
(x + 2)
4 SKS

1<0,

(x 1)
< 0:
(x + 2)
JUNI 2013

26 / 31

Bilangan Riil

p
p
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0:
p
p
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
p
p
p
p
p
p
a > 0 ) a < b:
( b)2 ( a)2 > 0 ) b
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a 0 dan b
p
p
a b , a2 b2 , a
b

0, maka

sebagai latihan.
Contoh 20
Tuliskan himpunan C =

x 2 R:

(2x + 1)
<1
(x + 2)

dalam bentuk yang lebih

sederhana.
Penyelesaian.
x2C,

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

(2x + 1)
(x + 2)
4 SKS

1<0,

(x 1)
< 0:
(x + 2)
JUNI 2013

26 / 31

Bilangan Riil

p
p
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0:
p
p
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
p
p
p
p
p
p
a > 0 ) a < b:
( b)2 ( a)2 > 0 ) b
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a 0 dan b
p
p
a b , a2 b2 , a
b

0, maka

sebagai latihan.
Contoh 20
Tuliskan himpunan C =

x 2 R:

(2x + 1)
<1
(x + 2)

dalam bentuk yang lebih

sederhana.
Penyelesaian.
x2C,

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

(2x + 1)
(x + 2)
4 SKS

1<0,

(x 1)
< 0:
(x + 2)
JUNI 2013

26 / 31

Bilangan Riil

p
p
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0:
p
p
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
p
p
p
p
p
p
a > 0 ) a < b:
( b)2 ( a)2 > 0 ) b
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a 0 dan b
p
p
a b , a2 b2 , a
b

0, maka

sebagai latihan.
Contoh 20
Tuliskan himpunan C =

x 2 R:

(2x + 1)
<1
(x + 2)

dalam bentuk yang lebih

sederhana.
Penyelesaian.
x2C,

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

(2x + 1)
(x + 2)
4 SKS

1<0,

(x 1)
< 0:
(x + 2)
JUNI 2013

26 / 31

Bilangan Riil

p
p
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0:
p
p
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
p
p
p
p
p
p
a > 0 ) a < b:
( b)2 ( a)2 > 0 ) b
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a 0 dan b
p
p
a b , a2 b2 , a
b

0, maka

sebagai latihan.
Contoh 20
Tuliskan himpunan C =

x 2 R:

(2x + 1)
<1
(x + 2)

dalam bentuk yang lebih

sederhana.
Penyelesaian.
x2C,
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

(2x + 1)
(x + 2)
4 SKS

1<0,

(x 1)
< 0:
(x + 2)
JUNI 2013

26 / 31

Bilangan Riil

Oleh karena itu, diperoleh


1
2

x 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau


x 1 > 0 dan x + 2 < 0:
Dalam kasus (1), diperoleh x < 1 dan x > 2; yang dipenuhi jika dan
hanya jika 2 < x < 1:
Dalam kasus (2) kita haruslah mempunyai x > 1 dan x < 2; yang
tidak pernah dipenuhi. Jadi kita menyimpulkan bahwa
C = fx 2 R:
2 < x < 1g :

Contoh 21 (Pertidaksamaan Bernoully)


Jika x >

1; tunjukkan bahwa
(1 + x)n

1 + nx

untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

27 / 31

Bilangan Riil

Oleh karena itu, diperoleh


1
2

x 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau


x 1 > 0 dan x + 2 < 0:
Dalam kasus (1), diperoleh x < 1 dan x > 2; yang dipenuhi jika dan
hanya jika 2 < x < 1:
Dalam kasus (2) kita haruslah mempunyai x > 1 dan x < 2; yang
tidak pernah dipenuhi. Jadi kita menyimpulkan bahwa
C = fx 2 R:
2 < x < 1g :

Contoh 21 (Pertidaksamaan Bernoully)


Jika x >

1; tunjukkan bahwa
(1 + x)n

1 + nx

untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

27 / 31

Bilangan Riil

Oleh karena itu, diperoleh


1
2

x 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau


x 1 > 0 dan x + 2 < 0:
Dalam kasus (1), diperoleh x < 1 dan x > 2; yang dipenuhi jika dan
hanya jika 2 < x < 1:
Dalam kasus (2) kita haruslah mempunyai x > 1 dan x < 2; yang
tidak pernah dipenuhi. Jadi kita menyimpulkan bahwa
C = fx 2 R:
2 < x < 1g :

Contoh 21 (Pertidaksamaan Bernoully)


Jika x >

1; tunjukkan bahwa
(1 + x)n

1 + nx

untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

27 / 31

Bilangan Riil

Oleh karena itu, diperoleh


1
2

x 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau


x 1 > 0 dan x + 2 < 0:
Dalam kasus (1), diperoleh x < 1 dan x > 2; yang dipenuhi jika dan
hanya jika 2 < x < 1:
Dalam kasus (2) kita haruslah mempunyai x > 1 dan x < 2; yang
tidak pernah dipenuhi. Jadi kita menyimpulkan bahwa
C = fx 2 R:
2 < x < 1g :

Contoh 21 (Pertidaksamaan Bernoully)


Jika x >

1; tunjukkan bahwa
(1 + x)n

1 + nx

untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

27 / 31

Bilangan Riil

Oleh karena itu, diperoleh


1
2

x 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau


x 1 > 0 dan x + 2 < 0:
Dalam kasus (1), diperoleh x < 1 dan x > 2; yang dipenuhi jika dan
hanya jika 2 < x < 1:
Dalam kasus (2) kita haruslah mempunyai x > 1 dan x < 2; yang
tidak pernah dipenuhi. Jadi kita menyimpulkan bahwa
C = fx 2 R:
2 < x < 1g :

Contoh 21 (Pertidaksamaan Bernoully)


Jika x >

1; tunjukkan bahwa
(1 + x)n

1 + nx

untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

27 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
diperoleh (1 + x) 1 + x yang jelsa benar.
Asumsikan pertidaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k

1 + kx; untuk suatu k:

(1 + x)

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k + 1, yakni


k+1

(1 + x)

1 + (k + 1)x:

Karena 1 + x > 0; maka


k+1

(1 + x)

(1 + x)k (1 + x)
(1 + kx)(1 + x)
= 1 + (k + 1)x + kx2
1 + (k + 1)x:
=

Karena pernyataan berlaku untuk n = k + 1; maka dapat disimpulkan


bahwa ketaksamaan benar untuk semua n 2 N:
Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

28 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1
2
3
4

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd:
Jika 0 < a < b dan 0 c d, buktikan bahwa 0 ac bd:
Jika a; b 2 R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 , a = 0 dan b = 0.
p
1
1
Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < :
b
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

29 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1
2
3
4

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd:
Jika 0 < a < b dan 0 c d, buktikan bahwa 0 ac bd:
Jika a; b 2 R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 , a = 0 dan b = 0.
p
1
1
Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < :
b
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

29 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1
2
3
4

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd:
Jika 0 < a < b dan 0 c d, buktikan bahwa 0 ac bd:
Jika a; b 2 R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 , a = 0 dan b = 0.
p
1
1
Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < :
b
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

29 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1
2
3
4

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd:
Jika 0 < a < b dan 0 c d, buktikan bahwa 0 ac bd:
Jika a; b 2 R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 , a = 0 dan b = 0.
p
1
1
Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < :
b
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

29 / 31

Bilangan Riil

Latihan
1
2
3
4

Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd:
Jika 0 < a < b dan 0 c d, buktikan bahwa 0 ac bd:
Jika a; b 2 R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 , a = 0 dan b = 0.
p
1
1
Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < :
b
a

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

29 / 31

Bilangan Riil

Nilai Mutlak

Sifat Trichotomy menjamin bahwa jika a 2 R dan a 6= 0, maka hanya


ada satu yang positif diantara 2 bilangan a dan a:
Denisi 22
Jika a 2 R; nilai mutlak dari a; ditulis jaj ; didenisikan sebagai berikut:
jaj =

a; jika a 0
a; jika a < 0

Sehingga domain dari fungsi nilai mutlak adalah R dan range nya
adalah P [ f0g :

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

30 / 31

Bilangan Riil

Nilai Mutlak

Sifat Trichotomy menjamin bahwa jika a 2 R dan a 6= 0, maka hanya


ada satu yang positif diantara 2 bilangan a dan a:
Denisi 22
Jika a 2 R; nilai mutlak dari a; ditulis jaj ; didenisikan sebagai berikut:
jaj =

a; jika a 0
a; jika a < 0

Sehingga domain dari fungsi nilai mutlak adalah R dan range nya
adalah P [ f0g :

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

30 / 31

Bilangan Riil

Nilai Mutlak

Sifat Trichotomy menjamin bahwa jika a 2 R dan a 6= 0, maka hanya


ada satu yang positif diantara 2 bilangan a dan a:
Denisi 22
Jika a 2 R; nilai mutlak dari a; ditulis jaj ; didenisikan sebagai berikut:
jaj =

a; jika a 0
a; jika a < 0

Sehingga domain dari fungsi nilai mutlak adalah R dan range nya
adalah P [ f0g :

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

30 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2

3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Bilangan Riil

Teorema 23
1 jaj = 0 , a = 0:
2
3
4
5

j aj = jaj untuk semua a 2 R:

jabj = jaj jbj untuk semua a; b 2 R:


Jika c
j aj

0; maka jaj

c,

c:

jaj untuk semua a 2 R.

Bukti.
1

Jika a = 0 maka jaj = 0: Jika a 6= 0 maka a 6= 0; sehingga jaj =


6 0:
Oleh karena itu, jika jaj = 0; maka a = 0:
Jika a = 0; maka j0j = 0 = j 0j : Jika a > 0, maka a < 0 dan
akibatnya
jaj = a = ( a) = j aj :

Jika a < 0, maka

a > 0 dan akibatnya


jaj =

a = j aj :

Buktikan (3), (4) dan (5)!

Muhafzan, Ph. D (Dept. of Math. UNAND)

4 SKS

JUNI 2013

31 / 31

Anda mungkin juga menyukai