Manifest Oral Hiv
Manifest Oral Hiv
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Berbagai definisi AIDS telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain:1,2,3
1. Unandar Budimulja: AIDS adalah satu sindrom penyakit defisiensi
imunitas seluler yang didapat, yang pada penderitanya tidak dapat
ditemukan penyebab defisiensi tersebut.
2. Arif Mansjoer: AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan
oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
3. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Acquired artinya
didapat bukan penyakit keturunan. Immuno berarti sistem kekebalan
tubuh. Deficiency artinya kekurangan, sedangkan syndrome kumpulan
gejala. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah diserang
penyakit-penyakit lain yang sangat berakibat fatal, padahal penyakit
tersebut tidak akan menyebabkan gangguan yang sangat berarti pada
orang yang sistem kekebalannya normal.
4. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). A (acquired) = didapat.
Berarti HIV menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain, I (immune)
= kekebalan yaitu mengacu pada sistem imunitas/kekebalan tubuh yang
terdiri atas sel-sel yang melindungi tubuh terhadap penyakit. HIV menjadi
masalah karena sekali ia memasuki tubuh seseorang, ia akan menyerang
dan
membunuh
sel-sel
kekebalan
tubuh,
(deficiency)
dan gejala yang berhubungan dengan penyakit atau kondisi tertentu yang
timbul bersamaan. HIV merupakan sindrom karena penderita AIDS
memperlihatkan gejala-gejala dan penyakit yang timbul bersamaan hanya
pada orang yang menderita AIDS.
5. -AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) adalah sekumpulan
gejala penyakit, yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
didapat, karena adanya virus HIV di dalam darah.
2.2 Etiologi
Penyebab AIDS adalah virus HIV (Human immunodeficiency virus) yang
merupakan suatu retrovirus yang termasuk famili lentivirus. Jenis retrovirus
memiliki kemampuan untuk menggunakan RNAnya dan DNA sel induk untuk
membuat DNA virus baru dan terkenal pula karena masa inkubasi yang lama.
Seperti retrovirus lain, HIV menginfeksi tubuh, memiliki masa inkubasi yang
lama (masa laten klinis) dan pada akhirnya menimbulkan tanda dan gejala AIDS.
HIV menyebakan kerusakan parah pada sistem imun dan menghancurkannya. Ini
dilakukan dengan menggunakan DNA limfosit CD4+ untuk bereplikasi. Proses
inilah yang menghancurkan limfosit CD4+.3
Human immunodeficiency virus (HIV) dibentuk oleh sebuah pusat atau
inti silindris yang dikelilingi amplop lipid berbentuk bulat. Inti bagian tengah dari
bulatan ini terdiri atas dua rangakaian asam ribonukleat (RNA).3
Seperti pada definisi yang telah dijelaskan di atas, pada penderita AIDS
akan terjadi kemunduran sistem imun sehingga tubuh tidak mampu untuk
mengatasi berbagai macam infeksi sehingga berbagai penyakit akan lebih mudah
timbul dan lebih berat bila dibandingan dengan seseorang yang tidak menderita
HIV atau AIDS.3
Manifestasi oral dari penderita AIDS dapat disebabkan oleh infeksi jamur
dari spesies Candida (seperti pada candidiasis oral), virus (pada herpes simpleks
dan herpes zoster), bahkan iritasi berulang, merokok, komsumsi alkohol yang
berlebihan seperti pada leukoplakia.3
2.3 Patogenesis
Virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara, antara lain: (1)
melalui cairan darah, (2) cairan sperma dan cairan vagina, dan (3) Air Susu Ibu.
Setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh, timbul infeksi primer yang
menunjukkan waktu HIV pertama kali memasuki tubuh. Saat infeksi HIV primer,
dalam darah seseorang tampak viral load yang sangat tinggi dan berarti ada
banyak sekali virus dalam darah. Jumlah kopi virus per milliliter dalam plasma
atau darah dapat melebihi 1,000,000.3,4,5
Orang dewasa yang baru terinfeksi akan mengalaim sindrom retroviral
akut. Tanda dan gejalanya termasuk demam, mialgia atau nyeri otot, sakit kepala,
mual, muntah, diare, keringat malam, berat badan turun serta timbul ruam. Tanda
dan gejala ini umumnya terjadi dua sampai empat minggu setelah infeksi, mereda
setelah beberapa hari, dan sering terdiagnosa sebagai
influenza
atau
Mycobacterium
avium
complex,
cryptococcal
Candidiasis oral (thrush) adalah infeksi pada mulut dan atau kerongkongan
yang disebabkan oleh jamur. Candidiasis oral kadang-kadang dapat terjadi
tanpa gejala, gejala yang paling umum adalah rasa tidak enak dan terbakar
pada mulut serta perubahan rasa. Candidiasis oral tergolong dalan
mucocutaneous candidiasis. Mucocutaneous candidiasis pada infeksi HIV
terdiri atas tiga bentuk antara lain: oropharyngeal, esophageal, dan
vulvovaginal. Oropharyngeal candidiasis (OPC) adalah manifestasi yang
pertama kali muncul dari infeksi HIV dan secara umum terdapat pada
mayoritas penderita HIV yang tidak diobati. Pada beberapa bulan sampai
tahun setelah terinfeksi virus HIV muncul infeksi oportunistik berupa
orofaringeal candidiasis yang mungkin merupakan suatu tanda atau
indikasi dari kehadiran/munculnya virus HIV, walaupun pada umumnya
tidak berhubungan dengan keadaan umum pasien. OPC secara klinis
adalah penting untuk mencurigai adanya infeksi virus HIV. OPC pada
penderita AIDS tidak berespons dengan pengobatan atau dengan upaya
peningkatan gizi (pemberian gizi yang adekuat) dan dapat menyebar ke
esophagus. Candidiasis persisten dengan eksudat berwarna putih yang
sering disertai dengan eritematous pada mukosa. Candidiasis secara umum
mudah dilihat pada palatum mole. Pada awalnya dapat pula terlihat lesi
pada sepanjang perbatasan gingival. Untuk menegakkan diagnosis
dilakukan pemeriksaan langsung dan akan ditemukan unsur-unsur
pseudohypal yang merupakan karakteristik dari candida (Candida
albicans). Pada keadaan yang berat dapat melibatkan esophagus sehingga
menyebabkan disfagia atau odinofagia. Gejala OPC terdiri atas rasa sakit
membakar, sensasi rasa yang diubah, dan kesukaran untuk menelan cairan
atau padat. Pada banyak pasien dapat asymptomatik. Kebanyakan orang
dengan OPC akan menampilkan suatu pseudomembranous candidiasis
(berupa plak berwarna putih pada mukosa buccal, gusi atau lidah) dan
hanya sedikit orang yang menunjukkan atropik akut candidiasis
(erythematous mukosa) atau hyperplastic kronis candidiasis (leukoplakia,
cheilitis pada sudut mulut).
Leukoplakia adalah suatu bercak berwarna putih pada lidah atau lapisan
mulut (di dalam pipi, atap, atau dasar mulut). Leukoplakia mungkin
disebabkan oleh iritasi berulang pada bagian dalam mulut. Merokok dan
mengkomsumsi alkohol akan meningkatkan risiko leukoplakia. Oral
hairy leukoplakia adalah suatu bentuk leukoplakia yang hanya terdapat
pada individu HIV positif atau AIDS. Pada oral hairy leukoplakia tampak
sebagai lesi filamen-filamen berwarna putih yang biasanya terdapat
sepanjang garis lateral lidah. Oral hairy leukoplakia biasanya berkaitan
dengan infeksi Epstein-Barr Virus (EBV). Keadaan ini sangat wajar terjadi
karena pada penderita HIV terjadi kemunduran sistem imun yang biasanya
terjadi pada pasien dengan 200 500 CD4+ sell/mL. Sehingga pada
penderita HIV dan AIDS sangat sensitif untuk memperoleh penyakit ini.
Pada
beberapa
kasus,
leukoplakia
dapat
berkembang
menjadi
Ulkus aphtous yang dangkal dan terasa sakit pada umumnya terdapat pada
bagian posterior orofaring. Ini terjadi pada 10 20 % penderitan yang
terinfeksi HIV. Etiologi dari ulkus ini belum diketahui, ulkus ini akan
memberi keluhan sakit atau nyeri hebat dan dapat menyebabkan disfagia
jika tidak ditangani.
2.6 Diagnosis
Diagnosis dini infeksi HIV ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan petunjuk gejala klinis atau adanya perilaku berisiko tinggi. Untuk
diagnosis HIV, yang lazim dipakai adalah ELISA, Western blot, dan PCR.1,2
Diagnosis candidiasis oral (orofaringeal candidiasis / OPC) pada
umumnya dapat ditegakkan secara klinis, dan pada kultur oropharyngeal akan
BAB III
PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini penyakit AIDS selalu berakhir dengan kematian, obat yang
terbukti dapat memperlambat laju penyakit adalah zidovudin (ZDN). Dosis yang
diberikan adalah 500 600 mg/hari, pemberian 100 mg/4jam. Didanosin (DDI)
digunakan bila penderita tidak toleran terhadap ZDN atau sebagai pengganti bila
ZDV sudah amat lama digunakan, atau bila pengobatan dengan ZDV tidak
menunjukkan hasil. Dosis 2 x 100 mg/12 jam (BB 60 kg). 1,3
Pada keadaan yang lanjut dengan infeaksi oportunistik yang berat, obat
yang dapat diberikan adalah ZDV dengan dosis awal 1000 mg/hari dalam 4 5
kali pemberian (BB: 70 kg). Semua infeksi oportunistik pada penderita AIDS
umumnya dapat diobati terutama bila pengobatan dilakukan sedini-dininya.1,3
1. Candidiasis Oral
Kebanyakan obat antijamur yang diberikan pada penderita candidiasis oral
tidak memberikan hasil yang memuaskan, karena pasien mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh akibat limfosit T CD 4+ yang rendah.
Tetapi ada beberapa obat-obat antijamur yang masih dapat berguna, antara
lain: Fluconazole, itraconazole, clotrimazole, suspensi nystatin, dan
suspensi amphotericin B (amphotericin B diberikan secara intravena pada
kasus yang berat).2,3,4,5
2. Oral hairy leukoplakia
Pada dasarnya tidak memerlukan perawatan, sebab jarang menimbulkan
permasalahan medis. Pada beberapa kasus keluhan akan berkurang dan
hilang dengan pemberian acyclovir (zovirax) dosis tinggi sebagai anti
virus (anti-EBV), tetapi pada umumnya lesi-lesi tersebut akan muncul
kembali setelah terapi dihentikan. Berdasarkan penelitian, pemberian
vitamin E akan memberikan perbaikan dan mengurangi lesi. Tindakan
pembedahan mungkin dapat dilakukan dengan metode pembekuan. 2,3,4,5
10
3. Ulkus aphthous
Pemberian obat anestesi secara topikal dapat mengurangi rasa sakit dan
nyeri dengan segera.3,5
4. Herpes simpleks dan herpes zoster
Pengobatan dengan antivirus seperti: acyclovir, famciclovir, atau
valacyclovir pada kasus yang sering kambuh.3,5
11
BAB IV
KESIMPULAN
12
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
13