BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya, buah naga dibawa ke kawasan Indocina ( Vietnam ) oleh seorang warga
negara Prancis sekitar tahun 1870 dari Guyama, Amerika Selatan sebagai hiasan sebab sosoknya
yang unik, bunganya yang cantik, dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke
Okinawa, Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan.
Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia dan berhasil disemaikan kemudian
dibudidayakan. Buah Naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup
banyak sehingga cocok untuk diet.
Buah naga atau dragon fruit merupakan salah satu jenis tanaman buah yang memiliki daya
tarik tersendiri. Rasa khas buah naga ini merupakan kombinasi antara rasa manis, asam, dan
sedikit gurih menyegarkan. Selain itu, buahnya pun mengandung zat-zat berkhasiat sebagai obat.
Buah naga semakin marak di beberapa kota besar di Indonesia. Jumlah permintaan untuk pasar
lokal belum mampu dipenuhi oleh produksi di dalam negeri. Akibatnya, di beberapa supermarket
di kota-kota besar dibanjiri buah naga dari mancanegara. Padahal, kondisi iklim Indonesia sangat
mendukung pengembangan tanaman ini.
Kendala utama dalam pengembangan tanaman buah naga di Indonesia adalah kurangnya
informasi pembudidayaannya. Oleh karena itu, dalam makalah ini dijelaskan secara terperinci
mengenai budi daya buah naga mulai dari pembudidayaan di kebun sampai pembudidayaan di
pot dan di halaman.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri ( 2010 ), buah naga termasuk ke dalam kelompok
tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat
beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini pun terdiri
atas sekitar enam belas spesies. Dua di antaranya memiliki buah yang komersial, yaitu
Hylocereus undatus ( berdaging putih ) dan Hylocereus costaricensis ( daging merah ). Adapun
klasifikasi buah naga tersebut sebagai berikut
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
: Cactales
Famili
: Cactaceae
Subfamili : Hylodereanea
Genus
: Hylocereus
Spesies
Buah naga merah berwarna menarik, semakin merah warnanya semakin banyak unsur
betakarotennya (Markakis, 1982). Buah naga segar tidak dapat disimpan lama, karena memiliki
kadar air tinggi yaitu 90% dan umur simpan 7-10 hari pada suhu 14oC, sehingga diperlukan
pengolahan lanjutan supaya kebutuhan gizi dapat dipertahankan dan memperpanjang daya awet.
Salah satu pengolahan buah naga yaitu dijadikan minuman sari buah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBUDIDAYAAN
Pembudidayaan buah naga untuk tujuan bisnis dilakukan di kebun. Namun, sebelum
kegiatan pembudidayaan ini dilakukan, perlu persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang
maksimal. Bahkan setelah bibit ditanam, tindakan perawatan pun harus dilakukan seefektif
mungkin. Menurut Sinarta Hardjadinata (2010), langkah-langkah pembudidayaan buah naga
tersebut sebagai berikut.
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk buah naga tidak terlalu sulit. Namun, sebelum digemburkan terlebih
dahulu tanahnya dibersihkan dari gulma dan rerumputan. Hal ini sangat dianjurkan untuk
menghindari serangan hama dan penyakit. Setelah bersih, tanah digemburkan dengan cara
dicangkul sedalam satu cangkulan, kemudian dibolak-balik. Tanah yang sudah digemburkan
selanjutnya dibuat lubang-lubang tanam.
2. Sistem Pengairan
Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, sistem cara tanamnya,
dan pengadaan sumber air yang ada di sekitar lahan. Bisa mengguanakan cara pengairan
tradisional yaitu sistem leb dengan menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat di sekitar
barisan tanaman atau juga dapat menggunakan sistem pengairan pipa yang dibuat
sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.
3. Penanaman
Penanaman buah naga sistem tunggal dilakukan dengan menggunakan satu tiang panjatan.
Pada tiang panjatan tersebut ditanam tiga atau empat bibit buah naga. Pembuatan lubang
tanah disesuaikan dengan ukuran panjang bibit. Bibit yang ditanam harus merapat pada tiang
panjatan sedalam 5-7 cm. Setelah ditanam, bibit diikat kuat pada tiang panjatan
menggunakan tali raffia atau mengguanakan kawat supaya bibit tidak roboh.
2. Bunga
Bunga buah naga memiliki ciri menyerupai corong memanjang, berukuran sekitar 30 cm dan
akan mulai mekar di sore hari namun mengalami pemekaran secara sempurna pada malam hari.
.Mahkota bunga bagian luar pada umumnya mekar pada pukul sembilan malam, kemudian
disusul oleh mahkota bagian dalam yang putih bersih yang meliputi sejumlah benangsari yang
kuning. Dan pada akhirnya bunga yang menyerupai corong itu akhirnya mekar secara penuh
pada saat tengah malam. Itulah sebabnya tanaman ini dikenal juga dengan istilah night blooming
cereus. Pada saat mekar secara penuh, tanaman ini menyebarkan bau yang harum.
3. Buah
Buah naga sendiri memiliki ciri bentuk buah yang bulat panjang dengan bobot rata-rata sekitar
400-500 gram. Biasanya letak buah mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau
batang pohon dapat tumbuh lebih dari satu buah dan terkadang dalam posisi yang berdekatan.
Kulit buahnya memiliki tebal sekitar 1-2 cm dan pada permukaan kulit buah terdapat sirip atau
jumbai berukuran sekitar 2 cm. Buah naga memiliki kulit berwarna merah dan sangat kontras
dengan dagingnya yang berwarna putih, dimana di dalam daging buah bertebaran bijih-bijih
hitam. Buah jenis ini memiliki cita rasa manis bercampur masam segar, memiliki sisik atau
jumbai kehijauan di sisi luar. Kadar kemanisan buah ini tergolong rendah apabila dibandingkan
dengan buah yang lainnya (kadar gulanya mencapai 13-18 briks). Pada umumnya, buah naga
dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga karena kandungan airnya yang
sangat tinggi (90,2 persen) dari berat buah, serta rasanya cukup manis.
4. Biji
Bijinya berbentuk bulat berukuran kecil dan tipis tetapi sangat keras. Dapat digunakan untuk
memperbanyak tanaman secara generatif. Namun cara ini jarang dipakai karena memerlukan
waktu yang cukup lama sampai berproduksi. Umumnya biji banyak digunakan para peneliti
untuk memunculkan varietas baru. Setiap buah mengandung lebih dari 1000 biji.
BAB III
KESIMPULAN
1. Buah naga memiliki empat jenis yaitu Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus
costaricensis, dan Selenicereus megalanthus.
2. Budi daya buah naga dapat diakukan di kebun dan di pot.
3. Budi daya buah naga bermanfaat dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjadinata S. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Kristanto D. 2009. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta : Penebar Swadaya.
[ Tim Karya Tani Mandiri ]. 2010. Pedoman Bertanam Buah Naga. Bandung : Nuansa Aulia.