Anda di halaman 1dari 30

Aisyah Khalda

1102011016
1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan
1.1 Proses terjadinya kehamilan
Proses kehamilan Terdiri dari :
Ovulasi pelepasan ovum
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan Zigot
Terjadinya nidasi (implantasi) pada uterus
Pembentukan plasenta
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
PROSES FERTILISASI
Untuk terjadinya kehamilan butuh adanya spermatozoa,ovum,pembuahan dan nidasi
hasil pembuahan. Setiap spermatozoa terdiri atas tiha bagian yaitu kaput atau kepala
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian
silindrik leher menghubungkan kepala dengan ekornya spermatozoa dapat bergerak
cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium berasal dari sel-sel primitif
teubulus-tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel
spermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai aktif
mengadakan mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang masih sangat
kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit primer.
Spermatosit primer ini membelah dua menjadi spermtsit sekunder ; kemudian spermatsit
sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masinh-masing memiliki
jumlaah kromosom setengah dari jumlah yang khas unutuk jenis itu. Dari spermatid ini
kemudian tumbuh spermatozoa
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge
janin, dan didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehailan
enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000
oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada
anak berumur 6-15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun hanya
34.000 oogonium pada masa menopouse oogonium menghilang.
Sebelum janin dilahirkan , sebagian besar oogonium mengalami perubahanperubanhan pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks
ovariumsehingga pada waktu dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium
premordial. Padanya dapat dilihat bahwa kromosom telah berpasangan, DNAnya
berduplikasi yang berrti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti
oleh sebab yang belum diketahui sampai folikel terangsang dan berkembang lagi
kerarah kematangan. Sel yang terhenti selama profase mieosis dinamakan oosit primer .
olah rangsangan FSH mieosis brlangsung terus. Benda kutub (polar body) pertama
disishkan dan hanya sedikit sitoplasma yang cukup bnyak. Poses pembelahan ini terjado
sebelum ovulai. Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan kedua terjadi
spermatozoa membuahi ovum.
Pembuahan (fertilisasi)
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu olah mikrofilamen-mikrofilamen fimbira
infundibulum tuba kearah osteum tuba abdominalis. Dan dislaurkan kearah medial.
Ovum yang mempunyai diameter 100 mikron (0.1 mm) ditengah-tengahnya dijumpai
nukleus yang berada dalam metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuninganyaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak
zat karbohidrat dan asam amino.

Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona
radiata, dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahanbahan dari sel-sela korona radiata dapay disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran
halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba
makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat
perbatasan antara isthmus dan ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

Keterangan :
A, B, C dan D
E
F dan G

: Ovum dengan korona radiata


: Ovum dimasuki spermatozoa
: Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua
pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

Hasil utama pembuahan :


1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari
ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis)
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu
koitus. Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa ayng dapat terus ke cavum uteri dan
tuba dan hanya beberapa ratus yang sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa
dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu psermatozoa yang mempunyai
kemampuan (kapasitas) untu membuahi. Pada spermatozoa ditemuakn penigkatan
konsentrasi DN dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah memebus dinding ovum oleh
karena diduga dapat melepaskan hialurodinase. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit
sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangusung di ampula tuba. Fertilisasi
meliputi penitrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozo dan ovum , dan diakhiri
dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozia yang telah mengalami proses
kapasitas mampu melakukan penitras membran sel ovum. Untuk mencapai ovum
spermatoza harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida
(suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah
ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komponen
khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona
pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melpaskan enzimyang membantu spermatozoa
menembus zona pelusiza.
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kosterks ovum. Granula
korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran palsma sel, sehingga
enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusida
berkaitan berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat
ditembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi oaleh labih dari satu
spermatozoa.

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya; yang


tinggal hnay pronukleusnya, sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa
berdegenarasi. Itulah sebabnya sleuruh mitokondria pada manusia barasal dari ibu
(maternal). Masuknya spermatozoa ke dala vitelus membangkitkan nukleus ovum yang
masih dalam metafase untuk prosen pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . sesuah
anafase kemudia telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang
perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus haploid. Pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromososm yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekat dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas
bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom, ialah
44 kromosom aotsom dan 2 kormosom kelamin; pada laki-laki terdapat satu kromosom
X dan satu kromosom Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromorom X, dan suatu spermatozoa
mempunyai 22 kromosom aotosomal dan 1 kromosom X dan 22 kromosom otosomal
dan 1 kromosom Y . zigot sebagi hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom
seta 2 kromosom x anak menjadi janin perempuan, sedangkan yang memiliki 44
kromosom otosom serta kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin
laki-laki.
Dalam beberapa jam setalah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini
dapat berlangsung oleh akrena sitoplasma ovum mengandung banyak asama amino dan
enzim. Segera setelah pembelaha ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya
berjalan lancar, dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil
konsepsi berada dalam satium morula. Energi untuk pembelahan ini diperolah dari
vitelus, sehingga volume vitelus semakin berkurang dan terisi spenuhnya oleh morula.
Dengan demikina zona pelusida tetap utuh, atu dengan perkataan lain, besarnya hasil
konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi diteruskan ke uterus ke
pars ismika dan pars intertisialis tuba (bagian bagian tuba yang sempit) dan terus
disalurkan kearah cavum uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada permukaan sel-sel
tuba dan kontraksi tuba.
PROSES IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cavum uteri. Pada
saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron
dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim
menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif.
Kontak antara zygot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut
mencetus berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblas zygot tersebut akan
menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi
implantasi).
Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk
menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi
jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.

PROSES PLASENTASI
Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40
minggu atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.
Bila dihitung dari konsepsi 266 hari atau 38 minggu.
Perkembangan intrauterin dibagi dalam 3 tahap :
Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukan
blastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer.
Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atau sampai
ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.
Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan
penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.
o Minggu ke-4
Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan menjadi
tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan
saluran pencernaan terbentuk.
Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong 0,4 0,5 cm.
Berat 0,4 gr.
o Minggu ke-8
Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh terpisah,
jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang,
mata,telinga dan mulut dapat dikenali.
Ukuran 2,5 cm 3 cm, berat 2 gram
Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus menggulung
dalam tali pusat, hati sangat besar.
Janin
o Minggu ke-12
Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia, kepala tegak
tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut.
Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.
Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk
manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan pertama dimulai selama
minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
o Minggu ke-16
Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga dan hidung
menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan lengan-kaki sesuai, muncul
rambut kepala.
Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram
Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan kontrol.
Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam.
Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat
janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler.
Pankreas memproduksi insulin
o Minggu ke-20
Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang,
mulai terlihat kelenjar sabasea.
Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada
kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang
teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
o Minggu ke-24
Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai, kulit menjadi
merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat.
Ukuran 23 cm, berat 600 gram.

Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan


aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7 0,8 kg.
Minggu ke-28
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk kuku.
Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan terbentuk di dalam
paru-paru. Mata janin mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran
pada saat lahir.
Minggu ke-32
Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda dan
licin, mengambil posisi persalinan.
Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan
bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan
fosfor.
Minggu ke-36
Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh
biasanya gemuk.
Ukuran 35 cm, berat 2200 2900 gram
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar banyak.
Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6
bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.
Minggu ke-40

1.2 Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil


1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin,plasenta,amnion) sampai persalinan. Uterus mempunya
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan
dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah
persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70g dan kapasitas
10ml atau kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mecapai 5L bahkan mencapai 20L atau lebih dengan
berat rata-rata 1100g
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara
produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerjasama
tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulanbulan pertama akan menipis. Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5
cm bahkan kurang
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone
estrogen dan sedikit oleh progesterone. Hal ini dapat dilihat dengan perubahan
uterus pada awal kehamilan mirip dengan kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah
kehamilan 12 minggu lebih penebalan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari
hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba falopii, ovarium, dan ligamentum
rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan
akan berada sedikit diatas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel uterus, dimana bagian uterus ang mengelilingi tempat implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini disebut dengan tandaPiscaseck
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya
seperti buah alvokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan
korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu. Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya

sehingga akan berbbentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan
lunak yang dikenal dengan tanda Hegar
Pada akhir krhamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga
pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal,
mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada
saat pertumbuan uterus akan berotasi kearah kanan, dektrorotasi ini dsebabkan oleh
adanya rektosigmoid di daerah kiri pelvis, pada triwulan akhir ismus akan
berkembang menjadi segmen bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus
bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut
dengan lingkaran retraksi fisiologis.
Sejak trimester pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang
tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini
dapat diditeksi dengan pemeriksaan bimanual. Fenomena ini pertama kali
diperkenalkan oleh Braxton Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut denga
kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini muncul tiba-tiba dan sporadic, intensitasnya
bervariasi antara 5-25mmHg. Sampai bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi
ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan. Hal
ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitoksin dan gap junction
diantara sel-sel myometrium. Pada saat ini kontraksi akan terjadi setiap 10-20 menit,
dan pada akhir kehamilan kontaksi ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan
dianggap sebagai persalinan palsu
2. Serviks
Serviks manusia merupakan organ yang komplek dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Satu bulan
setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Serviks bersikap
seperti katub yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan selama persalinan.
Selama kehamilan, serviks tetap tertutup rapat, melindungi janin dari
kontaminasi eksternal, dan menahan isi uterus (Pollar, 1994). Panjangnya tetap 2,5
cm selama kehamilan tapi menjadi lebih lunak dan membengkak di bawah pengaruh
estradiol dan progresteron. Peningkatan vaskularitas membuatnya berwarna kebiruan
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang elatif minimal
Relaksin, suatu hormone yang mempunya struktur mirip dengan insulin dan
insulin groeth factor I&II, disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta, dan
hati. Aksi biologi utamanya adalah proses remodeling jaringan ikat pada saluran
reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan
proses persalinan. Perannya belum diketahui menyeluruh, tetapi diketahui
mempunyai efek pada perubahan struktur biokomia serviks dan kontraksi
myometrium yang akan berimplikasi pada kehamilan preterm.
4. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan, lapisan otot mengalami hipertrofi, dan estrogen
menyebabkan epithelium vagina menjadi lebih tebal dan vascular. Warna ungu pada
vagina kemungkinan disebabkan oleh hyperemia. Perubahan komposisi jaringan ikat
yang mengelilingya meningkatkan elastisitas vagina dan membuatya lebih mudah
mengalami dilatasi ketika bayi lahir (Llewellyn-Jones, 1999).

Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan


berwarna keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobasillus acidophilus
5. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang, dan berat. Dapat
teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan-bayangan vena
lebih membiru. Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara.
Perubahan kronologi payudara
3 4 minggu
Sensasi gatal dan kesemutan karena peningkatan suplai darah terutama di sekitar
putting susu.
6 8 minggu
Peningkatan ukuran, nyeri ketegangan dan nodular akibat hipertrofi alveoli,
permukaan halus dan kebiruan, vena tampak terlihat tepat di bawah kulit.
6. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain strie
kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan
sikatrik daristriae sebelumnya
Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang
akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut
dengan chloasma atau melisma gravidarum
7. Sistem kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :
1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2. anemia relatif
3. tekanan darah arterial menurun
4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi
fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin
penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga
meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat.
Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2
dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat

8. Traktus Digestivus
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntahmuntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi (susah BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam),
juga terjadi peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat
terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis
gravidarum).
9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering ingin berkemih. Keadaan
ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan jika kepala janin sudah kembali turun kepintu atas
panggul, keluahan itu akan timbul kembali
1.3 Fisiologis janin
Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami
pembelaham menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokis
(terdapat cairan ditengah) yang mencapai uterus, dan kemudian sel-sel mengelompok,
berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7) setelah minggu ke-10 hasil konsepsi
disebut janin.
Konseptus ialah semua jaringan konsepsi yang membagi diri menjadi berbagai
jaringan embrio, korion, amnion, dan plasenta
Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara kelinik pada
usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi berdiameter 1
cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir usia konsepsi 4
minggu embrio berukuran 5mm, kantong gestasi berukuran 2-3 cm. pada saat itu akan
tampak denyut jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi 6 minggu usia
embrio embrio berukuran 22-24mm, dimana akan tampak kepala yang relative besar
dan tonjolan jari. Gangguan atau teratogen akan mempunyai dampak berat apabila terjadi
pada gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada minggu ke-3.
CAIRAN AMNION
Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2
Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan amnion:

Gambar 1. Pertukaran bahan terlarut dan air dalam cairan amnion

Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban > 2000 ml, dapat terjadi pada
kehamilan normal akan tetapi 50% keadaan ini disertai dengan kelainan pada ibu atau
janin.
Oligohidramnion secara objektif ditentukan dengan pengukuran kantung terbesar
dengan ultrasonografi yang menunjukkan angka kurang dari 2 cm x 2 cm atau jumlah
dari 4 kuadran total kurang dari 5 cm ( amniotic fluid index ).
Oligohidramnion sering berkaitan dengan :
Janin kecil
Agenesis renal
Displasia traktus urinarius

Amniotic fluid marker


Alfafetoprotein berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal
mempunyai nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTDs dan kelainan
kongenital lain.
Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar protein cairan
amnion dan kemungkinan adanya NTDs
Perkembangan Fungsi organ janin
Minggu pertama 8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini
mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di dalam
rahim.
Minggu ke-2 Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan terbahagi
kira-kira 2 kali sehari sehinggalah pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada endometrium.
Minggu ke-3 Saiz embrio terbentuk dan saiznya hanyalah sepanjang 0.08 inci/2 mm.
Gen janin mula hendak membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ badan
yang akan bergabung.
Minggu ke-4 - Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel mula
bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6 mm =
sebesar biji tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang
belakang serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru dan aorta
(urat besar yang membawa darah daripada jantung).
Minggu ke-5 - Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm,
mesoderm dan dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan
membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit serta rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada lapisan
tengah akan membentuk organ penting yang asas iaitu jantung, buah pinggang, tulang
dan organ reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan
berfungsi. Akhir sekali ialah lapisan endoderm iaitu lapisan paling dalam yang akan
membentuk organ dalaman seperti usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
Minggu ke-6 - Sekiranya pemeriksaan secara ultrasound dilakukan, kita akan dapat
melihat janin sudah membentuk kepada dan badan. Biasanya getaran jantungnya juga
sudah dapat dikesan.
Minggu ke-7 Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah
tertunduk dan berada dalam cecair (air ketuban atau amnotic sac) yang akan memberikan
keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.

Janin usia 8 Minggu - Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum
berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan
ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.
Minggu ke-9 - Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak
merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini,
panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
Minggu ke-10 - Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi
setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat
7 gram.
Minggu ke-11 - Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan
demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap
terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
Janin usia 12 Minggu - Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18
gram. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari
tangan dan kaki terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan
tungkai dan lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Minggu ke-13 - Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan
oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk
melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya
19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga
semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14 - Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25
gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di
seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi
laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.Detak
jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
Minggu ke-15 - Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang.
Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu
ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu
ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm
Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya
masih
tertutup
Janin usia 16 Minggu - Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35
gram. Dengan bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat
melihatnya bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya,
menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan
gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak
perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama,
biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan gerakannya.
Minggu ke-17 - Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil.
Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir.
Tahukah Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat
badannya.
Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai
terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18 - Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu
ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan
mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut.
Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang

masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin
meningkat.
Minggu ke-19 - Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang
melindungi kulit dari luka. Otak bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia
mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.
Janin usia 20 Minggu - Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia
tumbuh dengan pesat, baik dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah
mencapai 25 cm, yaitu separuh dari panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya
sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu.
Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat
lain di mana ia melakukan banyak gerak.
Minggu ke-21 - Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap
atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus
besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20
cm
Minggu ke-22 - Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari.
Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional
Minggu ke-23 - Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih
kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan
lemak. Ia memiliki kebiasaaan berolahraga, menggerakkan otot jari-jari tangan dan
kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi
telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Janin usia 24 Minggu - Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram.
Ibu dapat merasakan bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding
perutnya. Otot rahim ibu meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian
perutnya.
Minggu ke-25 - Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang
latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang
tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah
di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah
semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai
berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26 - Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah
mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram,
sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27 - Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan
tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk
bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan
menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890
gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28 - Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi
semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan
rambutnya terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas
karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip
bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil
kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29 - Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen
dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu

sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara,
cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur
suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang
manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Janin usia 30 Minggu - Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu
mungkin mengalami tekanan di bagian diafragma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar
1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
Minggu ke-31 - Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah
di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak
500 ml sehari di dalam air ketuban
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah
yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai
memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang
dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik,
bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32 - Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh
bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan.
Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar
rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah,
kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan
sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna.
Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi .
Minggu ke-33 - Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa
berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan.
Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benarbenar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih
di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut
menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45
cm.
Minggu ke-34 - Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh
ibu sedang mengirimkan antibodi melalui darah ibu ke dalam darah bayi yang berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan
lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan
tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 - Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah
mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya
telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47
cm.
Janin usia 36 Minggu - Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia
dapat turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya
montok. Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang
dan gelap. Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500
hingga 4500 gram.
Janin usia 37 hingga 42 Minggu - Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi
semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat
dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya
cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian,

selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya
masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan
tinggi 48-49 cm
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang
telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang
diperkirakan.
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad.
Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ
jantan dan yang X menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk
testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis
dimulai dari degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus
semineferus. Di celah tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel
leydig. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller
tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller, testosteron
berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis dan duktus
mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi
dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra.
Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke
pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat
skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit
primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah,
epitel germinal menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur.
Deferensiasi gonad jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini
cortex tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta
mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit
primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi
menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450 letaknya
menjadi melintang.
Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm.
Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna.
Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari
cloaca.
Tabel Embriologi
Minggu

Perkembangan Embrio

Morula awal, tidak ada diferensiasi organ

Double heart recognized

Organogenesis awal dimulai

Penentuan sex genetik

Perkembangan organ sensorik dan perkembangan gonad yang tidak


terdiferensiasi

12

Pembentukan otak lengkap, organ sex intrnal spesifik, uterus tidak bicornus
memanjang dan pembentukan darah di sum-sum tulang. Pembentukan

genitalia eksternal (9-12 minggu)


16

Fetus sudah aktif, penentuan sex dengan inspeksi visual (ultrasound)


memungkinkan karena genitalia eksternal sudah terbentuk. Mielinisasi saraf,
otot jantung sudah berkembang baik, vagina dan anus terbuka dan ischium
terklasifikasi.

20

Klasifikasi sternum

24

Pergerakan respirasi primitif

28

Tampak kuku dan testes pada / dibawah cincin inguinal

36

Lubus telinga lunak dengan sedikit kartilago, testis di canal inguinal dan
skrotum kecil dengan sedikit rugal.

40

Lobus telinga kaku dengan kartilago tebal dan skrorum berkembang dengan
baik

2. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Kehamilan


2.1 Anamnesis
Tanda-tanda dugaan Hamil
Amenorea (Terlambat dating bulan)
Mual (nausea) dan Muntah (emesis)
Ngidam
Sinkope atau pingsan
Payudara tegang
Sering miksi
Konstipasi atau obstipasi
2.2 Pemeriksaan Fisik
Ada 3 macam tanda- tanda kehamilan:
1. Tanpa pasti hamil
a. Mendengar denyut jantung janin
Denyut jantung janin adalah diagnosis pasti kehamilan, yang dapat didengarkan
dengan fetoskop pada usia kehamilan 17-19 minggu, dan pada Doppler pada usia
kehamilan 10-12 minggu.
b. Meraba dan melihat gerakan janin
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada ibu, diraba oleh pemeriksa pada usia
kehamilan 20 minggu ke atas
c. Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada pemeriksaan ultrasonografi , dapat dilihat kantung kehamilan pada usia gestasi 5
minggu, denyut jantung janin pada usia 7 minggu
d. Pemeriksaan electrocardiografi
e. Pemeriksaan Radiologi
Pada wanita hamil minggu ke 14, akan terlihat gambaran fokki ossifikasi
2. Tanda mungkin hamil
a. Hegar Sign
Pada wanita hamil minggu ke 6, isthmus uteri akan sangat lembek karenapeningkatan
kadar estrogen dan progesterone. Sehingga pada pemeriksaan bimanual, corpus uteri
seolah-olah menyatu dengan serviks

b. Goedel Sign
Pada wanita hamil 6-8 minggu, serviks uteri menjadi sangat lembek, yang juga
disebabkan peningkatan kadar estrogen dan progesterone.
c. Piskacek Sign
Adalah suatu tanda dimana uterus membesar tidak rata, karena perkembangan organ
janin
d.Braxton Hicks
Adalah tanda dimana uterus berkontraksi tidak teratur, dan tidak disertai rasa nyeri
e. Pembesaran Perut
Perut akan membesar pada kehamilan dan makin membesar seiring bertambahnya
usia kehamilan
f. Ballotement
Suatu tanda dimana volume air ketuban lebih banyak daripada volume bayi , sehingga
jika dilakukan pemeriksaan ballottement, akan terasa lentingan, dan jika bayi
melenting seluruhnya disebut ballottement in toto.
g. Pemeriksaan Hcg
Pada wanita hamil , kadar Hcg akan meningkat, dan urine akan mengandung Hcg
3. Tanda dugaan hamil
Terdapat keluhan dan gejala pada tanda dugaan wanita hamil, yaitu:
Keluhan Hamil
a. Morning Sickness
Biasa terjadi pada minggu ke-6 usia kehamilan, sang ibu akan mengeluh mintahmuntah pada pagi hari, yang disebabkan peningkatan kadar Hcg yang meningkat.
b. Gangguan Berkemih
Seiring dengan membesarnya dan naiknya uterus ke rongga abdomen, Ibu akan
mengeluh jarang berkemih, dan akan mengeluh sering berkemih bila kepala bayi telah
turun ke segmen bawah rahim
c. Mudah lelah
d. Ibu merasakan gerakan fetus
Ibu seolah-olah merasakan gerakan fetus yang mungkin bisa terjadi pada wanita yang
sangat menginginkan kehamilan
2.3 Pemeriksaan Penunjang
Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun
air kemih. Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan
segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60
hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipatganda setiap 2
hari.

3. Memahami dan Menjelaskan Anemia Pada kehamilan


Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya
relatif mudah, bahkan murah. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran menyebabkan viskositas
darah rendah sehingga meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam
kehamilan karena hidremia meningkatkan cardiac output. Resistensi perifer berkurang pula,
sehingga tekanan darah tidak naik. Pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi
yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan 10 minggu dan
puncaknya antara 32-36 minggu. Kadar Hb, eritrosit, dan hematokrit turun selama kehamilan
sampai 7 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat dan 40 hari postpartum
mencapai angka yang kira-kira sama dengan angka di luar kehamilan. Seorang wanita hamil
dengan Hb 10-12 g/100 ml dianggap anemia fisiologik/pseudoanemia sedangkan bila kurang
dari 10 g/100 ml dianggap anemia patologis.
Etiologi
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
Kurangnya zat besi dalam makanan(diit)
Kebutuhan zat besi meningkat
Gangguan pencernaan dan absorbsi(malabsorbsi)
Status sosial ekonomi keluarga yang minim menyebabkan asupan gizi kurang
Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan
Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun
Malabsorpsi
Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Jenis-jenis anemia
1.
Anemia Defisiensi Besi
Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang
asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena
pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi defisiensi
besi, maka suplai ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk
mengandung sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom. Proliferasi prekursor
eritroid juga terhambat pada saat defisiensi besi.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi,
lebih-lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak ke
luar melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak hamil
(12 mg), wanita hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi. Anemia
berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam
kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi.
Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya
kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.
2.
Anemia Megablostik

Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau sumsum
tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai kecuali
anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom karena defisiensi asam
folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan. Perubahan-perubahan
dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang-kadang
disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada defisiensi asam
folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat
dibuat dengan percobaan penyerapan dan pengeluaran asam folik. Pada pengobatan
percobaan asam folat menunjukkan naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang
tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak terpengaruh.
Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis dalam jumlah
berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi peningkatan dalam ukuran
sel.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup
baik. Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa
nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan sembuh dan tidak
akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan akan asam folik
jauh berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus-menerus juga di
luar kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat tidak diobati mempunyai
prognosis kurang baik. Angka kematian bagi ibu mendekati 50% dan anak 90%.
3.
Anemia Hipoplastik
Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat
disebabkan karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin yang
inadekuat. Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya IL-1,
gangguan fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit metabolik
seperti hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 : 1 dan kehamilan
3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa pengobatan dengan
segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satu-satunya cara memperbaiki
keadaan penderita adalah transfusi darah yang sering perlu diulang sampai beberapa kali.
Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas
akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita
anemia hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati mempunyai prognosis
yang buruk bagi ibu maupun anak.
4.
Anemia Hemolitik
Pada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka
anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,
hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih
banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti retikulositosis dan
normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada hemolisis yang
berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter kadang disertai
kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan mielosit:eritrosit biasanya 3
: 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 : 2. Frekuensi pada kehamilan
tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia
Pengobatan
Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan tersebut perlu penatalaksanaan yang
adekuat untuk menangani anemia defisiensi besi pada kehamilan. Tujuan penatalaksanaan
anemia defisiensi besi adalah menaikkan nilai hemoglobin dan mencukupi simpanan besi
dalam tubuh.

Terapi Besi
Terapi oral seperti preparat besi sulfas ferosus 300 mg setelah makan 3 kali sehari.
Efek samping dari terapi ini adalah Mual , Muntah , Nyeri ulu hati.
Pemberian iron sucrose dilakukan dengan dosis 200 mg iron sucrose dalam 100 cc
NaCl 0,9 % selama 1 jam setiap 1-3 hari. Umumnya pasien menerima terapi setiap hari. Nilai
Hb yang dicapai oleh kelompok yang mendapat iron sucrose adalah 12,8 g/dL dalam waktu 7
minggu. Efek samping yang bisa timbul dari terapi ini adalah Nyeri pada daerah
suntikan (75%), Nyeri Kepala (16,6%), Rasa Metal pada mulut (16,6%). Iron sucrose secara
cepat menghantarkan besi ke protein pengikat besi endogen (transferin, feritin) mencapai
sistem retikuloendotelial hepar, limpa dan sumsum tulang untuk proses eritropoiesis serta
mempunyai risiko minimal reaksi alergi.
Iron sucrose merupakan terapi alternatif untuk anemia defisiensi besi dalam
kehamilan yang dapat mengembalikan simpanan besi tubuh dengan cepat tanpa efek samping
yang serius. Pemberian iron sucrose cukup aman tanpa efek samping yang berat. Penerimaan
pasien terhadap terapi iron sucrose cukup baik mengingat seluruh pasien mengikuti
pengobatan hingga selesai.. Peningkatan nilai Hb pasien setelah terapi iron sucrose lebih
tinggi (1,6 g/dL) dibandingkan dengan peningkatannilai Hb yang mendapat terapi besi oral
(0,6 g/dL), tetapi secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Nilai feritin
pasien setelah terapi iron sucrose lebih tinggi secara bermakna dibandingkan nilai feritin
pasien yang mendapat terapi besi oral (p=0,041). Hal tersebut menunjukkan bahwa simpanan
besi pasien dikembalikan lebih baik pada pasien yang mendapat iron sucrose.
Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,
sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
1. Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
congenital, abortus / keguguran.
2. Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante
partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
3. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin
lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah
dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
Pencegahan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan
asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging
lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti
sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi.
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka
setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan
tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.

4. Memahami dan Menjelaskan Persalinan Normal


4.1 Mekanisme Jalan Lahir
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan
Hormon yang berpengaruh :
Estrogen : Meningkatkan sensitivitas otot Rahim, memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsanga prostaglandin,
rangsangan mekanis
Progesterone : Menurunkan sensitivitas otot Rahim, menyulitkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsanga prostaglandin,
rangsangan mekanis, menyebabkan otot Rahim dan otot polos relaksasi
Permulaan terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi
otot Rahim menyebabkan :
1. Turunnya kepala, masuk pintu atasa panggul (PAP), terutama pada primigravida
minggu ke- 36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis pubis dan
sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala

2. Perut melebar karena fundus uteri turun


3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot Rahim dan
tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan
palsu)
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot Rahim
5. Terjadi pengeluaran lender, dimana lendir penutup serviks dilepaskan
Tanda persalinan
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin
pendek
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu:
Pengeluaran lendir
Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks:
Perlunakan serviks
Pendataran serviks
Terjadi pembukaan serviks
Faktor-faktor terpenting dalam persalinan adalah
1. Power
His (kontraksi otot Rahim)
Kontraksi otot dinding perut

Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengenjan


Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Pasanger (janin dan plasenta)
3. Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang)
Gambaran Perjalanan persalinan secara klinis
1. Tanda persalinan sudah dekat
Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan
Kontraksi Braxton hicks
Ketegangan dinding perut
Ketegangan lig.rotundum
Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah
Masuknya kepala bayi ke PAP dirasakan ibu hamil, yaitu :
Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
Dibagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan saat bergerak
Sering miksi
Gambaran lightning pada primigravida menunjukan hubungan normal antara
ketiga P.

Terjadinya his permulan


Dengan semakin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitoksin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering,
sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu) :
Rasa nyeri ringan bagian bawah
Datangnya tidak teratur
Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
Durasinya pendek
Tidak bertambah bila beraktivitas

2. Tanda persalinan
Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatanya makin besar
Mempunya pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktivitas kekuatan semakin bertambah

Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)


Dengan his persalinan terjadi perubahan pasa serviks yang menimbulkan:
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada canalis servikalis
lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap.
Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam

3. Pembagian tahap persalinan


Kala I
: sampai pembukaan lengkap
Kala II : pengeluaran janin
Kala III : Pengeluaran plasenta
Kala IV : Observasi 2 jam
4. Pimpinan persalinan
5. Perawatan diruang inap
Langkah-langkah pertolongan persalinan normal
1. saat kepala di dasar panggul dan membuka dengan crowning sebesar 5-6cm,
peritoneum tipis, pada primigravida atau multi gravida dengan perineum yang kaku
dapat dilakukan episiotomy median, mediolateral, atau lateral
2. epiostomi dilakukan pada saat his dan mengenjan untuk mengurangi sakit. Tujuan
epiostomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi
3. persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum, sehingga tidak terjadi
robekan baru, sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion, muka dan hidung
dibersihkan dari lendir. Kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi luar, guna
menyesuaikan os. Oksiput kearah punggung
5. kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
6. setelah bayi lahir seluruhnya, jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring, pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan
7. pemotongan tali pusat dapat dilakukan
setelah bayi menangis dengan nyaring, artinya paru-paru sudah berkembang
secara sempurna
setelah talipusat tidak berdenyut lagi. Keduanya dilakukan pada bayi yang
aterm (cukup bulan) sehingga peningkatan darah sekitar 50cc
pada bayi premature, pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah
yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi
terjadinya icterus hemolitik dan kern ikterus
8. bayi diserahkan kepada pembantu bidan, untuk dirawat sebagai mana mestinya
9. sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan :
kateterisasi kandung kemih
menjahit luka spontan atau luka episiotomi
4.2 Cara Memimpin persalinan
PIMPINAN PERSALINAN PADA KALA 1 (FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN
SERVIKS)
DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Peristiwa penting pada persalinan kala 1


1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous
plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya
vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan
dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda
dengan pada multipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pmbukaan
- pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga
langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
2. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
3. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara
(+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Kandung kemih dan rektum dikosongkan. Pengosongan rektum dapat dibantu
dengan klisma cairan gliserin 20-40cc atau supositoria.
Pemeriksaan luar, tentukan letak dan presentasi janin.Observasi his dengan
meraba uterus daerah fundus, kira-kira di atas umbilikus. Observasi bunyi jantung janin
dengan auskultasi Laennec atau Doppler (jika memungkinkan, nilai kesejahteraan janin
dengan elektrokardiotokografi, karena dapat diketahui perubahan pola frekuensi denyut
jantung janin pada saat his dan pada saat di luar his)
Pemeriksaan dalam, dinilai beberapa hal yang penting :
1. Dinding vagina : adakah bagian menyempit, massa / lesi di jalan lahir
2. Keadaan dan pembukaan serviks
3. Kapasitas panggul, serta perkiraan besar kepala terhadap panggul (suspek disproporsi
sefalopelvik)
4. Fluor albus, tanda-tanda radang
5. Keadaan selaput ketuban, sudah pecah atau belum
6. Letak dan presentasi janin (paling penting)
7. Turunnya kepala dalam ruang panggul (bidang Hodge)
Pimpinan pada kala I bertujuan :
1. Menilai sampai di mana status persalinan pada saat pemeriksaan awal - apakah
sudah memasuki persalinan atau belum, bila sudah, sampai di mana partus telah
berlangsung

2. Memperkirakan prognosis keberhasilan partus spontan pervaginam, atau


kemungkinan diperlukannya tindakan lainuntuk membantu persalinan.
Ibu dianjurkan berbaring miring ke sisi di mana punggung janin berada, tujuannya
untuk mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam, serta untuk mencegah
tertekannya aorta abdominalis oleh massauterus yang dapat mengganggu vaskularisasi
ke uterus dan janin.Ibu DILARANG!! mengedan / meneran.
Penolong mengisi partograf kemajuan persalinan.
Penolong mempersiapkan alat-alat bantu persalinan.
PIMPINAN PERSALINAN PADA KALA 2 (FASE PENGELUARAN BAYI)
DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.BERAKHIR pada saat
bayi telah lahir lengkap.His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat.Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar /hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan
lahir (episiotomi).Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat :
1) Tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong,
2) Tekanan dari cairan amnion,
3) Kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan),dan 4) badan janin terjadi
ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks,posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis(puncak kepala) menjadi diameter suboksipitobregmatikus(belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan(ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadiekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,bregma,dahi, hidung,
mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masukpintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

Penilaian perineum yang meregang dan menipis, serta penilaian anus. Jika anus
bundar atau serupa huruf D, tanda kepala sudah rendah di dasar panggul. Bila ketuban
belum pecah spontan, dipecahkan (amniotomi)
Ibu dipimpin meneran (untuk membuat kontraksi dinding abdomen dan
diafragma menekan uterus) Cara meneran : ibu posisi telentang, dengan kedua lengan
merangkul kedua lipat paha, leher dalam keadaan lemas dan kepala fleksi, mata terbuka.
Dapat juga dengan posisi miring ke samping dengan sikap yang sama. Meneran /
mengedan sekuat-kuatnya sesuai timbulnya his, dan dihentikan / istirahat pada saat
relaksasi his.
Jika perineum kaku dan tegang, dilakukan episiotomi (insisi pada perineum
dengan gunting), untuk memperbesar jalan lahir. Insisi dapat secara mediana (pada garis
tengah, baik dilakukan pada multipara),
mediolateralis (pada garis tengah dan diperluas
ke lateral saat mendekati anus, baik dilakukan
pada primi), atau lateralis (langsung miring
terhadap sumbu perineum, dapat memberikan
pembukaan yang terbesar, kadang dilakukan
pada keadaandirencanakan ekstraksi forceps atau
ekstraksi vakum).Dapat terjadi komplikasi
berupa ruptura perinei totalis (robekan perineum
tembus sampai m.sfingter ani, bahkan kadang
sampai mukosa rektum).
Kemudian
BAYI
DILAHIRKAN
dengan pegangan dan gerakan yang tenang dan
mantap, mengusahakan trauma persalinan
seminimal mungkin bagi ibu maupun
bayinya.Sedapat mungkin gerakan penolong
mengikuti irama his dan kekuatan mengedan
ibu, sambil mengendalikan keluarnya bayi serta
menahan perineum ibu (perasat Ritgen gambar).Setelah kepala bayi lahir, bersihkan
jalan napas dengan cara menyeka hidung dan
mulut dengan kain bersih (arah gosokan dari atas
hidung sampai ke bawah mulut, kemudian jari
yang dilapisi kain dimasukkan ke dalam mulut).
Kemudian dilahirkan berturut-turut leher, bahu
dan lengan, badan, tungkai dan kaki.
SKOR APGAR bayi dinilai, rencanakan
dan lakukan tindakan yang mungkin diperlukan
untuk resusitasi bayi baru lahir. Nilai skor Agar
pada menit pertama dan menit kelima.

Gejala
0
Denyut jantung janin Tidak ada
Pernafasan
Tidak ada
Otot

Lemas

Reaksi
terhadap Tidak ada
rangsangan
Warna kulit
Biru/Pucat

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1
<100
Lemah, menangis
lemah
Reflex lemah
Menyeringai

2
>100
Baik,
menangis
kuat
Gerak aktif, reflex
baik
Menangis

Badan
merah/ Seluruhnya merah
ekstremitas pucat

Prinsip perawatan segera bayi baru lahir (immediate care of the newborn) :
Drying
Warming
Positioning
Suctioning
Identification
Prophylaxis
PIMPINAN PERSALINAN PADA KALA 3 (FASE PENGELUARAN PLASENTA)
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta
dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.Lepasnya
plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan
baru, atau dari tepi /marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena
perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi
lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio
placentae - keadaan gawat darurat obstetrik !!).
Kemudian tali pusat dijepit di dua tempat berdekatan dan dipotong di tengahtengahnya (gambar). Luka potongan dirawat, diikat dan ditutup. Tali pusat yang
menghubungkan umbilikus bayi dengan plasenta, kadangkadang terdapat lilitan. Jika
saat baru kepala dan leher yang dilahirkan tampak ada lilitan, perlu dibebaskan dulu
sebelum melanjutkan pengeluaran bayi. Jika lilitan terlalu erat, talipusat dijepit dan
dipotong langsung di dekat leher bayi (gambar). Beberapa kepustakaan menganjurkan
penundaan penjepitan/pemotongan tali pusat selama beberapa detik (delayed clamping),
atau pengaturan posisi ketinggian bayi terhadap ibu, atau pengurutan tali pusat ke arah
bayi.
Tujuannya adalah untuk menambah volume vaskularisasi bayi sebelum dilakukan
pemotongan, misalnya pada bayi prematur atau berat badan rendah - namun hal-hal ini
masih kontroversial (lihat manajemen aktif kala 3).

"The active management on the third stage of labour" (WHO)

Active management here is defined as a package of intervention, including :


1. Administration of prophylatic oxytocic / uterotonic immediately with or shortly after
the birth of the baby.
2. Early cord clamping and cutting
3. Controlled cord traction to deliver the placenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Beberapa cara untuk menilai plasenta sudah / belum lepas :
Kustner : tali pusat diregangkan dengan satu tangan, daerah suprasimfisis ditekan dengan
tangan lainnya, dinilai ada/tidaknya respon dari regangan tali pusat.
Strassman : tali pusat diregangkan dengan satu tangan, daerah fundus uteri diketuk2
dengan tangan lainnya, dinilai ada/tidaknya respon pada regangan tali pusat.
Klein : ibu disuruh meneran, akan tampak ujung tali pusat bergerak turun, dan ketika
meneran dihentikan, jika ujungtali pusat naik kembali berarti plasenta belum lepas.
Jika lama melebihi 15 menit plasenta belum keluar, ATAU jika terjadi perdarahan
masif, dilakukan manuver untuksegera mengeluarkan plasenta, dapat dengan cara :
1. Tali pusat ditarik (tetapi banyak kepustakaanTIDAK menganjurkan, karena dapat
putus didalam menyebabkan perdarahan berat, dan dapat juga terjadi involusi uteri
karena dinding korpus uteri ikut tertarik ke luar akibat perlekatan plasenta yang
erat)

2. cara Crede : uterus dipijat pada fundus dengan tali pusat ditegangkan
3. cara Brandt-Andrews : uterus ditekan di abdomen di daerah fundus, kemudian di
daerah suprasimfisis atau subumbilikal ke arah kraniodorsal (arah tekanan
membentuk sudut ke belakang / vertebra dan ke atas / kepala) sambil tali pusat
ditegangkan.
4. cara manual : satu tangan menegangkan tali pusat, tangan lain masuk menyusur tali
pusat ke dalam kavum uteri, mencari insersi plasenta terhadap dinding uterus
kemudian disisihkan secara manual dan dikeluarkan keseluruhan.

Setelah plasenta keluar diperiksa :


1. ukuran, berat, bentuk, konsistensi, warna, kelengkapan massa plasenta
2. ada/tidak lobus asesorius, infark, perdarahan, tumor, nodul
3. tali pusat : panjang, insersi, jumlah pembuluh darah, trombosis, lilitan / simpul,
Whartons jelly
Jika dicurigai masih ada sisa dalam kavum uteri, dilakukan eksplorasi lagi
dengan manual untuk. Sisa jaringan plasenta atau selaput korioamnion dalam kavum
uteri dapat menjadi sumber perdarahan yang terbuka serta dapat mengganggu kontraksi

uterus yang optimal.Jika curiga ada patologi tertentu pada plasenta : periksa patologi
anatomi (lab).
PIMPINAN PERSALINAN PADA KALA 4 (OBSERVASI PASCAPERSALINAN)
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Jika terjadi perdarahan,
rencanakan dan lakukantindakan-tindakan untuk berusaha menghentikanperdarahan
segera :
1. injeksi metergometrin maleat (metergin) intramuskular
2. kompresi uterus bimanual (Eastman)
3. eksplorasi sisa plasenta / selaput janin dalam kavumuteri
4. eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir lainnya
5. luka episiotomi atau robekan jalan lahir lainnya dirawat
6. dapat juga dilakukan pemasangan tampon uterovaginal
7. jika perdarahan masif / tidak terkendali, pertimbangan untuk operasi histerektomi

Penting !!!!
Luka episiotomi atau robekan jalan lahir lainnyadirawat dengan baik.Jika terjadi ruptura
perinei totalis (RPT),reparasirektum dan muskulus sfingter ani dilakukan lebihdulu, baru
dilakukan reparasi vulva/vagina danperineum.

(gambar : teknik jahitan reparasi luka episiotomi)


7 pokok penting yang harus diperhatikan pada
kala 4 :
1. Kontraksi uterus harus baik,
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4. Kandung kencing harus kosong,
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6. Resume keadaan umum bayi

7. Resume keadaan umum ibu.


Yang terpenting adalah menjaga ibu dan bayi dalam keadaan yang baik.
5. Memahami dan Menjelaskan Status gizi pada ibu hamil dan janin
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi
dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira
80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra
sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337
Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244
Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi
yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama
kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran
energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan
lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan
volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama
trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II
dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk
trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini
tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik,
dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama
hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat,
bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta
janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam
satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau
sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg
BB/hari (di bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang
bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil
olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat
Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan
seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan
janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg
perhari. Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per
hari (umur 20 45 tahun).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara
lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas
(LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg,
dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester
III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau
pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang
menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui
kondisi ibu apakah menderita anemai gizi.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26)
12,5 13
2,3
Kurus ( BMI < 19,8 )
11,5 16
1,6
Lebih
7 11, 6
0,9
Obesitas ( BMI > 29 )
6

TM II (Kg)
0,49
0,44
0,3

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)


Status
Tanda
Keadaan umum
Responsive, gesit
Berat badan
Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur
Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot
Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Saraf
Perhatian baik, tidak mudah tersinggung,
refleks normal, mental stabil
Pencernaan
Nafsu makan baik
Jantung
Detak dan irama normal, tekanan darah
normal sesuai usia
Vitalitas umum
Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh
semangat
Rambut
Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit
kepala normal
Kulit
Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher
Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir
Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak
bengkak
Mulut
Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi
Merah normal, tidak ada perdarahan
Lidah
Merah normal, licin, tidak ada luka
Gigi geligi
Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus
dagu normal, bersih dan tidak ada perdarahan
Mata
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Kelenjar
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak
ada perdarahan
Kuku
Keras dan kemerahan
Tungkai
Kaki tidak bengkak, normal
Penilaian nutrisi
IMT Prahamil
Underweight (IMT < 19,8)

Anjuran peningkatan BB total


12,5 18 kg

Normal (IMT 19,8 26 )


Overweight (IMT 26 - 29)
Obesitas (IMT > 29)

11,5 16 kg
7 -11,5 kg
6 kg

Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil dan menyusui

6. Memahami dan Menjelaskan Hukum Puasa Ramdahan pada ibu hamil


Berkaitan dengan wanita hamil, dibolehkan berbuka puasa kalau dia khawatir,
menurut perkiraan kuat, membahayakan dirinya atau diri dan anaknya. Bahkan wajib berbuka
kalau dia takut binasa pada dirinya atau kepayahan yang sangat. Konsekwensinya, dia harus
mengqada tanpa membayar fidyah (memberi makanan kepada fakir miskin). Hal ini sesuai
dengan kesepakatan para ulama fiqih.
Berdasarkan firman Allah; Dan janganlah kalian membunuh diri kalian
Dan firmanNya: Dan janganlah kalian campakkan diri kalian kepada kebinasaan.
Mereka juga bersepakat bahwa wanita dalam kondisi seperti ini tidak membayar
fidyah. Karena dia kedudukannya seperti orang sakit yang takut kepada dirinya. Adapun
kalau dia takut terhadap janinnya saja, maka sebagian ulama berpendapat: Dia dibolehkan
berbuka dan diharuskan mengqada serta membayar fidyah (yaitu memberi makanan kepada
orang miskin untuk setiap harinya).

Bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Beliau (Ibnu Abbas) berkata: Ayat ini adalah dispensasi untuk orang tua renta, baik
laki-laki maupun wanita yang sudah tidak kuasa berpuasa, agar mereka berbuka, lalu
memberi makan kepada orang miskin sebagai pengganti setiap harinya. Demikian juga bagi
wanita hamil dan menyusui, Abu Dawud berkata, maksudnya jika mereka khawatir kepada
anaknya, maka dia boleh berbuka (puasa)." (HR. Abu Daud, no. 1947, dishahihkan oleh AlAlbany dalam kitab Irwa'ul-Ghalil, 4/18, 25)
Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah, 16/272.
Bahwa jika wanita tersebut berpuasa dan akibatnya sangat membahayakan dirinya
atau kepada janinnya, maka dia harus berbuka. Dengan catatan, apabila dokter yang
merekomendasikannya adalah dokter yang ucapannya terpercaya. Ini berkaitan dengan
berbuka di bulan Ramadan. Seorang wanita dilarang berpuasa sunnah jika suaminya ada,
kecuali dia mengizinkan. Kalau dia melarang berpuasa, maka isterinya harus mentaatinya.
Apalagi hal itu berkaitan dengan kebaikan janin.

Anda mungkin juga menyukai