Daerah penelitian terletak di posisi back arc setting dari Cekungan Jawa Barat
Utara. Cekungan Jawa Barat Utara mempunyai deposenter-deposenter utama
yaitu cekungan Arjuna bagian utara, tengah dan selatan, serta sub-cekungan
Jatibarang. Cekungan-cekungan itu secara dominan terisi oleh sekuen-sekuen
Tersier hingga ketebalan lebih dari 5500 m. Struktur-struktur signifikan yang
teramati di daerah cekungan sebelah utara ini tersusun atas berbagai daerah trendtrend tinggian yang berasosiasi dengan antiklin tersesarkan, dan blok horst,
pelipatan pada sisi turun dari sesar-sesar utama, model-model keystone
folding/faulting, dan drape di atas tingian-tingian basement. Blok-blok sesar
rotasional juga ada teramati di beberapa lokasi. Struktur yang sifatnya
kompresional hanya dapat diamati pada rift fault yang awal, yang aranhnya NWSE. Sesar-sesar ini mengalami reaktivasi selama Oligosen, membentuk beberapa
rangkaian struktur bersifat downthrown yang berasosiasi dengan sesar
transpresional di Kraton Sunda.
Depresi di Jawa Barat Utara sifatnya asimetris, dengan subcekungan Arjuna yang
terdalam terletak pada daerah kaki Arjuna Plateau, dipisahkan oleh suatu sesar
utama berarah utara-selatan. Cekungan itu membuka ke arah selatan, ke bagian
21
22
LAPANGAN MINES
23
Secara umum, Stratigrafi daerah penelitian dari yang paling tua ke yang yang
paling muda adalah Formasi Jatibarang, Formasi Talangakar, Formasi Baturaja,
Formasi Cibulakan, Formasi Parigi, dan Formasi Cisubuh.
1. Formasi Jatibarang
Formasi Jatibarang menggambarkan semua batuan yang terdapat antara
basement Pre-Tersier dan Formasi Talang Akar, diendapkan pada
Paleocene sampai Eocene pada saat Cekungan Jawa Barat Utara
mengalami proses rifting yang membentuk graben/half graben. Endapan
dari Formasi Jatibarang disusun oleh batuan vulkanik berupa tuff dengan
sisipan tipis batugamping, serpih, batulanau, batupasir dan batubara.
2. Formasi Talangakar
Formasi Talangakar diendapkan pada oligocene akhir sampai awal
miocene. Formasi ini tersusun dari batupasir estuary, batulanau dan shale
serta batubara yang bergradasi kearah cekungan berubah menjadi marginal
marine sandstone dan shale yang akhirnya menjadi shale shallow marine.
Pada awalnya, pengendapan dimulai dengan high energy alluvial fan dan
braided stream yang secara gradasi berubah kearah cekungan menjadi
sedimentasi estuary/tidalflat, dan secara bertahap menjadi shallow marine.
3. Formasi Baturaja
Batugamping Baturaja berumur Miosen Awal (zonasi foraminifera
planktonik berada pada zona N-5 sampai N-7) terletak di atas batuan
sedimen Tersier, terendapkan selaras di atas Formasi Talang Akar.
24
25
26
Gambar 2.2 Stratigrafi regional daerah Jawa Barat Utara. (Pertamina, 2001)
27