Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri terlokalisir atau difus dengan gejala telinga terasa sakit.
Faktor

penyebab timbulnya otitis eksterna ini dapat berupa kelembaban,

penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus.aureus
(15%) dan bakteroides (11%).1
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan liang
telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeks bakteri patogen
yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus atau
jamur.2 Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerahdaerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.2
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang dan
menimbulkan kekambuhan. Selain itu keadaan panas, lembab dan trauma terhadap
epitel dari liang telinga luar juga merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis
eksterna.3,4
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit
pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa
sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap. 5 Dalam upaya

menanggulangi Otitis eksterna, sejak dahulu telah dipergunakan larutan Burrowi,


yang di kemukakan pertama kali oleh dr.Karl August Von Burrow (1809-1874)
seorang ahli bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan Burrowi
sebagai obat untuk telinga sejak akhir abad ke-19. Larutan Burrowi (Burrows
Solution), berisi larutan aluminium sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat
kompres yang sekaligus bekerja sebagai anti septik dan adstrigensia dan
mempunyai pH 3,2.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Telinga


2.1.1 Anatomi dan fisiologi telinga luar

Gambar 1. Anatomi Telinga


(Sumber : Wikipedia (2))
Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan
dasarnya terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian
luar. Hanya cuping telinga lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan, tetapi
terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibros. Kulit daun telinga terdapat rambutrambut halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada akarnya. Otot ekstrinsik dan
enam buah otot instrisik. Otot ekstrinsik terdiri M. Aurikularis anterior, M.
Aurikularis superior dan M. Aurikularis posterior.3
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani.Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira-kira 2,5 3cm. Sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar
serumen dan rambut.Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada
dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.4
Persyaratan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus servikalis
yaitu n. Aurikularis magnus bersama dengan cabang kutaneus n. Fasialis
mensarafi permukaan posterior dan anterior. Arteri-arteri dari daun telinga dan
liang telinga luar berasal dari cabang temporal superfisial dan aurikular posterior
dari arteri karotis eksternal.2

Gambar 2: Anatomi Telinga Luar


(Sumber : Boies, Lawrence (3))
2.2 DEFINISI
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmers ear,
adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran
telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur
dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret
di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali. Pengobatan amat
sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga
kebersihan liang telinga. Infeksi ini sangat umum dan mempengaruhi semua
kelompok umur. Saluran telinga luar adalah sebuah terowongan pendek yang
berjalan dari lubang telinga hingga gendang telinga yang berada di dalam telinga.
Secara normal bagian ini dilapisi kulit yang mengandung rambut dan kelenjar
yang memproduksi lilin.5

Gambar 3 : Otitis Eksterna


(Sumber : Wikipedia (E))
2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
2.3.1 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi
atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.
Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya
otitis eksterna (swimmers ear).3
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen
yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,
gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah
metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut
yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.2

Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:6
a. Faktor endogen : keadaaan umum yang memburuk akibat anemia,
hipoavitaminosis, diabetes melitus, atau dermatitis seboroik.
b. Faktor eksogen :

Terlalu sering membersihkan telinga, mengakibatkan serumen yang


berfungsi sebagai pertahanan kulit MAE hilang. Mengorek telinga
dapat menyebabkan hilangnya protective lipid layer dan acid mantle.
Hal ini menyebabkan kelembaban dan suhu di MAE meningkat. MAE
yang lembab, hangat, dan kotor merupakan media pertumbuhan

kuman yang baik.


Trauma karena tindakan mengorek telinga.
Suasana yang lembab, panas, atau alkalis di MAE menyebabkan

pertumbuhan kuman dan jamur meningkat.


Bentuk MAE yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan
mengakibatkan kulit MAE lebih sering dalam keadaan lembab.
Keadaan tersebut menimbulkan edema di kulit MAE yang dirasa gatal
sehingga mendorong penderita mengorek telinga, trauma yang timbul
akan memperberat infeksi.

2.3.2 Faktor Risiko


Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,
ujung jari atau alat lainnya
Kelembaban merupakan foktor yang

penting untuk terjadinya otitis

eksterna.
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna
rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit rapuh, yang
memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk
kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit terkelupas atau
pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau pelindung dari
kuman atau jamur
kanal telinga sempit
infeksi telinga tengah

diabetes.

2.4 EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, Swimmers ear otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap
1000 orang di Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas,
mungkin karena partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut,
kronis, dan eczematous merupakan otitits yang umum di Amerika Serikat, namun
otitis necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna
tidak diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.

Gambar 4: Swimmers ear


(Sumber : Adam (3))
Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka
kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan
otitis eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan
prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun
dan prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun.3,5
2.5 PATOFISIOLOGI
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat menganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga selsel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah

ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga.5
Keadaan diatas dapat menibulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap
pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur.5
Adanya

faktor

presdiposisi

otitis

eksterna

dapat

menyebabkan

berkurangya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.


Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui
kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,
berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa
nyeri.6
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan
mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah
penurunan pendengaran6
Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel/bisul) terjadi oelh karen kulit
sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar serumen maka di tempat tersebut dapat terjadi
infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab
biasanya adalah staphylococus aureus atau sthapylococus albus.5
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga
dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.
Kuman penyebab biasanya adalah staphylococcus aureus, escherichia coli dan
sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis. 5
Otalgi pada otitis eksterna disebabakan :

Kulit liang telinga luar beralaskan periostium dan perikondrium bukan


bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain

itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa
sakit yang hebat.

Kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit
dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun
telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar
sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis
eksterna.
.

2.6 KLASIFIKASI
Terdapat dua kemungkinan otitis ksterna akut yaitu eksterna sirkumkripta
dan otitis eksterna difus.
Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel) adalah otitis eksterna ekterna lokal
yang bermula dari infeksi folikel rambut dan menimbulakan furunkel pada
sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna
difus adalah otitis eksterna yang dapat disebabkan bakteri (pseudomonas,
stafilokokus, proteus) atau jamur pada dua per tiga dalam liang telinga luar
(meatus akustikus eksternus).
Kelainan otitis eksterna yang lainya adalah :
1. Otomikosis
2. Otitis eksterna maligna
Otitis Eksterna Sirkumskripta
Merupakan radang pada 1/3 lateral canalis auditori eksterna yang
terinfeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus.5
Gejala rasa nyeri yang hebat, nyeri saat aurikula digerakkan, nyeri saat
membuka mulut dan tidak sesuai dengan besar bisul/furunkel, karena kulit liang
telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya sehingga rasa nyeri
timbul pada penekanan perikondrium. Dapat terjadi penurunan pendengaran,
kalau furunkel yang besar menyumbat telinga.5

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah abses, diaspirasi


secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam
bentuk salep seperti polymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5%
dalam alkohol 2%). Bila terdapat furunkel dilakukan insisi kemudian dipasang
drain untuk mengalirkan nanah. Diberikan obat simtomatik seperti analgesik dan
penenang.5
Otitis Eksterna Difus
Merupakan radang canalis auditori eksterna 2/3 medial. Tampak kulit liang
telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Disebabkan oleh
golongan Pseudomonas dan dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis.5
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang
kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang
berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir seperti sekret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media.5
Terapi dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan antibiotik sistemik.5
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga yang tersering disebabkan oleh
Pityrosporum, Aspergilus, dapat ditemukan juga candida albicans. Pityrosporum
menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan
predisposisi otitis eksterna bakterialis.5
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di telinga tengah tetapi
sering pula tanpa keluhan.5
Terapi dengan membersihkan telinga dengan larutan asam asetat 2%
dalam alkohol, larutan iodium povidon 5% diteteskan ke liang telinga. Kadang-

10

kadang diperlukan obat anti jamur yang diberikan secara topikal yang
mengandung nistatin, klotrimazol.5
Otitis Eksterna Maligna
Merupakan infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain yang ada
disekitarnya. Sering terjadi pada orangtua dengan penyakit diabetes melitus. Pada
otitis eksterna maligna peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan
subkutis dan organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa
kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran temporal.5
Gejalanya rasa gatal kemudian disertai dengan cepat rasa nyeri dengan
sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri
tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi. Saraf
fasial dapat terkena sehingga dapat terjadi parese atau paralisis fasial. Kelainan
patologik terpenting adalah adanya osteomielitis yang disebabkan kuman
Pseudomonas aeroginosa.5
Terapi harus cepat diberikan sesuai hasil kultur dan resistensi. Diperlukan
dosis tinggi antibiotik terhadap Pseudomonas aeroginosa. Sementara menunggu
hasil kultur dan resistensi diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin)
dengan dosis tinggi. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotik golongan
aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotik yang sering
digunakan ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacilin dikombinasi dengan
aminoglikosida, ceftriaxone, ceftazidime, cefepime, tobramicin dikombinasi
dengan aminoglikosida, gentamicin dikombinasikan dengan penicilin. Di samping
obat-obatan, diperlukan tindakan pembersihan luka secara radikal.5
2.7 DIAGNOSIS 3
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:

2.7.1 ANAMNESIS 3

11

Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:


Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi
dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)
penurunan pendengaran
tinnitus
Demam (jarang)
Gejala bilateral (jarang)
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
liang

telinga

luar

langsung

berhubungan

dengan

periosteum

dan

perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang


mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan
nyeri tekan daun telinga.

12

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7
Kurang pendengaran

mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen,
penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering
menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.
Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang
digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
peredaman hantaran suara.5,7

Gambar 5 : Radang Saluran Telinga Luar


(Sumber : Allrefer Health)
2.7.2 PEMERIKSAAN FISIK 4,5
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
MAE terisi sekret serus (alergi), purulen (infeksi kuman), keabu-abuan atau
kehitam-hitaman (jamur)
Kulit MAE oedema, hiperemi merata sampai membran timpani

13

Pembesaran kelenjar regiomal: daerah servikal antero-superior, paritis atau


retro-aurikuler
Pada furunkel didapatakn oedem, hiperemi pada pars kartilageneus MAE,
nyeri tarik aurikula dan nyeri tekan tragus. Bila oedema hebat membran
timpani dapat tidak tampak
Tanda otitis ekstern menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telingga
tampak hiperemi, oedema, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit yang
mati.
Demam (jarang)
Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya,
termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang
mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf
kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII
(hypoglossal) dapat terpengaruh.

2.7.3 Diagnosa Banding 3,2

1. Otitis Media Akut

2. Otitis Eksterna Bulosa

3. Furunkulosis Dan Karbunkulosis

4. Dermatitis. Seperti Psoriasis Dan Dermatitis Seboroik

2.8 PENATALAKSANAAN 4
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,
pembuangan debris

dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat

14

topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor


pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan
irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah
visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat
topikal.
Obat topikal oral biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk
mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan


agen

acidifying

dan

kortikosteroid.

Sebagai

alternatif,

campuran

perbandingan (2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat
digunakan.

Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen


acidifying dan kortikosteroid.

Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi,


diabetes, adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di
luar saluran telinga.

Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke
dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4
kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah
kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.

Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,


persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa
steroid).

15

Obat-obat Topikal Untuk Terapi Otitis Eksterna4


Nama Obat

Spektrum Organisme

Kolistin

Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli

Polimiksin B

Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli

Neomisin

Staphylococcus aureus
Staphylococcus albus
Escherichia coli
Golongan Proteus

Kloramfenikol

Staphylococcus aureus
Staphylococcus albus
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Golongan Proteus

Nistatin

Organisme jamur

Klotrimazol

Organisme jamur

Mikonazol

Organisme jamur

Tolnaftat

Organisme jamur

Karbol-fuhsin

Organisme jamur

Tabel 1 : Obat-obat Topikal Untuk Terapi Otitis Eksterna4

OTITIS EKSTERNA

16

Pertimbangkan
mengambil sampel

TERAPI
Edukasi+ analgetika+
tetes telinga
topical+/menghilangkan debris

Evaluasi secara
rutin dalam 5-7
hari jika
imunocompromi
zed atau
diabetes, gejala
memburuk,
gejala tidak
hilang dalam 1

Rujuk ke THT jika:


Terapi gagal
Gejala dan tanda yang berat

Tabel 2: Skema Terapi Otitis Eksterna3

2.9 PROGNOSIS 4
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.

17

BAB III
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah infeksi pada kulit dari liang telinga luar (meatus
akustikus eksternus). Otitis eksterna disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, alergi,
dan virus.
Diagnosis otitis eksterna diperoleh dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik MAE. Dari anamnesis seringkali didapatkan keluhan rasa gatal sampai nyeri

18

di dalam telinga, didapatkan sekret, pendengaran normal atau sedikit berkurang.


Pada furunkel MAE gejala yang paling dominan adalah nyeri telinga (otalgi).
Penatalkasanaan dan terapi sesuai dengan tipe infeksi masing masing
yang telah dijelaskan sebelumnya. Prognosisnya Umumnya otitis eksterna dapat
sembuh jika segera diobati dan faktor pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi
otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat
penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri,
dan tidak menghindari faktor pencetus dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boies. L.R. 2007. Penyakit Telinga Luar., dalam Ilmu Ajar Penyakit THT.,
Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 73-87.
2. Sander. R., 2007. Otitis Externa : A Practical Guide to Treatment and
Prevention., www.google.com.
3. Cody. D.T. 2007. Otalgia (Nyeri Telinga). dalam Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorokan., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 104-118.

19

4. Soetirto. I. dkk. 2007. Gangguan Pendengaran (Tuli)., dalam Ilmu Ajar


Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 9-21.
5. Sosialisman & Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.
6. Suardana, W. dkk. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan
Tenggorok FK Unud. Denpasar.

20

Anda mungkin juga menyukai