Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian
Trakoma adalah sebuah penyakit mata menular, dan penyebab utama kebutaan akibat infeksi
di dunia. Secara global , 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang
menjadi tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini.
Trakomaadalah salah 1 bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang berlangsung
lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui kontak
langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan
sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. penyakit ini sangat menular dan
biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya, trakoma dapat disembuhkan
dengan sempurna. Namun bila terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan
kebutan.
B. Etiologi
Trachoma disebabkan oleh Clamydia trachomatis dan disebarkan melalui kontak langsung
dengan mata, hidung, dan tenggorokan yang terkena cairan (yang mengandung kuman ini)
dari pengidap, atau kontak dengan benda mati, seperti handuk dan / atau kain lap, yang
pernah kontak serupa dengan cairan ini. Lalat juga dapat menjadi rute transmisi. Jika tidak
diobati, infeksi trachoma berulang dapat mengakibatkan entropion yang merupakan bentuk
kebutaan permanen dan disertai rasa nyeri jika kelopak mata berbalik ke dalam, karena ini
menyebabkan bulu mata menggaruk kornea. Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi
ini karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor, tetapi efek-efek
pengihatan kabur dan gejala lebih parah lainnya sering tidak terasa sampai dewasa.
C. Klasifikasi
Mac Callan : Berdasarkan pada gambaran kerusakan konjungtiva, dibagi dalam 4 stadium
yaitu :
1. Stadium Insidious : folikel imatur kecil-kecil pada konj palp sup, jar parut.
2. Stadium akut (trakoma nyata) : terdapat hipertrofi papil & folikel yang masak pada palp
sup.
3. Stadium sikatriks : sikatriks konj, bentuk garis-garis putih halus disertai folikel dan
hipertrofi.
4. Stadium penyakitembuhan : trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan.
Klasifikasi Menurut WHO
1. Trakoma Inflamasi -Folikuler (TF)
2. Trakoma Inflamasi Intense (TI)
3. Trakoma Sikatriks (TS)
4. Trakoma Trikiasis (TT)
5. Kekeruhan kornea (CO)
Sumur-sumur Herbert
Keratitis
Pada bayi dan anak-anak timbul diam-diam, dapat sembuh dengan sedikit atau tanpa
komplikasi.
Pada orang dewasa, timbul akut atau subakut dan komplikasi sangat cepat
berkembang.
Pada saat timbul, gejalanya mirip dengan konjungtivitis bakterial seperti mata berair,
fotofobia, aksudasi, kemosis, hiperemis, folikel tarsal dan limbal, nodus preaurikuler
kecil dengan nyeri tekan.
Untuk menentukan trachoma sudah endemik di suatu keluarga atau masyarakat adalah
sekurang-kurangnya menunjukkan dua tanda dari :
Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal pada palpebra superior.
Pembuluh darah ke atas kornea, paling jelas di limbus atas. (panus= infiltrat
neovaskularisasi)
Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari setelah seseorang mengalami gejala
konjungtivitis atau iritasi mirip dengan mata merah muda. Endemik kebutaan trakoma
merupakan hasil dari beberapa episode reinfeksi yang menghasilkan peradangan terusmenerus pada konjungtiva. Tanpa reinfeksi, peradangan akan berangsur-angsur mereda.
Peradangan konjungtiva disebut trachoma aktif dan biasanya terlihat pada anak-anak,
terutama anak-anak pra sekolah (dasar). Hal ini ditandai dengan benjolan putih di permukaan
bawah tutup mata atas (conjunctival folikel atau pusat-pusat germinal limfoid). Nonperadangan dan penebalan tertentu sering dikaitkan dengan papila. Folikel mungkin juga
muncul di persimpangan kornea dan sclera (limbal folikel). Trakoma aktif akan sering
menjengkelkan dan memiliki cairan berair. Infeksi sekunder bakteri dapat terjadi dan
menyebabkan discharge purulen.
Perubahan-perubahan struktural trakoma disebut sebagai cicatricial trakoma. Ini termasuk
jaringan parut di tutup mata (konjungtiva tarsal) yang mengarah pada distorsi tutup mata
dengan tekuk dari tutup (Tarsus) sehingga muncul bulu mata gosok pada mata (trichiasis).
Bulu mata ini akan mengakibatkan kekeruhan kornea dan bekas luka dan kemudian mengarah
ke kebutaan. Bekas luka linear hadir dalam sulkus subtarsalis disebut garis Arlts. Selain
itu, pembuluh darah dan jaringan parut dapat menyerang bagian atas kornea (pannus).
Lebih lanjut gejala termasuk:
1. Keluarnya cairan kotor dari mata bukan air mata (emisi atau sekresi cairan yang
mengandung lendir dan nanah dari mata)
2. Pembengkakan kelopak mata
3. Trichiasis (berbalik-nya bulu mata)
4. Pembengkakan kelenjar getah bening di depan telinga
5. Munculnya garis parutan pada kornea
yaitu pinggir kelopak mata atas melengkung ke dalam disebabkan sikatriks pada tarsus.
Bersamaan dengan enteropion, bulu-bulu mata letaknya melengkung kedalam menggosok
bola mata (trikiasis). Bulu mata demikian dapat berakibat kerusakan pada kornea, yang
mudah terkena infeksi sekunder, sehingga mungkin terjadi ulkus kornea. Apabila penderita
tidak berobat, ulkus kornea dapat menjadi dalam dan akhirnya timbul perforasi.
F. Pencegahan dan pengobatan
Meskipun trakoma dihapuskan dari banyak negara maju dalam abad terakhir, penyakit ini
bertahan di banyak bagian dunia berkembang khususnya di masyarakat tanpa akses yang
memadai terhadap air dan sanitasi. Dalam banyak masyarakat ini, wanita tiga kali lebih besar
daripada laki-laki akan dibutakan oleh penyakit ini,karena peran mereka sebagai pengasuh
dalam keluarga.
Tanpa intervensi, trakoma keluarga tetap bertahan dalam lingkaran kemiskinan, karena
penyakit dan efek jangka panjang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pencegahan yang penting meliputi:
Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan bulu mata ke
arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk mengarahkan bulu
mata menjauh dari bola mata.
Terapi antibiotik : Pedoman WHO merekomendasikan jika terjadi endemik massa (sekitar
10 % dari populasi suatu daerah) maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan
harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika prevalensi lebih
rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga.
Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline (satu persen salep
mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena digunakan
sebagai oral dosis tunggal.
Kebersihan: Anak-anak dengan hidung terlihat terlalu berair, okular discharge, atau lalat di
wajah mereka paling tidak dua kali lebih mungkin untuk memiliki trakoma aktif dibanding
anak-anak dengan wajah yang bersih. Intensif kesehatan berbasis masyarakat untuk
mempromosikan program pendidikan muka-cuci dapat secara signifikan mengurangi
prevalensi trachoma aktif.
Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat, penggunaan jamban,
pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan peliharaan semuanya telah diusulkan
untuk mengurangi penularan dari C. trachomatis. Perubahan-perubahan ini menimbulkan
banyak tantangan untuk pelaksanaannya. Agaknya perubahan lingkungan ini pada akhirnya
berdampak pada penularan infeksi okular melalui wajah kurangnya kebersihan.
G. Prognosis
Jika tidak diobati dengan baik dengan antibiotik oral, gejalanya dapat meningkat dan
menyebabkan kebutaan, yang merupakan hasil dari ulkus (luka/iritasi) dan jaringan parut
pada kornea. Operasi juga mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan bentuk kelopak
mata.