Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Biokimia

Hari, tanggal
Waktu
PJP
Asisten

: Kamis, 12 Desember 2013


: 07.00-08.40 WIB
: Syaefudin, M.Si
: Lusianawati, S.Si
Azra Zahrah N.I.

GLUKOSA DARAH
Kelompok

Muhammad Faiz
Eka Lindawati
Meri Novita Sari

(J3L112139)
(J3L112138)
(J3L112125)

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Pendahuluan
Konsentrasi

gula

darah atau tingkat

glukosa

darah adalah

jumlah glukosa (gula) hadir dalam darah seorang manusia atau binatang. Glukosa
(suatu monosakarida), adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil selama fotosintesi dari awal bagi respirasi. Bentuk alami glukosa disebut
juga dekstrosa, terutama dalam industri pangan. Glukosa (C6H12O6) memiliki berat
molekul 180.18), termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang mengandung
enam atom karbon. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di manamana dalam biologi. Hal itu terjadi karena glukosa dibentuk dari fomaldehida
pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia
primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat ata adalah kecenderungan
glukosa dibandingkan dengan gula heksosa lainnya yang tidak mudah bereaksi
secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi)
mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim (Lehninger 1982).
Penyebab peningkatan kadar gula darah. Di antara mereka adalah 'stres'
hormon seperti adrenalin, beberapa steroid, infeksi, trauma, dan tentu saja,
konsumsi makanan. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh produksi yang tidak
memadai atau tidak ada insulin, sedangkan tipe 2 terutama karena penurunan
respon terhadap insulin di jaringan tubuh ( resistensi insulin ). Kedua jenis
diabetes, jika tidak diobati, mengakibatkan terlalu banyak glukosa yang tersisa
dalam darah ( hiperglikemia ) dan banyak komplikasi yang sama. Juga, terlalu
banyak insulin, dan atau latihan tanpa asupan makanan yang cukup sesuai pada
penderita diabetes dapat menyebabkan gula darah rendah ( hipoglikemia ).

Tujuan
Percobaan ini untuk menentukan kadar glukosa darah, prinsip dari
penentuan glukosa darah dan dapat menghubungkan konsentrasi glukosa darah
dengan kondisi kesehatan tubuh.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu: tabung reaksi, gelas piala ,
kertas saring, corong, dan spektrofotometer.

Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu aquadest, Na-wolframat,


H2SO4 , standar glukosa, kupritartarat, dan fosfomolibdat.
Metode
Dipipet 1 ml darah ke dalam Erlenmeyer kecil,kemudian ditambahkan 7
ml akuades, 1 ml Na-wolframat, dan 1 ml H2SO4 0.67N (setetes demi tetes).
Campurakan baik- baik, biarkan selama 10 menit dengan kertas saring dan
siapkan 3 tabung follin wu.Tabung pertama berisi 1ml filtrate dan 1 ml
kupritartrat, tabung kedua berisi 1 ml standar glukosa dan 1 ml kupritartrat dan
tabung yang ketiga berisi 1ml aquades dan 1 ml kupritartrat 1ml. Ketiga tabung
tersebut kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 8 menit.Tabung
didinginkan dan diencerkan dengan 7 ml akuades serta ditambahkan 1 ml
fosfomolibdat pada setiap tabung. Ukur intensitas warnanya pada panjang
gelombang 660nm.
Hasil dan Data Pengamatan
Larutan
Blanko
Standar
Sampel 1
Sampel 2
Contoh perhitungan :

Absorbansi
0,000
0,005
0,002
0,005

Kadar gula darah :

Asampel

Kadar gula darah (mg/ ml)


0 mg/ml
1 mg/ml
0,4 mg/ ml
1 mg /ml
X Cstandar

Astandar
Kadar gula darah sampel 1=

0,002
0,005

X 1mg/ 1ml

= 0,4 mg/ml
Pembahasan
Metode yang banyak digunakan untuk perhitungan glukosa darah
bergantung pada kemampuan glukosa untuk mereduksi l larutan tembaga alkali.
Pereaksi mengandung asam fosfomolibdat yang dapat membentuk kompleks
berwarna biru akibat adanya kombinasi

tembaga tereduksi (Suharso 1986).

Namun metode ini memiliki kerugian, yaitu warna berangsur-angsur memudar

dibandingkan dengan larutan standar glukosa dengan perlakuan yang sama.


Metode Folin-Wu diperkenalkan pertama kalioleh Folin dan Wu pada tahun 1919.
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah bebas
protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan
terjadia kibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein.
Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua
pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat . Reaksi
yang terjadi adalah :

Gambar 1 reaksi pengendapan Cu2O


Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga albumin
dalam darah akan larut oleh akuades. Penambahan Na-wolframat bertujuan
mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H2SO4 berfungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin 6 oleh Na-wolframat
dan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada
suasana asam. Larutan kupritartrat ditambahkan untuk membentukan warna biru
ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung
asamlaktat danion Cu+. Fungsi pemanasan selama 8 menit bertujuan untuk
mempercepat reaksi (Poedjiadji 1994). Penambahan kupritartrat, ion kupri akan
direduksi oleh gula menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu 2O. Dengan
menambahan pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut lagi dan warna larutan
akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitaas
warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrate.
Pengukuran glukosa darah pada tubuh dapat menggunakan beberapa macam
metode yaitu teknologi raman spektroskopy infra merah. Monitor glukosa darah
adalah unik karena sebagian besar sistem yang ada lainnya mengembangkan

metode pengujian glukosa non-invasive untuk menggunakan Inframerah radiasi


disekitar kulit, tetapi sinyal inframerah sangat lemah. Tehnik penggunaan
spektroskopi Infrared raman, sebuah metode yang mengidentifikasi senyawa
kimia berdasarkan frekwensi getaran obligasi memegang molekul secara bersama.
Tehnik ini dapat mengungkapkan kadar glukosa hanya dengan memindai tangan
pasien atau jari dengan cahaya di dekat infra red, sehingga menghilangkan
keharusan untuk mengambil darah. Dalam sebuah penelitian terhadap 10 relawan
yang sehat dengan menggunakan DCC-kalibrasi spektroskopi Raman inframerah,
secara signifikan meningkatkan keakuratan pengukuran glukosa darah dimana
peningkatan rata-rata 15-30%.
Tingkat

gula

darah

diatur

melalui

umpan

balik

negatif

untuk

mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah


dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon
yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen
menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam
aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah
meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan,
hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas.
Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak
glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi
level gula darah. Dalam keadaan normal cadangan glikogen akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam waktu 10-12 jam. Sesudah itu cadangan
glikogen akan habis dan tubuh akan melakukan pembongkaran lemak (lipolisis)
menjadi asam lemak dan gliserol untuk diubah menjadi asetil KoA sebagai bahan
dalam siklus Krebs atau oksidasi seluler. Sehingga setelah puasa selama 1 bulan
seseorang dapat mengalami penurunan berat badan sampai dengan - 1 kilogram.
Dengan demikian puasa diyakini bermanfaat dalam menjaga berat badan tubuh
dan mengurangi kecenderungan obesitas dan penyakit-penyakit metabolik terkait
dengan obesitas seperti diabetes mellitus dan hiperkholesterolemia (Girinda
1986).

Sampel darah yang digunakan untuk pengujian kadar glukosa dalam darah
berasal dari darah ayam. Kadar gula darah normal pada ternak ruminansia
bervariasi, yaitu antara 40 60 mg/100 ml dan 35 - 55 mg/100 ml (Poedjiadji
1994). Dari hasil percobaan ternyata bahwa kadar glukosa darah pada ayam tinggi
pada sampel 2 hal ini bias diakibatkan karena lebihnya asupan pada saat ayam
akan dipotong, atau aktifitas lainnya. Tetapi pada sampel 1 kadar glukosa darah
bagus sesuai dengan literature.

Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi kadar gula darah pada sampel 1 dan sampel 2 berbeda yaitu 0,4 mg/ml
dan 1 mg/ml.
Daftar Pustaka
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.
Keenan, Charles W, Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood. 1992. Ilmu Kimia
untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lehninger A. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Thenawijaya M, penerjemah. Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari Principles of Biochemistry.
Poedjiadi A .1994.Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.
Suharso Martoharsono. 1986. Enzim. Dalam: Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai