KIMIA FISIKA
HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOL I :
1. Anadya Morlina
(061330401007)
(061330401008)
3. Canna Suprianofa
(061330401009)
(061330401010)
5. Jannatul Fitri
(061330401011)
6. M. Bahrul Ulumuddin
(061330401012)
KELAS
: 2KD
Tujuan
Menghitung
panas
pelarutan
(AH)
PbCl2,
dengan
menggunakan
sifat
II.
b. Erlenmeyer 250 ml
c.
Buret 50 ml
d. Thermometer 0-100C
e.
f.
Alumunium Foil
g. Pipet ukur 10 ml 25 ml
h. Bola karet
III.
Dasar Teori
Definisi Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut.
Biasanya dinyatakan dalam satuan gram / liter atau mol / liter.
Berdasarkan definisi tersebut, maka larutan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1) Larutan jenuh.
Adalah suatu keadaan ketika suatu larutan telah mengandung suatu zat terlarut dengan
konsentrasi maksimum.
2) Larutan kurang jenuh.
Adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
3) Larutan lewat jenuh.
Adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga menyebabkan
terbentuknya endapan.
Kelarutan zat dalam suatu pelarut dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
a) Jenis Zat Terlarut.
Setiap zat mempunyai harga kelarutan yang berbeda-beda pada suatu pelarut. Pada
umumnya, semua senyawa ion dan asam mudah larut dalam air kecuali beberapa asam
berikut ini : H2S, H2SiO3, H3AsO4 dan H3SbO4.
b) Jenis Zat Pelarut.
Pelarut dibedakan menjadi 2 yaitu : pelarut polar dan non polar.
Pada umumnya, senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar
mudah larut dalam pelarut non polar.
Contoh pelarut polar
koefisien reaksinya.
c) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s ) berdasarkan persamaan
tetapan hasil kali kelarutan.
Hasil kali kelarutan hasil kali konsentrasi ion-ion suatu elektrolit (Ksp) dalam larutan yang
tepat jenuh. Timbal Chlorida (PbCl2) jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2 (s)
Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan
molar. Nilai Ksp diatas sebagai konsentrasi hasil kali kelarutan PbCl2 secara matematika
dapat ditulis :
[ Pb-2] [Cl-] < Ksp PbCl2
terjadi endapan
tepat jenuh
Menempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl pada dua buret yang berbeda.
2.
Menyiapkan larutan seperti pada table dibawah ini dengan cara pertama-tama
menambahkan 10 ml 0,075 M Pb(NO3)2 ke dalam tiap tabung reaksi, baru
menambahkan KCl sebanyak yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah
pencampuran tabung reaksi harus dikocok. membiarkan selama 5 menit dan
mengamati apakah sudah terbentuk endapan ata belum. Mengisikan hasil pengamatan
pada table dibawah ini :
Table 2.1 :
Volume 0,075
No Campuran
M Pb(NO3)2
(ml)
Volume 1,0
KCl (ml)
1.
10
0,5
2.
10
1,0
3.
10
1,2
4.
10
1,4
5.
10
1,5
Pembentukan
endapan
Suhu C
(sudah/belum)
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada table 2.1 pada tabung yang sudah terbentuk
endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan, mengulangi langka diatas untuk
menentukan banyaknyana volume KCl 1,0 M yang dapat menyebabkan terbentuknya
endapan sampai ketelitian 0,1 M. Mencatat hasil pengamatan pada table 2.1 mencatat
pula volume KCl 1,0 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan suhu.
4. Pada tabung reaksi yang lain, menyiapkan larutan berikut table 2.2 :
No
Volume 0.075 M
Volume 1,0 M
Pembentukan
Campuran
Pb(NO3)2 (ml)
KCl (ml)
endapan
1.
10
2,0
2.
10
2,5
3.
10
3,0
4.
10
3,5
5.
10
4,0
Suhu C
V. DATA PENGAMATAN
1. Tabel 2.1
Volume 0,075
No Campuran
M Pb(NO3)
(ml)
Volume 1,0
KCl (ml)
Pembentukan
endapan
Suhu C
(sudah/belum)
1.
10
0,5
Belum
26
2.
10
1,0
Belum
26
3.
10
1,2
Belum
26
4.
10
1,4
Belum
26
5.
10
1,5
Sudah
26
Tabel 2.2
Volume 0.075 M
Volume 1,0 M
Pembentukan
Pb(NO3)2 (ml)
KCl (ml)
endapan
1.
10
2,0
Sudah
26
2.
10
2,5
Sudah
26
3.
10
3,0
Sudah
26
4.
10
3,5
Sudah
26
5.
10
4,0
sudah
26
No Campuran
Suhu C
Volume
Pb(NO3)2
0,075 M
(ml)
Volume
Ksp
KCl 1M
(mL)
x 10
1/T (K-1)
1,5
62
335
1,1
-2,96
0,00298
10
2,0
85
358
-3
0,00279
10
2,5
88
361
0,864
-3,06
0,00277
10
3,0
90
363
0,780
-3,11
0,00275
10
3,5
93
366
0,740
-3,13
0,00273
10
4,0
94
367
0,628
-3,20
0,00272
Pembuatan Larutan
Mencari gram dari Pb(NO3)2 dan KCl
a. Pb(NO3)2 =250 mL
Gr
= M x V x BM
= 0,075 M x 0,25 L x 331,21 gr/mol
= 6,21 gr
b. KCl = 100 mL
Gr
= M x V x BM
= 1 M x 0,1 L x 74,55 gr/mol
= 7,46 gr
2.
Log Ksp
10
VI. PERHITUNGAN
1.
-3
=VxM
= 1,5 ml x 1 M
= 1,5 mmol
Vtotal = V Pb(NO3)2 + V KCl
= 10 ml + 1,5 ml
= 11,5 ml
Pb(NO3)2
+ 2 KCl
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
M PbCl2 =
=
= 0,065 M
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,065 M)3
= 4 (275 x 10-6)
= 1,1 x 10-3
Log Ksp
b.
=VxM
= 2,0 ml x 1 M
= 2,0 mmol
PbCl2
2KNO3
-
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
Pb(NO3)2
+ 2 KCl
PbCl2
0,75 mmol
2,0 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
M PbCl2 =
=
= 0,063 M
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,063 M)3
= 1000 x 10-6
= 1 x 10-3
Log Ksp
= log 1 x 10-3
= -3
c.
=VxM
= 2,5 ml x 1 M
= 2,5 mmol
2KNO3
-
Pb(NO3)2
+ 2 KCl
PbCl2
2KNO3
0,75 mmol
2,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
1,0 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
PbCl2
2KNO3
M PbCl2 =
=
= 0,060 M
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,060 M)3
= 864 x 10-6
= 0,864 x 10-3
= log 0,864 x 10-3
Log Ksp
= - 3,06
d.
=VxM
= 3,0 ml x 1 M
= 3,0 mmol
+ 2 KCl
0,75 mmol
3,0 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
M PbCl2 =
=
= 0,058 M
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,058 M)3
= 780 x 10-6
= 0,780 x 10-3
= log 0,780 x 10-3
Log Ksp
= - 3,11
e.
=VxM
= 3,5 ml x 1 M
= 3,5 mmol
+ 2 KCl
PbCl2
2KNO3
0,75 mmol
3,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
2,0 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
M PbCl2 =
=
= 0,056 M
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,056 M)3
= 740 x 10-6
= 0,740 x 10-3
= log 0,740 x 10-3
Log Ksp
= - 3,13
f.
=VxM
= 4,0 ml x 1 M
= 4,0 mmol
+ 2 KCl
PbCl2
0,75 mmol
4,0 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
2,5 mmol
0,75 mmol
1,5 mmol
M PbCl2 =
=
= 0,054 M
2KNO3
-
PbCl2
Pb2+ + 2 Cl-
Ksp
2s
= [Pb2+] [Cl-]2
= [s] [2s]2
= 4s3
= 4 (0,054 M)3
= 628 x 10-6
= 0,628 x 10-3
= log 0,628 x 10-3
Log Ksp
= - 3,20
X (10-3)
XY (10-3)
X2 (10-6)
2,98
-2,96
-8,82
8,88
2,79
-3
-8,37
7,78
2,77
-3,06
-8,48
7,67
2,75
-3,11
-8,55
7,56
2,73
-3,13
-8,54
7,45
2,72
-3,20
-8,70
7,40
16,74
-1846
-51,46
46,74