Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PAPER PENGANTAR PROYEK TERPADU

INTEGRASI, KUNCI KESUKSESAN DALAM


MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :

Mahaffy Ivanaji Farham

(11/319606/TK/38732)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

DEFINISI PRODUK SUKSES, DAN


PERBEDAAN ANTARA PRODUK SUKSES DENGAN
BISNIS SUKSES
Mahaffy Ivanaji Farham
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Universitas Gadjah Mada
ivan_f27@yahoo.com

Abstrak
In current era, anyone who is not moving to the right direction and quickly will be left behind. Go fast but
not directed or move to the right direction but not go immediately will get punished. It is certainly applies
to anyone including entreprenuers at any field and how large their scales, either from small enterprises to
multinational corporations. Any fields require anticipation of all probabilities that will happen in the
uncertain future to be able to achieve glory. In the business field, there is a goal to be achieved, that is a
successful business. Successful businesses have several interrelated aspects integrated each others, started
from product, management, up to competition with another enterprises. The discussion in this paper will try
to explain what is the meaning about a successful product, a successful business, and the relations between
them.
Keywords: glory, successful business, successful product, integrated, the relations

1.

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Siapa yang cepat dan tepat, dialah yang
dapat. Begitulah gambaran sederhana
tentang begitu dinamisnya dunia bisnis
saat ini. Perusahaan yang ingin bisnisnya
sukses
harus
tepat
dalam
mempertimbangkan segala aspek yang
berkaitan dengan eksistensi perusahaan
itu sendiri. Mulai dari internal
perusahaan, konsumen, hingga aspek
eksternal
seperti
regulasi,
isu
lingkungan, hingga kompetitor. Salah
satu yang menjadi kunci utama
keerhasilan suatu perusahaan adalah
pada produknya. Produk perusahaan
tersebut harus memenuhi semua kriteria
agar bisa disebut produk yang sukses
serta membuat bisnis yang dijalankan

1.2.

2.

sukses. Mudahnya, suatu produk


dikatakan berhasil apabila produk
tersebut diterima di pasaran.
Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud
dengan bisnis sukses itu.
b. Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat kesuksesan
bisnis.
c. Mengetahui contoh strategi yang
diterapkan
oleh
perusahaanperusahaan di dunia untuk mencapai
kesuksesan.
d. Mengetahui contoh keberhasilan dan
kegagalan strategi perusahaan di
dunia.

Hasil dan Pembahasan


Dalam sejarah produksi massal, nama
Frederick W. Taylor tidak bisa dipisahkan karena

penemuan fenomenalnya bisa dikatakan sebagai


inisiator mass production. Taylor menciptakan
istilah
Scientific
Management
untuk
menggambarkan metode yang ia bangun melalui
studi empiris meliputi topik-topik seperti
menspefisikkan alur kerja dan memilih pekerja
terbaik untuk menanganinya dan melatih pekerja
agar ahli pada tugas yang dibebankan. Imbasnya,
laju produksi di perusahaannya, yaitu Bethlehem
Steel meningkat drastis. Begitu juga dengan
perkataan Henry Ford yang begitu terkenal, Setiap
konsumen dapat memiliki mobil dicat dengan warna
apa saja yang dia inginkan selama itu hitam. Mobil
dengan warna hitam yang diproduksi massal tentu
akan menghemat biaya produksi karena hanya
menggunakan satu warna.
Hanya saja, di era globalisasi kini dimana aliran
informasi bergerak begitu cepat, timbul interaksi
antara perusahaan dengan konsumen secara intensif.
Dari sini perusahaan mau tidak mau harus menggali
lebih dalam apa yang menjadi kebutuhan konsumen
yang sebenarnya dalam rangka mencapai
kesuksesan. Oleh karena itu, produksi massal pada
masa kini lebih berwarna daripada di awal-awal
zaman produksi massal dimulai.
Untuk meraih kesuksesan yang ditargetkan,
setidaknya ada tiga sisi yang wajib menjadi
perhatian suatu perusahaan, yakni internal
perusahaan, interaksi dengan konsumen, dan faktor
eksternal.
Visi dan misi yang jelas merupakan kunci awal
keberhasilan dari suatu organisasi. Untuk itu
diperlukan wawasan mengenai needs yang
sebenarnya guna memperjelas visi dan misi. Selain
itu, diperlukan manajemen perusahaan yang baik
agar hubungan antara elemen-elemen baik ternal
perusahaan, eksternal, maupun relasi dengan
konsumen terjaga.
Menginjak ke aspek yang sangat krusial di
dalam suatu bisnis: produk. Di sini perusahaan harus
mengetahui bagaimana suatu produk nantinya bisa
dibuat dan diterima di pasaran. Perusahaan harus
memahami apa yang menjadi kebutuhan yang
sebenarnya di pasaran. Aspek ini bisa dibagi
menjadi dua bagian, technology push dan market
pull. Technology push berkaitan dengan penemuanpenemuan terkini yang dimiliki dan sudah bisa
dioperasikan secara massal untuk pemenuhan needs,
sedangkan market pull memiliki banyak aspek
tersendiri.

Perusahaan bisa mengidentifikasi faktor-faktor


yang berpengaruh pada market pull. Contohnya
melalui survei untuk meneliti needs. Dari sini,
perusahaan akan mendapatkan real needs secara
umum, perspektif konsumen, bahkan hingga desain
produk. Dengan itu, perusahaan akan mampu
menentukan pangsa pasarnya sehingga desain
produk yang akan dibuat akan memenuhi berbagai
kriteria seperti good design, customer satisfaction,
keterjangkauan harga, fungsionalitas, ergonomi,
promosi, dan lain-lain.
Apa yang dilakukan oleh Jody Brotosuseno
dengan Waroeng Steak-nya dan Yoyok Hery
Wahyono dengan Warung Spesial Sambal-nya.
Jody memutuskan untuk mendirikan usaha warung
steik seperti yang dilakukan oleh mertuanya, akan
tetapi ada nilai lain yang berbeda. Jody memilih
pangsa pasarnya yaitu mahasiswa dan pelajar
sehingga harga yang ditawarkan lebih miring. Pada
awalnya, usaha ini berjalan lambat karena persepsi
orang-orang tentang steik adalah makanan mahal.
Setelah mendapatkan saran dari dari pelanggan, dia
membuat spanduk besar bertuliskan harga steik
yang murah di depan gerainya dan menyebarkan
brosur promosi. Gerainya pun menjadi ramai dan
berkembang pesat hingga membuka gerai-gerai lain
di berbagai kota.
Sedikit inovasi ditunjukkan oleh Yoyok.
Dengan berani dia bersama teman-temannya
membuka warung kaki lima di sekitar kampus UGM
bertemakan sambal. Ini tentu sedikit melenceng
dengan mindset orang Jogja bahwa di warung
makan manapun, sambal itu gratis. Didukung
dengan hobinya memasak dan makan sambal, serta
survei kecil-kecilan yang dilakukannya tentang
menu utama, warung yang mereka buka akhirnya
dijalankan dan cukup mengejutkan bahwa di bulan
pertama saja bisa memperoleh omzet harian sekitar
1,5 juta rupiah. Alhasil hingga kini sudah banyak
outlet di berbagai kota.
Sisi-sisi lain yang perlu menjadi perhatian
khusus bagi perusahaan selain produk itu sendiri
adalah bagaimana perusahaan harus patuh terhadap
regulasi yang ada, bersaing secara sehat dengan
kompetitor, peduli isu lingkungan hingga yang
proses launching. Seperti yang dilakukan oleh
mendiang Steve Jobs yang selalu wah dalam
proses launching produk terbaru Apple, seperti
iPad, iPhone, hingga Macbook.

Selain itu, seperti yang ditekankan oleh


Baudrillard (2006) bahwa produk yang paling dicari
saat ini bukan sekadar berdasarkan kualitas bahan
baku atau proses produksinya, tetapi kepribadian.
Juga diperkuat dengan apa yang disampaikan oleh
Solomon (1999), konsumen merasa senang dengan
pilihan yang sesuai kepribadian. Govers dan
Schoormans (2005) pun senada, Ketika suatu
perusahaan menawarkan berbagai varian produk
yang memenuhi kebutuhan fungsional yang sama,
akan sangat mungkin mendapatkan konsumen yang
lebih banyak yang akan memilih produk sesuai
dengan kepribadian.
Strategi ini yang coba diterapkan oleh Adidas
melalui program mi-Adidas-nya dengan sedikit
menggeser tren mass production dengan mass
customization. Dua hal yang menjadi fokus Adidas
dalam bisnis mereka, yaitu membuat produk
olahraga yang menunjang performa konsumen dan
juga sebagai Sport Fashion. Selain dengan cara
online, dimana konsumen dapat mendesain produk
pribadi mereka sendiri, pada 2006 di Paris, Adidas
menggunakan treadmill beserta sensor untuk
mengumpulkan data-data fisik konsumen yang
dijadikan acuan dasar mass customization. Pada
akhirnya, Adidas cukup sukses terlibat dalam tren
ini karena Adidas melibatkan konsumen secara aktif
untuk pengembangan produk mereka.
Pelajaran penting lainnya terkait dengan
produk dan bisnis yang sukses adalah seperti yang
dialami oleh Nokia. Bertahan dengan strategi apa
adanya di era ketika iPhone sudah mulai
menggeliat
merupakan
sebuah
blunder.
Ketidakjelian Nokia dalam menerjemahkan needs
berupa perangkat mobile internet yang kemudian
menjadi andalan Apple dengan seri iPhone maupun
iPad-nya. Perusahaan telepon selular lainnya pun
juga tak kalah cepat berkecimpung di dunia
smartphone dengan sistem operasi besutan Google,
si robot hijau Android, seperti Samsung, Sony, LG,
dan lain-lain.
Ada satu hal penting lagi yang tidak boleh
dilupakan adalah bahwa produk punya life time
sendiri, sehingga perlu product life cycle
management. Meskipun perusahaan telah merilis
produk dan ternyata berhasil, ketika mendekati masa
akhirnya, harus diganti dengan produk baru untuk
mengantisipasi dinamika pasar, termasuk juga
kompetitor. Apalagi jika ternyata produk yang
dirilis tidak diterima di pasar, perusahaan sesegera

mungkin melakukan evaluasi tentang apa saja yang


menyebabkan produknya tidak menjadi pilihan
konsumen dan memperbaiki aspek-aspek terkait.
Bisnis sukses adalah hasil integrasi yang baik
dari elemen-elemen bisnis yang memberikan
manfaat baik bagi perusahaan, konsumen, maupun
lingkungan. Produk sukses merupakan bagian dari
bisnis sukses. Dan karena produk punya life time,
meskipun produknya sukses tapi ketika life time-nya
mendekati akhir, harus ada produk baru yang
menggantikannya. Begitu juga dengan produk
gagal, harus segera mencari solusinya. Itulah yang
dinamakan bisnis sukses, yang tidak hanya
bergantung pada satu produk. Itulah yang menjadi
titik perbedaan dan prioritas di antara produk sukses
atau bisnis sukses.
3.

Kesimpulan
Bisnis yang sukses merupakan tujuan utama
semua perusahaan di dunia. Bisnis yang sukses
adalah prioritas utama yang tentunya tetap
memperhatikan segala aspek yang menjadi acuan
baik dari internal perusahaan, needs, hingga regulasi
yang berlaku. Produk, sebagai cerminan perusahaan
di pasar adalah senjata utama perusahaan untuk
mencapai tujuan, yaitu bisnis yang sukses. Produk
yang sukses merupakan bagian dari bisnis yang
sukses. Namun karena dibatasi oleh life time, harus
ada antisipasi berupa produk baru yang siap terjun
ke pasar. Oleh karena itu, bisnis yang sukses
menjadi prioritas dengan cara terus memberikan
inovasi produk agar bisa diterima di pasaran.
4. Daftar Pustaka
Stoetzel, M. (2012). Engaging Mass Customization
Customers beyond Product Configuration:
Opportunities from the Open Innovation Field.
International
Journal
of
Industrial
Engineering and Management. 3(4): 241-251.
Pourtalebi, S. & Bagherzadeh, H. (2012). Eliciting
Patterns fo Product Personality Design: A
Pedagogical Method for Industrial Design
Students. Procedia Social and Behavioral
Sciences. 51. 527-532.
Lee, H.C., Herawan T., & Noraziah, A. (2012).
Evolutionary Grammars Based Design
Framework for Product Innovation. Procedia
Technology. 1. 132-136.
Wenwen, J. & Zhibin, X. (2012). On Adaptive
Extended Different Life Cycle of Product

Design Strategy. Physics Procedia. 25. 529535.


Mada, K.R. 2013. Gagal Jadi Arsitek, Sukses
Berbisnis
Steik.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/
06/08/08323684/Gagal.Jadi.Arsitek..Sukses.B
erbisnis.Steik diakses pada 2/3/2014 pukul
09.18.
Tim Liputan Bisnis UKM. 2013. Pengusaha Sukses
Waroeng Spesial Sambal (Waroeng Spesial
Sambal).
http://bisnisukm.com/pengusahasukses-waroeng-spesial-sambal-waroengss.html diakses pada 2/3/2014 pukul 09.20.
http://kbbi.web.id/ diakses pada 1/3/2014
Purwanto, D. 2013. Belajar dari Kegagalan
Blackberry
dan
Nokia.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/
10/14/1904022/Belajar.dari.Kegagalan.Black
Berry.dan.Nokia diakses pada 2/3/2014 pukul
21.40.
Rambabu, D., Lenin A., Bahskar G.B., Gnanavel
Babu, A. (2013). Gap Analysis and
Optimization of Product Involved in Product
Design and Development by Integrating
Enterprise Resource Planning & Product
Lifecycle Management. Procedia Engineering.
64. 983-992.
Herianto. 2012. Bahan Kuliah: Perancangan Sistem
Kerja Pertemuan 2b. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai