I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan kawasan perkotaan yang terkonsep semakin dibutuhkan untuk menjadi dasar
pedoman penyelenggaraan kebijakan pembangunan fisik maupun non fisik yang lebih
komprehensif, implementable dan feasible, khususnya pada kawasan yang memiliki potensi
yang dapat dikembangkan sebagai magnet untuk pertumbuhan perekonomian kawasan yang
lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan pedoman teknis tata bangunan dan lingkungan yang lebih
terinci yang mengakomodir aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan serta teknologi
yang dapat menciptakan ruang kawasan perkotaan yang nyaman, teratur, terarah dan terkendali.
Hal ini dikarenakan laju pembangunan yang tidak terkendali sehingga menimbulkan sejumlah
permasalahan kawasan seperti:
Tidak memadainya kualitas urban design untuk kawasan pusat perdangangan dan jasa.
Kurang harmonisnya tata letak, komposisi, gaya, ketinggian, elemen, bahan dan warna
bangunan
Melemahnya kualitas ramah lingkungan, tata hijau kota dan tidak layaknya jalan
pedestrian sebagai daerah tujuan wisata (ekonomi)
Kurangnya tempat berdagang yang legal, terencana dan sesuai dengan kebutuhan untuk
pedagang pedagang kecil, sehingga menimbulkan dampak/masalah kota.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati peraturan pemerintah baik dari sisi
aturan bangunan, aturan lalu lintas, ketertiban, keindahan kota maupun kebersihan.
Perabot jalan pada beberapa segmen jalan, perlu ditingkatkan antara lain: lampu Jalan ,
lampu pedestrian, sitting group, pedestrian, tempat/bin sampah, telepon umum, pos
keamanan / pusat informasi dll
Kawasan yang menjadi prioritas penyusunan RTBL, meliputi kawasan Jl. Slamet Riady
Palembang yang memiliki potensi pengembangan menjadi kawasan mix use perkotaan.
Kawasan tersebut memilki tingkat konsernitas dan prioritas yang tinggi dalam persoalan
pembangunan Kota Palembang pada saat ini, oleh karena itu penanganannya tidak dapat
secara parsial melainkan satu kesatuan visi agar tujuan pembangunan Kota terwujud dengan
baik.
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1. Maksud dari kegiatan ini adalah menyiapkan suatu panduan pembangunan dan perangkat
pengendalian pelaksanaan pembangunan fisik (=RTBL) yang bersifat praktis agar sesegera
mungkin dapat diimplementasikan di lapangan oleh pemerintah, masyarakat ataupun swasta.
2. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan penataan kawasan perencanaan yang
komprehensif, implementable dan feasible; mewujudkan perencanaan tata ruang kawasan
yang selaras dengan perencanaan fasilitas sarana dan prasarana pendukung dengan tetap
memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan sebaran kegiatan; penyusunan RTBL
yang memuat poin-poin utama yang menyangkut pencegahan dan penanggulangan bencana
yang terkait dengan rancang bangun kawasan yang menyentuh aspek-aspek : Peruntukkan
dan pemanfaatan lahan, program bangunan dan lingkungan; Rencana umum dan panduan
rancangan akses dan sirkulasi kawasan, Evakuasi dan penyelamatan saat bencana terjadi,
b)
Data Sekunder
Melakukan survey ke instansi terkait serta kelembagaan formal maupun non formal
guna memperoleh data sekunder terkait seperti:
Kebijakan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Rencana Tata Ruang (RTRW, RDTRK, Master Plan) yang terkait
Peraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan.
Dan data lain yang mendukung.
c)
KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan memuat :
1.
2.
RTBL
a) Rencana Umum (Master Plan)
Rencana Struktur Kawasan (Structure Plan)
Rencana Peruntukan Lahan Makro (Land Use Plan)
Rencana Peruntukan Lahan Mikro (Space Use Plan)
Rencana Tematik Kawasan
Rencana Perpetakan (Blok Plan & Figure Ground Plan)
Rencana Morfologi Kawasan
Rencana Tipologi Bangunan
Rencana Wujud Elemen Kawasan dan Tata Bangunan Bangunan
Rencana Sistem Pergerakan/Sirkulasi (Kendaraan dan Pejalan Kaki)
Rencana Tata Hijau dan Perabot Jalan.
Rencana Skematik Perencanaan system Infrastruktur kawasan (Air Bersih, Drainase,
Hydrant, Persampahan, Listrik, Telepon dan Jalan).
Skematik desain sarana kawasan (fasum & fasos) untuk mendukung aktifitas atau
kegiatan umum.
b) Rencana Detail (Design Guidelines)
Rencana detail teknis yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan pra DED
kawasan berdasarkan skala prioritas.
4.
5.
IV.
6.
CD hasil pelaporan.
7.
V.
TENAGA
1.
Tenaga Profesional
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga profesional dalam jumlah
yang cukup dan memenuhi persyaratan baik ditinjau dari lingkup proyek maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan, sekurang-kurangnya berpendidikan Sarjana (S1) dan memiliki SKA
dibidangnya dengan pengalaman :
2.
3.
:
:
:
1 orang
1 orang
1 orang
:
1 orang
1 orang
1 orang
:
:
:
:
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
:
:
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat dengan maksud menjadi panduan bagi
penyedia jasa agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
: Palembang
: 18 Maret 2013