PEMBELAJARAN BIOLOGI
Mawadda Daud1, Elya Nusantari2, Lilan Dama3
Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo
Email: mawaddadaud@yahoo.co.id
1)
ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui tingkat kesadaran metakognitif siswa dan guru dalam
pembelajaran biologi, mengetahui implementasi kesadaran metakognitif siswa dan guru
dalam pembelajaran biologi, serta mendeskripsikan kesadaran metakognitif siswa
berdasarkan jenjang kelas siswa dan asal sekolah. Jenis penelitian adalah deskriptif.
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner MAI dan angket strategi pengelolaan belajar.
Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dalam bentuk
porsentase (%). Kesadaran metakognitif dikelompokkan berdasarkan klasifikasi menurut
Schraw & Dennison. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran metakognitif siswa
pada pelajaran biologi sudah berkembang baik yaitu 80% untuk siswa di SMU Negeri 2
Gorontalo dan 75% untuk siswa di SMK Negeri I Batudaa. Kesadaran metakognitif
berdasarkan jenjang kelas yaitu kelas X di SMU Negeri 2 Gorontalo adalah 78% dan
kelas XI sebesar 80%. Kesadaran metakognitif siswa kelas X di SMK Negeri I Batudaa
71% dan untuk siswa kelas XI 78%. Kesadaran metakognitif guru biologi yang berada di
SMU Negeri 2 Gorontalo dan di SMK Negeri I Batudaa sudah dikategorikan berkembang
sangat baik yaitu guru di SMU Negeri 2 Gorontalo adalah 94% dan guru biologi yang
berada di SMK Negeri I Batudaa adalah 81%.
mampu menjadi
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan. Dari tahap persiapan proposal
sampai penyusunan laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan pada
semester genap tahun akademik 2012/2013. Penelitian dilaksanakan disekolah
SMK Negeri I Batudaa, dan SMU Negeri 2 Gorontalo, SMU Negeri 1 Telaga,
SMU Negeri 1 Bongomeme, Madrasah Aliyah Kiyai Modjo dan Madarasah
Aliyah Muhammadiyah Kabila.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Dalam penelitian ini tidak ada tindakan yang diberikan, melainkan
hanya mengamati dan mendeskripsikan tingkat kesadaran metakognitif siswa dan
guru dan implementasi kesadaran metakognitif siswa dan guru dalam
pembelajaran biologi.
Sumber Data
Kesadaran metakognitif diukur pada siswa dan guru yang berada di SMU
Negeri 2 Gorontalo dan SMK Negeri 1 Batudaa. Siswa yang berasal dari SMU
Negeri 2 Gorontalo berjumlah 107 siswa yang terdiri atas siswa kelas X berjumlah
47 orang dan siswa kelas XI berjumlah 60 orang serta 3 guru biologi. Pengukuran
kesadaran metakognitif di SMK Negeri I Batudaa dilakukan pada 99 siswa yang
terdiri atas siswa kelas X berjumlah 46 orang dan siswa kelas XI berjumlah 53
orang serta 2 orang guru biologi.
Instrumen Penelitian
Kesadaran metakognitif diukur dengan menggunakan instrumen inventori
kesadaran metakognitif atau Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang
mengacu pada Schraw & Dennison (dalam Tamaela 2010).
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Merancang kuesioner kesadaran metakognitif yang mengacu pada Schraw &
Dennison.
Setelah
itu
membuat
kuesioner
pelaksanaan
kesadaran
HASIL PENELITIAN
Kesadaran metakognitif siswa maupun guru diukur dengan menggunakan
daftar inventori metakognisi yang dikembangkan oleh Schraw, G dan Dennison,
R.S. Pengukuran kesadaran metakognitif ini dilakukan pada siswa yang berasal
dari sekolah SMU Negeri 2 Gorontalo dan siswa yang berasal dari SMK Negeri I
Batudaa pada pembelajaran biologi. Kesadaran metakognitif pada pembelajaran
biologi dilakukan juga pada guru biologi yang berada di SMU Negeri 2 Gorontalo
dan SMK Negeri I Batudaa. Berikut tabel kesadaran metakognitif siswa pada
pembelajaran biologi.
skor
metakognitif
82 92 91 89
77 78 80 80
82 87 61 74
59 76 75 57
92 96 79 83
SMU Negeri
80 68 81 70
2 Gorontalo
79 86 86 84
85 72 78 75
83 80 80 94
85 84 82 82
91 93 85 83
75 51 51 74
75 42 50 51
79 67 70 77
91 89 89 79
SMK Negeri I 90 86 79 75
Batudaa
70 84 94 79
77 72 82 75
69 78 69 93
85 78 91 78
69 58 44 62
Berdasarkan tabel 1 di atas
66 86 71 86 73 63
83 79 98 89 85 87
73 62 88 63 57 61
71 91 64 86 90 71
81 74 91 83 75 82
80%
71 83 90 78 53 82
81 82 75 81 82 84
69 66 66 74 84 91
86 82 97 83 80 82
91 89 94 74 77 77
62 91 85
61 77 77 83 57 50
64 63 81 65 42 84
65 92 49 94 90 89
50 85 83 86 49 56
81 63 84 94 74 83
75%
82 74 81 61 77 92
57 87 93 89 69 91
77 69 93 73 69 87
86 87 87 91 71 94
57 68 75 78 69
bahwa kesadaran metakognitif yang dimiliki
oleh siswa tersebut sudah berkembang baik, akan tetapi belum berkembang
dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan skor kesadaran metakognitif yang
dimiliki belum mencapai skor maksimal yaitu 80% ke atas. Kesadaran
metakognitif dapat pula dilihat berdasarkan aspek kesadaran metakognitif yang
meliputi aspek planning, strategi informasi, monitoring, strategi atau langkah
yang dilakukan untuk mengkoordinasikan kesalahan pemahaman atau perolehan
dan evaluasi. Besarnya skor masing-masing aspek kesadaran metakognitif
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Skor Kesadaran
Metakognitif
Planning
80%
Strategi informasi
79%
SMU Negeri 2
Monitoring
79%
Gorontalo
Strategi mengkoordinasi kesalahan
78%
Evaluasi
78%
Rata-rata
79%
Planning
76%
Strategi informasi
73%
SMK Negeri I
Monitoring
77%
Batudaa
Strategi mengkoordinasi kesalahan
76%
Evaluasi
74%
Rata-rata
75%
Tabel 2 menunjukkan bahwa masing-masing aspek kesadaran metakognitif
yang dimiliki siswa telah berkembang baik. Namun ada beberapa aspek yang
memiliki nilai kesadaran metakognitif yang rendah, yaitu aspek strategi informasi
dan evaluasi yang terjadi pada siswa SMK Negeri I Batudaa.
Selain siswa, kesadaran metakognitif guru biologi yang berada di SMK
Negeri 1 Batudaa dan SMU Negeri 2 Gorontalo diukur menggunakan daftar
inventori metakognisi yang dikembangkan oleh Schraw, G dan Dennison, R.S.
Berikut ini kesadaran metakognitif guru biologi SMU Negeri 2 Gorontalo dan
SMK Negeri 1 Batudaa.
Tabel 3 Skor Kesadaran Metakognitif Guru Terhadap Pembelajaran Biologi
Asal Sekolah
SMU Negeri 2
Gorontalo
97.14
89.14
75.43
86.29
97.14
RataRata
94%
81%
kesadaran yang dimiliki oleh guru biologi sudah sangat berkembang, karena telah
mencapai skor diatas 80%, baik kesadaran metakognitif yang dimiliki oleh guru
yang berasal dari SMU Negeri 2 Gorontalo maupun guru yang berasal dari SMK
Negeri I Batudaa.
Kesadaran metakognitif guru dapat juga dilihat dari beberapa
aspek
No Soal
1
2
3
4
SMU
Negeri 2
6
Gorontalo
11
13
14
15
Rata-rata
1
2
3
4
SMK
6
Negeri I
11
Batudaa
13
14
15
Rata-rata
Persentasi Jawaban
Ya
Tidak
93%
7%
100%
0%
78%
22%
53%
47%
55 %
45%
97%
3%
96%
4%
63 %
37%
94 %
6%
81%
19%
82%
18%
96%
4%
77.5%
22.5%
46%
54%
49%
51%
85%
15%
94.5%
5.5%
58.5%
41.5%
87%
13%
74.5%
25.5%
6, dan 14. Hal ini menyebabkan belum maksimalnya kesadaran siswa dalam
mengelola strategi pembelajaran.
Kesadaran metakognitif siswa dilihat berdasarkan jenjang. Perolehan skor
kesadaran metakognitif berdasarkan jenjang kelas dan asal sekolah yaitu SMU
Negeri 2 Gorontalo dan SMK Negeri 1 Batudaa dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 6 Jumlah Skor Kesadaran Metakognisi Berdasarkan Tingkatan Kelas
di SMU Negeri 2 Gorontalo
Kelas
XI
Rata-rata skor
metakognitif
82
92
91
89
66
86
71
86
73
63
77
78
80
80
83
79
98
89
85
87
82
87
61
74
73
62
88
63
57
61
59
76
75
57
71
91
64
86
90
71
92
96
79
83
81
74
91
83
75
82
80
68
81
70
71
83
90
78
53
82
79
86
86
84
81
82
75
81
82
84
85
72
78
75
69
66
66
74
84
91
83
80
80
94
86
82
97
83
80
82
85
84
82
82
91
89
94
74
77
77
91
93
85
83
62
91
85
78%
80%
XI
75
42
50
51
64
63
81
65
42
84
79
67
70
77
65
92
49
94
90
89
91
89
89
79
50
85
83
86
49
56
90
86
79
75
81
63
84
94
74
83
70
84
94
79
82
74
71%
78%
81
61
77
92
77
72
82
75
57
87
93
89
69
91
69
78
69
93
77
69
93
73
69
87
85
78
91
78
86
87
87
91
71
94
69
58
44
62
57
68
75
78
69
Kelas X
Planning
79%
Strategi informasi
78%
79%
Monitoring
Strategi untuk mengkoordinasi kesalahan
78%
Evaluasi
Rata-rata Kesadaran metakognitif
Planning
Strategi Informasi
Monitoring
Kelas XI
Strategi untuk mengkoordinasi kesalahan
77%
78%
81%
81%
80%
78%
Evaluasi
Rata-rata Kesadaran Metakognitif
79%
80%
10
68%
71 %
78%
75%
81%
79%
Evaluasi
79%
Rata-rata Kesadaran Metakognitif
78%
Tabel 8 menunjukkan bahwa, kesadaran metakognitif siswa SMU Negeri 2
Gorontalo tampak aspek terendah yang dimiliki oleh siswa kelas X dan siswa
kelas XI yaitu aspek evaluasi, berturut-turut 77% dan 79%. Sementara aspek
tertinggi kesadaran metakognitif yang dimiliki siswa kelas X yaitu planning dan
monitoring skornya mencapai 79% dan aspek kesadaran metakognitif tertinggi
yang dimiliki siswa kelas XI yaitu planning dan strategi informasi yang mencapai
81%.
Tabel 9 menunjukkan bahwa aspek kesadaran metakognitif tertinggi yang
dimiliki siswa kelas X di SMK Negeri I Batudaa yaitu planning sebesar 74% dan
aspek terendah adalah evaluasi yang hanya memiliki skor 68%. Untuk kesadaran
metakognitif siswa kelas XI aspek monitoring memiliki skor tertinggi sebesar
81% dan aspek terendah adalah strategi informasi yang memiliki skor 75%.
Namun tetapi kesadaran metakognitifnya yang dimiliki oleh siswa kelas X
maupun siswa kelas XI baik yang berasal dari SMU Negeri 2 Gorontalo maupun
dari SMK Negeri I Batudaa sudah berkembang baik.
11
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kesadaran metakognitif siswa pada
pelajaran biologi telah berkembang dengan baik namun belum maksimal, karena
skornya belum mencapai 80% ke atas. Skor ini dilihat pada siswa yang berasal
dari SMU Negeri 2 Gorontalo maupun siswa yang berasal dari SMK Negeri I
Batudaa. Selain dilihat berdasarkan asal sekolah, kesadaran metakognitif juga
dilihat berdasarkan jenjang kelas yang ditempuhnya. Kesadaran metakognitif yang
dimiliki siswa kelas XI SMU Negeri 2 Gorontalo yaitu 80% dan siswa kelas X
78%. Lain halnya dengan siswa kelas X yang berada di SMK Negeri 1 Batudaa
memiliki kesadaran metakognitif 71% dan siswa kelas XI 78%. Akan tetapi
berdasarkan penggolongan kriteria kesadaran metakognitif menurut Schraw dan
Dennison dalam Wibowo rata-rata kesadaran metakognitif yang dimiliki oleh
siswa dari kedua jenjang kelas tersebut sudah berkembang baik. Namun belum
berkembang dengan sangat maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa
memiliki tantangan
13
metakognitif
siswa
tidak
sejalan
dengan
implementasi
langsung,
agar
mampu
meningkatkan
kemampuan
14
15