Anda di halaman 1dari 25

PERLINDUNGAN PETUGAS

DI FASILITAS KESEHATAN

Linawati, SKM
Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Tujuan Sesi :
Memahami

tindakan dalam merawat


pasien atau menangani spesimen
sesuai standar

Mampu

menerapkan kewaspadaan
dalam melakukan tindakan perawatan
dan penanganan spesimen

Dapat

menjelaskan prosedur yang


perlu dilakukan bila terjadi kecelakaan
akibat kerja (pelaporan dan PPI)

Pendahuluan
Tujuan pengendalian infeksi nosokomial
adalah mencegah paparan / timbulnya
infeksi pada :
Pasien
Petugas kesehatan
Pengunjung

Petugas Kesehatan
Terpajan
v

Pasien

Pengunjung

Peralatan

Lingkungan
Perlindungan
Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja

Risiko Penularan pada


Petugas Kesehatan
Semua

petugas kesehatan berisiko


terkena penularan penyakit infeksi saat
melakukan pekerjaannya

Petugas

kesehatan yang merawat


pasien harus mendapatkan pelatihan
mengenai penyakit infeksi, cara
transmisi, tindakan pencegahan dan
pengendalian

Perlu

adanya program Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

Tujuan Program PPI


Meningkatkan

keamanan lingkungan

RS
Mempertahankan

kesehatan petugas

kesehatan
Mengurangi

biaya

Mencegah

timbulnya wabah

Mencegah

tuntutan hukum

Program Kesehatan
Karyawan
Pemeriksaan
kesehatan
Pemberian

imunisasi / profilaksasi anti


virus dan vaksin flu

Pengadaan

sarana kewaspadaan

standar
Pencegahan

penularan petugas

kesehatan
Penatalaksanaan

luka tusuk jarum

penularan / paparan

Pemeriksaan Kesehatan
Dilakukan

pada petugas kesehatan


secara berkala

Pemeriksaan

khusus dilakukan pada


petugas terpajan
Periksa suhu tubuh 2x/hari pada petugas

kesehatan yang merawat pasien flu burung


Bila demam, sebaiknya petugas

dipindahkan dari tugas perawatan, dan


harus menjalani uji diagnostik
Jika tidak dapat diidentifikasi

Pemberian Imunisasi /
Profilaksis
Pemberian

imunisasi Hepatitis B

Pemberian

vaksin flu musiman yang


dianjurkan WHO jika ada kontak pasien
menular melalui udara

Kadar

antibodi yang bersifat protektif


dideteksi antara 2 dan 4 minggu
setelah vaksinasi

Pengadaan Sarana
Kewaspadaan Standar
Sarana

alat pelindung diri harus


tersedia cukup di area perawatan
pasien

Alat

pelindung diri harus segera dilepas


jika tidak diperlukan lagi

Pencegan Penularan
Petugas Kesehatan
Taat

melaksanakan kewaspadaan
standar

Menjaga

kesehatan saluran pernafasan


(tidak merokok)

Senantiasa
Tidak

menjaga kebersihan diri

memanipulasi jarum bekas pakai

Penatalaksanaan
Penularan
Petugas

kesehatan yang sedang flu


perlu dipertimbangkan untuk tidak
merawat / kontak dengan pasien
immunokompromais

Petugas

kesehatan yang mengalami


demam atau gangguan pernafasan
dalam 10 hari setelah terpajan pasien
penyakit menular melalui udara perlu
dibebas-tugaskan dan harus diisolasi

Hal-hal yang Perlu


Diketahui Petugas yang
Terpapar
Tindakan

sesuai jenis paparan

Status

kesehatan petugas terpapar

Status

kesehatan sumber paparan

Kebijakan

yang ada

Tindakan Pertama pada


Pajanan Bahan Kimia atau
Cairan Tubuh

Pada

mata: bilas dengan air mengalir

-15
Pada

kulit : Bilas dengan air mengalir

-1
Pada

mulut: segera kumur-kumur -1

Lapor

ke Komite PPI, panitia K3RS atau


ke dokter karyawan

Strategi Pencegahan
Risiko Infeksi /
Kecelakaan
Kerja
Cuci
tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
Program

surveilans

Pendidikan

& latihan
berkesinambungan

Gunakan
Baca

APD sesuai jenis tindakan

etiket obat / cairan sebelum


digunakan

Strategi Pencegahan Resiko


Infeksi / Kecelakaan Kerja (2)
Buang

jarum bekas pakai pada


kontainer yang telah disediakan

Jangan

pernah memberikan jarum


bekas pakai kepada orang untuk
dibuang

Buang

kontainer jarum jika sudah

penuh
Buang
Jaga

sampah sesuai tempatnya

kebersihan lingkungan

Strategi Pencegahan Resiko


Infeksi / Kecelakaan Kerja (3)
Anda pakai, anda buang :
Lepaskan jarum memakai alat yang tepat /

buang jarum bersama siring


Buang jarum pada kontainer yang tahan

tusuk dan tahan bocor


Gunakan sistem vacutainer
Jangan tinggalkan jarum sembarangan

Tindakan Pasca Tertusuk


Jarum Bekas Pakai
Jangan

panik

Segera

keluarkan darah dan cuci


dengan air mengalir menggunakan
sabun atau antiseptik

Lapor

ke Tim PPI dan K3

Lanjutan
Tindak

lanjut Tim PPI :

Tentukan status HIV, HBV dan HCV sumber

pajanan
Periksa status HIV, HBV dan HCV petugas

yang terpapar

Flow Chart Luka Tusuk Jarum


Tertusuk jarum
terkontaminasi

Keluarkan
darah, cuci dg
air mengalir

Terpajan cairan
tubuh

Segera lapor
ke atasan

Cuci dg air
mengalir

Buat laporan

Treatment klinik
staf
Periksa darah HCV, HBV,
HIV
Follow up
Ulang 3,6
bl

HBsAg, Anti HCV Pasien


(-)

HIV Pasien (+)

Follow up
Dokter

PPP Untuk Hepatitis B


Status Infeksi Sumber Pajanan
Vaksinasi dan Respon
Antibodi dari Petugas
Kesehatan

Belum divaksinasi

HBsAg Positif

HBsAg Negatif

Tidak Tau / Sarana


Pemeriksaan (-)

1 dos HBlg + seri


vaksinasi Hepatis B

Seri vaksinasi
Hepatitis B

Seri vaksinasi
Hepatitis B sumber
pajanan berisiko
tinggi obati seperti
pada HBsAg positif

Tidak perlu PPP

Tidak perlu PPP

Tidak perlu PPP

1 dosis HBlg + ulangan


seri vaksinasi Hepatitis
B atau dosis HBlg

Tidak perlu PPP

Sumber pajanan
beresiko tinggi
obati seperti pada
HBsAg positif

Anti Hbs terpajan


Cukup tidak perlu PPP
Tidak cukup 1 dosis
HBlg + booster

Tidak perlu
PPP

Anti Hbs terpajan


Cukup tidak perlu
PPP
Tidak cukup 1
dosis HBlg + booster

Pernah divaksinasi
Diketahui sbg
responder
Diketahui sbg Nonresponder
Tidak diketahui status
respon antibodinya

Profilaksis Pasca Pajanan


HIV/AIDS
Jenis

jenis bahan pajanan potensial :

Darah
Cairan semen / cairan vagina
Cairan serebrospinal
Cairan sinovial / pleura / perikardial /

peritonial/ amnion
Obat

ARV harus diberikan dalam waktu


kurang dari 4 jam

Penilaian Resiko PPP


Faktor

yang meningkatkan risiko


serokenversi :

Pajanan darah / cairan tubuh dalam


jumlah besar, ditandai dengan :
Luka yang dalam
Terlihat jelas darah
Prosedur medis yang menggunakan jarum
Sumber pajanan adalah pasien stadium

AIDS

Monitoring PPP
Profilaksis

harus diberikan selama 28

hari
Dibutuhkan

dukungan psikososial

Pemeriksaan

laboratorium diperlukan
untuk mengetahui infeksi HIV dan
untuk memonitor toksisitas obat

Tes

HIV diulang setelah 6 minggu, 3


bulan dan 6 bulan

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai