Meti
Meti
id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Disusun oleh:
METI TRI HAYATI
X 7107043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh:
Meti Tri Hayati
X7107043
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
PERMULAAN MELALUI KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I
SENDANGIJO KECAMATAN SELOGIRI WONOGIRI TAHUN 2010/2011
Nama
NIM
: X 7107043
Hari
: Senin
Tanggal
: 14 Juni 2011
commit to
user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
NIM
: X 7107043
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal
: 18 Juli 2011
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to
user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to
user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
(QS. Mazmur 124: 8)
Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh
harta yang berharga.
(QS. Amsal 12 : 27)
commit to
user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
dan
sahabat-sahabatku
yang
almamaterku
yang
mengantarkan
commit to
user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan pertolongan-Nya sehingga skripsi yang berjudul Meningkatkan Keterampilan
Menulis Permulaan melalui Alat Peraga Kartu Kata pada Siswa Kelas I SD Negeri 1
Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri Tahun 2010/2011 ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini dapat
terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan kegiatan penelitian ini khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku dekan FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing II yang sabar,
banyak memberi masukan serta bimbingan sehingga skipsi ini dapat
terselesaikan.
5. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah sabar dan
bijaksana dalam memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Maryuti, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 1 Sendangijo Kecamatan
Selogiri Wonogiri yang telah memberi motivasi dan ijin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian.
commit to
user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Segala bantuan yang diberikan, Tuhan Yang Maha Esa yang akan
membalasnya dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran demi penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pemerhati pendidikan.
Surakarta,
Penulis
commit to
user x
Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
PENGAJUAN ........................................................................................................ ii
PERSETUJUAN . ................................................................................................. iii
PENGESAHAN . .................................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
MOTTO................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 9
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 9
1. Hakikat Keterampilan Menulis Permulaan ................................ 9
a. Pengertian Keterampilan ...................................................... 9
b. Pengertian Menulis ............................................................. 12
c. Pengertian Keterampilan Menulis Permulaan .................... 16
d. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia .............................. 21
2. Tinjauan Alat Peraga/Media Pembelajaran .............................. 24
a. Pengertian Alat Peraga/Media Pembelajaran ..................... 24
b. Macam-macam Alat Peraga/Media Pembelajaran ............. 28
c. Fungsi Alat Peraga/ Media Pembelajaran .......................... 31
d. Pengertian Alat Peraga Kartu Kata .................................... 38
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
BAB
BAB
digilib.uns.ac.id
41
42
44
45
45
46
46
47
51
51
58
63
I.
66
J.
80
82
82
82
83
89
89
89
90
3) Observasi . ..................................................................
94
4) Refleksi . .....................................................................
95
95
95
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan ....................................................................................................102
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 118
A. Simpulan ........................................................................................................118
B. Implikasi .........................................................................................................119
C. Saran ...............................................................................................................120
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122
LAMPIRAN ........................................................................................................ 126
commit to
user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembahasan pada bab I ini berkaitan dengan : (A) Latar Belakang Masalah,
(B) Rumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, dan (D) Manfaat Penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan
penting dalam dunia pendidikan. Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat
empat keterampilan berbahasa yang terdiri dari: (1) keterampilan menyimak;
keterampilan berbicara; keterampilan membaca; dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan tersebut bertalian satu sama lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia perlu
dilakukan sejak dini, yakni mulai tingkat Sekolah Dasar (SD). Tahun-tahun pertama
di sekolah dasar merupakan waktu yang sangat penting dalam peningkatan
keterampilan menggunakan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, guru mempunyai
peran penting dalam meningkatkan keterampilan ini.
Lebih lanjut pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut berguna sebagai
landasan untuk jenjang tingkat lanjut dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu penggunaan bahasa tersebut. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara
lisan dan tertulis untuk menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra
Indonesia. Jelas sekali bahwa siswa diharapkan untuk menguasai Bahasa Indonesia
dalam bentuk lisan maupun tulis yang diwujudkan dalam keterampilan menyimak/
mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis.
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu : (1) keterampilan
menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4)
keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan
commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orang
mampu
mempertinggi
daya
pikirnya,
mempertajam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada waktu guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, siswa tentu akan
menulis kata atau kalimat tersebut. Kemampuan menulis diajarkan sejak dini, sejak
siswa masih kelas I, maka kemampuan menulis pun diajarkan sejak dini pula.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis pada tingkat awal
Sekolah Dasar. Mengajarkan menulis di tingkat awal tidak mudah, karena siswa pada
tingkat tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup.
Seperti kita ketahui, kemampuan menulis diajarkan di Sekolah Dasar sejak
kelas I sampai kelas VI. Kemampuan yang diajarkan di kelas I dan kelas II
merupakan kemampuan tahap awal atau permulaan. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis di kelas I dan kelas II disebut pembelajaran menulis permulaan, sedang di
kelas III sampai kelas VI disebut pembelajaran menulis lanjut.
Jadi, pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ada dua jenis menulis,
yakni menulis permulaan, diajarkan di kelas I dan kelas II, dan menulis lanjut,
diajarkan di kelas III sampai VI.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis
yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis merupakan kemampuan yang
menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan
yang bersifat kompleks. Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat
diperoleh melalui proses yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat terampil
menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari
pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan itu, akan menjadi
dasar peningkatan dan keterampilan siswa selanjutnya. Apabila dasar itu baik dan
kuat, maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan
apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil
pengembangannya akan kurang baik juga.
Berdasarkan hasil observasi di SD N I Sendangijo Selogiri Wonogiri, terlihat
bahwa keterampilan menulis di sekolah dasar tersebut kurang begitu diperhatikan.
Penekanan pembelajaran berbahsa umumnya masih terletak pada keterampilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bertolak dari observasi awal, dokumen, data nilai ulangan harian keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri
Wonogiri Tahun 2010/2011 semester I, arsip pendukung penelitian seperti silabus dan
daftar kelas I tahun 2010/2011, serta hasil wawancara dengan guru kelas I SD Negeri
I Sendangijo dapat diidentifikasi beberapa faktor yang melatarbelakangi masalah
kurangnya keterampilan menulis pada siswa diantaranya adalah : 1) Keaktifan,
meliputi : (1) Siswa masih malu-malu menyatakan pendapat, karena siswa belum
terbiasa dengan menggunakan kartu kata; (2) Siswa kurang berani mengajukan
pertanyaan karena takut salah; dan (3) Siswa mengerjakan tugas kurang baik tampak
siswa belum selesai mengerjakan tugas tetapi malah berbincang-bincang dengan
temannya ; 2) Perhatian, meliputi : (1) Siswa dalam menyimak penjelasan guru
kurang sungguh-sungguh; (2) Siswa menunjukkan sikap kurang tanggung jawab
dalam pembelajaran; dan (3) Siswa masih ramai sendiri kurang memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru. Disamping itu pembelajaran keterampilan
menulis yang diterapkan guru masih konvensional sehingga mengurangi keaktifan
dan perhatian bagi siswa. Biasanya guru hanya terpaku pada buku pelajaran,
pembelajaran yang masih konvensianal membuat pembelajaran berbahasa pada
keterampilan menulis menjadi sesuatu yang membosankan bagi siswa.
Menulis permulaan sebagai keterampilan dasar siswa. Menulis merupakan alat
bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang dipelajarinya di
sekolah. Semakin cepat siswa dapat menulis semakin besar peluang untuk
memahami makna isi mata pelajaran di sekolah. Namun, pada akhir tahun pelajaran
masih juga terdapat siswa yang tidak dapat menulis. Keadaan ini terjadi pada siswa
kelas I maupun pada tingkat yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) belum berhasil. Masih terdapat siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai huruf atau bahkan sama sekali belum
menguasai huruf. Hal itu sangat mempengaruhi keberhasilan siswa tersebut dalam
belajar atau menerima mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Faktor-faktor
penyebab belum berhasilnya pembelajran menulis permulaan di kelas I sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kompleks. Faktor-faktor ini berasal dari berbagai dimensi, yaitu : (1) pesan; (2)
bahan peralatan; (3) teknik; serta (4) latar belakang siswa. Secara khusus faktor yang
paling dominan mempengaruhi pembelajaran menulis permulaan adalah menyangkut
pembelajaran di sekolah.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis
permulaan adalah mengenai penggunaan alat peraga kartu kata menulis permulaan
yaitu alat peraga kartu kata yang digunakan oleh guru itu sendiri. Kartu kata adalah
kartu kata ini berbentuk lembaran-lembaran persegi panjang yang bertuliskan katakata yang mudah di cerna anak-anak. Sebab keadaan siswa kelas I semester I pada
proses belajar mengajar menulis permulaan belum mengenal kalimat. Namun sesuai
tugas guru, diharapkan guru bisa memilih alat peraga kartu kata yang dapat
membantu siswa untuk mengenal kalimat.
Menulis permulaan mendasari berbagai bidang studi pada kelas-kelas
berikutnya, karena dengan menulis permulaan dapat menyapaikan pesan pada orang
lain. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini dan penelitian
ini diberi judul : Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan melalui Alat
Peraga Kartu Kata pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri
Wonogiri Tahun 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah melalui Alat Peraga Kartu
Kata dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan pada Siswa Kelas I SD
Negeri 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri Tahun 2010/2011?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan pada Siswa Kelas I SD Negeri 1
Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri Tahun 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bidang
studi bahasa Indonesia menggunakan media/alat peraga kartu kata dalam
pembelajaran keterampilan menulis permulaan di sekolah dasar demi kemajuan
siswa.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembangan inovasi khususnya
perbaikan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. Secara rinci hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi:
a. Siswa
1) Meningkatnya keterampilan menulis permulaan secara bertahap dengan
memanfaatkan alat peraga kartu kata.
2) Siswa akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif dengan
menggunakan alat peraga kartu kata.
3) Melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menulis permulaan
melaui alat peraga kartu kata.
b. Guru
1) Dapat mendorong guru dalam memberikan materi pelajaran dengan
memperhatikan keterampilan menulis permulaan siswa sebelumnya.
2) Dapat memberikan alternatif kepada guru dalam menggunakan alat peraga
kartu kata sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan menulis
permulaan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembahasan pada bab II ini berkaitan dengan : (A) Tinjauan Pustaka; (B)
Penelitian yang Relevan; (C) Kerangka Berpikir; dan (D) Hipotesis Tindakan.
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Permulaan
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan seseorang di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau bidang
tertentu jelas berbeda-beda. Keterampilan itu hanya dapat diperoleh melalui proses
belajar dan latihan yang berkesinambungan. Dengan keterampilan, seseorang akan
mampu menghasilkan suatu pola pikir dan karya inovatif dengan penyelesaian yang
efektif dan efisien.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1180) mengartikan terampil adalah
cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan cekatan. Sedangkan, keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, kecakapan seseorang untuk memakai
bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.
Broughton dalam H. G. Tarigan (1979: 10) mengemukakan bahwa pengertian
keterampilan merupakan kemampuan (abilitas) untuk menghubungkan tanda-tanda
hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal yaitu kata-kata sebagai
bunyi dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang
mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan
hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan.
Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan,
1980: 1, 1981: 2. Dawwon (et al), 1963: 27).
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
tepat
dalam
menghadapi
permasalahan
belajar.
(http://aksay.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
pekerjaan (tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat. Seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.
Demikian pula, apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi
lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu berlandaskan pada
kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak akan merasakan kesulitankesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.
b. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi
pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia: 2006). Menurut Henry
Guntur Tarigan (1993: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang.
Sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami lambang grafik itu. Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan
mengungkapkan informasi kepada pembaca dengan media kertas dan tinta yang
menggunakan huruf-huruf (lambang-lambang grafik) sebagai sistem tanda.
Writing is the representation of language in a textual medium through the
use of a set of signs or symbols (known as a writing system). It is distinguished from
illustration, such as cave drawing and painting, and non-symbolic preservation of
language via non-textual media, such as magnetic tape audio. Yang artinya
Menulis adalah duta bahasa dalam media tulis melalui penggunaan set tanda-tanda
atau simbol-simbol (dikenal dengan sistem menulis). Ditentukan dari ilustrasi
(penggambaran) seperti menggambar gua, dan melukis, dan juga pelestarian bahasa
nonsimbolis melalui media nontekstual (tidak tertulis) seperti pemutar musik
magnetis.
Writing most likely began as a consequence of political expansion in ancient
cultures, which needed reliable means for transmitting information, maintaining
financial accounts, keeping historical records, and similar activities. Around the 4th
millennium BC, the complexity of trade and administration outgrew the power of
memory, and writing became a more dependable method of recording and
presenting commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 6.14) menulis dapat dianggap sebagai
proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari prosesnya, menulis mulai dari hal
yang tidak tampak baru menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hal ini dikarenakan apa
yang hendak ditulis masih dalam bentuk pikiran, bersifat sangat pribadi. Menulis dan
mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli
dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya. Menurut Mc Crimmon dalam St.Y Slamet
(2008: 97), menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai
suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Menurut Suparno dan M.
Yunus dalam St.Y Slamet (2003: 3) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan
merupakan sebuah simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati
pemakainya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat,
yaitu penulis, isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan.
Dalam pengambilan kesimpulan menulis, dapat dilakukan secara induktif
dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari halhal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Sementara itu, penalaran deduktif
adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang umum pada peristiwa
yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan. Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet
(2008: 99) menyatakan menulis di samping sebagai proses, juga merupakan suatu
kegiatan yang komplek. Komplek disini bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan
yang melibatkan cara berfikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan
dengan teknik penulisan, antara lain:
1) adanya kesatuan gagasan; 2) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif; 3)
paragraf disusun dengan baik; 4) penerapan kaedah ejaan yang benar; dan 5)
pengguasaan kosakata yang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
unsur itu adalah: (1) penulis; (2) makna atau gagasan yang disampaikan; (3) bahasa
atau sistem tanda konvensional sebagai medium penyampai gagasan atau ide; (4)
pembaca sasaran; (5) tujuan (sesuatu yang diinginkan penulis terhadap gagasan yang
disampaikan kepada pembaca); dan (6) adanya interaksi antara penulis dan pembaca
lewat tulisan tersebut.
Berpijak dari pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian menulis adalah
kemampuan (kecakapan ) seseorang dalam hubungannya dengan bagaimana ia
mendayagunakan semua fungsi mental/kognitifnya untuk menuangkan buah pikiran
secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah karangan atau tulisan. Menulis
dapat diartikan juga sebagai kecekatan seseorang dalam hubungannya dengan
bagaimana ia mendayagunakan semua fungsi kognitifnya untuk menyusundan
mengkomunikasikan gagasannya itu dengan medium bahasa kepada orang lain
(pembaca) sehingga terjadi interaksi antara keduanya demi tercapainya suatu tujuan.
c. Pengertian Keterampilan Menulis Permulaan
Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar terbagi menjadi dua tahap yaitu
menulis permulaan yang di berikan di kelas I dan II, serta menulis lanjut diberikan di
kelas III, IV, V, dan VI. Sedangkan menulis permulaan termasuk dalam menulis
permulaan karena materi ini diberikan di kelas I semester 2. Menulis permulaan
merupakan jenjang dasar yang menjadi landasan bagi pendidikan selanjutnya.
Perhatian perlu ditekankan pada belajar menulis permulaan, sebab kegagalan menulis
permulaan dapat menjadi kendala bagi kelanjutan siswa pada jenjang pendidikan di
tingkat atasnya.
Darmiyati dan Budiasih (1997: 57), menyatakan menulis permulaan di kelas
I dan kelas II merupakan pembelajaran menulis tahap awal, keterampilan menulis
yang diperoleh siswa di kelas I dan di kelas II akan menjadi dasar pembelajaran
menulis di kelas berikutnya. Keterampilan menulis merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera
memiliki , keterampilan menulis maka anak itu akan mengalami kesulitan dalam
mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas
berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis;
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara;
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan;
4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan social; dan
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St. Y Slamet (2008: 106)
adalah :
Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis
simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi
kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah
kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga
buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan
berhasil.
Menurut St. Y Slamet (2008: 120) keterampilan menulis adalah kemampuan
seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan berdasarkan fakta (umum)
yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pembaca melalui medium bahasa tulis
dan bertaat azas pada kaidah bahasa Indonesia. Keterampilan menulis menuntut
kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan
suatu gagasan. Keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan diantaranya:
(1) kemampuan menggunakan unsur bahasa secara tepat; (2) kemampuan
mengorganisasikan
wacana
dalam
bentuk
karangan;
dan
(3)
kemampuan
menggunakan gaya bahasa yang tepat pemilihan kata serta yang lainnya.
Keterampilan menulis tidaklah dapat diperoleh secara cepat atau hanya dengan bakat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
yang dimiliki seseorang saja melainkan keterampilan menulis hanya bisa diperoleh
melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan
karena menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan
menulis akan menghantarkan seseorang menjadi cendekiawan, tolak ukur kecerdasan
seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang dihasilkan.
Menurut Hairston dalam St. Y Slamet (2008: 109) menulis yang baik adalah
menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu tulisan bisa
formal, bisa sederhana, bisa resmi (penuh tata karma), bisa kasar dan bisa halus.
Menurut St. Y Slamet (2008: 109) tulisan yang baik adalah yang dapat berkomunikasi
secara efektif dengan pembaca. Karangan atau tulisan yang tersusun dengan baik
selalu mengandung tiga unsur atau bagian utama, yaitu : (1) bagian pendahuluan
(introduksi); (2) isi tulisan (bodi); dan (3) penutup (konklusi). Setiap bagian
mempuyai fungsi yang berbeda. Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik minat
pembaca dan menjelaskan ide pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu
sebagai jembatan yang menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup,
sedangkan bagian penutup berfungsi sebagai kesimpulan.
St. Y Slamet (2008: 111) menyatakan bahwa komponen-komponen dalam
keterampilan menulis meliputi: (1) isi; (2) organisasi isi; (3) gramatika; (4) diksi; dan
(5) ejaan.
Menurut Weaver dalam St.Y Slamet (2008: 111), secara padat di dalam
proses penulisan ada lima tahap, yaitu : (1) persiapan penulisan (rehearsing); (2)
pembuatan draft (drafting); (3) perevisian (revising); (4) pengeditan (editing); dan (e)
pemublikasian (publishing). Berikut penjelasan dari tahap-tahap penulisan di atas :
1) Persiapan penulisan (rehearsing)
Ini merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini merupakan langkah awal dalam
menulis yang mencakup kegiatan : (1) menentukan dan membatasi topik tulisan:
(2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca
yang akan ditujunya; (3) memilih bahan; serta (4) menentukan generalisasi dan
cara-cara untuk mengorganisasikan ide dan tulisannya. Oleh karena itu, pada tahap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
pada
tingakat
nasional
bagi
kepentingan
menjalankan
roda
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran manusia itu
menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat
bunyi itu memiliki arti yang serupa.
Ekspresi bahasa memiliki enam komponen, yaitu: (1) fonem; (2) morfem; (3)
sintaksis; (4) semantik; (5) prosodi; dan (5) pragmatik. Fonem adalah satuan terkecil
dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti (Gorys Keraf, 1991: 30). Contohnya
adalah fonem l dan fonem r pada kata lama dan ragu yang membedakan arti
dari kedua kata tersebut.. Dalam Bahasa Inggris, un, re, de dinamakan prefiks
atau menurut Parera (1990: 19) disebut pembubuhan depan, sedangkan Gorys Keraf
(1991: 52) menamainya awalan disebut morfem terikat. Dalam kata unnatural
terdiri dari dua macam morfem, un sebagai merfem terikat sedangkan natural
sebagai morfem bebas atau kata dasar. Dalam Bahasa Indonesia dikenal adanya
empat morfem terikat, yaitu:
1) Prefiks atau awalan (misalnya ber-, me-, di-)
2) Infiks atau sisipan (misalnya el-, -em-, -er-)
3) Sufiks atau akhiran (misalnya kan, -an)
4) Konfiks, yaitu merupakan gabungan dari dua atau tiga morfem terikat yang lain.
Dalam Bahasa Indonesia terdapat enam vokal (a, e, i, o, u, dan e pepet; pada
kata gedung ) dan dua puluh satu konsonan (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,
w, x, y, z). Fonem-fonem f, q, v, x, dan z merupakan fonem-fonem serapan yang
telah diterima dalam Bahasa Indonesia. Secara lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Vokal
Vokal ialah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia apabila udara
yang dihembuskan dari paru-paru tidak mendapat halangan. Ada tiga jenis peninjauan
intuk membedakan vokal, yaitu berdasarkan posisi bibir, tinggi rendahnya lidah dan
maju mundurnya lidah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
: vokal depan ; e, i
: vokal pusat; (pepet)
: vokal belakang ; a, o, u
: vokal atas; i, u
: vokal tengah; (pepet)
: vokal bawah; a
Bila ada dua vokal diucapkan secara serempak atau dalam satu kesatuan
waktu disebut diftong. Bunyi-bunyi itu dalam Bahasa Indonesia ada tiga macam,
yaitu ai, oi, dan au. Diftongisasi adalah proses perubahan kata-kata yang
mengandung bunyi monoftong menjadi diftong, misalnya sentosa, teladan menjadi
sentausa dan tauladan. Monoftongisasi adalah proses perubahan diftong menjadi
monoftong (bunyi tunggal), misalnya kata-kata santai, ramai berubah menjadi sant
dan rame.
b) Konsonan
Suatu fonem disebut konsonan apabila udara yang dikeluarkan dari paru-paru
mendapat halangan atau rintangan. Dalam membagi jenis konsonan, kita harus
memperhatikan faktor-faktor yang menghasilkannya, yaitu berdasarkan.
(1) Artikulator dan titik artikulasi.
(2) Turut tidaknya pita suara bergetar.
(3) Jalan yang dilalui oleh udara.
(4) Macam halangan yang dijumpai tatkala udara keluar.
Setiap bahasa mempunyai sistem masing-masing, baik dalam tata bunyi, tata
bentuk, tata kalimat, tata makna. Bunyi-bunyi Bahasa yang terdapat dalam satu
bahasa belum tentu dimiliki oleh bahasa lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pelajaran
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang diambil dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa resmi Negara, pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dan sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional, alat pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni serta teknologi modern.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran sebagai alat bantu
sekolah.
Pendapat Soemarsono (2007: 67-69), untuk mempermudah dalam memahami
media ini diberikan beberapa pengertian sebagai berikut:
1) Media dalam Arti Umum
saluran
komunikasi
atau
medium
yang
digunakan
untuk
mengajar.
Adalah peralatan fisik untuk menyampaikan pengajaran termasuk di dalamnya
buku, film, video, tape dan sebagainya termasuk suara guru dan perilaku
nonverbal.
3) Teknologi pendidikan
Pengertian teknologi pendidikan lain dengan teknologi dalam pendidikan.
Teknologi dalam pendidikan ialah penggunaan dalam hasil teknologi industry
ke dalam proses pendidikan sehingga memudahkan proses pendidikan tersebut.
Contoh : Penggunaan komputer di sekolah-sekolah, penggunaan computer untuk
menyempurnakan administrasi pendidikan, termasuk di dalamnya pencatatan
mahasiswa, pendaftaran, hasil tes dan lain sebagainya.
Komputer digunakan juga di perpustakaan untuk memudahkan penelitian dalam
hal peminjaman, peredaran buku, sehingga lebih cepat dan lebih teliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
penggunaan
media
dalam
proses
belajar
mengajar
bertujuan
memudahkan siswa. Oleh karena itu, dalam penggunaan media itu harus
memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan yang ada pada diri siswa.
Dalam proses belajar mengajar salah satu tugas guru ialah membangkitkan
minat belajar. Menurut piaget perkembangan anak mengikuti fase-fase
perkembangan, yaitu: sensori matar, fase pre operasional, fase konkrit
operasional dan fase formal operasional. Minat belajar pada fase-fase tersebut
dapat ditingkatkan, sebaliknya guru mengembangkan proses belajar mengajar
dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Tahap eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
jarak
omtions.blogspot.com)
dari
desa
ke
commit to user
desa.
(Pepak.sabda.org.and
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling
dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga
berbentuk fleschard, wayang, boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.
(
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html)
Penggelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan
teknologi oleh Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad (2008: 34) dibagi ke dalam dua
kategori luas, yaitu pilihan media teknologi tradisional dan pilhan media teknologi
mutakhir. Dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
1) Pilihan Media Tradisional
a) Visual yang diproyeksikan
(1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
(2) Proyeksi overhead
(3) Slides
(4) Filmstrip
b) Visual yang tak diproyeksikan
(1) Gambar, poster, foto
(2) Charts, grafik, diagram
(3) Pameran, papan info, papan bulu.
c) Audio
(1) Rekaman, piringan
(2) Pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian multimedia : slide plus suara,multi-image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan : Film, televise, video
f) Cetak
(1) Buku teks, modul, teks terprogram.
(2) Majalah ilmiah, lembaran lepas.
g) Permainan : Teka-teki, simulasi
h) Realia : Model, manipulative
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
dua
jenis.
Pertama,
media
berbasis
telekomunikasi,
contohnya:
teleconference dan kuliah jarak jauh. Kedua, media berbasis mikro prosesor,
contohnya: computer-asistend instruction, permainan, sistem tutor intelegen,
interaktif, hypermedia, video.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar adalah mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
sastra, dan kebahasaan. Untuk memperlancar kompetensi tersebut, diperlukan media
yang sesuai. Media tersebut banyak ragamnya, antara lain: gambar dan chart yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
hanya dengan mendengar informasi verbal dari guru saja siswa mungkin kurang
memahami pelajaran secara baik. Namun, jika hal itu diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka
pemahaman siswa pasti akan lebih baik. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran sebaiknya dapat dimanipulasi/dimanfaatkan oleh siswa bukan oleh
guru.
6) Proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media memungkinkan pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan
dimanapun tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program
pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan
komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
mandiri tanpa terikat waktu dan tempat.
7) Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai
sumber tersebut, dapat menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa
berinisiatif mencari sumber belajar yang diperlukan.
8) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan
seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagai peran dengan media. Dengan
demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk member perhatian
kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, atau alat memotivasi siswa.
Dalam memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang harus di
perhatikan oleh guru yakni : (1) tujuan; (2) materi pelajaran; (3) strategi belajar
mengajar; (4) kondisi; (5) siswa yang belajar; serta (6) perlu waspada. Sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
tidak memakai media mengajar yang tidak begitu kecil, anak sulit melihat dan
menjadi ribut. Serta gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpanya gambar
tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu
tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya
memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat bantu mengajar.
Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif dan
efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction
(petunjuk). Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara
siswa dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan
dicapai. Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar
perlu dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai.
Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara
sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan
instruksional.
AECT, mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.
Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,
meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah
dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap
masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara
sengaja,bertujuan dan terkontrol.
( http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html)
Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan, ciri-ciri teknologi
pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang bertujuan
dan
terkontrol,
teknologi
pembelajaran
menggunakan
komponen
sistem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
bertuliskan
kata-kata
yang
mudah
di
cerna
anak-anak,
www.kubacatama.com/v1/index.php)
Menurut Edward de Bono dalam (Utomo Dananjaya, 2010: 169)
menggunakan kartu kata-kata dalam sebuah kartu tertulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Dari berbagai pendapat di atas maka pengertian kartu kata adalah kartu
berukuran 2 cm lebarnya dan panjang 15 cm yang di dalamnya tertulis kata tunggal
yang mudah dicerna anak dalam sebuah kartu tulis.
Untuk mengajarkan menulis permulaan, ada beberapa jenis media yang dapat
digunakan (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1999/2000) sebagai berikut:
1) Menurut jenisnya, sebagai berikut:
(1) papan tulis, papan tali, papan selip, papan flanel;
(2) gambar, kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata, dan kartu huruf; dan
(3) kartu nama, papan nama, benda-benda berlabel yang ada di sekitar siswa,
majalah anak-anak.
2) Penggunaannya
(1) Papan tulis digunakan oleh guru untuk memberikan contoh, dan oleh siswa
untuk menuliskan apa yang ditugaskan oleh guru. Misalnya, menulis kata,
kalimat, nama sendiri, nama teman, nama bunga, dan sebagainya;
(2) Papan selip digunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar, kartu kata dan
kartu kalimat yang harus disalin oleh siswa, atau gambar yang harus
dituliskan judulnya oleh siswa, dan lain-lain. Cara membuatnya yaitu:
papan diberi lapisan (ditutup) kertas manila, pada bagian tengah diberi
kertas sebagai tempat menyelipkan kartu atau gambar, kertas harus rangkap
supaya dapat digunakan untuk menyelipkan kartu atau gambar. Sebaliknya
kertas yang digunakan adalah kertas yang tebal supaya kalau dimasuki kartu
atau gambar tidak cepat sobek dan tahan lama, dapat dilihat pada Gambar 1
sebagai berikut;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
aku
bisa
menulis
aku
bisa
menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
bisa
menulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
meningkatkan
keterampilan
menulis
permulaan,
guru
harus
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis permulaan merupakan salah satu bagian dalam
kesatuan pembelajaran Bahasa Indonesia yang tersusun pada Kompetensi Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas I SD Negeri 1 Sendangijo Kecamatan
Selogiri Wonogiri Tahun 2010/2011. Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis
Permulaan menjadikan suatu permasalahan tersendiri yang perlu segera dipecahkan.
Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional menjadi penyebab kurangnya
keterampilan dalam menulis permulaan. Selain itu, terbatasnya pemanfaatan media
dapat membuat siswa merasa bosan dengan penyajian pembelajaran yang monoton
dan akan dapat berdampak pada pembelajaran yang kurang optimal sehingga
keterampilan menulis permulaan masih rendah.
Salah satu cara dalam penelitian ini akan berusaha membenahi situasi
pembelajaran menulis permulaan. Penelitian ini menawarkan inovasi pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
menulis permulaan dengan rangsangan yang berupa penggunaan alat peraga kartu
kata adalah kartu kata berbentuk lembaran-lembaran persegi panjang yang
bertuliskan kata-kata yang mudah di cerna anak-anak.
Dengan alat peraga kartu kata yang dirancang dengan konsep yang
meyenangkan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan.
Sehingga alat peraga kartu kata dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif cara
untuk memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan kajian teoretik kerangka berpikir di atas dapat dilihat pada
Gambar 4 sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Keterampilan
menulis permulaan
kelas I masih
rendah
Dilaksanakan dua
siklus, yaitu:
siklus I dan siklus
II
Kondisi Akhir
Sendangijo Wonogiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
Penggunaan alat peraga kartu kata dapat meningkatkan keterampilan menulis
permulaan pada siswa kelas I SD Negeri I Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri
tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini akan dikemukakan sebagai berikut : (A) Tempat dan Waktu
Penelitian; (B) Subjek Penelitian; (C) Bentuk dan Strategi Penelitian; (D) Sumber
Data Penelitian; (E) Teknik Pengambilan Sampel; (F) Teknik Pengumpulan Data; (G)
Uji Validitas Data; (H) Teknik Analisis Data; (I) Prosedur Penelitian; dan (J)
Indikator Ketercapaian.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan dalam penelitian ini adalah selama empat bulan,
yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian, yaitu dari
bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011. Adapun rincian jadwal pelaksanaan
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 135.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri I Sendangijo, Wonogiri
tahun ajaran 2010/2011, dengan jumlah siswa 13 yang terdiri dari 6 siswa laki-laki
dan 7 siswa perempuan dengan ibu Sutarti, S. Pd bertindak sebagai guru kelas I. Di
kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda kemampuannya).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus karena objek
penelitian ini hanya satu sekolah (SD) saja, artinya untuk menemukan kesimpulan
penelitian ini memerlukan strategi hanya mengkaji tunggal.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan model
siklus. Rancangan penelitiannya (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2006:
74) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan atau planning;
b. Tindakan atau acting;
c. Pengamatan atau observing; dan
d. Refleksi atau reflecting
Penelitian ini dimulai dari menyusun perencanaan, mengadakan tindakan,
melakukan pengamatan, refleksi, mengadakan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk suatu persiapan tindakan pemecahan masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
berakhir.
Guru
meminta
mengumpulkan
hasil
tulisan
siswa.
75, bahkan kedua anak tersebut mendapat nilai 33. Nilai rata-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Temuan yang terdapat pada siklus II Lampiran 7 halaman 163 yaitu terjadi
peningkatan keterampilan menulis permulaansiswa secara signifikan. Hasil rerata tes
keterampilan Menulis Permulaan siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat dari nilai
batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari hasil tes
pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam Menulis Permulaan mendapat nilai
kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13 siswa. Ketuntasan
secara klasikal untuk Menulis Permulaan sebesar 100 %, jadi sudah mencapai batas
tuntas yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
4. Dokumen
Data nilai ulangan harian keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD
Negeri 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri Tahun 2010/2011 semester I dan
arsip pendukung penelitian seperti silabus dan daftar kelas I tahun 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
2. Wawancara
Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
Menurutnya ada tiga macam waancara, yakni wawancara baku dan terjadwal,
wawancara baku dan tidak terjadwal, serta wawancara tidak baku. Pertanyaanpertanyaan yang sama diajukan dalam urutan yang sama, apabila pertanyaan lanjutan
atau probing diperlukan, maka hal itu harus juga baku. Wawancara yang tidak
terjadwal adalah bentuk lain dari yang terjadwal, hanya saja urutannya yang berubah
tergantung jawaban yang diberikan oleh informan. Namun demikian, fleksibilitas dari
pewawancara dianjurkan agar wawancara berlangsung wajar dan responsive.
Wawancara yang tidak baku biasa disebut juga sebagai wawancara pedoman atau
interview guide, yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan umum dan khusus yang
diantisipasi pewawancara secara informal dalam urutan dan kesempatan yang tersedia
(Goetz dan LeCompte:1984: 119).
Sedang menurut Hopkins (1993: 125) wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dipandang dari sudut pandang yang lain.
Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala
sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll.
Mereka disebut informan kunci atau keyinformants, yaitu mereka yang mempunyai
pengetahuan khusus, status, atau keterampilan berkomunikasi (Goetz dan
LeCompte:1984: 119).
Ada beberapa bentuk wawancara, antara lain wawancara terstruktur,
wawancara setengah terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Yang disebut
wawancara
terstruktur,
ialah
apabila
Anda
sebagai
pewawancara
sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
mengarahkan
agar
yang
dinterview
menerangkan,
mengelaborasi,
atau
mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas. Wawancara yang semi terstruktur adalah
bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan
keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus
pertanyaan/bahasan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama
wawancara berlangsung (Elliot, 1991: 80).
Wawancara yang digunakan peneliti yaitu ini bersifat terbuka, tidak
berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang pada
informan yang sama.
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Selasa, 19 April 2011
Lampiran 2 halaman 110. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan ibu Sutarti, S. Pd
(guru kelas I) dan beberapa siswa kelas I sebagai narasumber. Wawancara terhadap
guru kelas I dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara
sudah disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada
kolom jawaban terlampir. Setting wawancara bertempat di ruang kelas I pada waktu
istirahat pukul 09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang
pelaksanaan pembelajaran dan hasil keterampilan menulis siswa yang pernah
diterapkan oleh guru pada waktu sebelumnya. Pada bagian ini peneliti akan
menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat
dilihat pada lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi
permasalahan dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas I SD Negeri I
Sendangijo Wonogiri. Menurut guru, pembelajaran menulis masih sulit untuk
dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran
menulis dan kurangnya usaha penerapan guru mengenai metode inovatif tentang
pembelajaran menulis, sehingga berakibat pada rendahnya keterampilan menulis
siswa.
Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan siswa kelas I
mengenai minat mereka terhadap pelajaran menulis. Pelaksanaan wawancara kepada
siswa dilakukan pada waktu istirahat kedua pukul 11.00 WIB di ruang kelas I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
pengamat, asal dilakukan sefaktual mungkin dan tanpa penafsiran subjektif dari
pengamat (Hopkins, 1993: 81) dalam (Rochiati, 2005:110-111).
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi yang berperan serta
secara pasif untuk mengamati pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dan
siswa. Pengamatan terhadap kinerja guru dapat diarahkan pada kegiatan guru dalam
menjelaskan, memotivasi siswa, menanggapi pertanyaan dan menjawab pertanyaan
siswa, memberikan latihan serta umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap
siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi
siswa dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan dilakukan selama, siklus penelitan
berlangsung untuk mengetahui proses belajar mengajar berlangsung serta untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menulis Menulis Permulaan pada Siswa Kelas
I SD Negeri 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011.
Obsevasi yang dilakaukan dalam penelitian ini adalah selama pembelajaran
berlangsung untuk mengamati siswa yang belajar keterampilan menulis dengan
menggunakan alat peraga kartu kata.
Pengamatan awal (prasiklus) pembelajaran Menulis Permulaan di kelas I
dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2011 pukul 09.50 WIB sampai selesai
Lampiran 2 halaman 136. Peneliti bertindak sebagai guru kelas I, jadi peneliti
melaksanakan dua peran yaitu sebagai guru/pendidik dan sekaligus melaksanakan
penelitian.
Seperti biasa sebelum masuk kelas, siswa diwajibkan untuk berbaris di depan
kelas untuk melatih kedisiplinan, barisan ini dipimpin oleh ketua kelas. Begitu juga
dengan siswa-siswa kelas 1 SD Negeri Sendangijo 1 tampak begitu ribut dan ramai.
Keramaian itu hanya sesaat saja setelah peneliti mendampingi ketua kelas untuk
membantu mengatur barisan. Barisan yang tampak lurus dan rapi mendapat
kesempatan dari ketua kelas masuk terlebih dahulu.
Para siswa duduk menempati tempat duduk masing-masing, ketua kelas
memimpin berdoa bersama kemudian guru melakukan presensi. Guru memulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
berakhir.
Guru
meminta
mengumpulkan
hasil
tulisan
yang
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
yang mendapat nilai di bawah 75 sedangkan ada 8 (61,53 %) siswa yang mendapat
nilai di atas 75.
Temuan yang terdapat pada siklus II Lampiran 7 halaman 163 yaitu terjadi
peningkatan keterampilan menulis permulaansiswa secara signifikan. Hasil rerata tes
keterampilan Menulis Permulaan siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat dari nilai
batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari hasil tes
pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam Menulis Permulaan mendapat nilai
kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13 siswa. Ketuntasan
secara klasikal untuk Menulis Permulaan sebesar 100 %, jadi sudah mencapai batas
tuntas yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
1. Triangulasi data (sumber), dengan cara : mengumpulkan data yang sejenis dari
sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa kelas I SDN1
Sendangijo, misalnya pada saat mengumpulkan data di SD 1 Sendangijo,
dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dari peneliti
dengan isi dokumen yang terkait (arsip nilai yang sesuai dengan KKM, absensi
harian siswa dan lainnya). Dalam triangulasi data (sumber) ini data yang diteliti
sama akan tetapi data yang diperoleh berasal dari sumber yang berbeda, sumber
dari penelitian ini adalah dari guru dan siswa.
2. Triangulasi metode, dengan cara : mengumpulkan data dengan metode
pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber
informasi yang sama. Misalnya membandingkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer dan hasil pengamatan guru itu sendiri. Peneliti bisa menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara
yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan
data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari
data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda
tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat
validitasnya. Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh peneliti sama akan tetapi
metode yang digunakan berbeda, hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes
dan observasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Data
Sama
Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
adalah 61,53. Ini dapat diartikan bahwa pada siklus I secara klasikal tampak hasil
dari perolehan latihan Menulis Permulaan kata dengan menggunakan huruf tegak
bersambung menjadi kalimat dengan alat peraga kartu kata adalah baik. Jika dilihat
secara perorangan sebelum menggunakan alat peraga kartu kata ada 7 anak yang
benar-banar bisa Menulis Permulaan. Sedangkan anak lainnya dapat dikategorikan
hampir bisa Menulis Permulaan, setengah dapat Menulis Permulaan, dan baru sedikit
dapat Menulis Permulaan. Perkembangan pada siklus pertama ini dapat dilihat secara
perorangan untuk Menulis Permulaan dari 13 siswa ada 5 (38,46%) yang mendapat
nilai di bawah 75 sedangkan ada 8 (61,53 %) siswa yang mendapat nilai di atas 75.
Temuan yang terdapat pada siklus II Lampiran 7 halaman 163 yaitu terjadi
peningkatan keterampilan menulis permulaansiswa secara signifikan. Hasil rerata tes
keterampilan Menulis Permulaan siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat dari nilai
batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari hasil tes
pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam Menulis Permulaan mendapat nilai
kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13 siswa. Ketuntasan
secara klasikal untuk Menulis Permulaan sebesar 100 %, jadi sudah mencapai batas
tuntas yang telah ditetapkan.
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Selasa, 19 April 2011
Lampiran 2 halaman 136. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan ibu Sutarti, S. Pd
(guru kelas I) dan beberapa siswa kelas I sebagai narasumber. Wawancara terhadap
guru kelas I dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara
sudah disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada
kolom jawaban terlampir. Setting wawancara bertempat di ruang kelas I pada waktu
istirahat pukul 09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang
pelaksanaan pembelajaran dan hasil keterampilan menulis siswa yang pernah
diterapkan oleh guru pada waktu sebelumnya. Pada bagian ini peneliti akan
menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat
dilihat pada lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
A
Wawancara
mendalam
B
C
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan
yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis
model interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi :
reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi (Milles
dan Huberman, 2007: 20).
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
: 1. Reduksi Data
Menurut Milles dan Huberman (2007 : 16) Reduksi data yaitu proses
pemilihan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan, reduksi data
merupakan
suatu
bentuk
analisis
yang
menajamkan,
menggolongkan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan
penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan
atau
kesimpulan
dapat
diuji
kebenarannya,
kekokohannya
merupakan
validitasnya.
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum,
selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk
membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data
itu sendiri merupakan siklus dan interaktif.
Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya
objektifitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar
hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam.
Dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut :
Pengumpulan data
Penyaajian
data
Reduksi data
Kesimpulankesimpulan
Gambar 7: Komponen-komponen Analisis Data: Model Analisis
Data Interaktif (Milles dan Huberman, 2007:19)
Langkah-langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam penelitian
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi data mentah menjadi data yang bermakna Data yang diseleksi untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa
dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan
hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa serta hasil keterampilan
berbicara siswa setelah siklus I dan siklus II.
2. Sajian data
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian dikelompokkan
dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya
menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam
bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.
3. Penarikan simpulan/verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data.
Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data
yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat
dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
I. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana tindakan
bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan bersama-sama pula,
kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan yang telah dilakukan.
Suharsimi Arikunto (2006: 16) menggambarkan alur penelitian tindakan kelas dapat
dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
pelajaran 2010/2011.
b. Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran.
c. Mendesain alat evaluasi meliputi LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Tugas
sebagai alat evaluasi individu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh atau data awal siswa sebagai subjek
penelitian sebanyak 13 siswa mendapatkan nilai kurang dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Setelah dicek ternyata ada sebagian siswa belum bisa Menulis
Permulaan permulaan, sehingga guru perlu menggunakan alat peraga kartu kata
sebagai media pembelajaran dan menunjukkan tulisan-tulisan pada alat peraga
pada setiap awal pembelajaran selama kurang lebih 10 menit. Alat peraga itu
berupa tulisan aku, bisa, Menulis Permulaan; aku, juara, kelas. Setelah siswa
mengamati kemudian siswa diminta untuk Menulis Permulaan, jika terjadi
kesulitan guru member contoh Menulis Permulaan dan siswa menirukan. Hasil
latihan Menulis Permulaan permulaan dengan materi Menulis Permulaan dengan
huruf tegak bersambung dinilai guru sebagai reinforcement (penguatan) kepada
siswa. Hasil nilai siswa dicatat guru sebagai data untuk dasar menganalisis
perkembangan keterampilan siswa dalam Menulis Permulaan dengan huruf tegak
bersambung.
Sebagai implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran Menulis Permulaan
permulaan dalam satu siklus dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi waktu
dalam setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Perancangan RPP mencakup
penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
dampak pengiring, materi pokok, metode dan model pembelajaran, skenario
pembelajaran/
langkah-langkah
pembelajaran,
alat
peraga
dan
sumber
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
5) Apersepsi
Tanya jawab mengenai penulisan huruf tegak bersambung.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
- Anak-anak sudah siap bermain kartu kata seperti pertemuan
kemarin?
2) Masih ingat bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar?
3) Siswa berpikir terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kalimat.
b. Elaborasi
1) Melalui demonstrasi, siswa dijelaskan kembali hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana yang
baik dan benar dan cara penulisannya.
2) Siswa diberikan contoh oleh guru penggunaan kartu kata .
3) Siswa diberikan kartu kata, masing-masing siswa memegang sendiri.
4) Siswa diberi kesempatan mengurutkan kata menjadi kalimat.
5) Siswa diminta menunjukkan hasil kerja individu siswa diajarkan belajar
mandiri.
6) Guru melakukan pendekatan dan membimbing siswa.
7) Salah satu siswa diminta ke depan kelas menunjukkan hasil susunan
kalimat sederhana.
8) Siswa yang lain menanggapi presentasi siswa yang maju.
c. Konfirmasi
1) Pemberian reward (penguatan) kepada siswa.
2) Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi.
3) Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menyusun kalimat
sederhana.
4) Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif
Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai refleksi.
2) Siswa diarahkan agar selalu melatih keterampilan menulis dalam kehidupan
sehari-hari. (tindak lanjut)
3) Penyampaian pesan-pesan moral dari guru.
4) Salam penutup.
pemupukan
dan
pemahaman
siswa
dengan
menyusun
siswa
mengerjakan
soal
diterapkan
sistem
pembelajaran
dengan
menggunakan alat peraga kartu kata untuk menyelesaikan soal. Nilai evaluasi
siswa dicatat guru yang digunakan sebagai dasar analisis peningkatan
keterampilan Menulis Permulaan permulaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia
siswa dari setiap pertemuan ke pertemuan berikutnya. Hasil capaian siswa pada
siklus I sudah baik tetapi peneliti ingin meningkatkan lagi, agar siswa lebih
terampil dalam menulis permulaan terkait dengan menggunakan huruf tegak
bersambung, maka siswa dapat menyampaikan pesan kepada orang lain melalui
media tulis. Selain keterampilan siswa ditingkatkan, guru juga perlu diobservasi
dalam pembelajaran mulai dari pembuatan PRR sampai refleksi.
Siklus Kedua
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang
ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Pada tahap ini juga
disusun rencana observasi/monitoring terhadap perubahan yang akan dilakukan
serta teknik dan instrument yang digunakan. Adapun perinciannya adalah sebagai
berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi pokok pada siswa kelas I SDN 1 Sendangijo tahun
pelajaran 2010/2011 pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I.
b. Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran pada siklus II
c. Mendesain alat evaluasi meliputi LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Tugas
sebagai alat evaluasi individu pada siklus II.
Melanjutkan tindakan sebelumnya melalui pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan alat peraga kartu kata dan latihan Menulis
Permulaan permulaan dengan materi Menulis Permulaan dengan menggunakan
huruf tegak bersambung, seperti melanjutkan pada putaran sebelumya. Guru
mencatat perkembangan keterampilan siswa dalam Menulis Permulaan kata
dengan huruf tegak bersambung menjadi kalimat seperti melanjutkan pada
putaran sebelumya. Guru mencatat perkembangan keterampilan siswa dalam
Menulis Permulaan kata dengan huruf tegak bersambung menjadi kalimat seperti
melanjutkan pada putaran sebelumya pada setiap pertemuan.
2. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan pada siklus II. Tahap ini bersifat terapiks yaitu upaya
perbaikkan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap
sebelumnya. Dalam tahap ini sering terjadi sedikit penyimpangan tentang apa
yang telah direncanakan. Karena hal itu, peneliti perlu mencatat semua hal yang
terjadi saat pelaksanaan tindakan. Tindakan-tindakan tersebut sebagai berikut:
Pertemuan I (2X35 Menit)
Kegiatan Awal
a. Guru mengucap salam dilanjutkan mengkondisikan kelas (tindakan preventif)
yaitu mempersiapkan kondisi ruang kelas, psikis, dan fisik siswa.
b. Berdoa bersama kemudian mengadakan presensi kehadiran siswa.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan uraian kegiatan pembelajaran secara
singkat dan jelas.
d. Apersepsi
Siswa menjawab hal-hal yang ditanyakan guru mengenai penulisan huruf
tegak bersambung.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
5) Apersepsi
Tanya jawab mengenai penulisan huruf tegak bersambung.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
Anak-anak sudah siap bermain kartu kata seperti pertemuan kemarin?
2) Masih ingat bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar?
3) Siswa berpikir terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kalimat.
b. Elaborasi
1) Melalui demonstrasi, siswa dijelaskan kembali hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana yang
baik dan benar dan cara penulisannya.
2) Siswa diberikan contoh oleh guru penggunaan kartu kata .
3) Siswa diberikan kartu kata, masing-masing siswa memegang sendiri.
4) Siswa diberi kesempatan mengurutkan kata menjadi kalimat.
5) Siswa diminta menunjukkan hasil kerja individu siswa diajarkan belajar
mandiri.
6) Guru melakukan pendekatan dan membimbing siswa.
7) Salah satu siswa diminta ke depan kelas menunjukkan hasil susunan
kalimat sederhana.
8) Siswa yang lain menanggapi presentasi siswa yang maju.
c. Konfirmasi
1) Pemberian reward (penguatan) kepada siswa.
2) Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi.
3) Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menyusun kalimat
sederhana.
4) Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai refleksi.
2) Siswa diarahkan agar selalu melatih keterampilan menulis dalam kehidupan
sehari-hari. (tindak lanjut)
3) Penyampaian pesan-pesan moral dari guru.
4) Salam penutup.
Dari hasil Menulis Permulaan kata dengan huruf tegak bersambung
menjadi kalimat dan latihan Menulis Permulaan, guru memberikan penguatan
bagi siswa yang sudah bisa Menulis Permulaan kata dengan huruf tegak
bersambung menjadi kalimat dan bagi siswa yang belum bisa Menulis Permulaan
diberikan pemupukan serta pemahaman agar lebih giat belajar untuk meraih nilai
di atas standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) = 75. Perkembangan
peningkatan keterampilan dalam Menulis Permulaan kata dengan huruf tegak
bersambung, siswa selalu diamati guru, untuk menganalisis tingkat perkembangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
3. Tahap Observasi/Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemantauan atau terhadap proses
pembelajaran dengan alat peraga kartu kata pada materi pokok menulis permulaan
kelas I SDN 1 Sendangijo. Pengamatan dilakukan secara cermat atas semua
tindakan dan peristiwa yang terjadi. Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan
yang memungkinkan peneliti mempunyai laporan temuan tindakan seperti :
a. Melakukan observasi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan alat
peraga kartu kata pokok bahasan menulis permulaan pada siklus II
berdasarkan refleksi siklus I.
b. Pengamatan terhadap kemampuan siswa kelas I SDN 1 Sendangijo dalam
menyelesaikan menulis permulaan pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I.
Temuan yang terdapat pada siklus II Lampiran 7 halaman 163 yaitu terjadi
peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa secara signifikan. Hasil rerata
tes keterampilan Menulis Permulaan siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat dari
nilai batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari
hasil tes pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam Menulis Permulaan
mendapat nilai kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13
siswa. Ketuntasan secara klasikal untuk Menulis Permulaan sebesar 100 %, jadi
sudah mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi Lampiran 10 halaman 173. RPP yang dibuat
pada siklus II sudah bagus ada peningkatan dari siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II sudah baik dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman
188.
4. Tahap Evaluasi atau Refleksi
Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara
kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan pada siklus II tentang keterampilan
J. Indikator Ketercapaian
Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang akan
dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan
penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009: 61). Hal yang dijadikan sebagai indikator
ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis pada
siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri I Sendangijo kecamatan Selogiri Wonogiri tahun
ajaran 2010/2011 melalui alat peraga kartu kata. commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan sebagai berikut: (A) Hasil Penelitian,
meliputi: (1) Deskripsi Lokasi Penelitian; (2) Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus); (3)
Pelaksanaan Tindakan (Siklus); dan (B) Pembahasan. Penelitian tindakan dilakukan
dalam 2 siklus dengan empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut
meliputi: (1) perencanaan; (2) pelaksanaantindakan (3) observasi; dan (4) refleksi.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Sendangijo 1 Kecamatan Selogiri Kabupaten Sukoharjo beralamat
di Dukuh Keblokan RT 01 RW 08 Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, Kabupaten
Wonogiri, telepon (0573) 5357837 . Sekolah tersebut memiliki 6 ruang kelas yang
terbagi atas kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Pada setiap kelas umumnya memiliki situasi
kelas yang sama.
Sekolah Dasar Negeri Sendangijo 1 Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri
merupakan salah satu sekolah dasar negeri di desa Sendangijo dan berlokasi dekat
dengan pemukiman penduduk serta personal gurunya lengkap. Personal sekolah
terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen
dan 1 guru Olah Raga, serta didukung guru muatan lokal Bahasa Daerah dan TIK
yang dalam hal ini diisi oleh guru Wiyata Bakti.
Siswa kelas 1 SD Negeri Sendangijo 1 semester II sebagai subjek penelitian
ini berjumlah 13 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki, dan 7 siswa perempuan,
meskipun jumlah siswa sedikit masih ada kendala yaitu ada beberapa siswa yang
masih belum bisa Menulis Permulaan dengan baik. Di sinilah yang melatarbelakangi
penelitian terhadap siswa permulaan atau siswa kelas 1 yang baru belajar Menulis
Permulaan. Penelitian ini melalui tindakan kelas atau siklus daur ulang melalui model
, bertahap dan berkelanjutan yang direncanakan dan dilaksanakan selama dua siklus.
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Tindakan yang dilakukan setiap putaran adalah pada setiap jam pembelajaran, guru
selalu mengawali dengan menunjukkan kartu kata awal pembelajaran. Pada siklus
pertama guru menunjukkan tulisan kepada siswa agar ditulis. Siklus kedua
ditingkatkan taraf kesukarannya dengan guru meminta siswa menggabungkan katakata menjadi sebuah kalimat. Perkembangan peningkatan taraf kesukaran tergantung
perkembangan kemampuan siswa dalam menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
Masing-masing tindakan diakhiri dengan evaluasi.
Perencanaan tindakan disusun berdasarkan hasil penelitian pada tahap awal
dan refleksi peneliti sebagai pelaku utama dalam penelitian tindakan kelas ini. Di
samping itu, guru kelas mengamati waktu kegiatan belajar mengajar dengan lembar
penelitian guru, sedangkan peneliti mengamati kegiatan siswa. Kegiatan pada setiap
siklus adalah tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi hasil penelitian dan pengembangan, kemudian tahap penyusunan laporan
hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
yang pernah diterapkan oleh guru pada waktu sebelumnya. Pada bagian ini peneliti
akan menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat
dilihat pada lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi
permasalahan dalam pembelajaran Menulis Permulaan pada siswa kelas I SD Negeri
I Sendangijo Wonogiri. Menurut guru, pembelajaran Menulis Permulaan masih sulit
untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran
Menulis Permulaan dan kurangnya usaha penerapan guru mengenai metode inovatif
tentang pembelajaran Menulis Permulaan, sehingga berakibat pada rendahnya
keterampilan Menulis Permulaan siswa.
Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan siswa kelas I
mengenai minat mereka terhadap pelajaran Menulis Permulaan. Pelaksanaan
wawancara kepada siswa dilakukan pada waktu istirahat kedua pukul 8.00 WIB di
ruang kelas I. Wawancara terhadap siswa dilakukan secara tidak terstruktur artinya
tanpa mempersiapkan pedoman wawancara dan pertanyaan diberikan secara langsung
(spontan) sesuai kemampuan atau pemehaman peneliti. Siswa tersebut menyatakan
kurang berminat terhadap pembelajaran Menulis Permulaan. Pada umumnya mereka
menyatakan kurang suka mengikuti pembelajaran Menulis Permulaan di kelas karena
merasa malas Menulis Permulaan. Mereka juga menyatakan kurang suka dengan cara
guru saat memberikan tugas Menulis Permulaan kepada siswa, yaitu dengan meminta
siswa menyalin tulisan pada buku yang sudah disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
dengan siswa-siswa kelas 1 SD Negeri Sendangijo 1 tampak begitu ribut dan ramai.
Keramaian itu hanya sesaat saja setelah peneliti mendampingi ketua kelas untuk
membantu mengatur barisan. Barisan yang tampak lurus dan rapi mendapat
kesempatan dari ketua kelas masuk terlebih dahulu.
Para siswa duduk menempati tempat duduk masing-masing, ketua kelas
memimpin berdoa bersama kemudian guru melakukan presensi. Guru memulai
pembelajaran yaitu pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan metode
ceramah, siswa diajak untuk Menulis Permulaan tulisan di papan tulis secara
bersama-sama. Guru Menulis Permulaan di papan tulis dan meminta siswa untuk
Menulis Permulaannya di buku tulis.
Waktu yang digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran sekitar 30 menit
atau hampir separuh alokasi waktu yang disediakan yakni 2 x 35 menit. Pada setiap
akhir penjelasannya, guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswanya
mengenai hal-hal yang belum jelas berkenaan dengan materi Menulis Permulaan
dengan huruf tegak bersambung yang telah diberikan. Namun, tidak ada siswa yang
memanfaatkan waktu tersebut untuk bertanya. Siswa terkesan pasif seakan-akan
hanya menerima materi yang dijelaskan oleh guru.
Guru memberikan dikte kepada siswa, kata-kata yang harus ditulis di
bukunya. Beberapa siswa tampak kebingungan saat dikte dimulai dan merasa tidak
percaya diri, hal ini membuktikan bahwa siswa belum mampu menguasai
keterampilan Menulis Permulaan dengan baik. Selama siswa Menulis Permulaan,
guru berdiri sambil membacakan kata-kata yang harus ditulis siswa dan tidak
mengontrol atau memberikan bimbingan kepada siswa.
Kegiatan Menulis
dialokasikan
berakhir.
Guru
meminta
mengumpulkan
hasil
tulisan
yang
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Menulis Permulaan pada kondisi awal ( Lampiran 8 halaman 165) dapat dilihat dalam
Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Data Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan
Permulaan Siswa Kelas I SDN I Sendangijo pada Kondisi Awal
(Prasiklus)
No
Menulis
Permulaan
5
Rerata
76
61,53
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah
75 sebanyak 5 siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 8
siswa. Rerata nilai siswa 76 dengan ketuntasan klasikal 61,53%. Data penilaian
keterampilan Menulis Permulaan siswa prasiklus dapat dikelompokkan dalam Tabel
2 sebagai berikut :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Permulaan
Permulaan Siswa Kelas I SDN I Sendangijo pada Kondisi Awal
(Prasiklus)
No.
1
Rentang Nilai
33-46
Frekuensi
2
47-60
61-74
53,07
75-88
38,46
89-100
53,07
13
100
Jumlah
Rata-rata nilai siswa
Prosentase (%)
15,38
76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
50
40
e
n
t
a
s
e
(%)
30
20
10
0
33-46
47-6061-74
75-88
89-100
Rentang nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
1.
Keaktifan
PRASIKLUS
Prosentase (%)
69,53
2.
Perhatian
66,66
Rerata
67,94
No
Aspek Pengamatan
s
(%)
90
80
70
60
50 e
40
30
20
10
0
Keaktifan
Perhatian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
peraga pada setiap awal pembelajaran selama kurang lebih 10 menit. Alat
peraga inu berupa tulisan aku, bisa, Menulis Permulaan; aku, juara, kelas.
Setelah siswa mengamati kemudian siswa diminta untuk Menulis Permulaan,
jika terjadi kesulitan guru member contoh Menulis Permulaan dan siswa
menirukan. Hasil latihan Menulis Permulaan permulaan dengan materi
Menulis Permulaan dengan huruf tegak bersambung dinilai guru sebagai
reinforcement (penguatan) kepada siswa. Hasil nilai siswa dicatat guru sebagai
data untuk dasar menganalisis perkembangan keterampilan siswa dalam
Menulis Permulaan dengan huruf tegak bersambung.
Sebagai implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran Menulis
Permulaan permulaan dalam satu siklus dirancang dengan dua kali pertemuan.
Alokasi waktu dalam setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Perancangan RPP
mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pokok, metode dan model
pembelajaran, skenario pembelajaran/ langkah-langkah pembelajaran, alat
peraga dan sumber pembelajaran, dan sistem penilaian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dari hasil latihan Menulis Permulaan permulaan dengan materi Menulis
Permulaan dengan huruf tegak bersambung, guru terus menunjukkan alat
peraga berupa tulisan aku, bisa,agar siswa dapat mempertinggi daya serap
dalam belajar. Guru menjelaskan cara Menulis Permulaan misalnya a (ditulis
satu baris), k (ditulis tiga baris), u (ditulis satu baris) dan seterusnya. Setelah
itu guru mengajak siswa Menulis Permulaan bersama-sama dan berulangulang dilanjutkan secara bergantian sampai siswa benar-benar bisa Menulis
Permulaan. Siswa diminta mencoba sendiri dengan kartu katanya masingmasing, misal mencarikan kata-kata bertuliskan Menulis Permulaan. Guru
memberikan saran kepada siswa untuk terus berlatih agar lebih dalam
terampil. Menulis Permulaan
dengan
huruf
tegak
bersambung.
Perkembangan keterampilan siswa ini selalu diamati guru dalam setiap
pertemuan, sebagai berikut:
Pertemuan I (2X35 Menit)
Kegiatan Awal
a. Guru mengucap salam dilanjutkan mengkondisikan kelas (tindakan preventif)
yaitu mempersiapkan kondisi ruang kelas, psikis, dan fisik siswa.
b. Berdoa bersama kemudian mengadakan presensi kehadiran siswa.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan uraian kegiatan pembelajaran secara
singkat dan jelas.
d. Apersepsi
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
5) Apersepsi
Tanya jawab mengenai penulisan huruf tegak bersambung.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
Anak-anak sudah siap bermain kartu kata seperti pertemuan kemarin?
2) Masih ingat bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar?
3) Siswa berpikir terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kalimat.
b. Elaborasi
1) Melalui demonstrasi, siswa dijelaskan kembali hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana yang
baik dan benar dan cara penulisannya.
2) Siswa diberikan contoh oleh guru penggunaan kartu kata .
3) Siswa diberikan kartu kata, masing-masing siswa memegang sendiri.
4) Siswa diberi kesempatan mengurutkan kata menjadi kalimat.
5) Siswa diminta menunjukkan hasil kerja individu siswa diajarkan belajar
mandiri.
6) Guru melakukan pendekatan dan membimbing siswa.
7) Salah satu siswa diminta ke depan kelas menunjukkan hasil susunan
kalimat sederhana.
8) Siswa yang lain menanggapi presentasi siswa yang maju.
c. Konfirmasi
1) Pemberian reward (penguatan) kepada siswa.
2) Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi.
3) Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menyusun kalimat
sederhana.
4) Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai refleksi.
2) Siswa diarahkan agar selalu melatih keterampilan menulis dalam kehidupan
sehari-hari. (tindak lanjut)
3) Penyampaian pesan-pesan moral dari guru.
4) Salam penutup.
3. Observasi
Pada langkah ini guru mengamati siswa pada waktu pembelajaran Menulis
Permulaan, apakah siswa dapat Menulis Permulaan kata dengan huruf tegak
bersambung yang disampaikan guru pada waktu pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil observasi menunjukkan bahwa bahwa siswa bisa Menulis
Permulaan kata-kata yang tertulis pada alat peraga. Guru mengevaluasi dan
mengolah data yang diperoleh, mengidentifikasi dan menginterpretasikan data
untuk menentukan tingkat pencapaian tindakan.
Temuan dari menggunakan alat peraga kartu kata dan latihan Menulis
Permulaan kata dengan menggunakan huruf tegak bersambung menjadi kalimat
dapat dilihat Lampiran 6 halaman 161 pada siklus pertama nilai rata-rata siswa
adalah 61,53. Ini dapat diartikan bahwa pada siklus I secara klasikal tampak hasil
dari perolehan latihan Menulis Permulaan kata dengan menggunakan huruf tegak
bersambung menjadi kalimat dengan alat peraga kartu kata adalah baik. Jika
dilihat secara perorangan sebelum menggunakan alat peraga kartu kata ada 7 anak
yang benar-benar bisa Menulis Permulaan. Sedangkan anak lainnya dapat
dikategorikan hampir bisa Menulis Permulaan, setengah dapat Menulis
Permulaan, dan baru sedikit dapat Menulis Permulaan. Perkembangan pada siklus
pertama ini dapat dilihat secara perorangan untuk Menulis Permulaan dari 13
siswa ada 5 (38,46%) yang mendapat nilai di bawah 75 sedangkan ada 8 (61,53
%) siswa yang mendapat nilai di atas 75.
Berdasarkan hasil observasi Lampiran 9 halaman 166. RPP yang dibuat
pada siklus I sudah bagus dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
pembelajaran pada siklus I sudah baik dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman
180.
4. Refleksi
Mengadakan refleksi untuk tindakan yang telah dilakukan apakah berhasil
dalam meningkatkan keterampilan Menulis Permulaan permulaan Bahasa
Indonesia, pemupukan dan pemahaman siswa dengan menyusun rencana
pembelajaran serta melaksanakannya sesuai dengan pokok bahasan yang ada
dalam silabus. Pada setiap akhir pertemuan dilaksanakan evaluasi dengan
memberikan soal kepada siswa dan hasilnya dinilai oleh guru. Peningkatan
keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal, selalu diamati guru, karena pada
saat
siswa
mengerjakan
soal
diterapkan
sistem
pembelajaran
dengan
menggunakan alat peraga kartu kata untuk menyelesaikan soal. Nilai evaluasi
siswa dicatat guru yang digunakan sebagai dasar analisis peningkatan
keterampilan Menulis Permulaan permulaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia
siswa dari setiap pertemuan ke pertemuan berikutnya. Hasil capaian siswa pada
siklus I sudah baik tetapi peneliti ingin meningkatkan lagi, agar siswa lebih
terampil dalam menulis permulaan terkait dengan menggunakan huruf tegak
bersambung, maka siswa dapat menyampaikan pesan kepada orang lain melalui
media tulis.
b. Deskripsi Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan waktu 70 menit (2 jam pelajaran) tanggal 26
April 2011 Lampiran 5 halaman 151. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang
ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Pada tahap ini juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
5) Apersepsi
Tanya jawab mengenai penulisan huruf tegak bersambung.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Tanya jawab siswa dengan guru:
Anak-anak sudah siap bermain kartu kata seperti pertemuan kemarin?
2) Masih ingat bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar?
3) Siswa berpikir terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kalimat.
b. Elaborasi
1) Melalui demonstrasi, siswa dijelaskan kembali hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengurutkan kata menjadi kalimat sederhana yang
baik dan benar dan cara penulisannya.
2) Siswa diberikan contoh oleh guru penggunaan kartu kata .
3) Siswa diberikan kartu kata, masing-masing siswa memegang sendiri.
4) Siswa diberi kesempatan mengurutkan kata menjadi kalimat.
5) Siswa diminta menunjukkan hasil kerja individu siswa diajarkan belajar
mandiri.
6) Guru melakukan pendekatan dan membimbing siswa.
7) Salah satu siswa diminta ke depan kelas menunjukkan hasil susunan
kalimat sederhana.
8) Siswa yang lain menanggapi presentasi siswa yang maju.
c. Konfirmasi
1) Pemberian reward (penguatan) kepada siswa.
2) Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi.
3) Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menyusun kalimat
sederhana.
4) Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai refleksi.
2) Siswa diarahkan agar selalu melatih keterampilan menulis dalam kehidupan
sehari-hari. (tindak lanjut)
3) Penyampaian pesan-pesan moral dari guru.
4) Salam penutup.
3. Observasi
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, yang diakhiri
dengan pemberian soal pada siswa sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas,
hasilnya dinilai dan diolah oleh guru. Berdasarkan hasil yang dicapai siswa
kemudian dicatat oleh guru, digunakan sebagai bahan untuk menganalisis
perkembangan keterampilan Menulis Permulaan dengan huruf tegak bersambung
dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa.
Temuan yang terdapat pada siklus II Lampiran 7 halaman 163 yaitu terjadi
peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa secara signifikan. Hasil rerata
tes keterampilan Menulis Permulaan siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat dari
nilai batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari
hasil tes pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam Menulis Permulaan
mendapat nilai kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13
siswa. Ketuntasan secara klasikal untuk Menulis Permulaan sebesar 100 %, jadi
sudah mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi Lampiran 10 halaman 173. RPP yang dibuat
pada siklus II sudah bagus ada peningkatan dari siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II sudah baik dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman
188.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
4. Refleksi
Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara
kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan pada siklus II tentang keterampilan
menulis permulaan menggunakan alat peraga kartu kata, seberapa besar
perubahan yang terjadi, kendala, pendorong perubahan dan langkah perbaikan.
Hasil analisis ini dapat dijadikan tolok ukur peneliti dan sebagai dasar tindakan
yang akan dilakukan berikutnya pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I.
Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk menemukan temuan-temuan
pada siklus II.
Mengadakan refleksi untuk evaluasi tindakan yang telah dilakukan,
memberikan masukan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk
menentukan tindakan pada pertemuan berikutnya serta pada setiap akhir
pertemuan dilakukan pemberian soal dan hasilnya dinilai oleh guru. Peningkatan
keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal, guru selalu mengamati, karena
pada saat siswa mengerjakan soal diterapkan sistem pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga kartu kata untuk menyelesaikan soal. Nilai tersebut
dicatat guru yang dipakai sebagai dasar analisis peningkatan keterampilan
Menulis Permulaan permulaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa dari
setiap pertemuan ke pertemuan berikutnya. Hasil capaian siswa pada siklus II
sudah baik dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal sehingga penelitian
dihentikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
B. Pembahasan
1. Pembahasan Kondisi Awal
Kondisi awal pembelajaran keterampilan Menulis Permulaan permulaan
dilakukan dengan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran ini masih didominasi
guru. Guru masih banyak menjelaskan cara Menulis Permulaan pada anak dengan
cara Menulis Permulaan di papan tulis, kemudian anak diminta menirukan guru
menyalinnya di buku tulis. Kegiatan belajar yang demikian terlihat anak pasif selama
mengikuti pembelajaran sehingga terkesan hanya sebagai objek, bukan subjek
pembelajaran.
Konsep pembelajaran mengenai Menulis Permulaan permulaan hanya
diterima dari guru. Siswa belum mengonstruksikan, menemukan, dan merefleksikan
materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga pembelajaran belum bermakna
bagi siswa.
Pada waktu melakukan kegiatan ini, siswa Menulis Permulaan apa yang
didektekan guru di depan kelas Lampiran 8 halaman 165. Berdasarkan tes pada
kondisi awal, diketahui 5 siswa mendapat nilai kurang dari 75 dan 8 anak yang
mendapat nilai di atas 75, bahkan kedua anak tersebut mendapat nilai 33. Nilai ratarata tes keterampilan Menulis Permulaan pada pembelajaran ini adalah 76,
ketuntasan secara klasikal sebesar 61,53%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
aku, juara, kelas tampak ada beberapa siswa hanya terpaku saja dan
tampak asing dengan pembelajaran seperti ini.
Pada saat guru membagikan satu ikat kartu kata pada siswa, siswa merasa
senang dan bersemangat ingin cepat-cepat membuka ikatan itu. Kegaduhan itu
muncul
saat
siswa
membukanya
dan
saling
memperlihatkan
serta
Menulis Permulaan
o
1
75
2
10
Rerata
61,53
76,95
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di
bawah 75 sebanyak 3 siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas 75
adalah 10 siswa. Rerata nilai siswa 61,53 dengan ketuntasan klasikal 76,95%.
Data penilaian keterampilan Menulis Permulaan siswa siklus I pada Tabel 4 di
atas dapat dikelompokkan dalam Tabel 5 sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
Rentang Nilai
Frekuensi
50-60
15,38
61-71
7,69
75-82
7,69
83-93
30,76
94-100
38,46
13
100
Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)
61,53
r
o
s
70
60
50
e
n
t
a
s
e
40
30
20
(%)
10
0
50-60
61-71
72-82
83-93
94-100
Rentang nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
dalam pembelajaran
prasiklus secara detail
dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 198. Selanjutnya, data penilaian siklus I
dapat dilihat dalam Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Data Penilaian Aktivitas Siswa (Sikap Siswa)
Pembelajaran Keterampilan Menulis Permulaan Permulaan
Kelas I SDN I Sendangijo Siklus I
1.
Keaktifan
SIKLUS I
Prosentase (%)
76,95
2.
Perhatian
79,48
Rerata
78,50
No
Aspek Pengamatan
pembelajaran
Menulis
Permulaan yang dilakukan oleh guru pada siklus I terdapat 76,95% yang aktif
mengikuti pembelajaran Menulis Permulaan. Perhatian siswa tercatat 79,48%.
Data dalam Tabel 6 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada Gambar 12
sebagai berikut :
80
P
r
o
s
e
n
t
a
s
e
70
(%)
10
60
50
40
30
20
0
Keaktifan
Perhatian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
b. Siklus II
Pada siklus II, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan cukup baik.
Siswa telah mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Siswa lebih
bersemangat
mengikuti
kegiatan
pembelajaran.
Pengaruh
positif
dari
Menulis Permulaan
13
Rerata
95
100
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di
bawah 75 tidak ada. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 13
siswa. Rerata nilai siswa 95 dengan ketuntasan klasikal 100%. Data penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
80-84
15,38
85-89
90-94
15,38
95-99
53,07
100
46,15
13
100
Jumlah
Rata-rata
95
60
P
r
o
s
e
n
t
a
s
e
(%)
50
40
30
20
10
0
80-84
85-8990-94
95-99
100
Rentang nilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Aspek Pengamatan
SIKLUS II
Prosentase (%)
94,87
1.
Keaktifan
2.
Perhatian
97,43
Rerata
96,15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
100
P
r
o
s
e
n
t
a
90
80
70
60
50 e
40
(%)
30
20
10
0
Keaktifan
Perhatian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
b. Pada Siklus I :
Temuan dari menggunakan alat peraga kartu kata dan latihan Menulis
Permulaan kata dengan menggunakan huruf tegak bersambung menjadi kalimat
dapat dilihat Lampiran 6 halaman 161 pada siklus pertama nilai rata-rata siswa
adalah 61,53. Ini dapat diartikan bahwa pada siklus I secara klasikal tampak hasil
dari perolehan latihan Menulis Permulaan kata dengan menggunakan huruf tegak
bersambung menjadi kalimat dengan alat peraga kartu kata adalah baik. Jika
dilihat secara perorangan sebelum menggunakan alat peraga kartu kata ada 7 anak
yang benar-banar bisa Menulis Permulaan. Sedangkan anak lainnya dapat
dikategorikan hampir bisa Menulis Permulaan, setengah dapat Menulis
Permulaan, dan baru sedikit dapat Menulis Permulaan. Perkembangan pada siklus
pertama ini dapat dilihat secara perorangan untuk Menulis Permulaan dari 13
siswa ada 5 (38,46%) yang mendapat nilai di bawah 75 sedangkan ada 8 (61,53
%) siswa yang mendapat nilai di atas 75.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, dan tes keterampilan Menulis
Permulaan permulaan, di samping itu aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran denga kategori baik dapat diketahui sebagai berikut : 1. Keaktifan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Prosentase (%)
Aspek Pengamatan
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
1.
Keaktifan
69,53
76,95
94,87
2.
Perhatian
66,66
79,48
97,43
Rerata
67,94
78,50
96,15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
100
N
l
i
R
a
r
a
r
a
t
a
90 i
80 a
70
60
50
40
30
20
10
0
Prasiklus
Siklus II
Siklus I
No
1
76
85
95
10
13
61,53
76,92
100
Menulis Permulaan
2
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah
75 sebanyak 5 siswa pada prasiklus, siklus I sebanyak 3 siswa, dan pada siklus II
tidak terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah 75. Sedangkan pada prasiklus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 8 siswa, pada siklus I adalah 10 siswa
dan pada siklus II adalah 13 siswa . Rerata nilai siswa pada prasiklus sebesar 76
dengan ketuntasan klasikal 61,53%, pada siklus I sebesar 61,53 dengan ketuntasan
klasikal 61,53%, dan pada siklus II sebesar 95 dengan ketumtasan klasikal 100%.
Data
penilaian
keterampilan
Menulis
Permulaan
siswa
prasiklus
dapat
Siklus I
Siklus II
33-46
47-60
61-74
75-88
89-100
11
Jumlah Siswa
13
`13
13
10
13
76
85
95
61,53
76,92
100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
100
N
l
i
R
a
t
a
r
a
t
a
90 i
80 a
70
60
50
40
30
20
10
0
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pembahasan pada bab V ini berkaitan dengan : (A) Simpulan; (B) Implikasi;
dan (C) Saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua
siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga kartu kata dapat
meningkatkan keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri
Sendangijo 1 Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2010/2011.
Pada kondisi awal, nilai hasil rerata keterampilan menulis siswa adalah 76.
Setelah diberikan tindakan perbaikan pada siklus I, meningkat menjadi 85. Dalam
aspek menulis telah mencapai batas sesuai indikator kerja. Dari segi ketuntasan
belajar, secara individual hasil tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan. Dari
13 siswa untuk menulis, tercatat 5 siswa belum mencapai batas tuntas, sedang 11
siswa telah mencapai batas tuntas. Ketuntasan secara klasikal tercatat 85 %. Dengan
demikian, secara klasikal sudah memenuhi batas tuntas yang telah ditetapkan. Pada
siklus II hasil rerata tes keterampilan menulis siswa pada siklus II sebesar 95. Dilihat
dari nilai batas minimal sesuai dengan indikator kerja. Namun, secara individual dari
hasil tes pada siklus II tersebut tidak terdapat siswa dalam menulis mendapat nilai
kurang dari 75 dan yang mendapat nalai 75 atau lebih sebesar 13 siswa. Ketuntasan
secara klasikal untuk menulis sebesar 100 %, jadi sudah mencapai batas tuntas yang
telah ditetapkan. Dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 165.
Berdasarkan hasil observasi Lampiran 9 halaman 166. RPP yang dibuat pada
siklus I sudah bagus dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I sudah baik dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 180.
Berdasarkan hasil observasi Lampiran 10 halaman 173. RPP yang dibuat pada siklus
II sudah bagus ada peningkatan dari siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
sudah baik dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 188.
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
mempergunakan alat peraga kartu kata, karena terbatasnya sarana yang ada atau
kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga kartu kata. Oleh sebab itu, kreativitas dan keaktifan peneliti sangat
menentukan dalam menumbuhkan rasa senang siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga kartu kata.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian dapat disampaikan saransaran sebagai berikut :
1. Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian
a. Saran untuk Peneliti
1) Model pembelajaran yang menggunakan alat peraga kartu kata pada dasarnya
layak digunakan dan dikembangkan oleh peneliti untuk lebih meningkatkan
keterampilan menulis dalam Bahasa Indonesia. Namun, sekaligus juga dapat
dipakai untuk mengembangkan kreativitas peneliti dalam upaya mencari
solusi masalah peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa kelas satu
sekolah dasar.
2) Peneliti sebaiknya mempersiapkan bahan penggunaan alat peraga kartu kata,
namun karena efektifnya model pembelajatan ini, maka pengembangan
selanjutnya perlu dilakukan peneliti dengan seksama dan intensitasnya
pengawasan dan arahan oleh kepala sekolah.
3) Peneliti hendaknya mengkonsultasikan peningkatan keterampilan menulis
permulaan dari anak yang berkesulitan menulis permulaan pada khususnya
dalam bidang studi Bahasa Indonesia dengan wali murid agar bersama-sama
menindaklanjuti gejala menurunnya keterampilan menulis permulaan tersebut.
Baik di sekolah dilakukan oleh peneliti selaku orang tua kedua bagi siswa
maupun di rumah orang tua selaku orang memiliki kewajiban dan tanggung
jawab sepenuhnya atas siswa memberikan dorongan dan dukungan keluarga
terhadap siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
commit to user