Anda di halaman 1dari 2

DIALOG ANTAR AGAMA

PENGERTIAN
Dialog antar agama adalah:
setiap individu dan kelompok yang berbeda agama bertemu dalam sebuah
ruang atau forum untuk melakukan pembicaraan.
Jadi setiap dialog harus didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai
bersama. Satu pihak tidak dapat dijadikan acuan untuk pihak yang lain.
Pertama kali diadakan di indonesia pada masa orde baru oleh Departemen
Agama ( Depag ). Prof.Dr.Mukti Ali (menteri Agama periode 1971-1978).
materi dalam dialog agama ini tidak hanya mengungkapkan persamaan
(similarities) tetapi juga perbedaan (differences) setiap kelompok keagamaan,
baik menyangkut nilai, doktrin, tradisi, kultur, teks, simbol, wacana, sejarah,
wawasan, dan pemahaman keagamaan dengan dilandasi semangat saling
menghargai keunikan dan perbedaan tiap-tiap kelompok keagamaan.

TRILOGI KERUKUNAN
1.Kerukunan intern umat beragama
2.Kerukunan antar umat beragama
3.Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah

MANFAAT DIALOG ANTAR AGAMA


untuk meningkatkan pemahaman atas diri dan yang lain bukan sukses
argumen melawan yang lain seperti umumnya dalam debat.
melahirkan pemahaman yang benar terhadap keyakinan saudara mereka dari
lain agama.
setiap pihak mengetahui masalah-masalah yang muncul atau dihadapi oleh
masing-masing agama sehingga dapat menimbulkan perasaan simpati dan
atau empati, yakni perasaan terlibat untuk ikut membantu memecahkan
persoalan tersebut.

TUJUAN DIALOG ANTAR AGAMA


- Menyebarluaskan seruan kebaikan dan perdamaian yang dapat
menyelesaikan konflik antar agama.
- Membuka mata masyarakat supaya dapat memahami kepercayaan
penganut agama lain.
- Membina hubungan akrab antar penganut agama.
- Mengangkat perbedaan untuk menemukan divergensi menuju konvergensi.
menyingkap ketertutupan yang selama ini menyelimuti hubungan antar
agama.

BENTUK-BENTUK DIALOG
face-to-face conversations dalam seminar, diskusi, simposium, workshop,
atau dalam forum-forum debat publik formal yang melibatkan berbagai
kelompok keagamaan
humanity model. Tindakan antarkelompok agama untuk melakukan aksi-aksi
kemanusiaan seperti kolaborasi lintas-agama untuk menangani kemiskinan,

konflik kekerasan, kelaparan, bencana alam, pengungsian dan lain


sebagainya.

MACAM-MACAM DIALOG ANTAR AGAMA


1. Dialog kehidupan
bentuk yang paling sederhana dari pertemuan antar agama yang dilakukan
oleh umat beragama. Di sini, para pemeluk agama yang berbeda saling
bertemu dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berbaur dalam aktivitas
kemasyarakatan secara normal. Mereka melakukan kerjasama dalam
berbagai bidang kegiatan sosial tanpa memandang identitas agama masing
masing.
2. Dialog kerja social
kelanjutan dari dialog kehidupan, dan telah mengarah pada bentuk-bentuk
kerjasama yang dimotivasi oleh kesadaran keagamaan. Dasar historis dari
dialog kerja sosial dan kerjasama antar agama banyak ditemukan dalam
tradisi berbagai agama . dialog sosial berangkat dari problem bagaimana kita
menempatkan agama kita di tengah tengah agama orang lain
3. Dialog teologi
Dialog teologis bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa di luar
keyakinan dan keimanan kita selama ini, ternyata ada banyak sekali
keyakinan dan keimanan dari tradisi agama agama selain kita.
4. Dialog spiritual
Dialog ini bergerak dalam wilayah esoteris, yaitu sisi dalam agama agama.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap agama memiliki aspek lahiriyah (
eksoterik) dan aspek batin ( Esoteris). Sistem teologi dan ritus agama-agama
merupakan sisi eksoteris. Sementara itu pengalaman iman yang bersifat
individual merupakan sisi esoteris dari agama. Dalam studi agama-agama
aspek esoterisme ini biasanya disebut dengan istilah mistik ( Mystcism). Pada
dasarnya pengalaman mistik ini adalah pengalaman berjumpa dengan
Tuhan.

HAL-HAL YANG DIANJURKAN DALAM DIALOG AGAMA YANG


BAIK
setiap partisipan harus berniat tulus dan memiliki komitmen kuat untuk
mempelajari dan memahami argumen dan perspektif pemikiran keagamaan
kelompok lain
Adanya sesi tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman bukan
menjatuhkan lawan seperti umumnya dalam debat
common values and strengths yang bisa dijadikan sebagai pedoman bersama
atau solusi bersama untuk membangun hubungan keagamaan yang sehat
dan saling memahami dalam keberbedaan, dan bukannya kelemahan tiaptiap kelompok yang kemudian dipakai untuk menyerang balik lawan
adanya sikap terbuka antara masing-masing pihak yang berdialog

FAKTOR PENTING DALAM MEMBANGUN DIALOG


Hati nurani / tulus
Kejujuran
Keterbukaan
Tanya jawab

Anda mungkin juga menyukai